logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Labirin Kematian

Layar bening kembali muncul setelah kuhabiskan beberapa waktu sejak aku bersama skeleton yang lain berjalan mengambil jalur sebelah kiri. Kata yang tertera pada layar bening itu menunjukkan bahwa saat ini, aku secara resmi telah memasuki Labirin Kematian. Berarti, secara tak langsung, itu menggambarkan bahwa tempat aku bersama lautan skeleton ini berkumpul untuk menerima perintah dari Ghast itu sebelumnya bukan bagian dari Labirin Kematian.
Memang benar, suasana secara tiba-tiba terasa berbeda. Entah apa yang membuatnya berbeda. Yang pasti, struktur dari gua ini nampak sama saja dalam pandanganku yang hanyalah proyeksi dari pemandangan yang sebenarnya.
Benar. Gambaran yang kulihat sejak aku terbangkitkan dalam tubuh kerangka ini adalah proyeksi dari pemandangan yang aslinya. Namun sebagai gantinya, aku dapat mengabaikan gelap maupun terangnya suatu tempat dalam jarak yang mungkin dapat dibilang pendek. Aku telah mengukurnya beberapa waktu yang lalu. Jarak pandangku hanyalah sepuluh langkah jauhnya. Di luar dari itu, hanyalah kegelapan yang tak dapat kulihat sedikitpun.
Aku belum memastikan apakah fenomena yang kualami ini berlaku di tempat yang semuanya terang atau dengan kata lain, tempat terbuka. Aku tak dapat membayangkan tentang bagaimana jadinya jika aku hanya dapat melihat dunia bagai katak dalam sumur yang dalam, atau bahkan lebih buruk dari itu karena pada area lebih dari sepuluh langkah itu hanyalah kegelapan saja yang kulihat.
Memang segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya telah jelas kurasakan, tetapi kekurangannya masih belum dapat dipastikan seberapa banyak. Kelebihan yang kurasakan, tentu saja aku tak memiliki rasa takut atau semacamnya. Andaikan aku manusia biasa, menghadapai situasi seperti ini akan membuatku kehilangan akal. Bayangkan saja, aku dikelilingi oleh ratusan skeleton. Selain itu, aku diberikan kemampuan untuk dapat melihat dalam kegelapan walaupun sebagai gantinya aku hanya memiliki jarak pandang yang sangat terbatas.
Aku bersama rombongan dari sebagian total populasi skeleton itu akhirnya memasuki sebuah ruangan.
Kali ini, aku tak dapat melihat langit-langit gua. Memang benar, sebelumnya langit-langit gua masih berada dalam jangkauan pandanganku. Beda halnya dengan area secara horizontal yang lebih luas. Namun tentunya, aku masih dapat melihat makhluk sesamaku ini. Entah apa alasannya. Berbeda dengan kasus makhluk hidup, aku hanya dapat merasakan mereka saja. Tapi tetap saja mengagumkan dapat merasakan mereka tanpa memandang penghalang seperti stalagmit dan stalaktit. Tak peduli sebelumnya kelelawar-kelelawar itu bergelantungan di balik stalaktit, aku dapat mengetahui jumlah mereka maupun apa yang sedang mereka lakukan.
Di ruangan ini, aku berjalan-jalan seorang diri menjelajahi seisi sudutnya pada saat skeleton-skeleton itu hanya tahu bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan.
Cukup lama juga aku berjalan, telah banyak hal yang kulihat selain dari stalagmit dan stalaktit yang besar satu atau dua kali yang telah kulihat. Ada dua jalan yang baru kutemui juga. Kupikir, dari sinilah tugas yang diterima dari Ghast itu akan dimulai. Yaitu, menghalau para pendatang dari luar.
Aku belum akan mengikuti perintah tersebut. Untuk saat ini, aku hanya akan mengamati situasi terlebih dahulu.
Aku cukup dapat mengingat pemetaan berbagai benda dan hal-hal lainnya sejauh aku menjelajahi ruangan ini. Yang dapat kuambil kesimpulan dari pemetaan ruangan ini adalah tempat ini akan menguntungkan bagi para pendatang.
Hal itu kusimpulkan dari deretan stalagmit yang cukup baik bagi para pendatang untuk digunakan sebagai titik tumpu strategi bertahan mereka. Titik strategis tersebut bukan hanya di satu jalan saja, melainkan pada kedua jalan yang telah kutemui sebelumnya.
Masih beruntung bila pendatang itu datang dari satu arah. Bagaimana jika pendatang datang dari dua arah? Memikirkannya saja membuatku berpikir dua kali untuk terus berlama-lama bersama skeleton-skeleton ini.
Saat aku bergelut dengan pikiranku, layar bening kembali muncul membawakan pemberitahuan yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya. Hal itu karena, bukan pemberitahuan tentang kedatangan para pendatang, melainkan katanya akan terjadi bentrokan antara kelompok skeleton yang bersamaku ini dengan sekelompok monster yang lain.
Dan yang membuatku menyebutkan tak pernah disangka-sangka yang kedua adalah, adanya susulan layar lainnya yang muncul di sebelah layar pemberitahuan yang pertama. Yang kedua ini adalah sebuah misi yang pada bagian paling bawah layar, terdapat tombol pilihan tentang apakah aku akan menerima tugas tersebut atau mengabaikannya.
Misi yang diminta dalam layar tersebut adalah mengalahkan sekelompok monster yang akan segera datang. Dengan kata lain, bila aku mengabaikannya, aku seperti memilih untuk kabur sebelum mengetahui hasil yang akan didapat.
Ada imbalan yang akan kuterima juga bila aku memilih menerima misi itu dan berhasil menyelesaikannya. Imbalan yang misterius, monster yang akan dihadapi pun masih misterius.
Aku menimbang-nimbang, apakah aku menerima atau mengabaikan misi ini. Aku belum tahu juga, apakah aku akan mendapat misi seperti ini atau tidak. Jadi, semuanya masihlah berupa enkripsi yang secara perlahan perlu kuungkap menggunakan pengalaman sendiri.
Untuk itu, jari telunjuk yang berupa tulang ini bergerak menuju tombol yang bertuliskan kata 'Terima' dan secara resmi, aku harus menjalankan misi tersebut. Sebab, aku melihat kalimat tambahan di bawah kolom imbalan bahwa ada hukuman bila aku tak dapat menyelesaikan misi. Hukuman itu akan merenggut nyawaku sebagai kemungkinan terburuknya.
Tak diragukan lagi, misi ini pasti berhubungan dengan pertaruhan nyawa. Jadi kupikir, hukuman itu menyesuaikan dengan apa yang akan menimpa diriku nanti.
Tunggu sebentar!
Pandanganku baru saja hendak melewatkan satu hal. Ada perubahan pada kolom imbalan, seperti halnya kemunculan kolom tambahan tentang hukuman itu.
Hadiah yang sebelumnya hanya berupa tandatanya kini berubah menjadi deretan kata-kata yang kunantikan. Jikalau ada daging pada tulang pipiku, mungkin daging itu akan terangkat ke atas. Aku membacanya dan aku mengetahui imbalan apa yang akan kuterima untuk nantinya. Hal itu membuatku merasa harus berusaha dengan keras untuk menggapai keberhasilan dalam menjalankan misi.
Skill! Ya, aku familiar dengan itu. Dan lagi, skill ini adalah penguatan tubuh yang akan sangat membantu dalam pertarungan. Andai, skill ini kudapatkan sebelum menyelesaikan misi, atau setidaknya aku mendapat uang muka atau semacamnya, aku akan merasa yakin dapat menyelesaikan misi ini. Lalu satu lagi, evolusi spesies, ya. Kupikir, spesies yang tertulis pada layar statusku akan berubah, seperti misalnya dari skeleton menjadi zombie atau semacamnya.
Tanpa diduga, layar-layar yang sebelumnya ditimpa oleh layar yang baru muncul. Aku membaca kalimat yang kuharapkan sebelumnya, yaitu sebuah penawaran untuk pertama kalinya bagiku yang baru menerima misi. Apa yang ditawarkannya adalah apa yang kuharapkan sebelumnya. Aku ditawari tentang kasus yang mirip atau sejalan dengan sistem uang muka ini.
Layar tersebut mengatakan bahwa aku memiliki kesempatan untuk memilih hadiah yang akan digunakan selama menjalankan misi ini. Hal itu hanya berlaku sekali saja dan inilah waktu yang tepat menurutku untuk menggunakannya. Tentu, aku segera menerima penawaran tersebut dan memilih skill penguatan tubuh.
Bukannya aku tak tertarik dengan evolusi spesies, namun aku merasa masih misterius tentangnya. Apalagi, situasi saat ini menuntutku untuk memilih skill ini yang nantinya sungguh akan membantuku nanti.
Aku menyentuh dua tombol yang baru muncul setelah aku menerima penawaran tersebut. Setelah aku memilih skill penguatan tubuh yang dinamai sebagai Aura Penguat Tubuh, layar status kembali muncul tanpa diminta olehku. Aku segera dapat menebak, apa yang membuatnya muncul tanpa diriku minta. Pandanganku segera tertuju pada kolom skill yang sebelumnya masih kosong yang kini telah terisi.
Skill Aura Penguat Tubuh...
Aku membaca rincian skill tersebut. Cukup memuaskan menurutku. Bagaimana tidak, Aura Penguat Tubuh ini ternyata bukan hanya memberikan kekebalan tambahan terhadap tubuh tulangku, tetapi juga memberikan tenaga dan kecepatan gerak tambahan.
Dalam hal ini, poin pada kekuatan (STR alias Strength), kebugaran atau ketahanan tubuh (VIT alias Vitality), dan (AGI alias Agility) memiliki lima puluh persen tamabahan poin selama Aura Penguat Tubuh aktif. Sedangkan, durasi aktifnya penguatan tubuh ini adalah lima menit dengan jeda pengaktifan selama tiga puluh menit. Artinya, setengah jam ke depan setelah Aura Penguat Tubuh diaktifkan, aku tak dapat mengaktifkannya kembali durasi selama waktu tersebut.
Saat aku sedang membaca rincian lainnya tentang Aura Penguatan Tubuh, aku merasakan kehadiran yang masih terasa samar dari makhluk hidup. Namun, aku jelas dapat menggambarkan situasi mereka, setidaknya jumlah mereka dapat kutebak sebanyak lima puluhan lebih, atau bahkan bisa saja mencapai seratusan ekor.
Sepertinya aku mengetahui monster seperti apa mereka...

Book Comment (34)

  • avatar
    BdgPersib

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    AthayaRasya

    cerita yang sangat bagus

    25d

      0
  • avatar
    abangtopi

    ternyata asik jga ya

    03/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters