logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Makhluk Bermantel Lusuh, Ghast!

Langit yang sebelumnya dibaluti oleh selimut hitam dengan ujung yang tak terlihat adalah pemandangan yang mendominasi, kini digantikan dengan langit-langit yang tersusun dari batuan stalaktit dan stalagmit yang indah pada bagian lantainya, memberikan pencahayaan yang berasal dari tiap-tiap tetesan air mineralnya.
Suasana terasa berubah dengan drastis. Pemandangan yang memukau itu mengeliliku beserta rombongan skeleton. Namun nyatanya, mereka tak mempedulikan keindahan alam yang sangat langka itu yang seharusnya, di Bumi menjadi wisata alam yang populer.
Aku berjalan menyusuri tempat ini sampai ke ujung ruangan yang adalah sebuah jalan menuju ke suatu tempat dalam ruang lingkup yang sama selagi aku menyentuh beberapa stalagmit yang ramping yang berdiri dengan gagah di antara skeleton yang sedang bergerak-gerak dengan kaku.
Aku berharap jalan ini mengarah keluar dari ruangan berbatu ini, pikirku setelah sampai ke titik yang hendak dituju sebelumnya.
Gelap. Aku tak dapat melihat apapun selain dari batas jarak pandanganku. Tapi, entah bagaimana aku dapat merasakan beberapa makhluk hidup yang bergelantungan di langit-langit jalan yang gelap itu. Seperti adanya penambahan indra, yang kurasakan mirip penggabungan dari indra penciuman dengan pendengaran. Seolah-olah, aku mencium bau sekaligus suara dari makhluk hidup itu.
Bau yang menandakan bahwa makhluk itu tak berbulu atau berambut di permukaan kulitnya atau hanya ada sedikit rambut-rambut yang halus pada permukaan kulitnya. Sehingga, itu membuatku berpikir bahwa mereka adalah kelelawar yang sepertinya sedang melakukan sesuatu. Aku mendengarnya, ada beberapa yang baru saja terbang setelah ekornya yang dikaitkan pada batuan di langit-langit berhasil terlepas.
Anehnya, aku tak merasakan hal yang serupa dari perasaan saat merasakan makhluk hidup terhadap keberadaan skeleton yang sedang berperilaku aneh di belakangku.
Jadi, aku berpikir bahwa aku memiliki respon khusus terhadap makhluk hidup. Dengan begitu, aku juga memikirkan karakteristik yang sama dengan skeleton lainnya.
Setelah mendapat kesimpulan yang cukup jelas, aku kembali memikirkan dampak dari karakteristik ini.
Saat aku memikirkan karakteristik khusus milik kelelawar yang dapat menghasilkan ultrasonik atau ular yang dapat melihat infra merah, kurasa karakteristik yang barusan kurasakan memiliki tujuan atau kegunaannya juga seperti mereka. Apakah aku menjadi musuh alami makhluk hidup atau karakteristik ini digunakan sebagai alat untuk memburu mangsa? Tapi, kupikir aku tak memerlukan asupan makanan untuk bertahan hidup...
Sebagai penguat pemikiranku ini, kelelawar-kelelawar yang kupikir sedang beristirahat dan bergelantungan di langit-langit itu terganggu oleh kedatangan aku dan skeleton lainnya. Hal itu mungkin disebabkan oleh perasaan yang sama seperti yang kurasakan. Yaitu, perasaan saat aku merasakan adanya makhluk hidup, sedangkan kelelawar-kelelawar itu pun merasakan hal yang sama juga.
Mereka merasakan makhluk yang seharusnya tak hidup seperti kesemua-skeleton ini, termasuk diriku.
Sebagaimana seseorang yang memancarkan aura negatif atau positif, sehingga menjadi faktor tingkat kenyamanan orang lain saat berada di dekatnya. Untuk kasus yang sedang kuhadapi ini, berarti aku dan skeleton-skeleton ini yang seharusnya dikatakan sebagai makhluk yang telah meninggal mengandung aura negatif, aku yakin akan hal itu. Sehingga, kelelawar-kelelawar yang tadi juga merasa terganggu.
Lalu, saat aku sedang melamunkan beberapa hal, aku merasakan keberadaan yang seolah memiliki ikatan denganku muncul dari arah gerbang. Perasaan yang mirip seperti seseorang yang telah menahan rindu selama sekian waktu. Tapi aku segera menyadarkan diri dari perasaan tersebut. Aku segera melihat sosok berjubah hitam yang bermata merah menyala membawa sabit besar dipegang oleh kedua tangannya.
Sebuah layar bening yang mirip dengan layar yang muncul di hadapanku sebelumnya muncul di atas sosok berjubah hitam itu. Hal itu tentunya adalah hal yang baru lagi dan tak berlaku terhadap skeleton yang lain. Aku membaca kata yang tercantum pada layar tersebut.
[Ghast]
Kupikir, itu adalah nama dari sosok berjubah hitam lusuh. Hal itu menjadi sebuah pertanyaan yang baru yang membuatku harus kembali memikirkan penyebab kemunculan dari layar bening itu yang tak muncul pada skeleton yang lain.
Apakah karena jumlah skeleton ini terlalu banyak, sehingga layar bening itu malas untuk menampilkannya? Ataukah karena dia sosok yang berpangkat seperti halnya seorang direktur suatu perusahaan atau jendral dalam kemiliteran? Itu berarti, perasaan yang barusan kurasakan memiliki keterkaitannya dengan kemunculan layar bening itu?
Saat aku sedang berpikir keras, sebuah gelombang kejut yang membuat jiwaku bergetar menyadarkanku. Aku merasakannya. Perasaan yang membuat jiwaku ini bergetar berasal dari tiap-tiap kata yang terucap dari sosok berjubah hitam itu. Tapi, aku tak mengerti apa yang diucapkannya.
Anehnya, skeleton-skeleton yang sebelumnya berperilaku seperti orang gila atau orang yang sedang linglung itu menjadi bersikap selayaknya seorang tentara atau prajurit yang sedang menerima perintah dari atasannya.
Lalu, layar bening kembali muncul dihadapanku saat semua skeleton menyoraki sosok berjubah hitam itu setelah dia selesai dengan ucapannya.
Layar bening kali ini memiliki judul yang berbeda dari layar-layar bening yang telah kulihat sebelumnya. ‘Perintah dari Ghast’ adalah apa yang menjadi judul tersebut dan kupikir, hal ini berkaitan dengan perkataan yang terucap dari sosok berjubah hitam itu sebelumnya. Layar bening ini seperti menerjemahkan ucapannya dan merangkumnya dalam bentuk poin per poin.
Isi dari perintah itu adalah menjaga Labirin Kematian dari para pendatang, kalahkan mereka untuk dijadikan tumbal, dan yang terakhir mengambil harta rampasannya.
Tentunya ada sedikit penjelasan dari tiap-tiap poin tersebut.
Melihat skeleton-skeleton yang mulai berjalan ke arahku, aku menunda untuk memikirkan perintah dari Ghast yang adalah sosok berjubah hitam itu. Aku berpikir untuk tak menarik perhatian Ghast untuk saat ini, sehingga aku berbaur dengan yang lain dan mengikuti arus terlebih dahulu.
Aku merasa seperti sedang berjalan di antara para prajurit yang terlatih. Tak ada yang berbicara maupun hal lainnya, hanya berjalan dengan tegas menggetarkan jalan berbatu yang cukup sempit ini, sehingga beberapa kerikil berjatuhan dari langit-langit jalan dan dinding di samping kiri dan kanan
Aku kembali memanggil layar bening itu hanya dengan memikirkannya untuk muncul. Kata demi kata kubaca dengan seksama.
Aku tak merasa khawatir tentang pandangan skeleton di sekitarku. Karena, layar bening ini hanya dapat dilihat olehku seorang. Aku menyadari hal tersebut sesaat setelah kemunculannya kembali karena perintah dari Ghast yang harusnya cukup menarik perhatian skeleton di sekitarku saat itu.
Lalu, diperkuat kembali oleh kejadian saat pandangan hampir semua skeleton itu tertuju ke arahku setelah selesai menerima perintah dari Ghast. Mereka benar-benar tak melihat layar bening yang muncul di hadapanku.
Aku harus melawan manusia, kah?
Tercantum pada rincian tugas itu, pendatang yang lebih sering menjelajahi gua seperti ini adalah manusia. Lalu, cukup banyak juga dari elf dan humanoid yang ikut serta dalam rombongan manusia. Mengetahui hal itu, kupikir manusia di manapun selalu mendominasi, tak terkecuali di Bumi sendiri.
Tunggu sebentar, elf? Apakah elf yang seperti berada dalam bayanganku? Aku berpikir, ini benar-benar dunia lain, tapi ada elf juga ternyata! Lalu, humanoid di sini sepertinya merujuk kepada makhluk hibrida, ya?
Saat aku merasa antusias selama sebentar, rombongan ini sepertinya akan segera dipisahkan oleh tiga jalur yang berbeda. Aku secara tak langsung mengambil jalan ke sebelah kiri, mengikuti skeleton-skeleton yang berada di barisan paling depan.

Book Comment (34)

  • avatar
    BdgPersib

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    AthayaRasya

    cerita yang sangat bagus

    25d

      0
  • avatar
    abangtopi

    ternyata asik jga ya

    03/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters