logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Aroma Tubuh Tuan Richard

Karyn membereskan semua kertas bekas coretan design miliknya di meja. Kepalanya terasa sangat pusing saat ini. Beberapa hari ini Karyn merasa kesehatan nya agak sedikit menurun. Kepalanya suka pusing, kadang di iringi dengan mual, dan ia juga merasa cepat lelah.
Biasanya ia bisa kerja full tanpa istirahat hingga malam hari, tetapi beberapa hari terakhir ini... jangankan bekerja full sampai tengah malam, bekerja sampai tengah hari saja Karyn sudah merasa tenaganya habis dan tubuhnya tidak bisa di gerakkan.
“Pusing lagi?” Albert sudah berdiri di pintu ruangan Karyn. Pria itu selalu datang menunjukkan perhatiannya.
Karyn mengangguk, jari tangannya memijit kepala yang terasa berdenyut.
“Sudah di bawa berobat?” tanya Albert cemas.
“Tidak usah, di bawa tidur juga pusingnya akan hilang.”
“Trus, setelah bangun masih terasa pusing kan? Bagusnya di bawa berobat dan pastikan dulu apa penyakitnya.” Albert memberikan saran.
Karyn mengangkat kepalanya, ia menatap Albert yang masih belum beranjak dari tempat ia berdiri.
“Kau jangan menakut-nakuti aku,” ujarnya. “Ini hanya sakit biasa.”
“Aku serius, bukannya aku berharap kau mendapat penyakit yang berbahaya tapi aku sangat khawatir melihat kondisi kesehatan mu yang semakin hari semakin menurun. Kau butuh obat dan vitamin, Karyn!”
Karyn terharu dengan sikap tulus dan perhatian Albert, ia merasa kalau Albert memiliki hati untuk nya tapi Karyn tidak mau terlalu dekat dengan pria itu karena Karyn tidak merasakan apa-apa di hatinya saat berdekatan dengan Albert. Karyn khawatir Albert nanti akan menganggap dia juga memiliki perasaan yang sama dengan pria itu.
Berbeda dengan apa yang Karyn rasakan pada Richard, meskipun ia jarang bertemu dengan pemilik perusahaan itu tapi semakin hari Karyn semakin tersiksa dengan rindu yang ia rasa. Bayangan Richard selalu mendominasi malamnya dan Karyn selalu ingin memeluk pria itu serta terbangun di sisinya setiap pagi.
Malam itu, meskipun Karyn tidak sepenuhnya sadar dengan apa yang telah terjadi namun Karyn merasa memiliki kenangan yang tidak akan bisa ia lupakan seumur hidupnya. Ia telah tidur dengan si pemilik perusahaan tempat ia bekerja.
“Karyn.”
Panggilan Albert membuat Karyn tersentak, dan lagi bayangan akan Richard membuat ia tidak sadar kalau ia masih berada di ruang kerja.
“Kau melamun?” Albert berjalan masuk, mendekati Karyn yang masih duduk di balik meja.
“Oh, tidak! Aku hanya memikirkan ucapan mu,” ujar Karyn berbohong.
“Wajahmu pucat. Kau benar-benar sedang sakit.” Albert berkata penuh perhatian. Telapak tangannya ia letakkan di dahi wanita itu, lalu...
“Tapi suhu tubuhmu tidak panas, kau sepertinya hanya kelelahan di lihat dari tampangmu yang berantakan serta wajahmu yang pucat,” gumamnya.
“Benarkah?” Karyn mengambil kaca kecil yang ia simpan di bawah meja, lalu menatap pantulan wajahnya di kaca tersebut.
“Aku hanya terlihat lelah,” ujarnya kemudian.
“Aku antarkan kau untuk berobat, mau?”
Karyn menggeleng, ia harus menjaga jarak dengan pria itu supaya tidak terjadi kesalahpahaman antara mereka.
“Kalau begitu, aku akan membelikan kau vitamin penambah darah dulu sebelum pulang ke rumah.”
“Tidak boleh menolak!” ujar Albert cepat saat melihat Karyn akan memprotes niat baiknya.
Karyn hanya bisa pasrah, jika sudah membelalakkan kedua matanya Albert tidak akan bisa di bantah. Usai menyimpan kertas bekas coretan design miliknya di meja, Karyn kemudian menyambar tas dan bersiap untuk pulang.
“Alexa sudah pulang duluan, dia tidak lembur hari ini. Jadi... biar aku yang antar kau pulang.”
Karyn mengangguk, dalam kondisi seperti ini dia memang tidak sanggup pulang sendiri. Kepalanya sangat pusing, anggap saja Albert menawarkan suatu kebaikan kepadanya dan besok-besok Karyn akan membalasnya dengan segelas kopi. Impas! Dan dia tidak punya hutang apa-apa pada pria itu.
Albert dan Karyn berjalan bersisian menuju lift, malam ini sepertinya tidak banyak yang lembur. Semua laporan dari tiap bagian sudah di kumpulkan. Hanya karyawan di bagian produksi yang lembur serta beberapa orang di bagian administrasi. Tim design Karyn juga sudah pulang dari jam enam tadi, Karyn belum pulang karena menyiapkan design model untuk perhiasan yang akan launching dua bulan lagi.
“Kau semakin pucat,” ucap Albert di saat lift yang mereka tempati sedang berjalan turun ke lantai dasar.
“Iya, aku juga semakin pusing,” jawab Karyn sambil memejamkan ke dua matanya. Tubuhnya ia sandarkan pada sisi belakang lift.
“Kau bisa memegang tangan ku jika kau mau,” tawar Albert.
Karyn mengangguk, ia memang butuh pegangan untuk menopang tubuhnya.
“Ayo, aku bantu berjalan.” Pintu lift baru saja terbuka, Pria itu memapah Karyn keluar dari lift. Karyn melangkah dengan memegang erat lengan Albert, pandangannya berkunang-kunang dan ia juga merasa perutnya mual.
Di saat yang sama, lift yang berada di samping lift yang mereka naiki tadi juga terbuka. Lift tersebut adalah lift khusus yang biasa di pakai oleh pemilik perusahaan dan tamu-tamu penting yang berkunjung. Karyawan di perusahaan tersebut tidak ada yang berani menggunakan lift tersebut, mereka lebih memilih berdesakan dengan karyawan lain atau menunggu lift selanjutnya daripada menggunakan lift khusus itu.
Richard melangkah dengan tenang keluar dari lift, seluruh laporan yang masuk telah ia periksa. Malam ini ia akan bersantai sejenak dan tidur dengan lelap karena tidak ada pekerjaan yang sedang menganggunya.
Indra penciuman Karyn menangkap aroma tubuh seseorang yang melewati mereka. Aroma tubuh yang sangat Karyn suka, bahkan dadanya sampai berdebar saat mereka bersisian. Karyn membuka mata, melihat siapa gerangan yang sedang mengacaukan pikirannya namun terasa sangat menenangkan.
Tuan Richard Genhard. Dia baru saja melewati Karyn dan Albert, berjalan dengan santainya tanpa memedulikan siapa yang berada dekat dengannya. Karena itulah sosok si penguasa itu sering di sebut sebagai pemimpin yang angkuh. Tapi justru dengan sikapnya yang seperti itu banyak karyawan wanita di sana yang mengidolakan nya.
“Kau sudah agak baikan?” tanya Albert heran.
Sebelumnya Karyn sangat erat mengenggam tangannya, sekarang Karyn terlihat lebih santai dan wajahnya pun tidak sepucat tadi.
Aroma Richard masih tertinggal di sana meskipun pria itu sudah berada jauh di depan dan itu membuat Karyn terlihat lebih segar hanya dengan menatap punggung lebar pria itu yang sedang berjalan menuju pintu lobby perusahaan. Sebuah mobil mewah sudah menunggu kedatangannya dan seorang sopir sudah berdiri siap untuk membukakan pintu mobil.
Karyn tersenyum masam, sakit apa yang ia rasa? Hanya dengan melihat dan mencium aroma Tuan Richard tubuhnya seperti mendapatkan energi yang besar. Ia lebih segar dari sebelumnya.
“Antarkan aku pulang,” pinta Karyn dan langsung mendapatkan anggukan kepala oleh Albert.
Albert membawa Karyn menuju mobilnya yang terparkir di basement. Ini kali pertama Albert berhasil mengantarkan Karyn pulang ke rumahnya, biasanya wanita itu selalu menolak dengan alasan pulang bersama Alexa.
Albert sangat bersyukur Alexa tidak ikut lembur, jika wanita itu lembur sudah di pastikan Karyn akan pulang bersama Alexa.

Book Comment (116)

  • avatar
    Karina

    Lanjut lagi dong thor

    28/05/2022

      1
  • avatar
    YunitaPutri

    agus

    1h

      0
  • avatar
    ImutzKeysa

    aneh tapii bagus

    3d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters