logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Kecewa

“Apa yang terjadi tadi malam?” Alexa bertanya di sela-sela makan siang. Kantin mereka sangat ramai dan suara tawa karyawan mengiringi makan mereka. Waktu makan siang adalah waktu yang sangat di tunggu oleh semua karyawan karena waktu itulah mereka bisa tertawa lepas menghilangkan penat dan lelah di waktu bekerja.
“Kau tau?” Karyn bertanya dengan mimik khawatir. “Mungkinkah Alexa yang telah mengatur kejadian tadi malam?” Karyn bertanya di dalam hati.
“Hmmm....” Alexa mengangguk dan anggukan itu berhasil membuat Karyn menghentikan makannya.
“Alexa! Sssttttt....” Karyn meletakkan jari telunjuknya di bibir. “Jangan keras-keras,” bisiknya kemudian.
Alexa mengernyit, “Kenapa harus di sembunyikan?” tanyanya heran.
“Aku malu! Karena ini menyangkut harga diri bos kita,” ujar Karyn setengah berbisik.
“Bos kita?” Alexa meletakkan sendok yang ia pegang, lalu ia menatap heran pada Karyn.
“Apa hubungannya?” tanyanya kemudian.
“Bukankah kau sudah tau?” Karyn menjawab pertanyaan Alexa dengan sebuah pertanyaan.
“Ya, kau mabuk dan kau di antar oleh sopir kantor ke apartemen. Kau tau? Kau sangat memalukan ketika pak tua itu kau paksa untuk mengantarkan pulang.” Alexa tertawa, ia lalu mengambil sendok dan melanjutkan makannya.
“Sopir kantor?” Karyn membeo, ia memutar ingatannya ke kejadian tadi malam. Jika memang seperti itu, berarti sopir kantor itu yang membawanya ke hotel, tepatnya ke kamar Richard.
Karyn tersipu, ia merasa senang kalau Alexa ternyata tidak mengetahui keseluruhan yang telah terjadi.
“Pak tua itu mengantarkan kau pulang dengan selamat, ‘kan? Dia tidak menyakitimu, ‘kan?” tanya Alexa lagi.
Karyn menggeleng dengan cepat, ia harus tahu siapa sopir kantor yang di maksud Alexa tersebut.
“Syukurlah! Aku khawatir jika ia tidak mengantarmu sampai ke pintu apartemen.” Alexa berkata sembari mengangkat kembali sendoknya, ia kemudian melanjutkan makan yang tadi tertunda.
Pikiran Karyn menerawang, apa motif sopir kantor itu membawanya ke kamar Tuan Richard?
**
Karyn bersemangat memenyelesaikan semua pekerjaan nya hari ini. Nanti sore ia akan menggunakan voucher menginap yang di berikan Tuan Richard beberapa hari yang lalu. Moment weekend ini sengaja Karyn pilih untuk menggunakan voucher tersebut supaya intensitas waktu mereka bertemu nanti akan lama. Tidak seperti malam itu, Karyn harus buru-buru pergi di saat hari masih pagi karena mau masuk kerja.
Dari pagi Karyn sudah memberi kabar pada Letare kalau voucher itu akan ia gunakan malam ini, sesuai dengan yang di bilang Richard waktu itu supaya Karyn memberi kabar pada Letare. Karyn sudah menyiapkan semuanya, sepulang kerja ini ia akan ke salon dulu untuk memanjakan diri supaya pertemuannya dengan Richard nanti malam ia akan terlihat segar tidak seperti waktu itu, ia yang setengah mabuk sehingga tidak bisa menikmati apa yang terjadi antara mereka.
“Nginap di apartemen aku, yuk! Kita karaoke sampai pagi,” ajak Alexa.
Karyn menggeleng.
“Maaf Lexa, aku sudah ada janji,” ujar Karyn dengan mimik wajah bersalah. Seandainya tidak ada voucher ini, mungkin ia akan menerima ajakan Alexa.
“Kau ada janji? Kau sudah punya kekasih ya?” tebak Alexa.
Karyn kembali menggeleng, namun wajahnya bersemu merah membayangkan jika sebenarnya ia sudah ada janji dengan Richard dan Alexa tidak boleh mengetahuinya.
“Siapa? Hmmm... apa dia karyawan kantor ini juga?” tebak Alexa lagi, ia tau kalau Karyn berbohong.
“Bukan siapa-siapa. Kau tidak mengenalnya.”
“Ayo cerita padaku, siapa orang yang sudah berhasil mengambil hatimu?” Alexa mengambil tempat di depan Karyn, di seberang meja kerjanya.
“Jangan sekarang! Senin aku ceritakan semuanya. Aku ingin pertemuan malam ini menjadi pertemuan yang paling bersejarah dalam hidupku.”
Kedua bola mata Alexa membesar, “Kau langsung bermalam dengannya?” tanya Alexa tidak percaya. Ia sudah lama mengenal Karyn, wanita itu sudah lama tidak memiliki kekasih dan bermalam di saat kencan pertama bukankah itu terlalu cepat?
Karyn memicingkan mata, jika ini tidak dihentikan maka Alexa akan bertanya lebih jauh.
“Jangan bertanya apa-apa dulu. Aku janji... senin akan aku ceritakan semuanya!” tegas Karyn.
“Aku sudah tidak sabaran! Aku rela tidak di temani karaoke malam ini asalkan kau tidak lupa untuk menceritakan dan mengenalkan dia padaku.”
Alexa meninggalkan Karyn, ia juga harus menyelesaikan pekerjaannya. Karyn bernafas lega, ia bisa melanjutkan pekerjaan tanpa pertanyaan ingin tahu dari Alexa. Bukannya Karyn tidak mau bercerita, tapi hubungannya dengan Richard belum ada kejelasan dan Karyn ingin memastikan itu dulu.
Sesuai dengan yang sudah Karyn rencanakan, sore sepulang bekerja ia langsung menuju salon langganan. Ia melakukan perawatan tubuh dan rambut. Karyn ingin merubah penampilannya malam ini menjadi semenarik mungkin. Ia tidak ingin mengecewakan Richard.
Karyn langsung menuju bagian reservasi hotel, Kemudian petugas hotel mengantarkan Karyn ke kamarnya. Wanita itu mengucapkan terima kasih dan memberikan sedikit tips pada petugas pria yang telah mengantarkannya. Ia mengelilingi kamar hotel yang luas tersebut, kamar ini hampir sama dengan kamar yang ia tempati malam itu bersama Richard.
“Selera Tuan Richard memang luar biasa.” Karyn berdecak kagum. Ia berdiri di balkon kamarnya sambil menatap ke depan. Kamar itu malah punya kolam renang pribadi saking mewahnya. Karyn sedang membayangkan ia dan Richard berenang berdua di dalam sana.
Selagi menunggu, Karyn memesan makanan untuk dirinya dan Richard. Makan malam romantis berdua di pinggir kolam renang pasti akan sangat menyenangkan.
Karyn melirik jam di pergelangan tangannya, sudah hampir jam delapan malam namun tanda-tanda kedatangan Richard belum nampak juga. Ia sudah mulai bosan menunggu. Tubuhnya juga sudah mulai dingin karena terlalu lama menunggu di pinggir kolam renang.
“Apa aku harus menunggu sampai Tuan Richard datang atau aku menelepon Letare menanyakan Tuan Richard dimana?” gumam Karyn.
“Baiklah, aku akan menunggu sepuluh menit lagi,” putusnya.
Setelah sepuluh menit menunggu dan Richard belum juga datang, Karyn memutuskan untuk menghubungi Letare dan menanyakan Richard.
“Ya, Nona Benvi. Ada yang bisa saya bantu?” Letare menjawab panggilan Karyn dengan terburu-buru.
“Apa kau sedang sibuk?” Dari seberang sana Karyn bisa mendengar suara desahan halus Letare. Karyn merasa tidak nyaman karena telah menganggu Letare yang sedang berkencan.
“Iya, aku sedang sama pacarku. Ada apa?”
“Aku mau menanyakan Tuan Richard. Kau tau dia ada dimana?”
“Tuan Richard keluar kota, kalau ada perlu... hari senin saja!”
Letare mematikan sambungan telepon. Karyn terdiam.
“Tuan Richard ke luar kota? Jadi untuk apa ia janji dengan diriku di hotel ini?”
Karyn meremas ujung bajunya. Ia menatap makanan yang sudah ia pesan. Demi menunggu kedatangan Richard untuk makan malam berdua, Karyn rela menahan lapar. Tapi apa yang di lakukan pria itu? Ia malah pergi keluar kota, padahal dari pagi Karyn sudah memberi tahu Letare kalau ia akan menempati kamar tersebut malam ini.

Book Comment (116)

  • avatar
    Karina

    Lanjut lagi dong thor

    28/05/2022

      1
  • avatar
    YunitaPutri

    agus

    11h

      0
  • avatar
    ImutzKeysa

    aneh tapii bagus

    4d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters