logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

My  Ex My  Husband

My Ex My Husband

Diane


Chapter 1

Luna gadis 18 tahun yang baru lulus dari sekolah menengah atas itu duduk termenung di sebuah taman. Laluna Sahara nama lengkapnya. Ia baru saja mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya yang waktu itu terpaksa harus meninggalkan dirinya untuk pergi keluar Negeri.
Kekasihnya itu harus menemui Ayahnya yang sejak lahir tidak pernah ia lihat. Semua itu atas permintaan ibunya. Dengan berat Luna melepaskan kekasihnya pergi tanpa tahu kapan ia akan kembali. Dua tahun pacaran tapi dari kecil mereka sudah bersama, sekolah dan di besarkan di sebuah kampung yang sama.
Tidak mudah mengikhlaskan kepergiannya.
Keesokan harinya Luna yang bangun agak siang, dirinya di kejutkan dengan berita jatuhnya sebuah pesawat yang rutenya sama dengan tujuan kekasihnya itu. Tepatnya mantan kekasinya, mereka telah putus tapi Luna masih setia dengan perasaannya.
Seluruh penumpang pun di nyatakan meninggal. Luna dan semua orang yang ada di kampung itu pun menganggap bahwa kekasih Luna juga ikut menjadi korban jatuhnya pesawat itu.
"Putuslah dengan ku, aku tidak mau kamu menungguku.
Menunggu hanya akan membuat mu berharap. Harapan yang tidak tercapai akan membuat mu kecewa. Aku tidak ingin kamu kecewa."
Itulah kata-kata yang ia ucapkan terakhir kali kepada Luna. Kini Luna tahu kenapa kekasihnya itu tidak ingin dirinya menunggu.
Ternyata kepergiannya untuk selama-lamanya. Seketika hidup Luna berubah menjadi sendu. Kini tidak ada yang spesial dalam hidupnya. Kedua orang tuanya sudah meninggal dua tahun lalu. Luna kini tinggal bersama paman dan bibinya.
Empat tahun kemudian, Luna kini menjelma menjadi wanita yang anggun dan cantik.
Empat tahun tidak mengubah apapun dalam hidupnya. Paman dan bibinya memintanya untuk menikah, Luna yang belum bisa melupakan kekasihnya menolak keinginan paman dan bibinya bibinya . Ia memutuskan untuk pergi ke kota mencari pekerjaan. Mutia temannya di Kota J memberitahu dirinya bahwa di tempat kerjanya sedang membutuhkan karyawan.
"Apa kamu serius untuk pergi ke kota, Nak?"
"Iya Bik, Luna akan bekerja disana"
"Kamu hati-hati di rantau orang, kota tidak sama dengan disini."
Pamannya memberikan nasehat kepada Luna yang saat itu sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Ingat adik-adik mu. Jangan sampai kamu salah pergaulan. Adik-adik mu akan menjadikan mu sebagai contoh."
Nasehat pamannya tidak putus-putus saat mengetahui keputusan Luna untuk pergi ke kota.
Sebenarnya mereka berat untuk melepaskan Luna untuk pergi sendiri ke kota.
Karena mereka yakin Luna adalah anak yang baik, merekapun percaya kepada Luna.
"Lanjutkan makan mu, Paman tidak selera makan."
Meskipun mengizinkan Luna pergi, Pamannya tetap kepikiran.
"Kamu harus janji sama Bibi dan Paman mu, kalau di kota kamu bisa jaga diri"
"Iya Bi. Luna akan baik-baik saja disana. Luna akan bantu Paman dan Bibi untuk membayar hutang. Jadi Bibi jangan khawatir Luna akan jaga diri."
Luna sudah cukup meyakinkan paman dan bibinya.
Besok pagi Luna akan berangkat ke kota, ia akan menemui Mutia sahabatnya.
Luna akan bekerja dan uangnya untuk membantu paman dan bibinya membayar hutang dan biaya adik-adiknya sekolah.
Meskipun Luna tidak memiliki adik kandung ia sudah menganggap anak dari paman dan bibinya sebagai saudaranya.
Paman dan bibinya sudah menganggap dirinya sebagai anak sendiri.
Mereka tidak membeda-bedakan Luna dan dua anaknya Lira dan Tony.
Luna yang memiliki kenangan buruk tentang pesawat, ia memilih untuk pergi ke kota menggunakan Bus. Beberapa hari di perjalanan ia pun sampai di kota dan bertemu Mutia.
Mutia membantu Luna untuk melamar kerja di tempat dimana dirinya bekerja.
Karena sedang butuh karyawan, perusaahan itu pun menerima Luna untuk bekerja sebagai Cleaning Servis.
Sama seperti Mutia, bedanya Mutia sudah bekerja lebih dulu dan mereka juga di tugaskan di ruangan yang berbeda.
Luna menyukai pekerjaannya, tidak ada kendala apapun yang ia temui disana. Teman-temannya pun baik kepadanya.
Beberapa Bulan bekerja disana, Luna sudah terbiasa tinggal di kota. Luna mulai mandiri dan tidak lupa ia mengirimkan uang kepada paman dan bibinya. Kehidupan kota juga tidak merubah seorang Luna, ia masih seperti Luna empat tahun yang lalu. Tidak sedikit teman cowoknya menyukai dirinya.
Tapi, Luna seperti membeku. Dirinya belum bisa melupakan masa lalunya. Luna begitu betah dengan kesendiriannya.Trauma yang dalam telah menyebabkan Luna takut untuk mencintai. Kedua orang tuanya pergi secara bersamaan dan meninggalkan luka yang dalam. Dua tahun kemudian, kekasihnya sekaligus sahabat kecil itu pun pergi untuk selamanya.
Luna belum bisa memberikan hatinya lagi kepada laki-laki lain . Luna tidak tahu sampai kapan ia akan terus seperti itu, ia hanya mengikuti kata hatinya. Ia hanya menjalani takdirnya.
"Kamu belum tidur Lun?" Mutia yang baru pulang setelah keluar dengan pacarnya menemukan Luna yang masih belum tidur.
"Aku belum ngantuk Mut"
"Kamu enggak bosan apa sendirian terus Lun, kalau aku jadi kamu udah aku terima si Adi jadi pacar. Dia kan ngebet banget jadi pacar kamu."
"Aku enggak suka sama Adi Mut, aku...aku belum mau pacaran dulu. Mau fokus cari uang buat sekolah adik-adik di kampung."
Mutia yang mendengar perkataan Luna memahami perasaan Luna saat ini. Meskipun Luna tidak pernah menceritakan masalahnya, Mutia cukup tahu dari orang-orang kampung tentang kehidupan Luna selama ini.
"Aku salut sama kamu Lun, kamu benar-benar pekerja keras orangnya."
"Aku yang justru salut sama kamu Mut, kamu selalu baik kepada semua orang termasuk aku. Makasih iya udah ajakin aku kerja disini.
Paman dan Bibi sekarang udah bisa membayar hutangnya walaupun belum lunas tapi lumayan sudah berkurang." Luna mengatakan semuanya dengan tulus.
"Ayo tidur! Besok kita tidak boleh terlambat. Kak Oki sift pagi. Kamu tau kan dia seperti Apa?"
Oki adalah senior mereka. Oki terkenal dengan ketegasannya saat memberikan pekerjaan kepada anak buahnya di bagian kebersihan dan tugas cleaning servis lainnya.
Oki bisa mengajukan pemecatan kepada siapa saja yang susah di atur dan melanggar aturan kantor.
Seperti biasa saat mereka sampai di kantor, mereka semua absen terlebih dahulu. Mereka datang satu jam sebelum pegawai kantor lainya datang.
Mereka harus bekerja membersihkan seluruh ruangan pagi dan sore . Membuat dan mengantar minuman kepada seluruh pegawai di kantor itu.
Masih banyak tugas yang lainya yang mereka bagi dengan tim mereka. Luna bagian membersihkan lantai bawah, lantai satu yang paling sering kotor dan Luna bertanggung jawab atas kebersihan di bagian itu.
Sedangkan Di lantai atas dan ruang CEO , hanya orang-orang yang sudah senior yang di tugaskan disana. Elvaro Jordan, seluruh staf manggilnya Pak Varo. Dia adalah CEO yang sangat teliti.
Dia terkenal sangat angkuh dan sombong. Sedikit saja kesalahan, Varo tidak segan-segan memecat karyawannya.

Book Comment (1822)

  • avatar
    Pika '_'

    AGUS👍👍👍

    11h

      0
  • avatar
    Jaclyn Ensuna

    bagus ka

    15h

      0
  • avatar
    Dulu bosFree firee

    ingin diamond se banyak banyak nya

    21h

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters