logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Siap Tidak Siap, Harus Siap.

Aditya tertegun, untuk sesaat dia merasa begitu marah dan terharu dengan kata-kata Sandra, perempuan ini meskipun membencinya tetapi tetap memikirkan dan mengutamakannya jika menyangkut masalah harta waris, Aditya Begitu kagum dengan ketulusan Sandra, dia perempuan yang tidak gila harta, untuk itulah pantas saja ayahnya lebih memilih hidup terus bersama Sandra, meskipun tanpa anak, karena Sandra adalah perempuan yang patut dipertahankan.
Tetapi Aditya tidak mau sedikitpun mewarisi harta mereka, dia sadar diri dia siapa, alangkah baiknya jika Sandralah yang pantas menerima semua harta dari suaminya itu.
"Tidak nyonya besar, saya tidak bisa menerima posisi ini, saya tidak bisa menjadi pewaris perusahaan kalian, anda lebih pantas menerimanya" tolak Aditya terdengar begitu tulus.
"Tidak Aditya, saya tidak menginginkan harta itu, jabatan itu, perusahaan itu semua milikmu, saya hanya ingin berada di samping suami saya hingga nafasnya berhenti, saya takut Adit, saya takut jika suami saya pergi, saya hidup sendirian, apa gunanya harta itu, apa gunanya jabatan itu" ucap nyonya Sandra dan terus memelas pada Aditya agar mau menolongnya.
"Tolonglah ayahmu dan nyonya sandra tuan muda, perusahaan akan hancur jika jatuh ke tangan orang yang salah" terdengar Yosef pun menimpali.
"Tidak akan lama Adit dan saya akan selalu mendampingimu, mengajarimu bagaimana cara memimpin perusahaan seperti ayahmu, dengan begitu saya akan tenang saat menemani ayahmu yang koma ini karena ada kamu yang melindungi perusahaan kami" ucap nyonya Sandra.
Desakan demi desakan yang dilontarkan oleh nyonya Sandra dan paman Yosef, membuat Aditya pada akhirnya menerima permintaan tolong mereka dengan satu syarat, ibunya harus selalu tinggal dengan nya dan dengan terpaksa nyonya Sandra pun menerima persyaratan yang berat itu.
"Tetapi tuan muda, kehadiran nyonya Aletta sangat membahayakan pengakuan anda sebagai seorang pewaris, sebenarnya syarat tinggal bersama itu adalah suatu keharusan agar nyonya Aletta aman jika tinggal bersama anda dan nyonya Sandra, tetapi tetap saja nyonya Sandralah yang harus menjadi wali sah anda tuan" ucap Yosef.
"Maksudnya apa paman? Aku masih belum mengerti" tanya Aditya.
"Anda tidak bisa mengakui nyonya Aletta sebagai ibu kandung anda, karena jika mereka mengetahuinya mereka akan mempermasalahkan status anda dan ibu kandung anda" jawab Yosef.
"Untuk masalah ini ….Sepertinya nyonya besar dan paman harus berunding dengan ibuku dulu" ucap Aditya, dia masih tak percaya statusnya yang anak haram ini begitu membuat rumit segala hal.
"Ibu mendukungmu nak" tiba-tiba kata-kata tersebut terucap dari seorang perempuan yang berada di balik tirai.
"I-ibu!" Seru Aditya saat melihat ibunya keluar dari balik tirai itu. "Kenapa ibu bisa ada di sini, apa mereka menculikmu juga?" Tanyanya.
Aletta ibunya berjalan mendekati Aditya dengan mata yang terlihat sangat sembab, sepertinya dia menangis dari tadi atau semenjak datang ke tempat itu, Aditya memeluk ibu terkasihnya itu lalu mencium keningnya.
"Tidak putraku, ibu dengan suka rela datang saat mereka menjemput ibu di rumah" jawab Aletta sambil memegang tangan putranya itu.
Sandra merasa begitu iri melihat pemandangan romantis ibu dan anak tersebut, karena dia tidak memiliki anak hingga dia tidak pernah merasakan pelukan dan ciuman kasih sayang yang hangat dari seseorang yang bernama anak.
Aletta menuntun putra kesayangan nya itu mendekati Sandra dan Fajar.
 "Nyonya besar, saya titipkan putra saya pada anda, anda tidak perlu khawatir, saya juga akan membantu mengurus tuan besar, jika anda berkenan dan memperbolehkannya" ucap Aletta pada Sandra.
Sandra hanya mengangguk dan tak berbicara sepatah katapun.
"Ibu ….Tidak bu, bagaimana nanti, pikirkan baik-baik, anda tidak bisa memanggilku dengan sebutan putra" ucap Aditya terlihat tak rela.
"Tidak apa-apa putraku, nyonya besar akan menyayangimu lebih dari apapun, ibu tetaplah ibu kandungmu nak, kelak kita masih tetap akan bersama, yang penting ibu bisa melihatmu setiap hari" ucap Aletta.
"Apakah ibu didesak mereka, agar mau diperalat begini bu? Masih ingatkah dulu mereka begitu menghinakanmu, mengusir kita dari rumah besar itu dan mencampakan kita berdua untuk hidup di komplek perumahan kumuh, apakah anda sudah melupakan perbuatan mereka?" Tanya Aditya begitu marah dan ketus terhadap pria yang berbaring dan paman Yosef.
"Tidak nak, mereka tidak mendesak ibu atau mengancam, ini satu-satunya cara agar perusahaan ayahmu tidak hancur, ibu ikhlas, tidak apa-apa kita berpisah status asal ibu tetap di sampingmu" jawab Aletta begitu haru.
Aditya menangis seperti anak kecil dengan air mata berjatuhan di pipinya yang terus menerus dia seka dengan kedua tanganya.
Aletta hanya bisa memeluk dan mengusap punggung putranya yang terisak seperti anak umur 5 tahun yang tidak jadi dibelikan mainan oleh ibunya.
Sandra juga merasa begitu kasihan saat melihat Aditya menangis pilu seperti itu, jika dia ibunya, dia juga tak akan rela membiarkan putra semata wayangnya harus melupakan ibu kandung dan memanggil sebutan ibu pada ibu tirinya, seperti hal yang akan terjadi padanya ke depan.
"Ayo, lihatlah ayahmu nak, bisikanlah kata-kata agar dia segera bangun, ibu yakin beliau pasti mendengar suaramu" ajak Aletta lalu menuntun putranya mendekati tubuh Fajar yang berbaring tak berdaya itu.
Sandra berdiri dan sedikit mundur, memberikan ruang untuk Aletta bersama Aditya untuk mendekati tubuh suaminya.
Aditya memandang lekat wajah itu, wajah yang selama ini dia benci sekaligus dia rindukan.
"Bu, bukankah jika dia mati hidup kita akan tenang? Bukankah jika dia lenyap, hidup kita akan bahagia? Hidup ini hanya tentang aku dan dirimu ibu, aku tidak ingin melihat ibu menangisi pria ini lagi" ucap Aditya dalam hati.
Karena seperti yang dia ketahui, selama ini ibunya sering menangis diam-diam merindukan sosok Fajar di sampingnya, meskipun ibunya bisa disebut pelakor atau perempuan perebut suami orang, tetapi Aditya tahu jika ibunya setia hanya dengan Fajar, dia tidak ingin menikah lagi meskipun saat Fajar meninggalkannya dia masih muda dan sangat cantik, karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya lah yang membuat Fajar terjerat cinta Aletta dan berselingkuh dari Sandra istri sahnya.
Sekarang, setelah 10 tahun lamanya terpisah, diasingkan meskipun masih satu kota tetapi mereka tidak pernah bertemu dan sekarang saat bertemu kembali dalam keadaan yang mengenaskan, ayahnya terbaring di sana, begitu lemah tak berdaya padahal yang Aditya ketahui ayahnya adalah sosok yang begitu perkasa, hanya orang yang begitu licik saja yang bisa membuatnya begitu tak berdaya seperti sekarang.
Perasaan Aditya sangat berkecamuk saat ini, dia merasa benci, marah dan juga dendam terhadap orang yang begitu tega melakukan ini terhadap ayahnya.
"Bagaimana nak? Kamu siap?" Tanya Aletta, membuyarkan lamunan Aditya.
"Baiklah ibu, aku ikuti perintahmu, bertahanlah bu, aku akan segera menyelesaikan urusan ini dan menemukan dalang dibalik tragedi penusukan ini" jawab Aditya.
"Terima kasih nak, kamu juga harus bertahan dan mempersiapkan mental untuk pertempuran ini" ucap Aletta.
 
 
 
 
 
 

Book Comment (95)

  • avatar
    c******n@gmail.com

    Cerita yang menarik 💙

    07/06/2022

      0
  • avatar
    TaryanaYaya

    saya mau dapat dm 10000

    15d

      0
  • avatar
    Baik2Jaga

    iya

    23d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters