logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Chapter 16

“Bagaimana mereka bisa sampai ke sini?” tanya Altair dengan penasaran.
Pino Pun menjawab,”Entahlah, mereka mengikutimu sangat gigih,”
“Apa kau punya musuh sebelumnya?” tanya Pino balik.
“Aku tidak tahu, tapi kalau Altair...” ucapan Altair terpotong karena tiba-tiba seseorang sudah berada di atas kepala Altair untuk menyerangnya.
Sedari tadi orang itu sudah berada di atas pohon sebagai pemandu dari atas, melihat Altair yang hendak naik ke atas pohon yang sama, bandit itu bersembunyi ke arah pohon yang lebih tinggi lagi.
Bandit yang menerjang dari atas sedang memegang sebuah belati di tangan kirinya dengan tangan yang lain hendak mencengkram badan Altair. Melihat gerakan bandit Altair menghindari serangannya.
Di bawah sudah banyak bandit yang sedang menunggunya untuk jatuh. Altair berdiri di ujung dahan pohon dengan keadaan terdesak dari bawah beberapa orang sedang memanahinya dengan anak panah dan tombak.
Altair harus berkonsentrasi.
“Kau ingin ikut dengan kami secara sukarela atau dengan paksa?” tanya bandit yang berada di depan Altair.
“Untuk apa kalian mencariku?” tanya Altair sambil melihat ke bawah.
Altair merasa yakin jika dirinya sudah benar-benar meninggalkan jejak agar siapapun tidak mengenalinya apalagi Altair sudah menggunakan kalung yang bisa merubah sosok aslinya.
“Kami hanya diperintahkan untuk membawamu saja tidak lebih dari itu,” ujar sang bandit dengan posisi memainkan pedangnya.
“Kamu tidak perlu tahu bagaimana kami menemukanmu.” terdengar teriakan lain dari bawah yang tampak seperti ketua bandit.
Pino terbang mengarah ke tangan Altair dan merubah dirinya menjadi sebuah pedang jarum dengan cepat Altair menggenggam pedang yang berada di tangan dan mengayunkannya ke depan.
Tidak menunggu waktu yang lama Altair melompat dan menyerang ke depan. Si bandit yang melihat Altair tiba-tiba memegang sebuah pedang sedikit terkejut dan segera melawan.
Serangan Altair ditangkis dengan mudah oleh si bandit, dari bawah mereka juga tidak berhenti menghujani Altair dengan anak panah. Altair mencari cela dan berusaha bertarung agar bisa melompati pohon yang berada di belakang musuhnya.
Di sisi lain pohon yang di incar Altair sudah dikuasai oleh bandit yang juga akan menyusul temannya Altair yang kebingungan tidak menemukan jalan keluar untuk lari. Altair mencoba menyerang lawan di depannya dengan menggoreskan pedang di wajah.
Si bandit terlihat marah dia juga menyerang balik agar bisa melukai Altair atau bisa menjatuhkannya ke bawah rekan-rekannya yang sudah dari tadi menunggu untuk menangkap Altair. Pijakan kaki dari dahan pohon terasa licin, ruas dahan juga terlalu sempit membuat Altair kehilangan keseimbangan.
Altair yang akan jatuh menancapkan ujung pedangnya ke badan ranting membuat pegangan agar dirinya tidak jatuh ke bawah, setelah berhasil berdiri dengan cepat Altair kembali menyerang.
Serangan kali ini untuk melarikan diri, Altair melihat celah dari atas pohon yang mungkin saja bisa untuk melewati lawannya dan melompat dari sana ke pohon yang lainnya.
Beruntung Mana milik Altair terisi penuh setelah memasuki ruangan Saintess. Altair berusaha memfokuskan Mana ke seluruh tubuh untuk melindungi dari serangan serta memaksimalkan setiap gerakan dan panca indera.
Lagi-lagi Pino menyerap kembali Mana Altair namun, Altair tidak memperdulikan. Pedang yang berada di tangan berubah menjadi pedang yang lebih kuat dengan ruas rongga besar dan terdapat pengait di antara bagian tepi.
Altair senang, ternyata peliharaan dewa ini tahu caranya berterima kasih.
Altair menyerang si bandit dengan sekali serangan, belatih yang digunakannya patah, menebas dan memotong tangan sang bandit, darah mengalir deras menimbulkan percikan dimana-mana.
Sang bandit berteriak dan jatuh ke bawah sekarang Altair tidak perlu melompat ke atas lagi berlari dengan cepat melompati beberapa pohon. Orang-orang yang berada di bawah mengejar dengan cepat ada yang juga menunggangi kuda.
“Sebenarnya mereka dapat panah dari mana, seperti tidak pernah habis?” ujar Altair yang menoleh ke bawah.
Setelah berhasil melewati beberapa orang yang berada di atas pohon, Altair juga dengan mudah menggunakan pedang yang berada di tangannya dan lengan Altair terkena goresan anak panah namun, karena Mana Altair melindunginya sehingga tidak berefek apapun padanya. Altair senang dan bertekad untuk menjadi pengendali Mana Sihir.
Di tempat lain beberapa orang sedang mempersiapkan jaring untuk menjebak Altair. Para bandit yang berada di bawah menyadari Altair adalah pengendali Mana, sehingga mereka mempersiapkan jebakan yang lain.
Membongkar jebakan yang tadi mereka pasang lalu memasangkan Batu Mana berisi aliran listrik. Para pengejar berfikir batu Mana yang mereka letakkan akan berfungsi menyengat Altair namun, Altair adalah calon pengendali Mana dia tidak membutuhkan batu Mana seperti orang biasa lainnya.
Orang-orang yang sedang menyusun jaring cerdas, mereka juga memasangkan manik-manik untuk menyerap serta menyegel Mana jika batu Mana listrik tidak berfungsi kepada Altair.
Para bandit itu sangat kompak mereka berkomunikasi dengan siulan dan hanya mereka saja yang mengetahuinya. Altair mendengar siulan mereka dan mencurigai mereka pasti sedang menyusun rencana di depan sana.
Altair yang tidak mengetahui rencana mereka tergiring masuk ke dalam jebakan sehingga dia berdiri di sebuah pohon akhir di atas jurang tidak ada lagi jalan keluar untuknya lari.
Setiap pohon dinaiki oleh 2 sampai 3 orang yang sedang menunggunya di bawah terlihat orang-orang tetap menunggunya untuk jatuh Altair harus menghadapi mereka agar bisa mencari celah untuk lari.
Sebagian bandit yang lain sedang bersembunyi di semak belukar menunggu kesempatan. Pertarungan dimulai kembali dengan cepat Altair mencari celah yang tidak banyak orang yang berjaga di antara pepohonan.
Altair melompat di atas batu besar seperti kilat merasa akan di datangi olehnya mereka bersiap dengan sekali tebasan seseorang telah jatuh, dua orang dari arah berlawanan menyerang Altair secara bersamaan.
Altair menangkis tombak yang digunakan oleh salah satu lawan, memotong bagian kayu dan mematahkan tombak besi, berlari di atas tombak kayu yang patah disusul menendang dagu musuh hingga terpental jatuh.
Di saat yang bersamaan, Altair melompat flip up ke belakang punggung musuh yang lain melihat Altair yang akan melumpuhkannya sang lawan membalikkan badan dengan cepat. Menebas kuat pedang Altair membuat gagang pedang di tangan Altair sedikit bergetar dan hampir melepaskan pedang di tangannya.
Altair yang tidak ingin kekalahannya sama seperti saat duel dengan kepala komandan langsung mengarahkan pedang dengan memutarkan gagang pedang dan mencengkeramnya dengan kuat.
Tebasan sasaran kanan Altair membuat lawan terkejut namun, tidak membuat sang bandit menyerah sang bandit menahan tekanan pedang Altair dengan wajah serius, Altair yang memusatkan lebih banyak Mana untuk melapisi pedang mengalirkan Mana untuk membantu mendorong pedang Altair ke arah wajah lawan hingga ketakutan.
Berat dari serangan pedang Altair menjatuhkan pedang lawan di tangan Altair yang melihat pedang musuh jatuh langsung menebas kaki dan melukainya.
Altair mendorong ke bawah musuhnya dengan sisi pedang yang tidak tajam.
Setelah menghadapi beberapa orang yang menghalanginya, Altair melompat ke arah pohon yang lain, di depan terlihat seseorang mengarah kepadanya dan Altair bersiap untuk menebas musuh yang juga membawa sebuah pedang.
Pertarungan di atas udara membuat keseimbangan keduanya goyah Altair melompat ke arah belakang untuk mengambil jarak dan bersiap untuk menyerang balik, dikejutkan dengan sebuah jaring listrik dengan Mana.
Di setiap ujung jaring terdapat batu Mana yang mengalir di seluruh permukaan jaring. Jaring itu ditembakkan dengan menggunakan alat di bawah. Altair yang berusaha menghindar tidak bisa lari.
Beruntung Altair tidak terkena serangan listrik karena terlindungi oleh Mana namun, setelah dilihat dengan seksama terdapat manik-manik kecil yang tergantung di setiap celah jaring, manik-manik yang berada di jaring itu menekan aliran Mana Altair.
Manik-manik ini juga hasil ciptaan yang di kembangkan oleh keluarga Onder de, hanya saja bahan eksperimen ini di curi oleh penyihir-penyihir dari luar kekaisaran dengan manipulasi kebohongan mengatasnamakan diplomasi.
Altair berusaha menebas dengan pedang namun, sia-sia jaring mereka terbuat dari perak khusus dimana pedang tidak bisa menebas atau merusaknya.
Seketika setelah terperangkap di dalam Mana Altair perlahan berhenti pedang yang berada di tangan kembali ke ukuran semula lalu menghilang.
Altair kembali ke wujud dirinya sendiri musuh yang tadi melompat menyerang Altair sekarang berdiri mendekati jaring yang berada di atas dahan pohon besar.
“Siapa kau!” teriak pria itu sambil menghunuskan pedang di depan Altair dia terlihat seperti bos mereka.
Altair sadar bahwa sekarang dirinya kembali ke wujud asli. Si bos yang marah melihat orang lain yang berada di dalam jaring menendang dengan kaki dan mendorong Altair hingga jatuh ke bawah tanah.
Perasaan lemah dan tidak berdaya membuat dirinya menjadi bahan tatapan semua orang di bawah.
“Apa benar ini adalah orang yang kita cari?” tanya bandit yang lain.
“Benar, tidak ada orang lain lagi selain kita dan dia di sini,” ujar yang lain.
“Apapun itu, kesepakatan kita untuk menangkap orang ini sesuai permintaan klien sudah selesai,” ucap ketua bandit.
“Bawa dia!” perintah ketua bandit dengan suara keras, “dan hati-hati karena bisa saja dia menyerang kita lagi.”
Terdengar suara gaduh orang-orang mempersiapkan diri untuk membawa Altair dengan jaring yang masih membungkus dirinya. Altair menatap mereka dengan nanar.
Pino setelah merubah dirinya menjadi sebuah pedang juga menghilang setelah serangan mendadak Altair berusaha diri untuk melawan dan melepaskan diri dari jaring.
Melihat Altair yang dengan gigih ingin melarikan diri, ketua bandit menyuruh anak buahnya memukuli Altair. Altair yang meringkuk melindungi diri terlihat kesakitan, mereka memukulinya dengan pedang, anak panah, kayu atau tombak.
Perasaan kesal, marah serta luka lebam dan memar di sekujur tubuh karena tidak ada lagi perlawanan. Mereka mengikat pergelangan tangan Altair dengan perak bermanik membuatnya sulit untuk bergerak.
Altair dipaksa berjalan masuk ke dalam sebuah kotak peti dan dia yang menolak untuk masuk dijatuhkan dengan memukul tengkuk bagian belakang hingga pingsan.
Altair yang pingsan segera dibawa menuju orang yang memesan jasa mereka.


Comentário do Livro (153)

  • avatar
    15Heranim

    Suka banget sama ceritanya. Bikin emosiku gak karuan..Semangat! Mari mampir juga ke ceritaku ^^

    17/01/2022

      4
  • avatar
    Ssraah

    saya sangat menyukai cerita ini, mempunyai jalan cerita yang menarik dan tata bahasa yang rapi dan mudah dimengerti.

    21/12/2021

      0
  • avatar
    Yesmi Anita

    lima ribu DM 5.000

    3d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes