logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 Jahil

Tifan menyantap nasi goreng buatan Bundanya dengan tenang. Seakan teringat sesuatu, gadis itu segera menaruh sendoknya di piring lalu meminum air putih disebelahnya hingga tandas.
"Abang.."
"Hm, " Gumam Jeno yang sedang mengunyah sepiring nasi goreng.
"Abang, nanti Tifan nebeng ya?"
"Gak"
"Abang" Tifan merengut kesal dengan respon Jeno, apalagi saat Jeno tetap meneruskan acara sarapannya tanpa memperdulikan Tifan yang sudah naik pitam.
"Abang, seriusan Tifan ga boleh nebeng?" Tanya Tifan 'lagi' dan yang ditanya hanya menganggukan kepalanya.
"Alasanya Tifan gak boleh nebeng apa?"
"Nanti fans-fans Abang pada cemburu kalo Abang bonceng kamu, emang kamu rela kalo abang kamu yang ganteng ini kehilangan fansnya karena bonceng kamu" Jelas Jeno dengan nada super santai, seakan jawaban yang keluar dari mulutnya itu tidak memiliki dosa.
Tifan melotot tidak percaya dengan jawaban saudaranya itu. Apa katanya tadi? Fansnya cemburu? Huh, ingin sekali Tifan menarik jambul kebanggaannya itu sangking kesalnya.
"Oh gitu? Oke!" Tifan menatap sinis Jeno, gadis itu tau kelemahan abangnya adalah sang Bunda. Tifan akan mengadukannya pada Mira yang masih sibuk membereskan kamar di atas. Tak lama setelah itu, Mira turun dan menyapa kedua anaknya. Ia mengangkat sebelah alisnya saat melihat tatapan tak bersahabat yang Tifan berikan pada Jeno.
"Tifan? Kamu kenapa sayang?" Tanya Mira
"Bunda, tolong marahin abang nih. Abang jahat banget sama Tifan, Tifan mau nebeng aja gak boleh. Abang lebih sayang sama fans-fansnya dibanding sama Tifan saudaranya" Adu Tifan pada bundanya.
Mira menatap garang Jeno yang sedang cengengesan tidak jelas "Jeno.. "
"Uang jajan dipotong atau bunda kurung kamu satu minggu gak boleh keluar rumah, kecuali sekolah. Silahkan kamu pilih Jeno, mau yang mana?" Lanjut Mira
Tifan menjulurkan lidahnya ke arah Jeno "Haha, silahkan dipilih Bang Jono"
"Bun, tadi tuh Jeno bercanda aja kok. Cuma mau ngerjain Tifan aja, eh dianya baper" Jeno membela diri.
"Udah jam enam, lebih baik kalian berangkat sekarang" Ujar Mira
"Siap Bunda" Ucap kedua anak kembar itu.
***
Tifan turun dari motor Jeno, lalu berdiri disebelah Jeno untuk meminta tolong membuka kaitan pada helm yang ia kenakan "Tolongin" Pinta Tifan.
Jeno membantu membukannya lalu berkata "Dasar manja"
"Biarin"
Jeno turun dari motornya lalu dengan santai ia merangkul bahu Tifan, membuat seseorang yang baru saja datang dengan motor ninja berwarna hitamnya terheran.
"Sedekat itu? Mereka pacaran?" Batin Malvin, ada sedikit rasa tidak suka saat ia membayangkan kalau Tifan dan Jeno benar-benar pacaran.
Malvin memakirkan motornya persis disebelah motor Jeno, lalu melepas helm hitam yang ia pakai dan berjalan ke dalam sekolah. Saat langkahnya melewati koridor kelas bahasa, lagi-lagi matanya melihat kedekatan dua sejoli itu. Tifan terlihat sedang merajuk pada Jeno, dengan tangan bersedekap dada dan pipi mengembung membuat Tifan terlihat begitu menggemaskan. Dengan langkah pasti, Malvin berjalan mendekat ke arah dua sejoli itu.
"Tifan. Aku beneran gak bisa kalo pulang sekolah, ada latihan" Ujar Jeno
"Aku tungguin" Jawab Tifan cepat.
"Keras kepala" Kata Jeno, sambil membuang arah pandangnya dari Tifan ke koridor sekolah. Jeno tersenyum misterius saat matanya menangkap siluet Malvin yang sedang berjalan mendekat kearahnya.
"Malvin!" Panggil Jeno
Malvin mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'kenapa?'
"Elah, sini dulu ngapa" Seru Jeno
Malvin berjalan menghampiri Jeno dan berdiri disebelahnya "Fan, kenalin temen aku. Namanya Malvin"
Tifan menatap Malvin malas "Hmm"
Malvin melotot tak percaya dengan respon Tifan. Seakan mengerti, Jeno merangkul bahu Malvin seraya berkata "Dia lagi ngambek sama gue, jadi maafin aja kalo responnya rada ngeselin"
"Cewek lo?" Tanya Malvin
"Iya, gue pacarnya Jeno. Kenapa? Masalah buat lo?" Jawab Tifan kesal.
Jeno terkekeh geli dengan kelakuan Tifan, tidak biasanya dia begitu. Ahh, apa mungkin ada sesuatu diantara mereka. Rupanya ia ketinggalan sesuatu.
"Bukan cewek gue Vin" Ucap Jeno
"Abang!" Sungut Tifan. Ups! Tifan keceplosan, ia lupa dengan perjanjian yang ia buat sendiri kala itu. 'Ughhh, mulut ini kenapa gak bisa diajak kerjasama banget' gerutu Tifan dalam hati.
"Abang?" Malvin membeo bingung.
"Adek gue, Vin" Jawab Jeno.
"Kembaran" Ralat Tifan
Tifan menatap Malvin serius "Lo jangan bilang ke siapa-siapa tentang ini"
"Vin, gue mau minta tolong sama lo" Ujar Jeno
"Tolong apaan?" Tanya Malvin
"Nanti gue kasih tau waktu istirahat, kalo sekarang udah mau bell masuk" Kata Jeno
"Fan, Aku ke kelas dulu ya" Pamit Jeno
"Bro, gue duluan" Lanjutnya lagi sambil menepuk bahu lebar milik Malvin, lalu pergi menuju kelasnya.
Tifan memutar tubuhnya dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kelas, tapi belum sempat kakinya mencapai pintu. Malvin lebih dulu menarik tas milik Tifan hingga gadis itu reflek berbalik dengan raut wajah kesal "Ih! Lo apa-apaan sih?!"
"Jangan lupa nanti pulang sekolah" Ujar Malvin
"Ngapain?" Tanya Tifan karena seingat gadis itu ia tidak memiliki janji dengan siapa pun hari ini.
Malvin menyentil kening Tifan yang tertutupi poni "Belajar bareng"
"Hari ini banget?" Tanya Tifan lagi.
"Iya lah, nanti semester dua kita gak akan ada jeda. Pasti banyak ujian ini dan itu, jadi mau gak mau mulai dari sekarang. Ngerti?" Jelas Malvin
Tifan mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk "Ngerti"
"Yaudah, gue ke kelas ya" Pamit Malvin.
"Hmmm" Gumam Tifan.
Malvin memajukan badannya ke arah Tifan dengan tangan terangkat memegang rambut panjang milik Tifan "Bentar, ada sesuatu di rambut lo"
"Sesuatu? Apa? Hewan? Berbahaya gak? Huaaa, tolong ambilin dong" Tifan panik bukan main saat Malvin mengatakan ada sesuatu di rambutnya.
"Shhhh, lo diem dulu" Kata Malvin.
Cowok itu tersenyum melihat wajah panik Tifan, Malvin sedikit mengagumi wajah Tifan yang polos tidak menggunakan apa-apa, bahkan pewarna bibir pun cewek ini tidak memakainya. "Ternyata mukanya emang udah cantik alami" batin Malvin.
Seakan tersadar dengan niat awalnya yang ingin mengerjai Tifan, cowok itu menggelengkan kepalanya guna mengembalikan kesadarannya yang mendadak hilang karena menganggumi wajah gadis itu. Dengan sengaja Malvin menarik rambut Tifan sedikit kencang lalu pergi meninggalkan Tifan yang meneriaki namanya.
"MALVIN!!!" Teriak Tifan
"Ihh! Nyebelin banget sih lo, awas ya! Gue bakal bales lo" Ancam Tifan.
***
Malvin memasuki ruang kelasnya dengan hati yang riang, ntah mengapa membuat Tifan kesal bisa membuat hatinya bahagia. Mungkin setelah ini, mengusili Tifan akan menjadi kebiasaannya.
Pandu yang melihat sahabatnya tersenyum tidak jelas, hanya bisa menatapnya dengan heran. Malvin lupa minum obat apa gimana? Pikirnya.
"Tifan - Tifan" Gumam Malvin dengan pelan sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum lebar.
"Heh! Lo kenapa nyebut-nyebut nama Tifan?"
"Diem lo, jangan ngerusak pagi gue yang indah ini."
"Huwekkkk, jijik banget gue denger nya"
Tama datang menghampiri meja Malvin "Gue liat tugas Fisika dong"
"Ambil aja di tas" Jawab Malvin.
Tama segera meraih tas hitam milik Malvin lalu mencari buku yang dia butuhkan, alis laki-laki tertaut ketika mendapati sebungkus rokok yang ada di dalam tas milik teman sekelasnya "Malvin, lo ngerokok?"
Malvin menganggukkan kepalanya lalu dia menatap Tama dengan bingung "Emang lo engga?"
"Enggak"
"Cupu lo!" Kata Malvin.
"Gue sempet ngerokok tapi sekarang udah berhenti" Balas Tama lalu seakan lupa dengan tugas awalnya, dia malah meraih bangku yang ada di dekatnya lalu duduk.
"Gimana cara buat berhenti?" tanya Pandu.
Tama melihat ke arah Pandu sebentar, "Cari alasan terkuat buat lo berhenti, kalo lo udah ada tekad dan niat buat berhenti pasti gampang buat gak nyentuh barang itu lagi."
"Lo mau berhenti Pan?" Tanya Malvin pada sahabat nya.
Pandu menganggukkan kepalanya "Yura gak suka gue ngerokok."
"Bucin banget"
"Selagi itu baik kenapa enggak"
Malvin menatap Pandu sebentar lalu memalingkan wajahnya ke arah Tama, "Kalo motivasi lo buat berhenti apaan?"
"Gue mau masuk Akademi Militer" Jawab Tama yang langsung disambut sorakan heboh dari Pandu.
"Wahhh! Keren Tama, gue dukung lo seratus persen" di

Comentário do Livro (415)

  • avatar
    MozaMoza

    Salting gw

    09/08

      0
  • avatar
    GantengUlhaq

    mantap sekali

    04/08

      0
  • avatar
    MlStok

    Ceritanyaa bagus dan saya suka

    16/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes