logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Anytime For You

Tifan menatap malas buku yang tergeletak diatas mejanya. Apa Bu Dawen sudah tidak memiliki perasaan? Beliau memberi tugas mengerjakan LKS yang bahkan dengan melihat soalnya saja membuat kepala Tifan seakan mau pecah karena sangking tidak mengertinya. Huft, Tifan memang menyukai bahasa asing tapi tidak se-sadis ini, setidaknya Bu Dawen memberikan kosa kata yang belum pernah dipelajari.
"Fan! Nomer 3 apa?" Tanya Rika.
Tifan menatap Rika yang sedang menatapnya "Boro-boro nomer tiga, nomer satu aja belum"
Rika terkikik geli melihat muka melas yang Tifan tunjukkan lalu dia mengangkat bukunya dan mengarahkannya ke arah Tifan "Lo liat buku gue, belom ke isi semua"
"Terus kenapa lo nanya nomer 3 ?" Tanya Tifan.
"Biar keliatan mikir aja sih gue" Jawab Rika sambil tertawa sumbang.
"Ngeselin banget sih lo"
"Tifan! Rika! Apa yang kalian bicarakan?!" Teriak Bu Dawen dengan nada super membahana miliknya hingga seisi kelas menatap ke arah dua gadis yang saling melempar pandang itu.
Tifan menatap Rika begitu pun sebaliknya, pandangan mereka seakan berkata 'gimana ini?'
"Kenapa kalian malah tatap-tatapan?!" Kata Bu Dawen lagi dengan nada yang sama.
"Kita -" Ucapan Tifan terpotong oleh suara bell
Hhhhh! Kedua gadis itu menghela nafas lega karena bunyi bell tadi telah menyelamatkannya dari amukan Bu Dawen. Tifan tersenyum manis ke arah Rika yang juga sedang tersenyum penuh arti ke arahnya.
"Emmm, Bu sudah bell bu" Ucap Rika.
"Iya bu sudah bell, tadi kita ga bicarain apa-apa kok bu. Kita lagi saling tanya aja, karena ada beberapa kosa kata yang kita belum tau" Jelas Tifan dengan nada sesopan mungkin.
"Kali ini kalian selamat! Lain kali jika ada yang kalian tidak mengerti, kalian bisa tanya langsung ke saya. Tidak usah berdiskusi, memang kalian yakin bila jawaban teman kalian itu benar" Nasehat Bu Dawen dengan intonasi suara yang berangsur turun dan tidak semembahana tadi.
"Maafkan kami ya Bu" Ucap Tifan dan Rika serempak.
"Yasudah. Kalian semua boleh istirahat"
***
Tifan dan kedua sahabatnya duduk dibangku kantin sambil memakan makanan yang mereka pesan tadi dengan damai. Sesekali mereka mengobrol membahas sesuatu yang unfaedah mulai dari Justin Bieber yang menikah dengan Heiley Baldwin, Shawn Mendez yang akan konser di Indonesia, atau syahrini yang akan menikah di Jepang.
"Eh, Tifan! Bukannya tadi lo mau ngobrol sama Malvin ya?" Tanya Yura penasaran. Jujur saja Yura sedari tadi sudah kelewat penasaran karena sahabatnya yang satu ini belum pernah seperti itu. Jangankan menanyakan keberadaan laki-laki, didekati saja kadang Tifan Risih. Sahabatnya itu memang aneh! Tifan cantik, ehh ralat dia manis. Kelewat manis malah, terus ditambah pipi Chubby nya dan mata bulatnya itu. Dia jadi kelihatan manis serta imut diwaktu yang bersamaan, tidak jarang juga banyak laki-laki yang mencoba mendekati Tifan tapi selalu dia tolak. Kalau ditanya kenapa pasti jawabannya 'Gak apa-apa sih, gue cuma risih aja'
"What?! Ngobrol sama Malvin? Jujur lo ada hubungan apa sama My Prince Malvin? Jujur lah padaku Tifan" Ucap Rika dengan nada super hebohnya dan jangan lupa penuh drama.
"Apa sih? Lebay lo" Kata Tifan sambil menepis tangan Rika yang ada didepannya.
"Heh! Gimana gue gak kaya gini. Lo tuh sahabat gue yang paling polos dan menyebalkan tau gak? Dan jangan lupakan tentang lo yang gak pernah mau deket sama cowok, terus secara tiba-tiba lo mau ngobrol sama Malvin? Gila! Malvin loh" Cerocos Rika.

"Gak usah lebay gitu juga kali Rik, biasa aja ga bisa?" Kata Yura dengan datar sambil menatap Rika malas.

Tifan meminum jus jeruk yang biasa dia pesan sambil menatap Rika yang ada di depannya "Tau! Lagi pula gue cuma mau nanya, kapan kita mulai belajar bareng. Just that's no more"
"Belajar bareng?!" Ucap Yura dan Rika bersamaan .
Tifan mengangguk pelan lalu melahap kembali baksonya yang terabaikan karena ocehan super hebohnya si Rika. Lagian kenapa harus seheboh itu? padahal kan cuma mau belajar bareng, itu pun karena Madam Eni yang menyuruhnya. Mungkin, kalau Madam Eni tidak menyuruhnya Tifan gak akan mau belajar bareng sama Malvin. Cowok sok kegantengan dan penuh rayuan itu.
Tifan terus melahap baksonya hingga seseorang duduk disebelahnya membuat Tifan tersedak karena kaget, banyangkan! Dia duduk disebelahnya tanpa permisi dan langsung duduk dengan kasar hingga membuat bangkunya berdecit.
"Uhuk! Uhuk!"
"Nih minum" Seseorang yang duduk disebelah Tifan menyodorkan air putih botolan yang isinya tinggal setengah pada Tifan, sontak Tifan langsung mengambilnya dan meneguknya hingga rasa perih di tenggorokannya hilang. Mata Tifan sedikit mengeluarkan air mata karena perih di tenggorokannya, wajahnya pun sedikit memerah.
"Udah enakan?" Tanya seseorang yang duduk di samping Tifan.
Tifan mengangguk pelan lalu menoleh ke sampingnya "Malvin.."
Malvin mengangkat sebelah alisnya lalu dengan lancang tangannya terayun untuk mengusap air mata yang sedikit keluar dari sudut mata Tifan "Sorry ya, lo pasti kaget tadi."
Rika dan Yura yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua hanya menatap tidak percaya dengan apa yang mereka lihat di depannya, mereka tidak menyangka jika seorang Malvin Dirgantara Putra bisa selembut itu pada perempuan. Karena setau mereka walaupun Malvin playboy, dia tidak pernah bertingkah selembut itu bahkan Malvin terkesan sangat tidak perduli pada perempuan yang dia pacari. Menurut Rika si biang gosip, ini sebuah keajaiban dan betapa beruntungnya sahabat polos nan menyebalkannya itu bisa diperlakukan seperti ratu oleh Prince Malvin kesayangannya.
"Ekhem! Kalian kenapa bengong begitu?" Ucap Tifan kepada temannya yang masih melongo menatapnya dan Malvin.
Seakan tersadar Yura mengedipkan kedua matanya lalu cengengesan tidak jelas "Emmm gak apa-apa kok Fan, cuma sedikit gak percaya aja sama cowok disebelah lo itu. Yaa gak Rik?"
Yura melihat Rika yang masih belum berkedip, mata Rika masih menatap Malvin dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Ntah kagum, kaget, tidak percaya atau apa lah itu. Yura menggoyangkan lengan Rika berkali-kali. "Rik. Kedip woy! Lo kaya liat setan di tengah hari bolong tau gak?! Rikaaaa!"
"Ahhh iya Ra. Kenapa?" Kata Rika dengan tatapan yang masih menatap Malvin, membuat Malvin ngeri sendiri karena ditatap sebegitu parahnya oleh Rika.
"Rika!! Sadar woy, lo natap Malvin kayak cewek kurang belaian yang butuh uang tau gak" Ucap Yura.
Kesal dengan ucapan sahabatnya, Rika mengalihkan pandangannya pada Yura yang terlihat masa bodo. "Ish. Jahat banget sih lo jadi temen"
"Emang bener kok"
"Engga"
"Bener. Perlu kaca?"
"Maap maap aja nih, kaca gue udah banyak. Banyak banget malah!"
"Kaca lo mah murahan, mending pake kaca gue aja nih. Mahal cuy belinya di hongkong"
"Hongkong? Bapak lo ompong? Haluu aja lo maymuneh"
"Eh Jubaedah, asal jeplak aja tuh mulut"
Tifan tertawa pelan membuat kedua sahabatnya yang sedang adu mulut berhenti lalu menatap tajam ke arahnya "Udah ih, kalian berdua gak malu dari tadi diperhatiin sama Malvin"
"Oh iya! Sampe lupa kan gue, ada perlu apa lo ke sini?" Tanya Yura pada Malvin.
"Ada yang mau gue omomgin sama Tifan" Jawab Malvin dengan santai. Oh dan jangan lupakan tangannya yang kini sudah bersandar di belakang bangku yang Tifan duduki, jadi seakan-akan Malvin merangkul Tifan. Padahal tidak.
"Yaudah deh kita pergi aja yuk Ra. Daripada ganggu kan? Plus jadi obat nyamuk" Kata Rika sambil berdiri dari bangkunya, diikuti pula oleh Yura.
"Eh-eh, tunggu gue ikut" Kata Tifan sambil mencoba berdiri namun bahunya ditahan oleh tangan seseorang, membuat Tifan menoleh kesebelahnya.
"Lo disini, gue mau ngomong" Tegas Malvin seakan tidak mau dibantah.
"Tapi-"
"Syuttt. Gue ga nerima penolakan lagi kali ini" Potong Malvin, seakan menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak mau dibantah sekarang.
"Yaudah lepasin tangan lo" Pinta Tifan.
"Gak. Nanti lo kabur lagi"

"Gak kabur, gue janji!"
"Makanan lo udah habis? Mau pesen lagi?" Tak menghiraukan ucapan Tifan, Malvin malah bertanya hal yang tidak penting menurut Tifan.
"Sahabat-sahabat gue pada pergi karena ada lo disini, mau lo apa sih?" Tifan sadar saat ia debat dengan Malvin kedua sahabatnya itu pergi meninggalkannya berdua dengan Malvin, menyebalkan!
Malvin mengangkat sebelah alisnya "Bukannya lo mau bicara sama gue?"
"Iya tapi gak kayak gini"
"Terus gimana sayang?" Tanya Malvin sambil menyentuh kepala Tifan dengan tangannya yang tadi bertengger manis di bahu Tifan.
Tifan manatap Malvin dengan wajah cemberut "Risih tau gak sih, lo jangan gitu dong. Jauhan dikit gak bisa?"
"Gak bisa. Udah nikmatin aja"
"Terserah"
Malvin menatap Tifan intens, satu yang Malvin rasakan sekarang 'nyaman'. Ntah lah dia sendiri juga bingung, kenapa bisa senyaman ini dekat dengan gadis yang menolaknya kemarin dan bahkan sekarang Tifan terlihat enggan berdekatan dengan dirinya "Mau mulai belajar kapan?"
"Lo bisanya kapan?"
"Anytime for you"
"Setiap selasa dan sabtu lo bisa?"
"Dua hari doang?"
"Yaaa. Kenapa?"
"Setiap selasa, rabu dan sabtu"
"Yaudah terserah lo aja" Tifan berdiri dan hendak pergi namun lagi-lagi tertahan oleh tangan lebar Malvin, kini bukan bahunya yang ditahan melainkan tangannya yang di genggam erat oleh Malvin.

"Apa lagi?" Kata Tifan sambil berusaha melepaskan tangannya yang digenggam oleh Malvin.
"Temenin gue makan"
"Sebentar lagi mau masuk, dari tadi lo ngapain aja? Kenapa gak makan dari tadi dan bisa gak lo lepasin tangan gue?" Tifan menatap Malvin yang sedang menatapnya.
Malvin tersenyum penuh arti "Gak bakal gue lepas"
"Gue mohon, lepasin. Apa lo ga sadar kalau dari tadi kita dilihatin sama orang-orang" Pinta Tifan. Tifan tidak bohong memang sedari tadi ia dan Malvin menjadi bahan tontonan di kantin, sungguh! Tifan tidak suka dengan situasi seperti ini. Tifan yakin setelah ini hidupnya di SMA Dharmawangsa tidak akan tenang.
"Okey! Tapi lain waktu gue mau lo temenin gue makan" Ucap Malvin sambil melepaskan tangan Tifan yang berada di genggamannya. Sebenarnya Malvin enggan melepaskannya tapi mau bagaimana lagi? Wajah Tifan menunjukkan jika ia benar-benar tidak nyaman dengan tindakannya itu.

Comentário do Livro (415)

  • avatar
    MozaMoza

    Salting gw

    09/08

      0
  • avatar
    GantengUlhaq

    mantap sekali

    04/08

      0
  • avatar
    MlStok

    Ceritanyaa bagus dan saya suka

    16/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes