logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Part 6

Setiap hari setelah pulang sekolah Lina akan datang dulu ke padepokan milik tabib Dirman, di dekat rumah tabib Dirman. Lina di ajarkanbeladiri di sana, ia belajar bela diri bersama murid-murid lain, tapi Dirman tentu saja mengistimewakan Lina, Lina yang tidak punya orang tua dan ada keinginan terselubung dari dirman pada Lina, untuk itu dirman mengistimewakan Lina. Dan perlakuan berbeda Dirman pada Lina tentu saja membuat murid lain iri. Apalagi melihat kedekatan Lina dengan Riko yang terlihat sangat menyayangi Lina seperti adiknya sendiri. Dirman mengusahakan dan selalu mendekat dekatkan Lina dengan anaknya Riko.
Dirman mengharapkan Lina suatu saat menjadi menantunya untuk itu Dirman sangat mengistimewakan Lina. Lina tidak curiga sama sekali ia sangat bahagia melihat bagaimana Dirman memperlakukannya seperti anak sendiri bahkan anaknya saja Riko tidak diperhatikan seperti dirinya, Lina merasa istimewa ia merasa mempunyai ayah lagi. Meskipun ada rasa tidak enak dihati Lina kepada Riko, tetapi di kau yang tidak pernah iri padanya dan justru menyayangi seperti adik sendiri membuat hati Lina bahagia dia benar-benar seperti memiliki keluarga utuh. Ibu Rico juga menerima Lina dengan senang hati Ia yang tidak pernah mu tidak punya anak perempuan menyayangi Lina setulus hati seperti menganggap Rina seperti anaknya sendiri.
......
Hari ini Dirman sedang tidak ada di rumahnya ia sedang keluar kota karena pekerjaan jadi Riko yang mengajari Lina bela diri.
Bukan hanya ilmu fisik tapi juga ilmu mu yang ditumbuhkan dan diajarkan di padepokan itu. Lina belajar sungguh-sungguh bersama Riko Lina dan Riko seperti adik kakak yang sangat klop, Riko 5 tahun lebih dewasa dari Lina untuk itu Riko menyayangi Lina seperti adiknya sendiri.
Keluarga Lina bahkan tidak tahu nenek dan kakeknya tidak tahu jika Lina belajar di padepokan, mereka hanya tahu jika Lina akan latihan volly ball kesukaannya sehabis pulang kuliah jika sudah sore, Lina bahkan membawa peralatan salat sepertimu mukena dan sajadah ke tempat kuliahnya, saat pulang kuliah ia tidak pulang dulu ke rumah neneknya tapi langsung ke padepokan. Lina biasanya membekal membawa bekal dari rumah awal-awal dulu saat Lian masih sekolah, namun karena ibu Riko selalu melarang Lina membawa bekal jadi Lina sekarang jarang sekali membawa bekal ke sana. Usia Lina sudah menginjak 20 tahun, sekarang ia masih kuliah di semester akhir.
Dirman bahkan memasukkan Kodam harimau putih pada tubuh Lina. Lina mempelajari silat gaib bersama Riko, tabib Dirman hanya mengajarkan mereka berdua silat gaib tidak kepada muridnya yang lain. Muridnya yang lain hanya diajarkan silat biasa saja tidak seperti Riko dan Lina, Riko dan Lina harus memiliki kekuatan lebih agar bisa melawan siluman berbahaya itu suatu saat nanti untuk itu tabib Dirman juga memasukkan khodam nya ke dalam tubuh Rico dan Lina.
Lina berlatih setiap 3kali dalam seminggu hingga usianya menginjak 20 tahun.
Sore hari Lina ingin pulang tapi hujan menahan nya di padepokan, ia tidak bisa pulang. Bahkan neneknya sudah menghubunginya dan akan menjemput tapi Rina enggan mengatakan jika Iaa sedang ada di padepokan kalau jadi Lina lebih memilih menunggu hujan surut untuk pulang dari pada neneknya menjemput ke sini. Padepokan ini lumayan jauh dari rumah nenek Lina dan dekat dari kampusnya, jadi nenek dan kakek Lina tidak tau jika Lina belajar silat di padepokan. Dulu waktu Lina masih sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah atas (SMP) Dirman yang datang ke rumah kosong peninggalan orang tua Lina dan berlatih di halaman rumah itu, namun setelah Lina sekolah menengah atas (SMA) Linalah yang datang ke padepokannya.
"Kamu mau pulang, nenek kamu pasti nyariin,"ujar Riko.
"Iya barusan nenek juga telepon suruh cepat pulang, tapi gimana hujan sekarang udah jam 4 lagi takut kemalaman, "Ucap Lina seraya memeluk tubuhnya karena kedinginan.
Lina tidak mungkin menginap di padepokan apa kata orang-orang padepokan nanti. Jika Lina pulang mungkin akan kehujanan hujan angin yang deras juga seringkali petir menyambar.
" Aku anterin aja ya, "tawar Riko. Lina menatap Riko jarang sekali Rico menawarkan Lina untuk mengantar pulang tapi kali ini Rico mengatakan Lina pulang. Lina juga merasa tidak enak merepotkan Riko.
Ada sedikit keraguan dalam hati Vina jika Riko yang mengantarkannya pulang. Tapi sepertinya keadaan memang mengharuskan Lina pulang diantar oleh Riko setelah lama berpikir Lina akhirnya mengangguk ia menyetujui pulang diantar liqo. Seenggaknya Jika ada yang menemani di saat hujan dan tiba-tiba saja Lina tersambar petir ada orang yang menolong pikirin Lina.
Riko masuk ke dalam rumahnya tapi ditahan oleh Lina, "mau ke mana na, "ucap Lina seraya menahan tangan Riko. Riko tadi menawarkannya untuk mengantar Lina pulang tapi mengapa dia malah masih mau masuk ke dalam pikir Lina.
"Aku mau ambil dulu jast hujan ke dalam," Lina mengangguk seraya tersenyum. Dia malu sendiri sudah berprasangka buruk kepada Riko.
Riko mengambil dua jas hujan yang satu diberikan kepada Lina dan yang satunya digunakan olehnya.
Diko menyalakan motornya Iya membonceng Lina.
Sampai di rumah nenek Lina, nenek Lina menyambut Lina ia menunggu Lina di dekat pintu masuk ya senang Lina datang tapi ia mengerutkan kening melihat Lina datang dengan siapa.
Nak Riko,"ucap nenek Lina Ningsih.
"Iya Nek,"ucap Riko Saya turun dari motor setelah Lina turun ia menyalami nenek Ningsih. "Tadi ketemu Lina di jalan dia kehujanan jadi saya antar ke sini nih, "lanjut Rico.
"Terima kasih nariko sudah mengantarkan Lina pulang sini tadi nenek telepon tapi nanya katanya kehujanan di kampus, "ucap menceritakan tadi saat menelpon Lina.
"Iya tadi aku ketemu Lina di pinggir kampus eh di dekat kampus nek,"bohong Riko. Ia menjadi grogi sendiri saat bicara dengan Nenek Ningsih. takut-takut apa yang iya sembunyikan dan Lina ketahuan oleh nenek Lina.
"Terima kasih banyak nak Riko, ayo masuk dulu dingin," ajak nenek Lina.
"Ah tidak neneksudah sore takut kemalaman, "ucap Riko. Nenek Lina ingin menawarkan Riko menginap, namun desa yang masih sangat kental dengan adat tentu saja melarang laki-laki menginap di rumah yang ada anak gadisnya aku takut menjadi fitnah di suatu saat nanti.
"Ya udah hati-hati Nak Riko, "ucap nenek Ningsih. Riko tersenyum ia menyalami nenek Ningsih dan pamit kepada Lina.
Senja sudah tiba nenek Ningsih segera mengunci pintu dan jendela rapat-rapat. Ia tidak ingin terjadi sesuatu kepada keluarganya seperti yang dulu terjadi kepada menantunya Rina. Dulu Rina meninggal dikarenakan saat Maghrib tiba ia masih ada di luar rumah...

Comentário do Livro (35)

  • avatar
    Nurshahirah Kay

    😊😊

    05/07

      0
  • avatar
    Kgsepong

    saya sudah membaca sampai bawah

    06/06

      0
  • avatar
    rrnzakya

    bagus

    24/05

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes