logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Juragan Kusno

Ada karyawan yang terlambat , bisa jadi kumisnya berdiri tegak ndak turun turun.
“ Kling” notifikasi hijau berbunyi, dilihat sebentar terpampang nama Bamanthara, namun hanya di buka sebentar lalu di tutup lagi, karena Gading terburu buru ingat juragan Kusno yang marah ketika ketahuan dirinya terlambat,
Segera memakai sepatu boot nya, nanti saja ku balas pesan mu ya (gumamnya dalam hati).
“ Berangkat bu , Assalamualaikum?
“Waalaikumsalam Le”
Di tengah jalan Gading teringat wajah juragan Kusno, wajahnya sangar kumis tebal, waduh kalau sudah marah ambyar kayak lagu siapa itu ya.
***
Juragan Kusno telah berdiri didepan pintu gerbang, tangan memegang rokok yang sudah disulutnya, rutinitas setiap pagi ketika mengabsen siapa saja yang hari ini bolos bekerja.
Nampak dari kejauhan Gading jalan terburu buru seperti dikejar anjing buas, sedikit saja langsung diterkam, haduh apa salah dosaku bisa terdampar di pabrik seperti ini.
Juragan Kusno mulai melotot ke arah Gading, bergetar rasa degup jantung, untung tidak copot kalau copot ya matilah aku. ( Gumamnya)
Diliriknya jam di Hp , 06.59 menit, kurang satu menit lagi sudah jam tujuh, benar saja mata melotot seperti mau keluar, tapi belum terlambat kan.
“ Jam berapa ini “ Juragan Kusno mencegat Gading di depan gerbang seperti serigala yang akan menerkam mangsanya.
Badan Gading mulai gemetar tapi dia berusaha menguasai tubuhnya.
“ Jam 06.59 juragan, masih satu menit lagi” jawab Gading tidak berani melawan tatapan juragan Kusno.
“ Masuk cepetan” Teriak juragan Kusno dan mata melotot merah.
Segera Gading mengambil celemek dan dipakainya, Gading mengambil timba yang biasa digunakan untuk mengisi kedele sebagai bahan utama tahu , menakar kedele dan mencucinya.
“Seerrrrrrr”
Suara air mulai menimpa kedele kedele didalam timba, kemudian di cucinya sampai bersih.
“Ayo semua kerja yang bener” lagi lagi juragan Kusno berteriak.
Pabrik tahu tempat Gading bekerja mempunyai 20 pekerja di bagi menjadi 5 kelompok, ada yang menakar kedele mencuci kemudian di giling, ada yang bagian mengaduk diatas perapian, ada yang bagian menyiapkan kayu bakar.
Jadi juragan Kusno memesan kayu dalam bentuk glondongan kemudian di potong kecil kecil menjadi kayu bakar, dan yang ada yang bagian mencetak tahu dan yang terakhir ada yang bagian memasarkan, Gading tugasnya menakar , membersihkan dan menggiling kedele.
Tangan Gading sangat lihai , itu yang sangat di sukai temen temennya, Gading bekerja dalam diam, karena prinsipnya banyak bekerja dan sedikit berbicara, bukan tidak pernah guyon, kalau pas jam istirahat juga dia melepaskan lelah dengan guyon sesama pekerja di pabrik tahu.
***
Bamanthara mengirimkan pesan di aplikasi hijau
{Kabarmu bagaimana Ding?}
{sekarang kamu kerja dimana?
{nanti balas pesen ku ya}
Bamanthara menikamati sarapan pagi buatan istrinya , nasi goreng plus telor ceplok , kalau Bamanthara bilang sih telor ceplok bukan telor mata sapi, karena kalau di goreng di wajan bukan bunyi mata sapi tapi bunyi plok, makanya di sebut telor ceplok.
“ Makan dulu tho mas” sela istrinya
“ Ya, ini lagi makan”
“ Nah, makan apa, lha wong dari tadi hp an”
Aku cerita ke kamu ya dek, pas kemarin aku daerah Gubeng pas dijalan ketemu sahabat lawas dulu di pesantren, tukar no wa, ndak ngerti sekarang kerja dimana, yang jelas dulu aku nikah sama kamu maunya ngundang dia, tapi mas lali ( lupa) rumahnya soalnya sudah lama sekali nggak nyambang .
“ Lah katanya kerja dimana mas?
“ lah itu, mas pingin bantu dia kerja di tempat mas, itung itung balas budi, soalnya dulu pas di pesantren mas selalu di jajanin sama dia lho, apik banget keluarganya sama mas”
“ Oalah mas, ya wes mungkin besok besok bisa ke rumahnya”
“ nah itu”
“ Maksudmu piye tho mas, baik gimana gitu lho?”
“ Lah iya dek, dulu mas kan orang miskin jangankan jajan , apalagi baju baru , sekolah ada donatur saja untung sekali, ibu cuman bisa jadi buruh nyuci sama buruh masak, kalau ada orang tua Gading ngirim pasti mas di kasih juga, tidur bareng sama dia satu kasur lantai, kalau malam mas selalu cerita kalau sudah gede pengen jadi manajer, lah dilalah Allah mengijabah doa mas setiap malam”.
“jam berapa ini mas, nanti telat lho”
“Astagfirullahhaladim, ya wes mas ganti baju terus berangkat ya”
Waktu menunjukkan jam 07.00, seperti biasa Bamanthara berangkat kerja mengendarai Avanza miliknya menuju tempat dia bekerja, tak lain dan tak bukan, Avanza keluaran terbaru yang dimiliki bukan hasil kerja instan 10 tahun dia menabung , gaji sebagai manajer cukup lumayan tinggi angka 12 juta, sebagian dia tabungkan untuk pergi haji, sebagian dia kirim ke orangtuanya karena orang tua Bamanthara memilih hidup di kampung halamannya di banding ikut Bamanthara dan isrtinya, bukan karena apa karena di masa tua ia inginkan kedamaian saja, dan bagian bagian yang lain dia atur sehingga bisa dapatkan Avanza
***
Bamanthara berjibaku dengan kemacetan , seperti biasa pagi hari adalah waktu macet yang hakiki, semakin hari semakin padat saja penduduk di kota ini, semua tumpah ruah di jalan mulai dari tukang ojek manual, tukang ojek online, tukang becak, metromini, angkot bak cendol dawet yang melebar, walah kayak lagu siapa ya cendol dawet, cendol dawet yang ambyar juga, nah lho kemana mana kan , meluber mau tertib juga susah kan, mau lurus susah mau nyamping susah, ah cendol dawet.
Avanza yang di tumpangi Bamanthara melaju dengan ringan karena jarak antara rumah dan kantor hanya 2km, sampailah di kantor, pekerjaan sebagai manajer pemasaran membutuhkan ketelatenan dan kesabaran apalagi menghadapi staf staf yang kadang tidak jujur dan tidak disiplin, manalagi target tiap bulan harus 100 jt harus terpenuhi, membuat otak Bamanthara kembang kempis memikirkannya, tapi itulah pekerjaan yang dulu ia selalu impikan, menjadi menejer yang banyak uang.
“ Asslamualaikum pak”, sapa ob di tempat kerjanya.
“ Waalaikumsalam pak, sudah di bersihkan ruangan didalam”?
“ Sudah pak Alhamdulillah, yang lain masih proses”
“ Ok, semangat kerjanya ya”
Jam menunjukkan 07.30, sales sales sudah siap di divisi daerah masing masing, tiap hari Bamanthara mengecek barang barang yang akan didistribusikan, mengecek karyawan masuk atau tidak, mereka ijin atau tidak , terlambat atau tidak. Rupanya ada dua sales yang tidak masuk hari ini
“ Tio, Afriyanto kemana? Lagi lagi 2 orang

Comentário do Livro (57)

  • avatar
    WiradanaMaesa

    🅑🅐🅖🅤🅢

    9d

      0
  • avatar
    YantoHeri

    Masya Alloh mantafff

    06/08

      0
  • avatar
    Wong Opo Onone

    seru bgt cerita ini cobain deh gaiys

    29/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes