logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

How To Forget You

How To Forget You

Dilla Mckz


Bab 1 Ada yang Berbeda

Kedua mata berbulu mata lentik itu perlahan terbuka, membuat sang empunya mengerjap berusaha menjernihkan penglihatannya. Ingatan gadis itu langsung jatuh pada kejadian yang membuatnya terbaring di rumah sakit, dan membuatnya benar-benar trauma, dan yang membuatnya hampir tak percaya bisa membuka mata lagi kali ini.
"Ma." Suara seraknya membuat seorang wanita yang sedari tadi memejamkan di sofa membuka matanya. Seketika sadar saat melihat anaknya sudah siuman.
"Kenapa sayang?" Karina menatap putrinya lega sekaligus khawatir.
"Damar mana, Ma?" tanyanya saat menyadari Damar juga mengalami hal yang sama dengannya.
"Damar lagi istirahat," balas Karina sambil mengelus kepala putrinya yang masih ditutupi perban.
"Aku mau liat Damar." Tara berusaha bangkit walau sulit. Dia ingin memastikan sendiri jika Damar baik- baik saja.
Karina yang melihat itu langsung mencegah, mau bagaimana pun keadaan Tara belum benar-benar pulih. Karina menatap Tara sendu, mengisyaratkan jika dirinya sangat khawatir. Tatapan ajaib, Tara menurut memilih kembali merebahkan tubuhnya.
"Mama."
"Iya, Sayang?"
"Damar baik-baik aja, kan?" Karina mengangguk, tapi sedikit ragu dengan jawabannya. Tara yang tidak peka akhirnya mengangguk, memejamkan matanya saat pusing tiba-tiba kembali menyerang.
"Kamu istirahat, Mama enggak mau kamu sakit gini." Tara mengangguk patuh dengan perintah Karina. Dia tak ingin membuat Karina kecewa, dia juga tahu seberapa khawatir Karina karena dirinya.
"Mama jangan ke mana-mana," pinta Tara. Karina mengangguk sambil tersenyum tipis. Memerhatikan putrinya yang kembali tertidur.
Karina memalingkan wajahnya saat mengingat kondisi kekasih anaknya. Walau kondisinya baik- baik saja, tetapi ada sesuatu yang Karina yakin ini akan membuat anaknya kecewa.
"Bahagia terus, Sayang." Ibu satu anak itu mengecup dahi sang putri lama, setelah itu memutuskan ke luar menemui Damar, seseorang yang sangat putrinya cintai.
Karina tak tahu bagaimana saat Tara mengetahui semuanya, yang ia takuti putrinya itu malah semakin terluka. Karina menghela napas pelan, sebagai seorang ibu dia hanya ingin yang terbaik untuk putrinya. Karina harap semuanya baik-baik saja, ketika Tara mengetahui semuanya.
                                                                                ****
Kedua kaki jenjang berbalut sepatu hitam itu melangkah memasuki kelas. Seluruh pasang mata langsung menatapnya, tak lama karena setelah itu semuanya beralih tak peduli.
Tara tersenyum tipis melihat itu, kakinya kembali melangkah ke arah kursi tempat biasa ia duduk. Moodnya saat ini sedang bagus karena akan bertemu Damar. Saat masa pemulihan dia sama sekali tak diizinkan bertemu Damar, jadi sekarang pertemuan pertama mereka setelah kecelakaan itu.
Setelah menyimpan semua barangnya Tara langsung ke luar dari kelas, mencari keberadaan seseorang yang sudah sangat ia rindukan. Sedari tadi senyum tak pernah luntur dari bibir tipisnya, bahkan hatinya bergemuruh mengingat akan kembali melihat Damar.
Tak jauh dari tempatnya berdiri Tara dapat melihat seseorang yang sangat ia kenal sedang berjalan di tengah lapangan. Namun, kenapa tatapannya seolah berbeda. Tak mau ambil pusing Tara berlari ke tengah lapangan, menubruk tubuh tegap itu dengan pelukannya.
"Damar," panggil Tara lembut.
"Siapa?" Tara membeku, mengangkat wajahnya untuk melihat Damar.
"Damar?" panggilnya sekali lagi. Bukannya menjawab Damar malah menjauhkan tubuhnya dari Tara.
"Kenapa?" tanyanya bingung. Tara linglung saat melihat tatapan asing dari mata Damar. Dia masih tak paham sebenarnya apa yang terjadi.
"Ada perlu apa?" Walau tak terkesan dingin, tetap saja ucapan Damar membuat hati Tara tergores.
"Kamu lagi ngerjain aku, ya?" Tara menunjuk wajah Damar sambil tertawa renyah, membuat cowok yang berada di depannya itu menautkan alis bingung.
"Emang kita saling kenal?" Lidah Tara kelu. Bahkan tak memedulikan orang-orang yang sudah menatap ke arah mereka penasaran. Tara meraih tangan Damar, membawanya dalam genggaman.
"Mar, udah deh becandanya," ucap Tara kesal. Setelah sekian lama tak bertemu masih sempatnya Damar mengajaknya bercanda seperti ini.
"Gue enggak bercanda." Damar menarik tangannya, menatap gadis berambut gelombang di depannya dengan pandangan aneh. Pasalnya dia sama sekali tak mengingat siapa gadis di depannya.
"Kamu lupa sama aku?" Tara menunjuk dirinya sendiri. Kedua matanya melebar karena sangking kesalnya.
"Aku Tara, pacar kamu," lanjut Tara.
"Pacar?" Damar bertanya tak suka.
"Iya!" balas Tara dengan nada yang sedikit tinggi. Dia tak suka Damar bercanda hingga kelewatan seperti ini.
"Kayaknya kamu salah orang." Damar pergi begitu saja, bahkan tak menghiraukan Tara yang berteriak memanggil namanya. Seluruh orang yang menyaksikan itu menatap bingung, pasalnya sudah bukan hal asing lagi tentang hubungan kedua couple itu.
"Damar jangan bercanda!" teriak Tara lagi. Napasnya memburu, dia merogoh sakunya mengambil benda pipih dari dalam sana.
"Ma?" Tara terisak menelepon ibunya, dia butuh penjelasan saat ini. Sedangkan semua orang yang menguping perlahan membubarkan diri, sepertinya ada yang mereka lewatkan saat kecelakaan sepasang kekasih itu.
"Iya Sayang, kenapa?" tanya Kirana penasaran, pasalnya tak biasa Tara meneleponnya saat jam kerja seperti ini.
"Ma apa aja yang aku lewatin selama kecelakaan?" Di seberang sana Kirana membeku. Sadar jika putrinya sudah mengetahui semua tentang Damar.
"Kenapa Damar berubah, Ma?" tanya Tara tak sabaran. Dia semakin terisak, bahkan sudah berjongkok di tengah lapangan. Tak peduli tatapan semua orang.
"Sayang tenang dulu."
"Enggak ada yang tenang saat pacarnya berubah tiba-tiba, Ma!" Tanpa sadar Tara meninggikan suaranya, dadanya sesak, pikirannya penuh segala tentang Damar.
"Damar amnesia." Dua kata itu sudah jelas untuk Tara. Amnesia, Damar melupakannya, entah sementara atau selamanya fakta itu tetap menyakitkan untuk Tara.
Tara mematikan panggilan dengan sepihak, dia berlari memutuskan ke kelas Damar. Dia ingin menjelaskan apa saja yang sudah dilupakan cowok itu, Tara tak mau sendirian lagi seperti dulu.
"Damar!" Tak peduli pandangan tak suka dari teman-teman sekelas Damar. Tara mendorong pintu hingga menghantam keras dinding, dia melangkah cepat ke bangku Damar. Langsung memeluk tubuh cowok itu yang terasa sedikit lebih kurus.
"Kenapa lagi?" tanya Damar jengah. Dia mendorong Tara, hingga mundur beberapa langkah.
"Aku Tara pacar kamu, kita udah pacaran dari kelas 10. Kamu ingetkan?" Tanpa menjawab pertanyaan Damar, Tara langsung mengajukan sederet pertanyaan kepada cowok itu.
"Bilang bohong kalau kamu amnesia?" Ucapan Tara mengundang bisikan teman-teman sekelas Damar. Mereka baru tahu tentang itu, pantas saja merasakan perbedaan cowok itu yang sangat kentara.
"Lo kenapa, sih?" Damar bertanya tak suka. Baru saja menginjakkan kaki di sekolah, sudah disuguhkan yang seperti ini.
"Damar," lirih Tara lesu. Bahunya seketika melorot, dia menatap Damar dengan sorot lelah.
"Jangan lupain aku, plis," mohonnya. Damar mengedik tak peduli, karena merasa sama sekali tak kenal dengan gadis di depannya.
"Mending lo pergi, lo buat rusuh di kelas gue." Damar menunjuk pintu, mempersilakan Tara untuk pergi. Tara menatap Damar tak percaya, walau begitu kakinya tetap melangkah pergi.
Sebelum benar-benar pergi dia menatap Damar dalam, menyorot cowok itu dengan mata sendunya. Berharap jika semua ini hanya rencana Damar dan ibunya untuk mengerjainya, atau seketika Damar kembali mengingat semua tentangnya.
"Semoga kamu secepatnya ingat semuanya," ucap Tara memaksa bibirnya tersenyum. Dia menyentuh dadanya yang terasa sesak, entah kenapa rasanya sakit sekali.
Hampir tiga tahun di merasakan perlindungan dan perlakuan lembut Damar, lalu apakah semudah itu dia menerima perubahan semuanya saat ini? Rasanya Tara benar-benar tak kuat, jika boleh mengulang waktu, Tara ingin malam itu keduanya tetap berada di rumah saja.

Komentar Buku (73)

  • avatar
    Iamraaaaa2

    sukak bangettttt terimakasih udah mau buat cerita ini ya kak🥺❤️ btw masih ada kelanjutan ceritanya nggak kaak?kalo ada gak sabar banget nungguin nya

    25/01/2022

      2
  • avatar
    DandelionSenja

    Ceritanya seru, greget juga. Makasih buat Author yang udah buat cerita sebagus ini🤗❤️🔥

    25/01/2022

      3
  • avatar
    CooWalz

    bagussssss

    14d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru