logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Part 4

Delia terbangun kala mendengar dentingan nada dering di ponsel nya. Matanya mengerjap beberapa kali,dan akhirnya terbuka lebar.
Otaknya lantas di paksa untuk langsung berfikir. Bukankah semalam Wisnu tertidur di pangkuan nya? Lantas kemana lelaki itu sekarang? Mengapa Delia malah tertidur di kasur?
Takut terjadi hal hal yang tak di inginkan, Delia bergegas ke luar kamar. Hatinya menghangat kala melihat Wisnu keluar dari kamar mandi.
Melewati Delia begitu saja, tanpa sepatah kata pun. Bibir Delia mencebik kesal.
Ia akan mandi, membuat Wisnu sarapan lantas pulang kembali ke rumah untuk mengambil seragam-nya.
Kala membuka kulkas Delia di buat kesal dengan adanya makanan yang semalam ia kirim untuk lelaki itu.
Mengapa tak dimakan?
Pagi ini Delia hanya ingin membuatkan Wisnu roti bakar saja.
Hanya membutuhkan 5 menit semuanya sudah beres.
"Wisnu, sarapan nya di makan ya udah aku buatin. Aku pulang dulu," pamit  Delia.
Wisnu hanya diam, tak menyahuti dan masih fokus dengan seragam yang di pakai-nya.
Baru sampai di depan Apartemen, langkah Delia terhenti.
"Gue ikut" itu sudah kalimat mutlak dan Delia tak berhak menolak.
Tak butuh waktu lama, Wisnu sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya.
"Dasi nya mana Nu?"
Delia mengambil dasi yang di serahkan Wisnu dan lekas memakaikan di kerah baju lelaki itu. Tak ada penolakan, Wisnu hanya diam.
"Dah rapi. Yok berangkat," ajak Delia.
"Nanti malem lo gak usah ke apartemen atau nyariin gue."
Delia menoleh, "kenapa? Aku harus mastiin kamu kalau kamu udah makan, gak aneh aneh dan mas-"
"KALAU GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK DEL!!" Bentak Wisnu keras.
Delia takut, jika wisnu seperti ini.
"Iya," jawab Delia pelan.
****
"Eh Del gue nyontek mapel sejarah Indonesia donk, gila tuh guru masa remidi nya lebih sulit dari ulangan nya. Kalau bukan karna dia guru udah gue bijik bijik tuh orang nya."
"Heh mak lampir suara lo bisa di kecilin gak sih? Congek nih kuping gue," teriak  Ardan yang masih sibuk dengan game nya.
"Alah bacot lo Dan!" jawab Aulia tak kalah kesal nya, masih dengan suara cempreng nya.
"Selamat pagi!!! Princes ella Datanggg!!"
Ardan menggosok gosok telinga nya yang mulai panas.
"Nenek gayung datang." kesal Ardan .
"Bukan nenek gayung lagi dan, tapi udah jadi nenek gerondong yang kerjaan nya nyulik anak anak itu hahahah"
"Receh njir." Ardan melempar taplak ke arah Vero.
Ella yang sudah panas dari tadi lantas mendekat ke meja Ardan dan Vero.
Brakkk
Ponsel yang di pegang Ardan otomatis terlempar ke depan saking kaget nya.
"Bangsat," pekik Vero
"Anjer gue afk, ahh nenek gerondong gak ada otak!" maki Vero tak kalah kesal nya.
Sedangkan Ardan, lebih memilih menjauh. Pasti setelah ini akan ada gunung meletus.
Dan benar saja, tidak berselang 2 menit dasi yang di pakai Vero sudah tak berbentuk lagi.
Aulia tertawa terbahak bahak melihat kejadian itu, Delia pun begitu. Benar benar kelas yang unik.
Seperti biasa,hari selasa jam ke dua, mendekati waktu istirahat adalah mapel paling di benci seluruh kelas 12 MIPA 1. Sejarah Indonesia.
Beberapa siswa membuat tipuan kala Pak Deno menyuruh para siswa untuk mempelajari materi yang ada di buku paket.
Delia masih sibuk membaca, sedangkan Aulia dan Ella pura pura menegakkan buku mereka seolah olah sedang membaca namun yang satu tidur dan satunya malah mainan ponsel.
Ardan dengan sejuta keisengan nya lantas menjatuhkan buku Aulia dan Ella ke lantai sehingga terlihat lah oleh Pak Deno aktifitas mereka yang sebenarnya.
"AULIA!! ELLA! BAPAK SURUH KALIAN BACA MATERI BUKANNYA TIDUR ATAU MAIN HP!!!" Aulia yang sedang di mimpi indahnya terjengkit kaget bukan main.
Dan Ella? Wanita itu Susah menatap garang ke arah Vero.
Lihat pembalasan gue nanti  seolah terbaca dari tatapan tajam yang di berikan Aulia kepada Vero.
"KALIAN DENGAR BAPAK TIDAK???!!"  gertak Pak Deno kembali.
"Dengar pak," jawab keduanya iklas tak iklas.
Vero dan Ardan mati mati an menahan tawa mereka.
"SEKARANG BAPAK GAK MAU TAU!! KALIAN HARUS KELILING LAPANGAN 10 PUTARAN!!"
"Ashiap!" ucap Aulia setengah dongkol.
"Jam sejarah indonesia sudah selesai sampai sini, tugas hari ini Adalah ringkas Bab 10 buat makalah dengan materi tersebut namun beda nya disini kalian akan kerjasama dengan anak anak kelas 12 Ips 2, masing masing kelompok bapak batasi maksimal 5 orang dan bapak tekan kan sekali lagi, TIDAK ADA YANG MENUMPANG NAMA SAJA!! UNTUK DEADLINE NYA BAPAK TUNGGU SAMPAI SELASA LUSA."
"Baik pak," seru satu kelas.
Delia tersenyum sejenak, Ips 2? Pak Deno peka sekali.
Istirahat kali ini, Delia lebih memilih ke kantin dahulu sebelum ke kelas Wisnu. Agak sedikit berbeda mungkin, karna biasanya Delia akan ke kelas lelaki itu dahulu baru ke kantin.
Namun rupanya perut Delia tak bisa di ajak kompromi, jadilah kini dia di kantin dengan satu mangkuk bakso di depan nya.
"Mana Ardan sama Vero laknat itu?"
"Lho kok lo udah disini sih Ul?"
Aulia tak menjawab, mata sipitnya menjajahi seluruh penjuru kantin.
"El? Kok lo udah disini?" Kali ini Delia bertanya kepada Ella, ia tak mau ikut salah dalam urusan hukum menghukum ini.
"Peraturan di buat untuk di langgar Del, jadi ngapain di terusin kalau pak Deno udah keluar kelas."
"Nah itu Vero sama Ardan. Sikat El." Aulia menarik lengan Ella menuju meja Vero dan Ardan.
Usai memakan bakso nya, Delia buru buru ke kelas Wisnu. Pasti lelaki itu tak mau makan lagi, karna Delia tak melihat keberadaan Wisnu di kantin tadi. Hanya Ada ke empat teman teman nya saja.
Kala melewati lorong, tangan Delia di tarik oleh seseorang.
"Arya? Lepasin ih!"
"Mau ketemu wisnu lagi?"
Delia menatap jengah,
"Iya kenapa?" Tantang nya.
"Mau sampai kapan sih lo mau ikutin yang gue Bilang? Jauhin Wisnu!! "
"Punya Hak apa kamu minta aku jauhin Wisnu hah? Kamu boleh suka sama aku, tapi gak gitu caranya Ar! Aku tetep bakal sama Wisnu dan gak akan lepasin dia," ucap Delia penuh penekanan.
Arya memegang bahu Delia erat hingga membuat Delia ketakutan.
"Lepasss!"
"Gak!"
"Ar-"
Bugh
Bugh
Wisnu terus memberi bogeman kepada Arya. Hingga seluruh wajah lelaki itu membiru.
Delia melihatnya menjadi tak tega sendiri.
"Wisnu udah!" percuma saja, lelaki itu tak mau berhenti memukuli wajah Arya.
"Satria, Rio, Iqbal , Daren tolongin Wisnu!!"
Tak butuh waktu lama ke empat sohib wisnu segara menuju ke lorong.
"Mantab-mantab terus Nu gue dukung lo," heboh iqbal.
Rio berdecak kesal, sebenarnya ia malas membantu, namun melihat wajah Arya yang hampir mati membuatnya tak tega.
Rio dan Satria menyeret Arya dari Wisnu.
"Biar kita aja Nu," ucap Daren.
Pandangan Wisnu sekarang menatap Delia marah.
Tanpa ba bi bu lengan Delia sudah di tarik paksa oleh Wisnu keluar sekolah lewat pintu belakang sekolah.
"Wisnu sakit" lirih Delia, namun Wisnu tak menghiraukan sama sekali.
Dan mereka berhenti di Danau.
"GUE UDAH BILANG BERAPA KALI SAMA LO!!! JANGAN DEKET DEKET SAMA ARYA BAJINGAN ITU!! KUPING LO KEMANA DEL?!!"
Seperti itulah Wisnu, ia hanya berbicara panjang saat marah saja.
Delia hanya bisa menunduk sembari terisak.
Saat Wisnu hendak meninggalkan Danau Delia lantas memeluk lelaki itu dari belakang.
"Oke aku yang salah, aku minta maaf," lirih Delia.
Delia melepas pelukan itu perlahan, dan Wisnu berjalan ke ujung Danau. Duduk di sana.
Delia ikut menyusul, "Aku minta maaf," lanjut Delia.
Wisnu tak menjawab, dan Delia anggap itu  iya jawaban nya.
"Tadi Arya tiba tiba maksa aku pas aku mau ke kelas mu. Aku udah berontak tapi dia nya gak mau lepasin."
Masih hening dan tak ada jawaban.
"Wisnu, kita gak balik ke sekolah?" Tanya Delia hati-hati.
"Gak." hanya itu jawaban Wisnu.
Jika sudah singkat seperti ini, maka sudah Delia simpulkan jika wisnu sudah tak marah dengan nya.
10 menit hening tak ada percakapan, Delia memilih mengeluarkan ponsel dan headset nya.
Tanpa meminta persetujuan Wisnu, Delia langsung memasangkan Satu headset di telinga Wisnu.
"Apa apaan sih"
"Dengerin dulu Nu, udah deh diem!" kesal Delia.
Wisnu tak menghiraukan dan memilih mendiamkan perempuan ini.
Perlahan lahan lagu a thousand Year mengalun indah di telinga keduanya.
Delia memejamkan mata nya. Bibir tipis milik nya bergerak tipis seolah ikut bernyanyi.
Wisnu menatap diam diam itu semua, merekam dan mengingat di otak nya.
****
Malam ini Delia sedikit kesal, karna kejadian tadi siang  dia ketinggalan beberapa mata pelajaran. Hingga malam ini harus mempelajari tanpa penjelasan guru.
Wisnu sudah memberi pesan agar Delia tak ke apartemen nya malam ini.
Ada urusan penting katanya dan Delia tak di beri tahu apa urusan itu.
Pukul 22:00 Delia mulai menghubungi Wisnu. Memastikan laki laki itu baik baik saja.
Hampir sudah 15 panggilan masuk dari Delia dan tak ada satupun yang di terima lelaki itu.
Hingga Delia akan menghubungi lelaki itu kembali, Panggilan dari Rio sudah memasuki ponsel nya.
"Del lo dimana? Bisa kesini bentar gak? Wisnu Del Wisnu!"
Bersambung...
Yogyakarta 14 Desember 2020
Puputtri_

Komentar Buku (143)

  • avatar
    Mads Kiks

    good

    21/06

      0
  • avatar
    PerezKim Jhan

    Laocoon Wood* 71

    25/04

      0
  • avatar
    ParamitaAdelia

    ☺️☺️

    18/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru