logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Part 3

Delia menatap jengah formulir di depan nya. Olimpiade lagi?
Wisnu sudah kembali ke rumah nya sejak sepulang sekolah tadi. Delia tak yakin apakah kekasihnya benar benar jujur atau tidak karna nyata nya Delia akan selalu percaya Wisnu dan itu mutlak.
Meletakkan formulir itu Delia kemudian mengambil ponsel nya, mencari salah satu kontak seseorang dan mulai menekan tombol panggilan.
1 menit 2 menit tak ada jawaban.
Delia langsung mencari kontak Rara.
Rara sayang
Dek Mas Wisnu kemana?
Tak butuh waktu lama, Rara sudah membalas pesan Delia.
Rara sayang
Mas Wisnu belum pulang mba, Rara kurang tau. Rara juga lagi di rumah temen.
Delia menghembuskan nafasnya gusar, selalu saja seperti ini.
Pintu kamar Delia terbuka, seorang perempuan baruh baya masuk membawa segelas minuman.
"Diminum ya sayang, belajar yang rajin,kali ini kamu harus bisa menangin olimpiade itu. Nanti kalau kopi nya habis bilang mama nanti Mama buatin, malam ini gak tidur dulu gak apa apa kan?"
Delia sedah menebak, ia tak mau berdebat kali ini.
"Iya ma," jawab Delia pendek.
Ingin rasanya Delia menangis, namun ia tak boleh lemah, ada Wisnu yang menjadi sumber semangat gadis itu.
Mengingat Wisnu, Delia kembali mengotak atik ponsel-nya.
"Halo Sat, wisnu sama kamu?"
"Iya, kita lagi di apartemen nya" jawab satria enteng.
" Yaudah bilang sama Wisnu, aku udah  pesenin dia makanan lewat online, suruh makan ya Sat!"
"Oke siap."
Panggilan terputus, Delia sudah cukup tenang. Nanti malam dia akan ke apartemen Wisnu untuk memastikan lelaki itu tak melakukan hal hal aneh.
Delia kembali berkutat dengan buku buku tebal milik nya sebelum larut malam ia harus Faham materi yang terkandung dalam olimpiade kimia tersebut.
****
"Nu, tadi Delia pesen katanya dia udah pesenin lo makanan dan lo suruh makan."
Gerakan Wisnu memainkan game di ponsel nya terhenti, hanya beberapa detik, kemudian ia kembali fokus dengan game nya.
"Gila sih lo tuh, cuek banget jadi cowo cuek banget. Padahal Lia tuh udah the best cewek favorit satu angkatan. Udah cantik,pinter,ramah," puji Daren se-enak nya.
Wisnu tak menyahut, fokus nya masih dengan Game di ponsel nya.
"coba aja Delia belum pacaran sama lo, udah gue pepet deh," sahut iqbal di iringi tawa nya.
Mata tajam Wisnu mengarah ke arah iqbal, "Masih inget pintu jalan pulang kan?" tindas Wisnu tajam.
Wajah iqbal pias, " canda Wis,aelah baperan."
"Gak ada yang boleh ambil Delia dari gue, dan gue pastiin gak akan pernah bisa!!" tekan Wisnu.
"Mampus!!" ledek Rio dan daren ke arah Iqbal .
"Tai lo semua, " umpat iqbal tak kalah kesal.
Dan sepertinya disini yang waras hanya Satria.
Bunyi bel apartemen Wisnu berbuyi
"Biar gue aja Nu." Daren berdiri ingin membuka pintu.
Wisnu seperti biasa, tak menjawab dan hanya diam.
"Nih makanan dari istri lo udah sampe, mau lo makan Gak?" Tanya Daren.
Wisnu menatap sebentar makanan itu, lantas mengambil nya dan meletakkan makanan itu di kulkas apartemen nya.
"Lah kagak di makan si ogeb?"
"Mending lo diem deh Bal, telinga gue bisa budek lama lama denger lo ngomong terus," kesal Rio.
Iqbal yang di hina pun merasa tak terima "Masih mending gue ngomong, dari pada Wisnu yang kagak mau ngomong.  Ribet urusan nya kalau lo lo lo semua harus belajar bahasa isyarat biar tau maksut nya."
"Matamu, " desis Daren Rio dan Satria bersama.
Di sisi lain, Wisnu membuka ponsel milik nya. Dan menekan salah satu aplikasi, dia ingin melihat Gadis nya sedang apa.
1 detik. Aplikasi itu terbuka menampilkan Wajah natural Delia yang sedang fokus dengan tumpukkan buku-buku nya, sesekali gadis itu mendesis kesal karna sulit dengan materi nya.
Biarlah disini Wisnu curang, dia memasang cctv di kamar Delia tanpa sepengetahuan gadis itu.
Wisnu hanya ingin Delia tetap di sisi nya, sekarang dan selama nya.
Wisnu tak egois bukan? Karna nyatanya harus Wisnu akui, dia tak bisa bertahan tanpa senyum Delia.
Bibir Wisnu mulai sedikit terangkat membentuk senyuman, kala tak sengaja Delia menggerutu kesal entah apa penyebab-nya.
Lucu sekali.
Iqbal yang tak sengaja melihat itu lantas menepuk punggung  Rio,Daren dan Satria.
Wisnu yang merasa di perhatikan lantas menoleh. Ia sedikit salah tingkah kala terciduk  oleh ketiga sahabat nya.
Tak lama wisnu beralih berdiri dan berpindah ke kamar nya.
"Fix kita telfon rumah sakit jiwa. Wisnu mulai gak beres," dengan polos nya Iqbal mengetik beberapa nomer di ponsel nya.
"Lo Gila? Wanjer beneran nelfon rumah sakit jiwa nih anak. Woy bobal!! yang harus ke RSJ tuh elo bukan Wisnu," pekik Rio.
"Lo gak peka banget, paling paling chatan sama  Delia wisnu itu," sambung Daren santai.
"Alo sayang" sapa Daren, Rio, Iqbal dan Satria menoleh kompak ke arah Daren.
" gue juga mau telfonan sama Maya. " Pamer Rio.
"Gue balik duluan," pamit Satria mengejek ke arah Iqbal.
Disana wajah iqbal mupeng sudah, ia benar benar kecewa sudah menciduk Wisnu yang sudah tertawa tadi. Makanya dia jadi sendiri sekarang.
****
Delia
Wisnu jangan lupa makan.
Delia
Nanti aku jam 10 ke sana ya:))
Wisnu tak membalas pesan tersebut dan lansung memejamkan mata nya.la Ia cukup lelah dengan hari ini.
Lia, mama sama papa ke singapore dulu ya sayang,uang jajan udah mama transfer ke kamu. Kemungkinan mama sama papa pulang saat kamu berangkat olimpiade, so jangan kecewakan mama sama papa. Kamu wajib menang.
Delia meremas kertas itu kuat kuat lantas. Membuang nya ke tempat sampah.
Muak sekali rasanya!
"Lho belum tidur Non?" Tanya Bi Minah.
Delia menoleh,"belum Bi. Ini mau ambil makan dulu, abis itu belajar lagi."
" jangan terlalu ngoyo non, kasihan fisik nya."
Delia tersenyum, berharap kalimat itu di ucapkan oleh ke dua orang tua nya.
"Enggak kok bi, oh ya bi. Nanti malam aku mau ke  apartemen nya Wisnu jadi rumahnya jangan langsung di kunci ya!"
Minah mengangguk "Yaudah non bibi izin ke kamar dulu ya, matanya udah gak kuat," pamit Minah sopan.
Delia mengangguk, sembari tersenyum.
Sesampai di kamar, Delia membereskan buku buku nya.  Ia akan melanjutkan belajar nya, namun bukan disini.
Setelah selesai bersiap siap, Delia keluar rumah membawa mobil ayah nya yang sengaja ditinggal di rumah.
Pukul 22:15 Delia sudah berdiri di depan Apartemen kekasihnya.
Di tekan nya beberapa digit kode dan akhirnya pintu apartemen terbuka lebar.
Berantakan.
Kesan pertama yang Delia dapat kala memasuki ruang tengah Apartemen Wisnu.
Delia sangat yakin, ini ulah keempat  teman teman Wisnu tadi. Karna Delia sendiri Faham, Wisnu bukanlah sosok yang ceroboh dalam hal kebersihan namun ia malas bersih bersih.
"Wisnu?" Panggil Delia.
Tak ada jawaban.
Apa mungkin lelaki itu tak ada di sini? Delia rasa tidak, pasal nya Wisnu tak mengabari Delia jika lelaki itu tak ada di rumah.
Kaki pendek Delia melangkah menuju kamar utama, dan benar saja. Disana ada Wisnu yang sudah terlelap dengan heandset di telinga nya.
Delia mulai masuk, meletakkan tas sekolah nya lantas mendekat ke arah Wisnu melepas headset lelaki itu dan meletakkan nya di nakas meja.
Berhubung Wisnu sudah tertidur Delia kembali melajutkan belajar nya yang sempat tertunda tadi. Membuka lembar demi lembar rumus rumus yang tertera disana menjawab satu demi satu soal yang harus ia pecahkan.
Sesekali Delia menoleh ke arah Wisnu yang masih terlelap damai.
Tampan dan Delia harap hanya Ia yang mampu melihat itu.
Disini boleh Delia egois? Jika hanya meminta wisnu tetap bersama nya, menemani nya kala ia butuh. Mejadi satu satunya alasan Delia bertahan?
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, Delia segera membereskan buku buku nya dan beranjak akan meninggalkan apartemen Wisnu, namun langkah Delia terhenti kala tangan nya di cekal oleh seseorang.
"Siapa yang nyuruh lo pulang?" Tanya Wisnu.
Delia kaget, sejak kapan lelaki itu terbangun?
"Ini udah malem wisnu. Aku harus pulang," jawab Delia.
"Temenin gue,gue butuh lo."
Sederhana, dan mampu membuat Delia bahagia bukan main.
Tas yang berada di punggung Delia ia letakkan di meja dekat kasur lelaki itu.
"Duduk sini!" Perintah Wisnu cepat sembari menepuk ranjang sebelahnya.
Delia menurut saja, dan betapa terkejutnya saat tiba tiba wisnu meletakkan kepala nya di paha Delia, menyembunyikan wajah nya di balik Perut Delia.
"Tidurin gue Del," pinta Wisnu pelan.
Delia semakin tersenyum dan mulai membelai lembut rambut Wisnu hingga lelaki itu tertidur.
Bersambung.....
Yogyakarta 13 Desember 2020
Puputtri_

Komentar Buku (143)

  • avatar
    Mads Kiks

    good

    21/06

      0
  • avatar
    PerezKim Jhan

    Laocoon Wood* 71

    25/04

      0
  • avatar
    ParamitaAdelia

    ☺️☺️

    18/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru