logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Part 2

  Keluarga? Apa itu? Rumah? Tempat apa itu? Bolehkah wisnu bertanya semua itu? Tolong yang mampu menjawab!
Jika rumah adalah surga dunia, kenapa Wisnu tak pernah merasakan hal itu? Jika keluarga adalah tempat paling nyaman, mengapa Wisnu tak merasakan hal itu?
Apakah ini masih dikatakan keadilan hidup? Apakah Wisnu berhak bahagia?
Masih berada di dekapan Delia, air mata lelaki itu kembali luruh. Untuk cinta. Ia hanya punya 1 hati untuk 3 perempuan yang paling dia sayangi saat ini.
Rara.
Delia.
Dan,,
Bunda.
Creesss.
Kenapa wisnu selalu teriris hatinya saat menyebut nama terakhir?
Sosok perempuan tangguh, berani berjuang paling depan selama 9 tahun wisnu hidup.
"Delia sayang wisnu. Jadi wisnu kalau butuh apa apa, jangan kayak tadi, Delia takut hiksss ."
Pelukan wisnu semakin erat. Menenggelamkan wajahnya diantara rambut dan bahu Delia. Hingga ia tak sadar telah tertidur.
10 menit lebih Delia memeluk lelaki itu.
"Wisnu?" Panggil Delia.
Masih tak ada jawaban.
"Wisnu kamu tidur?" Kembali tak ada jawaban.
Perlahan Delia melepaskan pelukan itu. Ternyata benar,Lelaki itu tertidur.
Melihat luka goresan kaca di lengan wisnu, Delia kembali mengambil tisu dan mulai membersihkan  luka itu.
"Have a nice dream" pesan Delia sembari mengelus pelan rambut Wisnu.
Untuk jaga jaga, Delia mengambil beberapa barang barang tajam di kamar nya.
Senyum nya mengembang, sebelum mengunci kamar itu.
Di ruang tamu, Delia melihat beberapa orang suruhan Delia untuk mengambil beberapa barang barang wisnu.
"Tarok di kamar sebelah aja om. Nanti Lia yang beresin," pesan Delia
Lelaki itu hanya mengangguk patuh, dan segera membawa barang barang itu.
Kini waktunya Delia untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah, ia baru tidur 30 menit dan ini sudah mau jam 3 pagi. Semoga saja besok tidak terlambat bangun.
***
Dalam mimpi Delia seperti merasakan seseorang yang sedang membelai lembut rambut panjang nya. Entahlah, Delia menyukai hal itu, hingga rasanya ia tak ingin bangun dari tidur nyaman nya
"Bangun kebo," bisik seseorang.
Perlahan dan masih dalam kondisi tertidur Delia mencerna suara itu.
Bukankah itu Wisnu?
Detik berikutnya Delia sudah membuka lebar lebar matanya.
Dan benar, Wisnu sudah di depan nya lengkap dengan seragam sekolah nya.
"Kamu dapet seragam dari mana?"
"Di kamar samping. Bangun, buatin gue sarapan!" Pinta Wisnu cepat.
"Wisnu tunggu!"
Lelaki itu menoleh,seakan bertanya apa.
"Kamu tadi mainin rambutku?" Tanya Delia sedikit percaya diri.
"Enggak." Singkat padat dan jelas bukan?
Delia memutar bola matanya jengah,Kapan wisnu mampu mengutarakan perasaan nya?
Delia beranjak ke kamar mandi, dan lekas ke dapur melihat apakah Bi Minah sudah membuat sarapan.
"Pagi bi" sapa Delia.
"Pagi Non Lia! Tumben bangun siang?"
Delia menggaruk rambutnya yang sama sekali tak gatal.
"Semalem ngurusin wisnu dulu bi, yah jadinya cuma tidur 30 menit "
Bi Minah terkejut mendengar penuturan Delia.
"Nanti kan upacara Non,kalau non kurang tidur nanti bisa pingsan lho."
Diam diam ada seseorang yang memperhatikan kedua wanita itu dari balik dapur.
Ia menarik nafasnya sejenak sebelum melangkah ke ruang tamu.
"Wisnu!!" panggil Delia seperti berteriak.
Lelaki itu menoleh, menunggu ucapan Delia selanjutnya.
"Sarapan dulu, Aku berangkat bareng kamu ya?" pinta Delia.
Tanpa menjawab Wisnu langsung berlalu dari ruang tamu. Delia mengira Lelaki itu akan meninggalkan nya sendiri, namun bibir tipisnya melengkung membentuk se ulas senyuman kala melihat Wisnu berbelok ke arah dapur.
"Non Lia, ini sarapan nya udah siap," panggil Minah dari dapur.
Delia setengah berlari dari dapur,
"Yaudah aku sama wisnu sarapan dulu ya bi, oh iya nanti tolong kalau udah jam 8 bangunin rara ya bi."
"Nggih non."
"Ambilin punya gue!" Perintah Wisnu kala Delia baru saja duduk di kursi meja makan, Delia tak membantah, ia hanya tersenyum tipis dan manis kemudian mengangguk mengambilkan sarapan untuk Wisnu.
****
Pagi ini Wisnu dan Delia  berangkat menggunakan mobil Delia.
"Tidur!"
"Tidur?" beo Delia bingung.
"Kantung mata lo jelas banget, tidur sekarang!" titah wisnu yang mulai menyalakan mesin mobil tanpa melihat ke arah Delia sedetik pun.
Diam diam Delia tersenyum, dia suka kalau Wisnu perhatian. Sejujurnya,Delia yakin seyakin- yakin nya, bahwa wisnu juga mencintainya, seperti Delia mencintai wisnu.
"Tapi Nu, ini udah Pagi lagian kantung mata aku bis-"
"Tidur atau gue bakal nidurin lo!"
Percayalah tatapan Wisnu tak main main. Wajah wisnu semakin mendekat, dan dekat. Susah payah Delia menelan saliva nya.
"Tidur DE.LI.A!!"
"Iii-yya" sedetik kemudian dengan terpaksa Delia mulai memejamkan matanya.
10 menit berlalu, keduanya sama sama diam, hening mengiringi perjalanan mereka menuju sekolah.
"Wisnu!" panggil Delia yang masih memejamkan matanya.
"Hmmm?"
"Nanti kalau udah sampai di sekolah bangunin aku ya"
Tak mendapat respon dari sang lawan bicara, Delia langsung kembali memejamkan mata nya.
Ekor mata Wisnu melihat ke arah gadis nya, tak lama terdengar dengkuran halus. Wisnu tersenyum, tangan nya tergerak menyingkirkan  surai surai yang menutupi wajah Delia.
"Tidur nyenyak Del," ucap Wisnu.
Sejujurnya,sudah 10 menit yang lalu Wisnu sampai di SMA Persada Biru, hanya saja ia tak tega membangunkan Delia dari tidur nya. Mengingat pengorbanan Delia semalam untuk nya.
10 menit lagi bel, mau tak mau Wisnu terpaksa membangunkan Gadis nya, ia tak punya pilihan. Jika Wisnu tetap kekeh membiarkan Delia tidur dan menemani gadisnya ini di mobil maka tak segan segan Delia mengamuk dan mendiamkan Wisnu seharian.
"Lia!" panggil Wisnu.
Mata bulat itu mengerjap beberapa kali sebelum terbuka sempurna.
"Udah sampe?" Delia kebingungan.
Wisnu tak menjawab, matanya menatap lurus ke depan.
"Gue ke kelas sekarang," pamit wisnu sebelum membuka pintu mobil.
"Tunggu wisnu!"
Gerakan wisnu terhenti.
"Aku ikut kamu, kita ke kelas bareng."
Tak menolak dan tak menyetujui. Wisnu hanya diam. Delia sudah hafal betul jika sudah seperti ini, maka jawaban nya adalah iya.
Keduanya beriringan bersama menuju kelas masing masing. Senyum Delia mengembang kala melihat tangga menuju gudang di sebelah kelas 10.
"Gila," desis Wisnu.
"Wisnu ingat gak? Disana kamu dulu tempat pas kamu beratus ratus kali maksa aku buat jadi pacar kamu," ujar Delia cengengesan.
Wisnu ingat,dan akan selamanya ingat.
Sejauh perjalanan mereka berdua tak lepas dari bisikan siswa siswi lain.
Wisnu yang brutal, dengan Delia yang kalem.
Wisnu yang berandal, dengan Delia yang alim.
Wisnu yang bodoh, dengan Delia yang pintar.
Si wisnu yang anak broken home, terkenal dengan segala masalah nya dengan Delia yang keluarga nya harmonis.
"Wisnu yang tak punya teman dengan Delia yang berjuta kawan."
Dan si Wisnu yang banyak kekurangan dengan Delia yang berjuta kelebihan
Begitu kata mereka.
"Wisnu jangan dengerin mereka ya. Mereka cuma bisa menghakimi tanpa tau kenyataan sebenarnya " pinta Delia.
Lelaki itu tak menjawab dan terus melanjutkan langkah nya.
Bersambung.....
Yogyakarta 12 Desember 2020
Puputtri_

Komentar Buku (143)

  • avatar
    Mads Kiks

    good

    21/06

      0
  • avatar
    PerezKim Jhan

    Laocoon Wood* 71

    25/04

      0
  • avatar
    ParamitaAdelia

    ☺️☺️

    18/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru