logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 7

“masuk!”
“kamu?” ucap El dengan tatapan benci.
“aku ingin bicara denganmu,” Emilia menghampiri El yang masih membaringkan tubuhnya di kasur king sizenya dan duduk di sofa berwarna cream dengan menyilangkan kedua kakinya. El yang awalnya terbaring, mengganti posisi dengan duduk di kasur menatap tajam Emilia.
“to the point!” pinta El
“kita ingin mengajakmu liburan, untuk refreshing. Supaya kamu dan calon suamiku hubungannya membaik,”
“cih, jangan mimpi.” ucap El ketus
“jika kamu tidak mau... Maka, aku akan membuatmu dalam masalah besar.”
“terserah, I don't care.” El kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan kedua matanya. Emilia sangat geram saat El tidak mempedulikan perkataanya, Emilia pun pergi meninggalkan kamar El dengan perasaan marah.
__________
“apa itu tidak terlalu berbahaya dengan kondisinya?” tanya seorang wanita paruh baya
“itu adalah kemauannya, bagaimana papa bisa menolak permintaan putri kecilku ma?” hana menatap suaminya dengan gusar.
“bagaimana ia bisa mengijinkan aleena untuk sekolah umum, sedangkan putrinya masih dalam kondisi seperti ini?” pikir hana
“papa akan meminta saran dari psikiater.” ucap hasan sambil meraih ponsel yang ada di nakas.
“lalu, apa Aksa dan Arion menerima keputusan papa?” tanya hana lagi.
“mereka belum menjawabnya.” jawab hasan dengan wajah datar.
Di sisi lain, Aksa dan Arion tengah memikirkan keputusan hasan untuk menyekolahkan aleena di sekolah umum.
“menurutmu bagaimana?” tanya Arion kepada Aksa
“gue nggak ngerti, kenapa aleena meminta permintaan seperti itu.” Aksa bingung untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh hasan tadi.
“gimana kalau kita ijinkan saja? Biar aleena sekolah di SMA samudra, gue bakal jaga dia dari siapapun? Daripada aleena terus murung di kamar, lebih baik dia belajar untuk berada di tempat umum.” saran Arion. Aksa tampak menimbangkan saran Arion.
“kita tanyakan sekali lagi kepada aleena,” ajak Aksa. Mereka pun melangkahkan kaki ke kamar aleena.
Tok!

Tok!

Tok!
Melihat pintu yang tidak kunjung dibuka, Aksa pun membuka pintu kamar aleena.
“Aleena...” panggil Aksa, aleena yang awalnya berbaring menghadap ke arah kiri, kemudian mendudukkan dirinya di ranjang.
Keadaan Aleena sudah membaik setelah berbicara dengan hasan.
“kita ingin membicarakan keputusanmu untuk sekolah umum,” ucap Aksa.
“katakan kak!” ucap Aleena.
“apa kamu yakin, dengan keputusanmu?” Aksa mencoba meyakinkan Aleena. Tanpa terbata-bata, tanpa kegugupan, Aleena menjawab bahwa dia yakin.
“tap-” belum selesai Arion bicara sudah dipotong oleh Aleena.
“aku hanya menginginkan hal kecil. apakah kalian tidak mendukung keputusanku?” tanya Aleena. Aksa dan Arion menghela nafas panjang.
“bukan seperti itu Aleena, kami hanya khawatir kamu memutuskan hal yang salah, sedangkan keadaanmu saja belum benar-benar pulih,” ucap Arion.
“aku tidak akan mengubah keputusanku.” ucap Aleena tegas.
“kalau begitu, kamu akan sekolah di sekolah yang sama seperti Arion” ucap Aksa mengalah dan dibalas Aleena dengan senyuman tipis.
“baiklah, kamu bisa tidur sekarang. Maafkan kami, karena mengganggumu.” ucap Aksa. Aleena lalu membaringkan tubuhnya ke ranjang kembali.
__________
“jangan coba-coba untuk membolos, jika aku tahu kamu melakukan kesalahan yang sama, maka kamu akan lihat apa yang akan terjadi padamu.” ucap damar dengan tegas kepada El. El yang hendak pamit, hanya memutar bola matanya malas. Kemudian ia pergi keluar dan melajukan mobilnya.
Setelah melakukan perjalanan selama 15 menit, El tiba di sekolahnya. Seperti biasa, El menjadi pusat perhatian siswi-siswi di sekolahnya dan ia tidak menghiraukan rasa kagum mereka kepada-Nya. El pun masuk ke kelas dan mendudukkan dirinya di kursi.
Di tempat lain, aleena sangat senang, setelah mendapatkan persetujuan dari seluruh keluarganya untuk sekolah umum.
“aleena, papa sudah mendaftarkan kamu sekolah dan mulai besok kamu bisa masuk sekolah. Satu lagi kamu akan berangkat bersama dengan kakak kamu.” ucap hana dengan lembut kepada aleena.
Aleena tersenyum dengan manis hari ini dan itu membuat hana sangat terharu, akhirnya setelah berhari-hari aleena tidak tersenyum dan hanya mengurung diri di kamar, ia bisa tersenyum dengan sepenuh hati.
Saat ini Arion tengah berada di mall, ia sudah berjanji akan membelikan perlengkapan sekolah aleena setelah pulang sekolah. Kali ini Arion tidak menggunakan uangnya untuk membelikan sesuatu pada aleena, karena hasan telah memberikan uang untuk membeli perlengkapan aleena, menurut hasan dari hal kecil seperti ini, ia bisa lebih dekat dan mengerti tentang aleena lebih dalam.
Sewaktu Arion ingin melangkahkan kakinya ke pintu keluar mall, ia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya.
“ARION!” Arion menoleh kebelakang dan mengerutkan dahinya, lalu ia sadar siapa yang sedang memanggilnya dan hanya memasang wajah datar. Perempuan itu terengah-engah karena mengejar Arion sejak tadi. Terlihat perempuan berhenti sejenak dan sedang mengatur nafasnya.
Arion tidak mempedulikan perempuan yang sedang memanggilnya tadi, ia pun melanjutkan langkahnya dan keluar dari pintu mall. Perempuan yang sedang mengejarnya itu sadar, jika Arion tidak mempedulikannya. Lalu ia mengikuti Arion dan akhirnya berhasil berada di samping Arion.
“Arion, kenapa kamu ada di sini? Jika aku tahu, kamu ada disini maka aku akan ikut juga.” ucap clarinta.
Tidak ada jawaban dari Arion dan itu membuat clarinta kesal. Lalu clarinta menghalangi Arion dengan ia berada di depan Arion. Arion tetap tidak peduli dan mengambil arah samping kiri untuk berjalan. Berkali-kali clarinta melakukan hal sama, tetapi Arion tetap tidak peduli. Sampai akhirnya, clarinta tiba-tiba tersandung kakinya sendiri hingga hampir jatuh, untungnya Arion dengan cepat menarik lengan clarinta.
“Terima kasih.” clarinta tersenyum dan memposisikan diri dengan normal.
Arion tidak peduli dengan ucapan clarinta dan memilih meninggalkannya, ia memasuki mobil putih miliknya dan melajukan mobil. Clarinta menghela nafas, atas perlakuan Arion padanya.
__________
Semilir angin sore, membuat seorang laki-laki berambut pendek, berwarna hitam, dengan model two block haircut berbaring di rumput hijau dan menikmati ketenangan angin sore.
Flashback on
𝘋𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭.
“𝘱𝘢𝘱𝘢, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳. ” 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘢 7 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯.
“𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳? ” 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢.
“𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. ” 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘌𝘭. 𝘋𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘨𝘦𝘵𝘪𝘳, 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳, 𝘋𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘌𝘭.
“𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘬𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶, 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨. ” 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘋𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘌𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘦𝘳𝘢𝘵.
“𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘱𝘢. ” 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘌𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘳𝘪𝘩.
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘧𝘧
El berubah menjadi dingin, karena seseorang yang begitu ia sayangi harus bersikap menjadi toxic parent di usianya yang masih kecil. Saat ia pindah dari SD lama ke SD baru, ia melihat ada perubahan sikap ayahnya. Berkali-kali Damar memukul dan membentak El, hingga akhirnya saat El lulus SD, ia menjadi sosok yang tertutup dan dingin. Tidak sedikit yang terus mem-bully saat SMP, tapi ia lebih memilih untuk cuek, bahkan ia bolak balik masuk ruang BK.
Di lain sisi, kedua kakak laki-laki aleena yang berada di kamar aleena, sedang memasukkan buku-buku dan alat tulis untuk aleena.
“pookie, kakak sudah memasukkan keperluan sekolah kamu. Besok, kakak ingin melihat adik kecil kakak ini tersenyum dan berpakaian yang rapi dan cantik.” ucap aksa
“iya kak.” jawab aleena seadanya.
“besok, berangkat bareng kakak ya,” ucap Arion dan di angguki oleh aleena.
“pookie, ikut kakak yuk.” ajak aksa. Aleena yang tadinya sempat melamun mengikuti ajakan kakaknya tanpa bertanya dan Arion hanya bisa mengekori mereka.
Mata aleena tampak berbinar-binar saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya.
“kak, ini...” ucapan aleena terjadi karena ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.


Komentar Buku (308)

  • avatar
    Hafizul amriBisma

    bagus cerita nya, andai di dunia nyata beneran ada spt ini. pasti aku bahagia

    3d

      0
  • avatar
    Nazmi Fatimah

    bgus

    25d

      0
  • avatar
    Fahlan

    baiklah

    18/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru