logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Bodyguard baru

Naomi yang mengetahui jika Kenneth menjatuhkan dirinya sendiri ke tangga karena perintah Shinji lantas langsung melaporkan hal keji itu pada kepala sekolah.
Ia yang tidak terima dengan itu meminta pihak sekolah untuk memberi hukuman yang selayaknya pada Shinji, dibalik ketegasan Naomi ini ada campur tangan orang tuanya yang membuat Naomi sebegitu beraninya menyuarakan pendapatnya.
Kedua orang tua Naomi yang semula mendengar berita ini dari anaknya langsung mengecam kejadian ini dan menyuruh Naomi untuk menjadi saksi atas kekejaman mereka, bukan seputar masalah Kenneth yang menjatuhkan dirinya ke tangga, tapi semua perlakuan Shinji pada Kenneth selama ini. Kedua orang tua Naomi bahkan juga mengadukan hal ini pada keluarga Callisto.
Sejujurnya keluarga Callisto termasuk paman Kenneth tidak tahu jika selama ini keluarga Fukushima berbuat sangat jahat terhadap Kenneth.
Mereka tidak pernah sekalipun diberi tahu oleh Kenneth jika dirinya diperlakukan seburuk itu. Bahkan mereka mengira jika Kenneth diancam oleh keluarga Fukushima agar menutup mulutnya dan tak memberitahu perihal penyiksaan yang telah ia terima.
Keluarga Callisto sangat mengecam hal tersebut, hingga akhirnya terciptalah kesepakatan diantara mereka untuk segera mengakhiri masa kerja Kenneth sebagai pengawal pribadi Shinji.
Keluarga Fukushima tentu tidak ingin disalahkan atas ini, mereka bahkan sampai menyewa pengacara untuk membela diri namun keluarga Callisto dan kedua orang tua Naomi dengan cerdik meminta perlindungan komnas HAM di jepang untuk melawan mereka, hingga akhirnya mereka pun menang.
Begitulah lima tahun Kenneth bekerja sebagai pengawal pribadi keluarga Fukushima dan kini ia terbebas.
Namun kejadian itu tak lantas membuat Kenneth menjadi pribadi yang berubah dan beralih jadi seperti dulu lagi. Dia... sudah terlanjur menjadi manusia besi yang tak memiliki perasaan.
Tiga tahun setelahnya, seorang pria berusia tujuh puluh tahunan yakni kepala keluarga Callisto yang tak lain adalah Keisuke sedang kedatangan tamu dari indonesia. Tidak lain, itu adalah Roni Handoko.
Pemilik perusahaan properti terbesar di negaranya. Dia adalah orang yang baru baru ini Keisuke kenal ketika menghadiri salah satu acara di kedutaaan besar indonesia yang ada di jepang setahun yang lalu.
Ada alasan kenapa Roni tiba-tiba datang ke kediamannya saat itu, tak lain adalah untuk menerima tawaran Keisuke dulu yang sempat menawarkannya seorang pengawal pribadi untuk anaknya.
Mereka saling berbicara dalam bahasa jepang saat itu, Roni mengatakan alasan kenapa ia ingin mempekerjakan seorang pengawal pribadi karena ia adalah orang yang cukup sibuk karena pekerjaannya hingga tidak sempat mengurus semua keperluan Kania, ditambah lagi istrinya sudah meninggal.
Jadi bukan hal yang tidak wajar jika Roni memerlukan seseorang seperti pengawal pribadi untuk putrinya. Kebetulan juga dua belas bulan yang lalu Keisuke menawarkannya seorang pengawal yang mungkin bisa berguna untuk anaknya. Itulah hal yang lantas memicu pertemuan mereka hari ini.
Beberapa saat kemudian setelah Roni pamit pergi meninggalkan kediaman Keisuke dengan membawa pengawal pribadi untuk Kania.
Keisuke mengetuk pintu dan ijin memasuki ruangan Keisuke. Ia menghampiri Keisuke yang sedang terduduk di hadapan sebuah meja. "Kakek, apa mungkin orang barusan membawa Kenneth?" tanya Kanta curiga.
Keisuke terlihat tenang, bahkan sebelum menjawab pertanyaannya, ia sempat sempatnya menyelurup segelas tehnya.
"Dia tidak bisa terus berada disini. Tidak ada yang bisa menjamin jika dibiarkan terus berada disini, dia tidak akan kembali berurusan dengan keluarga itu. Bahkan setelah kita memenangkan persidangan hari itu, Aiden terlihat sangat tidak terima.
Dia bukan tipe orang yang akan menerima kekalahan begitu saja." ucap Keisuke. Kanta terdiam, ia tidak merasa apa yang dikatakan oleh kakeknya itu sepenuhnya salah, tapi ia masih tidak terima jika dirinya harus menerima kenyataan jika anak dari kakaknya itu berada jauh dari pengawasannya.
Sebelum Kei meninggal bahkan ia menitipkan anaknya pada adiknya itu, ia berwasiat pada Kanta agar menjaga dan melindungi anaknya, serta menganggap Kenneth sebagai anaknya sendiri.
Tapi sekarang... dia pergi begitu saja dan menghilang dari pandangan matanya. Kemana ia harus pegang janjinya itu.
Satu hari kemudian. Bandara soekarno hatta. Indonesia.
Seorang pria berkacamata hitam dengan pakaian mewah dan tampak berbeda dari orang lainnya berjalan keluar pesawat. Ia ditemani oleh dua orang pengawal pribadi membawa koper dan seorang anak laki laki sangat tampan yang juga berpakaian sama dengan mereka, berjas hitam, kemeja putih dan celana hitam.
Mereka saling jalan dengan tegas dan cepat mengikuti kemana Roni pergi, sebagaimana yang mereka lakukan dengan bos mereka sebelumnya.
Mendadak mereka berhenti ketika Roni menghentikan langkahnya, ia sedang menerima telepon dari anaknya. Terdengar suara dari seberang telepon suara Kania, anak tunggalnya. "Papa kapan pulang?" tanya Kania.
"Sekarang sayang, papa lagi di bandara sekarang. Oh iya, papa punya kejutan buat kamu." ucap Roni dengan kalimat menggantung. "Asyiiik! pasti film doraemon terbaru kan pah?" tebak Kania
"Salah. Bukan itu." ucap Roni.
"Terus apa pah? drone? robot? boneka?" tebak Kania.
"Teman. Sekarang kamu punya teman." jawab Roni.
"Teman? pasti om om pengawal pribadi yang kayak waktu itu kan pah? ah papah mah ngasi aku temen yang kayak gitu. Aku kan bukan bapak bapak. Dia diajak nonton spongebob aja tidur." keluh Kania yang lantas membuat Roni tertawa karena kerewelannya itu.
Padahal Kania masih berusia 12 tahun tapi bawelnya ini benar benar melebihi anak sepantarannya.
"Enggak kok, sekarang papa bawa yang beda. Dia tiga tahun diatas kamu. Namanya Kenneth. Nanti papa kenalin kalo udah sampai rumah." ucap Roni. "Oh aku panggil Kenny ya pah? Kenny, Kenny, Kenny temanku..." cerocos Kania.
"Papa tutup dulu teleponnya ya, sampai ketemu dirumah." ucap Roni.
"Dadah papah, i love you mmuahh." ucap Kania telepon langsung terputus. Roni tersenyum dan segera memasukkan ponselnya ke saku celananya. Ia kembali berjalan, begitupun tiga pengawal pribadi dibelakangnya.
Beberapa jam kemudian, seorang anak perempuan cantik berusia 12 tahun sedang bermain diatas kasurnya dengan boneka doraemon nan besar.
Dia adalah Kania yang kini tiba-tiba terbangun karena terdengar suara teriakan pembantunya, bi Surti.
"Non, pak bos udah pulang! ayo cepet turun non!" pekik bi Surti dari bawah tangga.
Tak ada yang Kania lakukan saat itu selain terlonjak bangun dari atas kasur dan kabur keluar dengan perasaan senang.
"HOREEE! PAPA PULANG! KENNY TEMANKUU!" pekik Kania seraya berlari menuruni tangga secepat mungkin sampai akhirnya ia memeluk Roni yang saat itu ditemani dua pengawal pribadi jangkung besar termasuk Kenneth.
Kenneth terus menonton mereka dari belakang. Mereka terlihat sangat dekat, apakah mungkin dia adalah anak perempuan satu satunya yang Roni ceritakan tadi? Gadis berambut panjang itu, mungkinkah dia gadis yang tadi ditunjukkan oleh Roni ketika di pesawat?
Kania yang menyadari Kenneth terus memperhatikannya lantas membalasnya dengan senyuman manis, tertawa hingga kelihatan gigi sebelah kirinya yang ompong. Gadis ini...
Sangat terlihat ceria dan ramah. Dia seolah matahari yang tidak pernah lupa untuk bersinar. Apakah gadis ini selalu seperti ini?
"Kenny!!" pekik Kania dan langsung mendekatinya seraya menggandeng tangan lelaki itu.
"Ayo Kenny! kita main!" ajak Kania seraya membawa pergi Kenneth, namun baru beberapa langkah, Kania sudah ditarik kerah baju belakangnya oleh Roni.
"Hey hey tunggu. Kenneth mau diajak main sama kamu memang dia sudah mengerti bahasa kamu? dia kan orang luar Kania. Masih belum paham bahasa kita." ucap Roni. Kania terkejut.
"Eh? orang luar itu apa pah?" tanya Kania tidak paham.
"Bukan orang indonesia. Kecuali kamu bisa bahasa inggris. Kenneth katanya bisa bahasa inggris. Bisa kamu bahasa inggris?" ujar Roni pada Kania, gadis itu hanya nyengir memperlihatkan gigi ompong disebelah kirinya.
"Bisanya i love you aja sih pah hehe." ucap Kania garuk garuk kepala.
"Makanya kursusnya yang bener! percuma bayar kursus mahal mahal tapi kamunya malah tidur ditengah kelas." ucap Roni yang menyindir Kania karena terlalu sering ketiduran dijam kursus.
"Habisnya mereka omongannya ada di kamus semua pah, emangnya aku google translate apa." keluh Kania.
"Ya makanya dihapalin, kamu kalo nonton film luar tuh diliat arti sama pengucapannya bukan malah orangnya. Mentang mentang ganteng." ucap Roni.
"Yee, apaan sih pah. Oh iya tapi kalo yang ngajarin aku Kenny, aku pasti bakal rajin kok pah. Bakal melek terus!" ucap Kania yakin. Tapi masalahnya ayahnya itu tidak yakin hingga geleng-geleng kepala.
"Mana mau dia ngajarin kamu. Kamunya belet gitu, yang ada malah kamu sama dia akhirnya nonton youtube." ucap Roni langsung dicengengesi oleh Kania. Tahu saja papanya ini, dengan kebiasaan anak satu satunya ini.
Dihadapan banyak makanan yang terhidang di atas meja makan, Kania dan Roni segera duduk. Kania segera mengambil piring untuk ayahnya dan mengambilkan nasi untuknya baru setelahnya ia ambil untuk dirinya sendiri. Berlanjut dengan lauk pauk dan sayurnya.
Disebelah Kania yang sedang terduduk, Kenneth terus berdiri seakan sedang berjaga disekitar Kania. Kania yang merasakan jika ia terus diawasi oleh Kenneth langsung berbisik pada Roni.
"Pah, si Kenny kenapa berdiri disamping aku terus?" tanya Kania.

Komentar Buku (68)

  • avatar
    Yunitafr

    500

    17d

      0
  • avatar
    SeptyanRafif

    mantap bgt

    26d

      0
  • avatar
    Balz Epep

    Sangat menarik

    04/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru