logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Looking for Mate

Looking for Mate

Tetey


Bab 1 Hubungan Lima Tahun yang Ternoda

Marsya menahan emosinya sejak lima belas menit yang lalu, tangannya ia kepalkan di samping celana yang ia pakai. Matanya menatap gadis yang saat ini tengah duduk santai, sambil memainkan ponselnya.
“Mbak, mendingan putus deh sama mas Alif. Toh, dia udah nggak suka sama lo.” Gadis itu mengalihkan tatapannya pada Marsya.
Sedangkan Marsya hanya menghela napas perlahan, bagaimana bisa Alif kekasihnya berselingkuh dengan gadis lain, bahkan gadis itu tidak mempunyai sopan santun.
“Mas Alif sering curhat sama gue, katanya mbak itu ngebosenin. Nggak pernah bisa buat mas Alif tertawa lepas, semuanya kaku,” sambung gadis itu.
Satu jam yang lalu, Marsya menerima sebuah panggilan yang tidak dikenal dari seseorang, ternyata panggilan itu dari gadis yang mengaku sebagai kekasih Alif, yang saat ini masih menjadi kekasih Marsya.
Dirinya bergegas pergi ke kafe, sesuai dengan alamat yang diberikan gadis itu. Namun, ternyata hanya cacian yang ia dapatkan dari gadis itu. Seharusnya, Marsya yang marah pada gadis itu karena sudah mau menjadi selingkuhan kekasihnya.
“Gue juga lebih cantik dari lo mbak, makanya mending nyerah aja.”
Marsya menarik napas perlahan, ia tahu jika ini adalah ujian untuk hubungannya dengan Alif yang sudah berjalan selama lima tahun.
“Aku mau denger dari mulut Alif, dia pilih siapa. Aku atau kamu.”
Gadis itu berdecak pelan, “ck! Udah jelas dia pilih gue, nyatanya dia mau selingkuh dari lo.”
Sejujurnya, Marsya benar-benar kecewa jika memang benar Alif berselingkuh. Karena baru kali ini, hubungannya bersama Alif diterpa badai.
“Sya, kamu di sini rupanya?” ucap seorang pria yang tak lain adalah Alif, tampaknya dia berlarian mencari keberadaan Marsya.
Marsya dengan tenangnya tersenyum, “iya, aku di sini Alif. Kamu kenapa cari aku?”
“Sya, jangan dengerin dia. Aku sama dia nggak ada hubungan apa pun,” jelas Alif. Raut wajahnya begitu tegang menatap Marsya.
Sedangkan gadis itu terlihat membelalakkan matanya, “mas! Maksud kamu apa, kita nggak ada hubungan? Kita udah satu bulan jalanin hubungan ini, dan kamu bilang nggak bahagia sama Marsya, dia kaku lah, bikin bosen lah, terus kamu juga—“
“Diem lo!” tunjuk Alif pada gadis itu.
Matanya saat ini sudah merah, dadanya terlihat kembang kempis dengan debaran jantung yang tak beraturan.
“Lo sengaja datang menemui Marsya dan bilang hal-hal nggak bener di depan dia? Siapa lo? Berani banget lakuin ini!” Alif menaikkan nada bicaranya.
Melihat Alif yang memarahi gadis itu membuat Marsya merasa pening, ia bahkan tidak tahu harus mempercayai siapa. Karena tiba-tiba saja, di saat dia dan Alif sedang tenteram ada angin yang mengecoh Marsya.
“Alif, udah. Kamu jangan marah sama dia.” Marsya tetap tenang walaupun hatinya gundah.
Alif menatap Marsya lekat, “sayang ... aku wajar marah sama dia, karena udah berani ngomong nggak bener sama kamu.”
Marsya hanya menganggukkan kepalanya, karena sudah lima tahun bahkan Alif tidak membahas tentang pernikahan. Ia pun sedikit curiga dan percaya pada gadis yang saat ini tampak tak terima jika diantara mereka tak ada hubungan.
“Nanti jelasin sama aku, tapi jangan di sini. Kasihan juga dia, kalau kamu marah-marah di sini.” Marsya menunjuk gadis itu.
“Jangan sok baik sama gue, cowok lo ini udah selingkuh dari lo. Bahkan dia udah tidur sama gue, berani banget bilang nggak ada hubungan!” Gadis itu menantang Alif, tangannya ia lipat di atas dada.
Mendengar hal itu Marsya benar-benar terkejut, bagaimana bisa Alif setega itu menodai hubungan mereka.
“Jangan ngaco deh lo! Makin ngawur aja omongan lo.” Alif tetap bersikeras jika ia tidak mengenal gadis itu.
“Ok, terserah lo deh, yang penting gue udah bilang sama cewek lo, kalau pacarnya itu busuk!” Gadis itu meraih tas kecil miliknya, kemudian pergi dari hadapan Alif dan Marsya.
Sedangkan Marsya menatap Alif lekat, hari ini dia sudah lelah karena bekerja lembur. Namun, pikirannya semakin pusing mendengar apa yang baru saja dia lihat dan dengar.
“Sya, kamu percaya kan sama aku? Nggak mungkin aku selingkuh dari kamu, kita udah lima tahun bersama, masa iya aku menodai cinta kita?” Alif bersikeras meyakinkan Marsya.
Marsya tidak bersuara, ia masih menatap Alif. Dirinya tahu, jika lima tahun itu bukanlah waktu sebentar. Terkadang dirinya lelah dengan hubungan itu, namun ia kembali bersemangat ketika hanya Alif yang bisa Marsya andalkan. Cintanya begitu dalam pada pria itu, sampai tidak bisa membuka hati untuk orang lain. Namun, apakah benar hati manusia tetap bisa teguh? Marsya sangat mengenal Alif, namun ia tidak akan tahu bagaimana hati Alif berubah atau bisa saja semuanya sudah berubah sejak awal.
Marsya menarik napas perlahan, kemudian membuangnya.
“Ok, aku percaya sama kamu.”
Tidak ada yang bisa ia katakan untuk tetap menjaga hubungan itu, walaupun ia sangat kesal sudah dicaci oleh gadis yang tak pernah ia kenal. Namun, demi hubungannya dengan Alif yang bukan seumur jagung, harus ia pertahankan.
Alif memeluk Marsya erat, “makasih sayang. Kamu wanita terbaik dan akan selalu begitu.”
Alif mengantarkan Marsya pulang ke rumah kontrakannya, karena kantor yang jauh dari rumah. Terpaksa Marsya pun memilih rumah kontrakan terdekat, agar tidak terlambat pergi ke kantor.
Malam ini, Marsya hanya akan tidur dan melupakan semua yang sudah terjadi. Hatinya tidak mau terluka hanya karena hubungan Alif yang tidak jelas dengan wanita lain.
“Aku pulang dulu ya Sya, kamu istirahat jangan banyak pikiran.” Alif mengelus lembut pipi kekasihnya itu.
“Iya, hati-hati di jalan ya.”
Alif pun menyalakan mesin motornya kembali, kemudian pamit pada Marsya dan pergi dari hadapannya. Sedangkan Marsya hanya memandang punggug Alif hingga belokan jalan.
Di tengah perjalanan, Alif membelokkan motornya ke arah kanan. Bukan arah ke rumahnya, justru ia terlihat mempercepat lajunya.
Tak lama, ia pun sampai di depan rumah kontrakan kecil dan langsung mengetuk pintunya.
Seorang gadis pun ke luar dan membuka pintu, Alif dengan cepat memeluknya. Rupanya gadis itu adalah gadis yang sama, gadis yang mencaci Marsya dan mengaku sebagai kekasih Alif.
“Dinda, maafin mas ya.”
Gadis yang bernama Dinda itu terlihat kesal, ia beberapa kali memukul punggung Alif.
“Kamu tega sama aku, mas. Nggak memilih aku di depan Marsya.”
Alif melepaskan pelukannya dan menatap Dinda.
“Sayang, dia masih jadi pacar aku. Dan kamu harus sabar sama hubungan ini, kita harus tetap hati-hati. Jadi, mas minta jangan sembrono menemui Marsya. Untung aja dia baik, dan percaya sama ucapan mas.”
Mendengar ucapan dari Alif, membuat Dinda semakin kesal.
“Kalau dia baik, kenapa kamu selingkuh sama aku? Pilih aja dia, mas. Lagian dia jauh banget sama aku, cewek anggun, cantik dan baik kayak dia kenapa kamu sia-siain?” Dinda mulai menurunkan egonya, ia sangat tahu bagaimana seorang Marsya hanya dengan melihat penampilannya yang berwibawa.
Alif hanya membuang napas kasar, ia pun tahu akan hal itu. Namun, ada sesuatu yang membuat ia menodai hubungan lima tahun yang dijalaninya bersama Marsya. Bahkan, sampai saat ini Alif sedikit lelah dengan hubungan itu.

Komentar Buku (32)

  • avatar
    StayhalalAbrar

    mantap

    14/07

      0
  • avatar
    Rizky saputraRaihan

    sangat bagus

    05/06

      0
  • avatar
    MardhiaMarsya

    iya lebih kurang begini lh hidupku nyatanya... pas bgt namanya juga sama marsya cowoknya aja lain namenya

    29/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru