logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Apa Kau Iri Karena Tak Secantik Dia?

Alissa baru saja datang ke sekolah saat koridor ramai akan siswa dengan ponsel mengarah pada sosok siswi yang mereka juluki bidadari sekolah.
Langkah Alissa terhenti, memerhatikan seorang gadis yang berjalan dengan melempar senyum di sekitarnya. Gadis itu tampak menikmati sorotan kamera ponsel.
"Hei, foto dia cepat!"
"Astaga, kenapa dia begitu cantik!"
"Ah, aku iri melihatnya. Apa dia benar-benar manusia?"
Alissa mendecih mendengar kalimat-kalimat terlontar di sekitarnya yang rela berdesak-desakan demi memotret gadis itu.
Alissa menyeruak kerumunan hingga menarik perhatian orang lain yang ditabraknya, menoleh mengumpat padanya.
"Aish, bisa diam sebentar, gak?"
"Dia perusak suasana saja!"
Alissa awalnya mengabaikannya, dia terus menyibak keramaian untuk mencapai kelasnya. Namun, lontaran umpatan selanjutnya membuatnya naik pitam.
"Dasar jalang. Pindah, pindah!!" ujar seorang siswi itu yang menggeser badan Alissa yang menghalangi kameranya.
Alissa mendengus. Dia menoleh, melihat sosok yang didambakan para siswa dan sekolah. Dia Melissa Kelcy, kembang bunga, selebriti, primadona sekolah, dan julukan-julukan lainnya.
Dia siswi sempurna, fisik sempurna, hidup sempurna, dan kaya di usia dini.
Gadis bernama Melissa itu memelankan langkahnya saat tatapannya bertemu dengan Alissa.
Rahang Alissa seketika mengeras.
Melissa terus melangkah mendekat hingga langkahnya terhenti di depan Alissa. Melissa menyunggingkan senyum tipis.
"Kau puas, huh?! Dengan segala kepopuleran ini?" bisik Alissa dengan gigi bergemertak.
Melissa menatap gadis yang kini menatapnya tajam. Alissa, adik kembarnya. Namun, tak ada yang mengetahui perihal itu. Orang lain hanya tahu bahwa Melissa anak tunggal dari seorang model. Alissa disembunyikan dari publik.
"Jangan menatapku seperti itu!" Alissa benci tatapan sendu kakak kembarnya yang seolah menganggap Alissa makhluk lemah, setidaknya begitulah pikiran Alissa.
"Hey, lihat, ratu dan si buruk rupa, hahaha!"
Kilatan kamera mengarah pada keduanya. Keduanya memang populer di sekolah itu.
Melissa terkenal akan parasnya yang cantik, dan Alissa sebaliknya, dia menjadi pusat perhatian sebab dirinya yang jelek.
Alissa berlalu melewati Melissa dengan menyenggol bahu Melissa.
Gadis berambut pirang itu menoleh menatap nanar ke dalam kelas dimana adik kembarnya itu kini menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangannya.
Di kelas pun sama. Riuh ramai membahas Melissa, hanya Melissa. Alissa yang menyembunyikan wajahnya kini merasa bosan mendengar topik obrolan yang sama selama dua tahun ini.
Alissa mengangkat kepala. "Apa kalian tidak bosan, huh, membahas dia terus?!"
Siswa yang bercengkrama tadi sontak terdiam, menoleh ke arah Alissa dengan tatapan menghina.
"Ada apa dengannya?"
"Apa kau iri karena kau tak secantik dia?"
Alissa bergeming. Bagaimanapun, posisinya tetap kalah. Semua orang mendukung Melissa karena dia cantik.
Alissa menunduk sesaat hingga rambutnya menutupi wajahnya.
"Dasar orang gila!"
Alissa mengangkat kepala. "Apa kau bilang, huh?"
"Dasar orang gila!" ulang siswa itu yang duduk di atas meja.
Alissa mendengus, dia pun melangkah mendekati siswa itu, Dirga namanya. Alissa menjadi pusat perhatian di kelas tersebut, beberapa berbisik-bisik mengenai keanehannya, dan sisanya merekam kegilaan Alissa untuk dijadikan bahan makanan publik.
"Kau yang gila. Kau tidak bosan, huh membahas si gadis tolol itu?"
Dirga yang awalnya masih tenang saja ikut naik pitam.
"Ada apa dengan gadis gila ini?" tanyanya pada temannya yang duduk di sampingnya.
"Kau tahu obrolan kalian itu menggangguku?" Alissa menarik kerah baju Dirga.
"Lepas," ujar Dirga dengan suara tenangnya.
Alissa mendekatkan wajahnya. "Kenapa aku harus melepasnya?"
Dirga mendecih. "Lepaskan sebelum akuโ€“"
"Apa yang akan kau lakukan?" tantang Alissa.
Dirga mendengkus. Situasi kelas menjadi hening. Dirga pun belum beraksi, dia masih setia duduk di atas meja dengan tangan Alissa yang masih menarik kerahnya.
"Lepaskan atau kau akan kubuat malu disini!" bisik Dirga.
Alissa kian menarik kerah Dirga. "Lakukan saja!"
"Sialan!"
Dirga melepas paksa tangan Alissa, menghempasnya ke lantai.
"Aish, sialan. Kau memintaku melakukan ini? Apa masalahmu? Yang lain saja tak masalah membahas Melissa, kan?" Dirga menatap teman sekelasnya membuktikan ucapannya benar.
Dirga berjongkok melihat Alissa yang kini jatuh tengkurap. "Kau tak lupa, kan bahwa kau jelek?"
Amarah Alissa kembali bergemuruh, mata tajamnya menatap nyalang Dirga yang tersenyum sinis padanya.
Bruk
Alissa melayangkan tinjunya, cukup membuat wajah Dirga terteleng ke samping. Seruan kaget pun diikuti oleh sekelasnya yang menonton. Namun, tak ada satu pun yang mendekat untuk melerai seolah mereka menontonnya layaknya TV.
"Sial," umpat Dirga, mengusap hidungnya yang mengeluarkan cairan merah.
Alissa tersenyum puas dalam hati, tonjokannya mengenai sasaran yang tepat.
"Apa yang kau lakukan, huh?" Dirga mendekati Alissa ingin menangkapnya. Namun, tendangan telak dia dapatkan di dadanya.
Dirga lagi-lagi merintih. Dua teman laki-lakinya mendekat untuk menolong Dirga. Namun, lelaki keras kepala itu menepis tangan temannya. Dia kembali menatap Alissa.
Alissa beranjak dari duduknya. Namun, sebelum dia mengambil langkah pertamanya, sebuah dorongan dari belakang membuat Alissa mau tak mau menabrak meja guru.
Para siswi yang menonton sontak berpekik kaget.
"Dirga, hentikan!" ujar seseorang menahan Dirga yang diliput marah.
"Gadis gembel seperti dia harus diberi pelajaran!" Dirga mendorong temannya, dia pun mendekati Alissa yang mencengkram pinggiran meja, satu tangannya memegangi perutnya yang terasa nyeri setelah menabrak meja.
Satu dua suara terang-terangan mendukung aksi Dirga, lainnya terdiam menunggu adegan selanjutnya. Dirga menarik kerah Alissa membuat bajunya terangkat hingga menampakkan perutnya.
Sekelas perempuannya tertawa kecil melihat tubuh tulang Alissa dan memotret pemandangan itu.
"Kau lihat sendiri 'kan? Mereka membencimu, tidak ada yang memihakmu!" bisik Dirga, lalu dia menghempas Alissa hingga gadis itu terhempas terseret sampai depan pintu.
Reynand muncul bersamaan tubuh Alissa yang berada di kakinya. Reynand menunduk memerhatikan gadis itu, lalu berganti menatap teman sekelasnya.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Reynand.
"Lihat!" sahut Dirga sambil menunjukkan hidungnya yang masih mengucurkan darah. "Gadis gila itu melakukannya!" Dirga menunjuk gadis depan kaki Reynand.
"Dia yang memancinโ€“"
"Kembali ke kursimu!" titah Reynand.
Dirga berbalik diikuti tangannya yang mengacak rambutnya, lalu dia kembali berbalik menatap Reynand yang kini berjongkok entah membisik apa pada Alissa.
"Kau tak mungkin membelanya 'kan?"
Tatapan Reynand beralih menatap Dirga. Dia menghela napas sambil melangkah mendekati Dirga.
"Aku tak memihak siapa pun," ujar Reynand seraya memperbaiki kerah baju Dirga.
Dirga menepis cepat tangan Reynand, berganti menatap melotot lelaki di hadapannya.
"Wah, aku tak menyangka ketua kelas kita berubah!" ujar Dirga dengan nada setengah berteriak, memberitahukan pada seisi kelas.
Suasana kelas terdengar ramai akan bisik-bisik. Kemudian, salah satu teman Dirga mendekat, menarik Dirga mundur.
"Sudahlah, Dirga. Kau tak ingin berurusan dengan guru BK 'kan?"
Semua pasang mata fokus menatap Reynand hingga tak ada yang menyadari kepergian Alissa.
Gadis itu menuju atap. Satu dua rintik air matanya jatuh.
"Kenapa kau begitu cengeng, Lucy?" Dia mengusap kasar pipinya.
Sesampainya di atap, dia mendongak menatap langit yang nampak mendung. Alissa menarik kursi menuju pinggir bangunan, menjadikan kursi itu sebagai tangga.
Alissa berdiri di pinggir bangunan itu, dia tersenyum tipis menatap pemandangan di bawahnya. Begitu tinggi. Dia membenci ketinggian. Namun, saat ini dia membutuhkan ketinggian itu untuk melepas belenggu yang menyiksa.

Komentar Buku (201)

  • avatar
    Nisya hadahNadia

    banguss bgt๐Ÿ˜ tapi ending nya gantung bangettt, plis sambung lgi๐Ÿ˜ฃ

    27/03/2022

    ย ย 3
  • avatar
    HidayatullahSudirman

    sangat menyenangkan

    3d

    ย ย 0
  • avatar
    RiwandaBama

    ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    17d

    ย ย 0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru