Tag(s):
• Komedi
• Persahabatan
• Sekolah Menengah Atas
• Remaja
• Pergaulan remaja

School Diary mengisahkan tentang seorang cewe SMA bernama Kana yang selalu sial. Ia mengidamkan kehidupan asmara layaknya remaja pada umumnya. Namun yang ia dapatkan hanya penolakan. Setelah mendapat penolaka itu, ia bertekad untuk berhenti mengharapkan kisah cinta di SMA. Tiba-tiba ia bertemu dengan cowo yang membuatnya sangat terkejut. Cowo itu muncul dengan sekotak martabak di tangannya. "Kalau lo terima martabak ini...," kata cowo itu, ia memberi jeda pada kalimatnya. "Kita pacaran." Apakah Kana ada menerima martabak itu? Ikuti terus kisahnya!

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Perfect Wife

Taylor

Memeluk Rindu

Akbar_Hana

Pernikahan Wasiat

Maziah

Wanita Tomboy Itu Istriku

Gitta Anggraita

Aku Mundur, Mas

Dyah Ayu Prabandari

Lika Liku Cinta Icha

Dewi Pooh

Rekomendasi

Istri 365 Hari

Missy Anna

Om Duda

Alfylla

Sweet Revenge

Lilianti

BAHAGIA SETELAH DIBUANG

Su Yenni

Perfect Wife

Taylor

Rahasia Suamiku

Tri Nur

Crazy In Love

Nur Cahaya

Itu Aku!

Karima N.

Ketika Ayah Bunda Akan Bercerai

Elisabeth Melkiani

Hello, Proff!!!!

SakuraHime

Komentar Buku (120)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  Muhamad Arbani

  Cerita nya menarik untuk dibaca, bagi kalangan anak2 remaja, terutama bagi yang SLTA.

  10/01/2022

    7
• milakarmilah

  cerita nya bagus bgt Ka..semoga hiatus ny ga llama ya,masih pengen liat kana sama.gilang apa sama.edo...semamgat kkakak🥰

  28d

    0
• 
  PonselNajla

  bagus

  12/08

    0
• Muhammadraffi

  sangat bagus

  29/07

    0
• 
  HanimNurnazeerah

  hm besttt

  02/07

    0
• 
  Piija Jaa

  bagus banget cerita nyaa,lanjut lagi dong kaa😻💞

  01/07

    0
• 
  AnwarFahmi

  bagus

  23/06

    0
• 
  RatnaSuwi

  bagus

  11/06

    0
• 
  AliasAzan

  novel sagat menarik

  01/05

    0
• 
  HadiFaiz abdul

  geme yang paling seru

  28/04

    0

• Total: 57

• Awalan yang sakit

  Jakarta, 19 Desember 2018.
  Pagi ini Kana sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Wajahnya terasa berser

• Martabak keju

  Pagi ini Kana tidak lagi terlambat. Ia memilih berangkat 1 jam lebih cepat dari biasanya agar tak te

• Sadar diri

  "Lo tau alasan gue nolak Kana?" tanya Edo pada ketiga temannya.
  Edo terus saja meracau dengan bangga

• Sogokan maut

  Pagi ini Kana sudah berada di lapangan sekolah. Ia berdiri dengan tegak di tengah lapangan. Rambutny

• Senin terindah

  Hari Senin menjadi hari pertama sejak Kana menyetujui negosiasinya dengan Gilang. Ia harus siap mene

• Tidak baik-baik saja

  Kana berlari tergopoh-gopoh menuju gerbang sekolah yang berjarak sekitar 1 KM lagi. Ia merasa sedang

• Hari pertama

  Kana mengenakan seragam olahraganya secepat kilat. Ia bahkan tak sempat mandi, hanya membersihkan wa

• Pilihan yang rumit

  Kana berjalan terlebih dahulu menuju kantin meninggalkan teman-temannya. Ia menutupi wajahnya dengan

• Mas Ganteng

  Kana tiba di rumahnya saat matahari sudah hampir terbenam. Hari masih belum berganti, ia sudah teras

• Pilihan Ibu vs Pilihan Kana

  'Pulang sekolah gue ke rumah lo.'
  Kana mengusap wajahnya dengan kasar. Ia baru saja bangun tidur, lal

• Toko buku

  Hari minggu ini Kana sudah bersiap di depan rumahnya. Matahari masih malu-malu, tapi Kana sudah di p

• Pesan

  Kana menarik lengan Gilang saat suasana mulai terasa sengit. Orang-orang yang ada di sekitar mereka

• Baku hantam

  Pagi ini Kana sudah duduk cantik di ruang tamu nya. Waktu baru saja menunjukan pukul 6 kurang 10 men

• Sesuatu di dapur

  Kana harus terjebak di lapangan sekolah saat semua siswa sudah pulang ke rumah. Mata Kana terus mena

• Yang pertama

  "Ibu lo kemana, Na?" tanya Gilang.
  Kana yang sedang merapihkan barang di dapur itu menoleh sekilas. "

• Putus atau Tidak

  Kana menatap laki-laki di sampingnya itu dengan sebal. Saat ini ia tak ingin bertemu dengan laki-lak

• Dihukum

  "Kana! Posisi tangan mu salah!"
  Kana mendengus sebal menatap Gilang yang berdiri di sampingnya. Sedan

• Permintaan Edo

  Kana menyapukan pandangannya ke segala arah. Hamparan rumput hijau yang cukup luas membentang dari d

• Gangguan

  Bugh!
  Kana menarik nafasnya dalam-dalam. Hari nya baru dimulai beberapa jam yang lalu, tapi sudah di

• Putus

  "Kalau lo ga bisa jaga hati, lebih baik lo putus sama Gilang!"
  Teriakan cewek di hadapannya itu terde

• Pengakuan

  Sudah dua hari sejak pertemuan terakhirnya dengan Kana. Sampai saat ini Gilang hanya bisa memandangi

• Basah Kuyup

  Kana dengan malas membuka matanya saat merasakan tubuhnya diguncang. Walau terpaksa, tapi ia tetap m

• Opsi pertama dan terakhir

  Kana menggeliat di atas tempat tidurnya. Dering ponsel begitu mengganggu tidurnya. Ia pun dengan mal

• Tamu

  Gilang tiba di depan rumahnya tepat pukul 1 siang. Ia tak pulang sendirian, di belakangnya sudah ber

• Pergi

  Matahari sudah kembali menyapa semua orang. Kana sedang duduk di ruang tamu. Sesekali ia menatap waj

• Peninggalan Edo

  Kana menolehkan kepalanya ke segala arah. Ia sudah tiba di sekolah saat gerbang masih terkunci. Tuju

• Lo Hebat

  Edo tiba di rumahnya setelah memaksa sopir kepercayaan ayahnya. Namun kondisi rumahnya sudah sepi da

• Angkot

  Dua hari sejak kepergian Edo membuat Kana merasa kehilangan. Ia mengingat moment kebersamaan dengan

• Teman?

  Kana menatap tiga sahabatnya yang sudah bertengger di ruang tamu. Ia baru saja tiba di rumah, tapi m

• Cemburu

  Pagi ini SMA Permata Putri digemparkan dengan kedatangan siswi baru yang begitu memukau. Kana sampai

• Ancaman Ren

  Kana memutuskan makan sendirian di kantin. Hal itu terjadi karena Mirna tak masuk sekolah. Sedangkan

• Pertanyaan Edo

  Malam ini Kana terpaksa harus keluar rumah. Ibunya tak bisa pulang karena menjaga nenek yang sedang

• Perjanjian Gilang dan Ren

  Kana tetap memaksakan dirinya untuk datang ke sekolah. Edo sudah kembali pergi setelah mengantarnya

• Ilham

  "Na, lo disuruh ke perpustakaan sama Bu Endang," ujar teman sekelasnya yang bernama Putri.
  Kana terse

• Insiden

  Kana terdiam di depan rumahnya saat melihat sosok Gilang sudah bertengger di atas motor. Ia sengaja

• Sahabat

  Kana sama sekali tak keluar dari kamarnya sejak pulang sekolah. Ia masih terus memikirkan apa yang t

• Pertandingan (Ilham berulah)

  Matahari begitu menyengat, namun lapangan SMA Permata Putri masih tetap dipadati para murid yang ing

• Cinta sudah terlambat

  Kana mengamati selembar kertas itu dengan mata berkaca-kaca. Ia tak menyangka insiden beberapa hari

• Bertemu lagi?

  Gilang terus berdiri di depan gerbang sampai hampir menunjukkan pukul 7 pagi. Ia terus menatap semua

• Dikejar om-om

  Kana melintasi gerbang SMA Buara dengan sangat hati-hati. Ia sudah tak melihat siapa pun disekitarny

• Mulai terbiasa

  Tak terasa, sudah lebih dari 5 bulan Kana berada di SMA Buara. Tapi tetap saja ia masih belum lancar

• Bertemu

  Hari minggu ini Kana tidak punya kegiatan apa pun selain merebahkan tubuhnya di sofa yang begitu nya

• Saingan

  Kana mengunci dirinya di dalam ruang ganti khusus pegawai tersebut. Sesekali ia mengintip keadaan di

• Kesalahan

  (Sesuai judulnya, ini benar-benar kesalahan. Seharusnya ini part 44 guys. Part yang saya update sebe

• Batas antar sahabat

  (Mulai tanggal 22 Maret 2022, School Diary update setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Terima kasih u

• Benci dan Rindu

  Kana tiba di depan rumah sakit yang berada tak cukup jauh dari SMA Permata Putri. Ia dan Ferdi langs

• Pelaku sebenarnya

  Kana dan Ferdi sudah berada di dalam travel. Mereka memutuskan untuk langsung pulang walau hari suda

• Perpisahan

  Waktu berlalu begitu cepat, Kana sedang bersiap pergi menghadiri acara perpisahan di sekolahnya. Seb

• Karena Cinta

  Hari ini Gilang sudah berangkat ke Yogyakarta. Ia akan mengurus pendaftaran kuliahnya di salah satu

• Balikan

  "Menggambar itu harus pakai perasaan, Do. Biar orang yang lihat gambar kamu, bisa tau gimana perasaa

• Takdir (END)

  Kini 6 bulan berlalu usai pertemuan terakhirnya dengan Gilang, kini Kana sedikit demi sedikit sudah

• Season 2 : Bab 1

  "Kak Edo di mana? Aku udah sampai di depan ruang Tata Usaha."
  Kana mengerutkan dahinya saat tidak ter

• Season 2 : Bab 2

  Kana memandang keluar jendela dengan tatapan sendu. Baru satu minggu sejak kepindahannya ke Jakarta.

• Season 2 : Bab 3

  "Lo gak boleh pergi, Na. Lo cuma akan terluka kalau berurusan sama dia."
  Kana sedikit menarik kedua s

• Season 2 : Bab 5

  Kana mengikuti langkah Edo yang sedang dirangkul oleh Rena. Ia terus mengamati interaksi kedua orang

• Season 2 : Bab 6

  Setelah kelas selesai, Kana langsung keluar dari ruangan. Ia bahkan sampai melupakan Gilang yang jug

• Season 2 : Bab 7

  "Terkadang mundur bisa jadi pilihan yang tepat saat tidak ada celah untuk bisa lewat. Memaksa mas