Tag(s):
• Tidak setia
• Keluarga
• Tokoh Wanita
• Heteroseksual
• Pornografi

Mengenalmu adalah bahagiaku, Mencintaimu adalah lukaku, Dan mempertahankanmu adalah kebodohanku, Kisah seorang gadis desa yang mengadu nasib di kota. Nasib baik yang dia temukan dalam pekerjaan dan orang-orang baru di sekitarnya, tak serta merta membawa kisah asmaranya dalam kebahagiaan. Pernah menjalin hubungan dengan seorang pria dan hampir menikah. Dua bulan sebelum pernikahan terjadi, hubungan mereka kandas karena sang pria yang diam-diam selingkuh. Saat hatinya terluka, Tuhan mempertemukannya dengan seorang pria yang usianya lebih muda. Seorang mahasiswa yang ternyata juga seorang playboy. Ia pun mencoba bertahan. Meskipun batinnya bergejolak. Hingga akhirnya akhirnya ia pun menyerah dan mengakhiri hubungannya kembali. Dua kali jatuh cinta. Dua kali juga ia dipatahkan. Akankah kebahagiaan akan datang untuknya?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Second Love

Nur Cahaya

Love Brother

Reriang

Heartbeat

Biabaharda

SETELAH BAPAK TIADA

Pistachio

Belang si Janda Kembang

SanSan954

BABY D

Aira Humairah_03

Rekomendasi

Handa

Henny Djayadi

Our Lovely Nanny

RitaAsy

Rain

Aily Ar

Beautiful Breakup

Jejakava

Friend Ssst!

Viantblue

The real secret in Alesya's life

nggraini_

KUBALAS HINAANMU DENGAN UANGKU

Pena_Kinan

TEMEN TAPI DEMEN

Kenong Auliya Zhafira

Aku Yang Selalu Salah Di Matamu

Khanza Az-Zahra

Deras Cinta

Ideabadar

Komentar Buku (553)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• LakambeaIndrawaty

  👍👍👍

  14h

    0
• wahidKalong

  baguss good

  17h

    0
• Hidayani lubisAde

  𝑜𝑘𝑒

  5d

    0
• Ambaritaduma

  tulisan enak banget

  6d

    0
• AfifAhmad Halim

  kelass

  7d

    0
• 
  AkbarMarqiano

  good

  9d

    0
• 
  Andi Beben

  bagus banget aplikasi ini membuat aku kaya raya

  10d

    0
• Fatah Rahman

  bagus ceritanya

  12d

    0
• Sri nabilaCelsi

  kurang

  12d

    0
• Dharmakimyan

  okeeee

  14d

    0

• Total: 86

• Bab 1 Hadiah

  Kita manusia. Dilahirkan untuk disukai dan tidak disukai. Kita juga tidak bisa memilih lahir dari ra

• Bab 2 Undangan Makan Malam

  Kejadian di kafe kemarin soal Jerry bukanlah hal pertama dan satu-satunya bagiku. Jerry sudah sering

• Bab 3 Telepon dari Siapa?

  Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Kafe tidak begitu ramai sejak pagi. Aku bisa bersan

• Bab 4 Pertemuan

  Mobil Jerry melaju dengan pelan. Membelah keramaian kota di malam hari. Di kota ini, hilir mudik ken

• Bab 5 Ada Apa?

  Hari ini hari Sabtu. Dimana biasanya kafe ramai pengunjung. Begitu banyak orang yang ingin bersantai

• Bab 6 Kado Permintaan Maaf

  Sore harinya saat aku sedang tidak sibuk melayani pengunjung, aku menghampiri Daniel. Rupanya dia se

• Bab 7 Tanpa Ada Jawaban

  Hari-hari berlalu tanpa ada jawaban dari Jerry, kenapa dia tiba-tiba memberikan sebuah kado sebagai

• Bab 8 Kekhawatiran Itu

  Sayup-sayup terdengar lagu Titip Rindu Buat Ayah karya Ebiet G. Ade yang dilantunkan oleh beberapa p

• Bab 9 Keceplosan

  Selesai melalui beberapa pemeriksaan dokter, akhirnya aku di anjurkan untuk rawat inap. Mengingat su

• Bab 10 Eh?

  Akhirnya pada hari ketiga, keadaanku sudah pulih. Dokter mengizinkan aku pulang. Hatiku sangat senan

• Bab 11 Rival

  Meskipun keadaanku telah kembali pulih, tapi hari ini Pak Wira belum mengizinkan aku masuk kerja. Di

• Bab 12 Separuh Hatiku

  Semenjak kejadian di restoran tadi, aku lebih banyak diam. Rasanya malas untuk membuka suara. Mbak C

• Bab 13 Perhatian

  'Memaafkan itu mudah. Tapi, menghilangkan bekas luka itu sulit.
  Mengenalmu adalah bahagiaku. Mencint

• Bab 14 Bapak Sakit

  Setelah beberapa jam berada di dalam mobil. Akhirnya aku menginjakkan kakiku di halaman sebuah rumah

• Bab 15 Kekhawatiran dan Harapan

  Pukul 20.00 malam, aku mengambil ponsel dari dalam tas. Ponsel yang sengaja kunonaktifkan sejak pagi

• Bab 16 Ada Apa Dengan Yanan?

  Malam beranjak larut. Namun mataku belum juga terpejam. Aku gelisah. Kepikiran soal sakitnya Bapak.
  R

• Bab 17 Cita-cita

  Sore, saat matahari hampir kembali ke peraduannya, Ibu dan Yanan datang ke rumah sakit. Tampak Yanan

• Bab 18 Bapak Sembuh

  Hari ini, Bapak diizinkan pulang dari rumah sakit. Aku sudah mencari sewaan mobil tadi pagi. Syukurl

• Bab 19 Rumahku Surgaku

  Suara ayam berkokok membangunkanku dari mimpi indah. Cepat sekali waktu di malam ini. Perasaan baru

• Bab 20 Tanah Kelahiran

  Ini malam ke sekian setelah aku berada di kampung halaman. Udara terasa begitu dingin. Kampungku ter

• Bab 21 Menyusul ke Kampung

  Tak ada yang membuka suara ketika aku dan Jerry duduk di ruang tamu. Ya, hanya berdua. Bapak, Ibu, d

• Bab 22 Jalan-jalan

  Saat ini aku dan Jerry berada di sebuah curug yang tak jauh dari rumah. Kira-kira hanya 15 menit den

• Bab 23 Jalan-jalan (2)

  Di pinggir jalan menuju curug. Banyak pedagang makanan yang menjajakan aneka makanan dan minuman kha

• Bab 24 Kebaikan

  Sepulang dari mengantar Jerry jalan-jalan keliling kampung, aku langsung menuju meja makan setelah m

• Bab 25 Ibu

  Usai sarapan, Yanan langsung pamit pergi ke sekolah. Diantar Jerry, tentunya. Adikku itu terlihat sa

• Bab 26 Bertahan atau Melepaskan

  Serapat apapun menutupi suatu kebohongan, pasti ada saatnya nanti akan terbongkar. Manusia bisa saja

• Bab 27 Balik

  Aku belum bisa memutuskan. Apakah aku tetap bertahan atau melepaskan hubungan, yang sebenarnya terli

• Bab 28 Budak Cinta

  Aku baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Tak lupa kupakai skincare untuk merawat apa yang s

• Bab 29 Kembali ke Kota

  Di kamar, aku sedang memasukkan baju-baju ke dalam koper. Juga mengemasi barang-barang lainnya yang

• Bab 30 Keluarga Jerry

  Perjalanan yang kutempuh selama beberapa jam terasa sangat melelahkan. Selama berada di dalam bus, a

• Bab 31 Daniel

  Aku merasakan sesuatu yang dingin mengenai wajahku yang masih terpejam. Lelap tidurku terganggu, mem

• Bab 32 Malaikat-malaikat Penolong

  Cukup lama aku berada di kafe. Duduk, main ponsel, sambil melihat teman-temanku bekerja. Maaf, ya ka

• Bab 33 Jerry Sakit

  Sesampainya di rumah Jerry, aku segera turun dari mobil. Begitu pula dengan Daniel. Bang Abdul, satp

• Bab 34 Posesif

  Aku tiba di kafe bersamaan dengan Arinda. Kami sama-sama menggunakan ojek online. Bisa dibilang aku

• Bab 35 Menjenguk Jerry

  Setiap manusia pasti punya masalah. Besar atau kecil tergantung manusia itu sendiri. Bagaimana cara

• Bab 36 Tawaran

  Malam yang dingin membawaku larut dalam asumsi. Berbagai terkaan memenuhi isi kepala. Terlalu penuh

• Bab 37 Mencari Informasi

  Jam di ponsel menunjukkan pukul 16.37 sore. Aku dan Daniel bersiap-siap akan pergi ke rumah Dokter R

• Bab 38 Mencari Informasi (2)

  Keheningan tercipta selama beberapa saat. Pikiranku melayang, memikirkan Jerry. Dokter Reinhard dan

• Bab 39 Cermin

  Dua hari berlalu setelah aku pergi ke rumah Dokter Reinhard. Belum sempat menemui Jerry. Lebih sibuk

• Bab 40 Kejujuran

  Malam hari. Jam tujuh kurang lima menit. Aku dan Jerry duduk berhadapan di sofa ruang tamu, di rumah

• Bab 41 Salam Pagi

  Pagi ini aku sengaja bangun lebih awal. Di luar masih tampak gelap dan udara masih terasa dingin. Mu

• Bab 42 Just Friend

  Ojek online yang mengantarku telah sampai di halaman kafe. Aku segera turun. Melepas helm dan menyer

• Bab 43 Kepercayaan

  Sang mentari telah kembali keperaduannya. Sinar jingga senja telah berganti dengan temaram gelap mal

• Bab 44 Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba

  Jika boleh memilih, aku ingin kembali ke masa kecil. Masa dimana aku hanya menghabiskan waktu dengan

• Bab 45 Pertama dan Terakhir

  Seminggu setelah Jerry menuduhku selingkuh dengan Daniel. Aku tak menghubungi atau pergi ke rumahnya

• Bab 46 Aku, Daniel dan Dokter Reinhard

  Dengan langkah cepat aku keluar dari kafe. Hendak mengambil ponsel dari dalam tas. Untuk memesan oje

• Bab 47 Setelah Putus

  Setelah keputusanku malam itu, tepatnya seminggu yang lalu aku tak pernah bertemu dan menghubungi Je

• Bab 48 Jerry VS Daniel

  Pagi ini aku berangkat ke kafe dengan penuh semangat. Meskipun kemarin sempat bertemu Jerry, namun r

• Bab 49 Cerita Senja

  Jika ditanya tentang perasaanku saat ini, tentu saja aku tidak tahu. Sedih, tidak. Bahagia, juga tid

• Bab 50 Kedatangan Mantan

  Pagi hari usai mandi, berganti pakaian dan berdandan ala kadarnya, aku turun ke lantai bawah. Melang

• Bab 51 Keluarga Mantan

  Jam di layar ponsel menunjukkan angka 18.37 menit. Sejak satu jam yang lalu tidak ada pengunjung yan

• Bab 52 Pesan dari Hati

  Sepanjang perjalanan aku hanya diam. Tidak bersuara. Fokus memandang derasnya guyuran air hujan dari

• Bab 53 Ajakan Menikah

  "Yoora? Hei, kamu disini?" Suara seseorang mengagetkanku. Aku menghentikan pergerakan tangan dari po

• Bab 54 Permintaan Mama Jerry

  Aku diam, tertegun. Bertatap dengan wajah tampan itu membuatku ingin segera memalingkan wajah. Namun

• Bab 55 Fitting Baju

  "Mbak Yoora, pagi-pagi udah disamperin calon mertua aja nih. Ada apa? Mau cepat-cepat dinikahin ya?

• Bab 56 Teringat Mantan

  Selesai fitting baju, kami mampir di sebuah restoran mewah. Kami akan makan malam disana. Sepertinya

• Bab 57 Di Rumah Mantan

  Kurang lebih 20 menit, sampailah mobil di halaman rumah mewah bertingkat. Aku segera turun usai mele

• Bab 58 Curhat

  "Nyonya, maaf kalo saya lancang mengatakan ini. Kelihatannya Mas Daniel suka sama Mbak Yoora. Apa be

• Bab 59 Ikhlas itu Sulit

  Pagi ini aku minta libur lagi. Karena ingin pergi ke rumah sakit menjenguk Jerry. Aku ingin tahu kea

• Bab 60 Pernikahan Mantan

  Tak terasa, hari ini adalah hari pernikahan Harvey dan Griselda. Harvey--mantan tunanganku- kini aka

• Bab 61 Pernikahan Mantan (2)

  Malam hari saat resepsi tahap kedua, aku pun masih ikut dirias. Resepsi malam ini dengan gaya intern

• Bab 62 Tentang Dia

  "Apa? Jadi kamu sudah putus dengan Jerry?" tanya Bapak pagi ini. Mukanya memerah. Kami sedang berada

• Bab 63 Terjebak

  Tiga hari sejak pernikahan Harvey dan Griselda. Bapak dan Ibu sudah balik ke kampung. Pak Kardi yang

• Bab 64 Jatuh Cinta itu Tidak Salah

  Daniel membangunkanku kala hujan sudah mereda. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya, aku mengikuti

• Bab 65 Bertemu Ibram

  Kini, aku sudah duduk di samping Daniel. Tante Santi menatapku, hingga membuatku kikuk. Tiga cangkir

• Bab 66 Senyummu, Lukaku

  Sudah berhari-hari Daniel tidak datang ke kafe. Mengirim pesan dan telepon pun tidak. Secara tidak s

• Bab 67 Cemburu

  Pagi ini aku berangkat dengan ojek online. Aku terlambat datang karena bangun kesiangan. Beberapa ha

• Bab 68 Pilihan Hati

  Aku masih berada di rumah Daniel. Menikmati makan malam bersama keluarganya. Daniel sendiri masih is

• Bab 69 Mengembalikan Jaket

  Alunan musik klasik mengalun indah, memenuhi indra pendengaran. Live music di kafe ini benar-benar m

• Bab 70 Rasa Ini

  Senja. Hadirnya hanya sebentar. Namun jutaan manusia menunggu kehadirannya. Rona jingganya mampu men

• Bab 71 Benih-benih Cinta?

  Hari demi hari. Minggu demi minggu. Waktu terus bergulir. Mbak Claudia sudah menikah. Ini bulan keem

• Bab 72 Benih-benih Cinta (2)

  "Makasih ya?" ucapku. Saat ini kami sudah sampai di rumah.
  "Iya. Habis ini bersih-bersih, terus tidur

• Bab 73 Bunga Yang Diterima

  Kalian tahu, hal apa yang selalu membuatku tersenyum? Ya, benar. Senyum orang-orang sekitar. Melihat

• Bab 74 Cincin

  Bangun tidur aku langsung menatap buket bunga mawar putih pemberian Daniel, yang kuletakkan di atas

• Bab 75 Ketahuan Bermesraan

  Setelah memilih cincin untuk sang gadis. Aku pun diminta pendapat saat Daniel memilih cincin untuk d

• Bab 76 Saat Tak Ada Disisi

  Satu bulan berlalu sejak aku diajak untuk membeli cincin. Daniel tidak lagi datang ke rumah untuk me

• Bab 77 Bukan Pacar

  "Mmm ... Tante, kalau boleh tahu kita mau kemana?" tanyaku memberanikan diri.
  "Ke rumah teman saya. A

• Bab 78 Ya, Aku Bersedia

  Gita bilang jika aku gadis yang akan dilamar dan dinikahi oleh Daniel. Dan aku tidak merasakan hal i

• Bab 79 Lulus

  Satu bulan berlalu setelah kedatangan keluarga Om Henry ke kampung halaman untuk melamarku. Juga kel

• Bab 80 Kecelakaan

  Hari ini hari Sabtu. Rencana, kami akan melakukan pengukuran baju di butik. Daniel akan menjemputku

• Bab 81 Godaan Sebelum Pernikahan

  Sejak Daniel kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, aku rutin menjenguknya. Aku akan membawakan maka

• Bab 82 Godaan Sebelum Pernikahan (2)

  "Eh, Yoora, gila ya kamu! Kamu itu sebentar lagi mau menikah. Masih juga peluk-pelukan sama mantan.

• Bab 83 Godaan Sebelum Pernikahan (3)

  Rasa sesak di dada membuatku memutuskan keluar dari ruangan. Tak kuhiraukan panggilan Daniel yang me

• Bab 84 Penjelasan

  "Jadi ini yang kemarin bikin kamu nangis?"
  Aku diam. Masih fokus pada lalu lalang kendaraan di jalan,

• Bab 85 Nasihat Sebelum Pernikahan

  Lima hari setelah Daniel pulang dari rumah sakit. Ia mengajakku ke pantai. Dan kami berangkat saat h

• Bab 86 Jodoh itu Dekat

  Sepulang dari
  fitting 
  baju, Daniel mengajakku ke pantai lagi. Bapak dan Ibu langsung minta ikut mobil