Tag(s):
• Tidak setia
• Bigami
• Keluarga

Naya dan Hanan sepasang suami istri yang sudah menikah selama sepuluh tahun, tetapi belum juga dikaruniai keturunan. Hal itulah yang membuat Ratih sang mertua menikahkan Hanan dengan wanita pilihannya tanpa sepengetahuan Naya. Namun Naya pun mengetahuinya tanpa disengaja, dia hancur melihat Hanan telah menghianatinya. Selang beberapa waktu hal yang dinantikan Naya pun datang, dia hamil di saat yang tidak tepat. Dia hamil di saat Hanan sudah menikah dengan Melisa, wanita pilihan Ratih. Naya enggan untuk memberitahukan kehamilannya pada Hanan hingga pada akhirnya Melisa juga telah Hamil. Naya pun semakin hancur, dia tidak sanggup jika harus mempertahankan pernikahannya dengan Hanan, dia tidak sanggup untuk berbagi dengan wanita lain. Naya pun akhirnya memutuskan untuk memilih mundur dari kehidupan Hanan, dia memutuskan bercerai dengan Hanan. Apalagi Hanan sudah melakukan kekerasan terhadapnya hingga membuat Naya hampir kehilangan calon anaknya. Apakah Hanan bersedia melepaskan Naya untuk pergi dari hidupnya, dan mengakhiri pernikahan mereka?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Bawang Merah Bawang Putih

Queeny

Transmigrasi Ke Buku Dan Menikahi Jenderal Iblis

By Wan

Akhir Yang Bahagia

Anavya

Survive : The Legend Of Bunian World

JanggoetNaga

Warmheart

Novia Malviani

Aku Mundur, Mas

Dyah Ayu Prabandari

Rekomendasi

Status WA Sekretaris Suamiku

Nia Khalila

Menikahi Calon Kakak Ipar

Meriatih Fadilah

Love and Secrets

Setya Ai Widi

Lika Liku Cinta Icha

Dewi Pooh

Throughout the Wound

Black Angel

Pernikahan Yang Sempurna

Sifa_Azz

MY FRIST LOVE : SHAKA

lucyyrubyy

Ketika Aku Lahir di Keluarga Duke yang Kejam

Crystal Kim

Playboy Kepentok Cinta ~ Story of Beno

Bunyen Heha

PEMBALASAN CANTIK UNTUK SUAMI LICIK

Tsuroya Ghoida

Komentar Buku (113)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  HandayaniPitri

  terimakasih novela saya bisa tukar ini dengan diamon dan yang lain sekali lagi terimakasih novela ya

  25d

    0
• 
  AisyahNur

  cerita nya bagus

  27d

    0
• 
  Kabane Kun

  terimakasih atas cerita yang telah di tulis

  09/08

    0
• 
  MudinAdim

  sangat bagus kak

  25/07

    0
• AliyahSun

  AKU INGIN MENARIK SALDO

  06/07

    0
• rudzuannuruladila

  Niceee

  02/07

    0
• 
  OthmanSuzana

  👍 good

  25/06

    0
• 
  Alif Shidiq

  mantab

  09/06

    0
• 
  bunga fluffy

  ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

  29/05

    0
• 
  Ghani Bach

  mantappp

  20/05

    0

• Total: 45

• Bab 1 Awal Kecewa

  "Maaf Sayang jika Mas harus pergi keluar kota, Mas janji akan cepat kembali," ucap Hanan sembari men

• Bab 2 Pertemuan

  Waktu sudah menunjukan pukul satu siang, Naya pun segera bersiap menuju cafe tempatnya bertemu denga

• Bab 3 Penjelasan

  Netra Naya seakan enggan sekali memejam, dilihatnya jam di atas nangkas sudah menunjukan pukul dua m

• Bab 4 Tanda Kehamilan

  Naya terbangun dan berlari menuju kamar mandi, dia merasakan perutnya bergejolak, mual ingin mengelu

• Bab 5 Menyesal

  Hanan pulang dengan langkah gontai, setelah diusir oleh Naya. Hanan tahu kesalahannya tak bisa dimaa

• Bab 6 Kecelakaan

  Hanan terbangun setelah mendengar panggilan Ratih, dia beranjak turun dari pembaringan menuju pintu,

• Bab 7 Menata Hidup

  Semenjak mengetahui kehamilannya, Naya berusaha melupakan penghianatan Hanan padanya. Dia memutuskan

• Bab 8 Bertemu Melisa

  Tak terasa sudah hampir dua minggu sejak Naya mengusir Hanan, akan tapi Hanan tidak berusaha menemui

• Bab 9 Terus Mengganggu

  "Bu, ada yang ingin bertemu dengan Ibu." Dinda memasuki ruang kerja Naya setelah mengetuk pintu.
  "Sia

• Bab 10 Menjenguk Hanan

  Mentari pagi telah menampakkan diri. Naya pun beranjak bangun dari tempat tidur. Setelah sholat Subu

• Bab 11 Bertemu Ratih

  Setelah membantu Hanan kembali berbaring di ranjang Naya berniat untuk pergi. Naya takut jika terlal

• Bab 12 Kedatangan Hanan

  Pov Naya
  "Jadi saya tidak perlu menjemput Ibu hari ini?" tanya Dinda melalui sambungan telfon.
  "Tidak

• Bab 13 Melisa Hamil?

  "Terima kasih sudah mau memberikan Mas kesempatan, Sayang," ucap Hanan melepaskan pelukannya.
  Naya ma

• Bab 14 Bersiap Berpisah

  Setelah pulang dari rumah sakit Naya hanya termenung terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa. Dia meras

• Bab 15 Janji Ratih

  Sudah satu minggu Hanan tidak pulang ke rumah Naya, hanya banyak panggilan telfon dan pesan yang dik

• Bab 16 Anak Kita?

  Kedatangan Ratih sedikit banyak membuat Naya semakin ingin berpisah dari Hanan. Dia ingin Ratih meny

• Bab 17 Membujuk Naya

  Pov Hanan
  Selama enam hari dirawat di rumah sakit kondisi Melisa sudah membaik, hari ini dia sudah di

• Bab 18 Kedatangan Pengacara Naya

  Mentari pagi mulai menampakkan dirinya, Hanan pun bersiap mulai bekerja kembali setelah cuti karena

• Bab 19 Pertengkaran

  "Assalamu'alaiku Ibu Naya," sapa Alan melalui sambungan telfon.
  "Wa'alaikum salam Pak Alan. Ada apa B

• Bab 20 Semakin Terluka

  Dering bunyi alarm ponsel membangunkan Naya dari tidur, setelah kelelahan karena bertengkar dengan

• Bab 21 Pergi

  Netra Naya mengerjap pelan memandang cahaya lampu, dia mulai tersadar dari pingsan karena tak kuasa

• Bab 22 Trauma

  "Kenapa bisa menjadi seperti ini, Ibu Naya?" tanya Alan memandang Naya iba saat melihat kondisi waja

• Bab 23 Penangkapan Hanan

  Hanan terbangun dari tidurnya, dia meraba kasur di sebelahnya yang sudah kosong. Hari masih gelap sa

• Bab 24 Keributan

  "Ada apa, Din? Kenapa menelfonku?" tanya Naya melalui sambungan telfon.
  "Maaf, Bu. Ada yang ingin ber

• Bab 25 Sidang Pertama

  "Kita berangkat sekarang atau nanti, Bu?" tanya Dinda begitu tiba di ruangan Naya.
  "Sebentar lagi, Di

• Bab 26 Melisa Keguguran

  "Lalu bagaimana dengan anakku, Bu? Bagaimana dengan anakku yang hampir saja lenyap karena ulah ayahn

• Bab 27 Kehancuran Keluarga

  "Ibu Naya! Tunggu sebentar." Naya menoleh mendengar suara Alan memanggilnya saat akan memasuki mobil

• Bab 28 Melisa Sadar

  Setelah kepergian Naya, Hanan pun kembali dibawa oleh polisi ke penjara saat Melisa berhasil diopera

• Bab 29 Tak Sampai Hati

  Langkah kaki Naya terasa berat meninggalkan Hanan dalam keadaan terpuruk seperti itu. Akan tetapi di

• Bab 30 Melisa Gangguan Mental

  Satu minggu berlalu semenjak sidang pertama perceraiannya. Setiap hari Naya lalui dengan rasa gundah

• Bab 31 Permohonan Ratih

  Setelah melihat keadaan Melisa rasanya Naya tidak tahan untuk tetap berada di tempatnya berdiri. Lal

• Bab 32 Sidang Vonis Hanan

  Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sidang vonis Hanan akan digelar. Sejujurnya Naya enggan

• Bab 33 Pasrah

  Pov Hanan
  Aku hanya memandang sendu Melisa yang terus berteriak dan menangis. Pikiranku kosong, menye

• Bab 34 Melisa Bunuh Diri

  "Huh ... setiap hari aku harus mengurus Melisa. Kapan sih dia sembuhnya, capek aku kalau Melisa seda

• Bab 35 Darah Untuk Melisa

  Ratih berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD, hatinya gelisah memikirkan bagaimana kondisi Melisa

• Bab 36 Hancur Tak Tersisa

  Pov Melisa.
  Sejak Mas Hanan berada dipenjara hidupku rasanya hampa. Aku sudah tak semangat lagi menja

• Bab 37 Akhir Pernikahan

  Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepatnya, persidangan perceraian Naya dengan Hanan hari ini ad

• Bab 38 Melisa Meminta Maaf

  Naya berjalan diiringi Dinda di belakangnya menuju parkiran. Di sana Irham sudah menunggunya dari ta

• Bab 39 Status Baru Hidup Baru

  Pov Naya
  Setelah Melisa pergi aku bergegas masuk ke dalam ruanganku untuk beristirahat. Kurebahkan tu

• Bab 40 Kehilangan Segalanya

  Pov Hanan
  Netraku mulai meneteskan air mata begitu mendengar ketukan palu dari Hakim pertanda berakhi

• Bab 41 Akhir Penantian

  Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, Naya melalui hari-hari damainya di rumah  Irham. Di rumah I

• Bab 42 Tergantikan

  Pov Hanan
  Dua tahun masa hukumanku akan segera berakhir, aku tidak sabar keluar dari sini dan mencari

• Bab 43 Kembali

  "Sudah sampai, Bu," ucap sopir pada Naya yang sedang melamun sembari mengelus-ngelus puncak kepala A

• Bab 44 Alan

  Naya bergegas kembali ke dalam restoran saat tak menemukan sosok Hanan. Dia berjalan menunduk kembal

• Bab 45 Akhir

  Pov Naya.
  "Bagaimana, Mbak? Apakah Mbak masih mengharapkan laki-laki yang sudah membuatmu menderita?