Overview
|Catalog
- Tag(s):
- Tokoh Wanita
- Cinta pertama
- Kembali bersama
- Cinta yang manis
carissa dan Leo menikah diusia yg sangat muda. namun prrnikahan itu hanya mampu bertahan 1tahun. kehadiran dinda yang sangat dekat dengan leo membuat carissa menganggap leo yg seorang playboy tak pernah berubah.carissa pun menghilang dari kehidupan leo. 8 tahun kemudian mrk kembali dipertemukan. cinta yang tak pernah padam dan kesalahpahaman di masa lalu akhirnya memutuskan untuk menikah kembali. namun untuk hidup bahagia itu tak mudah...
Last Update
Editor´s Choice
Recommendation
Book Comment (153)
- Total: 252
Chapter 1 Carissa Wijaya
“Viola...! Cepat! Aku bisa terlambat nanti!” teriak Carissa kesal. “Viola! Kalau dalam hitungan keliChapter 2 Teman bernama Wira
Carissa duduk termenung di meja kerjanya. Sudah 1 minggu ini pikirannya tak bisa lepas dari kejadianChapter 3 Cinta Remaja
“Besok sore kita jalan yuk” ajak Radit.
Viola yang sedang asik membaca di bangku taman sekolah menoleChapter 4 Namanya Keyla
“Mama sih dibilangin nggak pernah mau dengar... Mama itu harusnya banyak istirahat,” kata Carissa.
“IChapter 5 Pertemuan di Toko
“Selamat sore Pak Wira..” Sapa Viola pada Wira yang sedang melihat-lihat buku agama di sebuah toko bChapter 6 Lelaki itu bernama Leo
“Pagi pak..” sapa Viola.
“Tumben kamu tidak datang terlambat” kata Wira.
“Tidak berani pak. Nanti kakaChapter 7 Hore, papa pulang!
“Mama ketemu Leo dimana?” tanya Carissa.
“Di apotik waktu mama mengambil obat ditemani Irma” jawab MaChapter 8 Kenangan Pahit
“Aku berbagi ceritaku dengan Tuhan” jelas Carissa.
Irma terdiam.
“Ok.. Aku takkan bertanya lagi” kataChapter 9 Gadis kecil bermata coklat
“Apalagi sih yang mau dicari?” tanya Wira.
“Sudah gak usah banyak tanya. Ikut saja” tukas Maya.
“Aku mChapter 10 Sebuah Misteri
“Hei melamun,” kata Maya.
“Bikin kaget saja,” ucap Wira.
“Kenapa kamu?” Maya duduk disamping Wira.
“NggChapter 11 Ada apa dengan Carissa
“Sore..” sapa Wira pada Viola yang sedang menemani Keyla bermain di teras rumah.
“Pak Wira.. Kok bapaChapter 12 Rahasia mulai terungkap
“Maaf aku terlambat, ada banyak hal yang harus aku selesaikan sebelum pulang,” kata Leo.
Wira memandaChapter 13 Dinda
“Sudah lama ya kita tidak keluar seperti ini..” kata Irma.
“Ya.. Kemarin sempat beberapa kali janji mChapter 14 Sebuah janji
“Maaf aku sedikit terlambat memulangkan Keyla..” kata leo.
“Sudahlah.. Tidak apa-apa,” ucap Carissa.”Chapter 15 Mengungkap cerita lalu
“Irma.. “ panggil Carissa.
“Ya..”
“Aku mau jujur denganmu”.
“Ada apa?” Irma menatap Carissa heran. “ApaChapter 16 Salah paham
“Apakah hingga detik ini kamu tak pernah mempercayaiku?” tanya Leo.
“Dia bernama Dinda..” ungkap CariChapter 17 Pertemuan
Viola duduk melamun di dalm kelasnya. Ia bahkan tak menyadari ketika Radit memanggilnya berkali-kaliChapter 18 Kecurigaan Viola
“Kak..” panggil Viola.
“Ada apa?” tanya Carissa tanpa menoleh.
“Bang Leo masih disini?”
“Masih.. KatanyChapter 19 Antara Carissa dan Dinda
“Pergi?” tanya Dinda. “Tapi kamu bilang ingin menunda keberagkatanmu hingga mendapatkan kepastian..?Chapter 20 Di taman Sekolah
Viola duduk melamun di taman sekolahnya. Radit menghampiri sambil menepuk bahunya.
“Ada apa?” tanya RChapter 21 Ungkapan hati Dinda
“Maaf jika aku lancang mendatangimu. Aku ingin kita bisa bicara berdua,” kata Dinda.
Hari itu Dinda tChapter 22 Kejujuran
“Kakak tak pernah mau berbagi dengan aku dan mama..” kata Viola.
“Mama mana?” tanya Carissa.
“Di dalamChapter 23 Cintakah ini Namanya
“Dari kemarin ingin bertemu denganmu,, tapi kami terlihat sangat sibuk. Akhirnya aku putuskan untukChapter 24 Cerita dari Rudy
“Aku ingin percaya padamu.. Tapi aku tak bisa mengerti. Apa yang dilakukan oleh orang yang mengaku mChapter 25 Minta Maaf
“Lo udah dengar kabar terbaru?” tanya Radit.
“Kabar apa?” tanay Viola.
“Pak Wira..”
“Kenapa dengan PakChapter 26 Cinta Segi Tiga
“Apa? Leo sudah pulang?” Dinda terkejut. “Kenapa dia tidak bilang padaku?”
“Memangnya kamu siapa hingChapter 27 Mama tahu semuanya
“Sudah malam.. kamu belum tidur,Rissa?” tanya Mama.
Carissa memandang Mama.
“Sebentar lagi ma..” jawabChapter 28 Love you mom
“Ada apa dengan kamu dan Leo?” tanya Mama.
“Leo sering kali terlihat bersama seorang wanita di luar sChapter 29 Apa kabar Leo?
“Kenapa kamu?” tanya Rudy saat melihat Dinda melamun.
“Sudah seminggu, kenapa Leo tak menelponku?”
“MeChapter 30 Penghapus Lara
“Minggu lalu aku makan siang dengan Rudy,” cerita Irma.
“Dinda juga?” tanya Carissa. “Bukankah kalianChapter 31 Jangan pernah lari
“Aku sudah putuskan untuk pergi. Aku akan melanjutkan study di Jogja. Tapi aku tak bisa pergi begituChapter 32 Optimis
“Pak Wira..” panggil Radit.
“Radit?”
“Pak Wira kabarnya gak jadi pindah?”
“Bukan gak jadi.. Hanya menunChapter 33 Semua untuk Keyla
“Sejak kemarin aku lihat kak Ica lebih bahagia..” ujar Viola. “Aku seperti melihat kakak di masa lalChapter 34 Viola dan Radit
“Kenapa kamu mendadak ke rumahku tengah malam begini? Kamu takut merindukanku selama di Austarlia naChapter 35 Pejuang itu takkan pernah berhenti
“Aku pikir kamu tidak akan menjemputku..” kata Dinda.
“Tidak mungkin aku membiarkan temanku sendirianChapter 36 Galau
“Bagaimana kabarmu?” tanya Irma. “Sudah 3 hari kamu berada di negara kangguru itu kan?”
“Ya..” jawabChapter 37 Naisya
“Viola..” panggil Radit.
“Radit?”
“Gue pikir lo ga bakal datang lagi hari ini”.
“Udah absen 3 hari, rasChapter 38 Wanita pendamping pilihan
“Aku pikir kamu tidak akan pulang lagi setelah di Australia,” kata Irma.
“Jika saja tidak mengingat pChapter 39 Perjodohan
“Aku sudah memikirkannya.. Dinda adalah wanita yang paling pantas untuk menjadi pendampingmu,” tuturChapter 40 Cerita cinta pertama
“Ada apa lagi? Bukankah kamu bilang akan melanjutkan study ke Jogja? Kamu sudah berpamitan!” tukas CChapter 41 Yang tak pernah padam
Carissa menghentikan mobilnya di sebuah warung bakso. Lama ia memandangi tempat legendaris itu.
“KakChapter 42 Alya
“Aku dengar putri boss kita mulai hari ini akan bekerja di kantor ini,” kata Irma. “Menggantikan buChapter 43 Aku memaafkanmu
“Sudah lama kita tak bertemu..” kata Maya. “Sejak aku tahu apa yang sudah dilakukan Wira padamu di mChapter 44 Tiga cinta tiga wanita
“Aku sudah bertemu dengan Alya.. Wanita yang ingin dijodohkan temanmu denganmu,” cerita Carissa saatChapter 45 Menantu kesayangan mama
“Kamu kenapa?” tanya Mama saat melihat Viola pulang dengan wajah merengut.
“Gak papa..” jawab Viola sChapter 46 Permintaan Keyla
“Aku sedikit kecewa setelah mendengarnya dari Razaq,” ujar Aldy.
“Kecewa bagaimana?” tanya Leo.
“RazaqChapter 47 Cinta pada pandangan pertama
“Hai..” sapa Radit.
“Tumben mencari..” ejek Viola.
“Lo sekarang selalu menghindar,” kata Radit.
“Males.Chapter 48 Obsesi
“Aku pikir kamu sendirin,” kata Dinda.
“Aku sudah lama tidak keluar dengan Rissa.. Tidak apa-apa kanChapter 49 kamu yg disampingnya kenapa aku......
“Bertemu Rissa?” tanya Irma.
“Ya, di tempat kemarin. Itu kan tidak jauh dari kantormu,” jawab Dinda.
“Chapter 50 Mengungkap cerita lalu
"Ada apa? Aku melihat panggilan tak terjawab yang begitu banyak darimu . Tidak biasanya kamu menelpoChapter 51 Jangan menyesal
“Kamu sudah keterlaluan Dinda. Itu hal yang sangat pribadi,” tegur Leo.
“Bagaimana bisa kamu dibodohiChapter 52 Wisnu Pradipta
“Semalaman aku tak bisa tidur,” kata Irma.
“Kenapa?” tanya Carissa.
“Aku merasa bersalah padamu..” jawChapter 53 Sang Penakluk hati
“Namaku Wisnu Pradipta, sepertinya kita harus mulai dengan pengenalan diri. Itu nama panjangku..” CaChapter 54 Pulang
Leo melangkahkan kakinya keluar dari ruang kedatangan bandara. Ia tersenyum, bisa kembali ke kota yaChapter 55 First Kiss
“Aku pikir tadinya kamu tidak akan kesini..” kata Leo.
“Keyla sedang ada padamu.. Dan malam ini dia tChapter 56 Kecurangan Dinda
Apa? Leo mencium kamu??” Irma terkejut.
Dinda yang duduk di hadapan Irma langsung memandang sahabatnyChapter 57 3 sahabat
“Rissa..” panggil Dinda.
“Dinda?”
“Bisa kita bicara?”
“Aku tidak punya waktu.. Aku harus pulang ke rumaChapter 58 Lelaki hebat
“Kenapa tidak tidur disini saja?” tanya tante Lusy. “Tante sudah menyiapkan kamar untuk kalian. KasChapter 59 Kerinduan
“Alya.. pak Wisnu katanya ingin bertemu denganmu.. Kamu sudah baca penawaran kerjasama yang ia beriChapter 60 Sebuah perjalanan
“Sudah dalam perjalanan pulang, Ma.. Tapi ada kecelakaan tragis di depan, jadinya kami terjebak maceChapter 61 Kamu sudah lelah
“Kak, ada yang nyari..” kata Viola.
“Siapa?” tanya Carissa.
“Kak Dnda..” jawab Viola.
“Aduh, mau apa diChapter 62 Misi Pertama
“Ada apa,Radit?” tanya Carissa. “Sudah lama tidak melihatmu. Kemana saja? Tidak pernah ke rumah lagiChapter 63 Mama Sakit
“Ngapain lo bawa Naisya ke rumah gue?” tanya Viola.
“Naisya minta diantar ke rumah lo,” jawab Radit.
“Chapter 64 pertemuan pertama
“Aku sudah mengibarkan bendera perang dengan Rissa..” kata Dinda.
“Apa?” tanya Irma. “Apa maksudmu?”
“Chapter 65 Antara Leo dan Wisnu
“Mantan suami kamu?” tanya Wisnu.
“Hai..” Leo mengulurkan tangannya
“Senang bisa berkenalan,” Wisnu mChapter 66 Menemui Mama
“Aku sudah bertemu mantan suami Rissa..” cerita Wisnu.
“Apa? Kapan? Dimana?” tanya Dinda.
“Semalam akuChapter 67 Jealous will killing you
Carissa memandang Viola dan Leo.
“Terus kenapa kalian duduk di luar?” tanya Carissa.
“Mereka kan gak mChapter 68 Tanya hatimu
“Maaf datang terlambat.. Keyla belakangan ini selalu pake drama setiap kali ke sekolah,” kata CarissChapter 69 Sebuah keputusan
Viola menatap Rania yang berdiri di hadapannya.
“Cari siapa?” tanya Viola.
“Kak Rissa.. Ini rumah kakChapter 70 Simpan namaku dihatimu
“Kenapa kak?” tanya Viola.
“Tidak apa-apa.. Cuma letih saja. Belakangan ini banyak kerjaan,” jawab CaChapter 71 Aku mencintaimu
“Bisakah kamu tetap menyimpan namaku dihatimu?” tanya Carissa.
“Jika aku menyimpannya apa kamu juga aChapter 72 Misi kedua Dinda
“Aku melihat belakangan ini wajahmu lebih ceria.. sebelumnya tidak seperti ini,” kata Irma.
Carissa hChapter 73 Waktu terus berjalan
“Ada lagi yang mau dibeli Ma?” tanya Carissa.
“Viola tadi minta dibelikan cake pisang..” jawab Mama.
“Chapter 74 Love you anyway
“Ada apa lagi? Jangan mengajakku dulu berkumpul seperti ni.. Istriku moodnya sedang tidak bagus..” kChapter 75 Welcome home, Leo
“Keyla..” panggil Carissa. “Keyla..!”
“Ada apa sih kak? Gak bisa panggil baik-baik ya?” tanya Viola.
“Chapter 76 Dibawah cahaya bulan
“ Keyla hari ini terlihat sangat bahagia..” kata Carissa. “Terimakasih karena kamu pulang tepat di hChapter 77 Talk to me
“Ada apa?” tanya Carissa.
Hari itu Wisnu mengajak Carissa makan siang di restorant yang tidak jauh daChapter 78 Bulan
“Maaf sudah merepotkan Leo mengantar mama ke rumah sakit untuk berobat,” kata Mama.
“Tidak apa-apa MaChapter 79 Resign
“Resign?” tanya Viola. “Kakak serius? Lalu kakak mau kerja dimana?”
“Kemarin waktu menghadiri acara,Chapter 80 Jejak masa lalu
“Belakangan ini Leo susah sekali dihubungi.” Gerutu Dinda. “Aku harus bagaimana?”
Pintu rumah Dinda dChapter 81 Believe me
“Kamu membaca pesan dari Bulan?” tanya Leo.
“Kenapa?” tanya Carissa.
“Tidak apa-apa”.
“Tidak sengaja meChapter 82 Galang
“Aku sebenarnya sudah sejak kemarin ingin menemuimu.. Aku ingin minta maaf soal perlakuan mama padamChapter 83 Aku suka senyummu
“Ada apa kesini?” tanya Bulan.
“Rissa bilang ayahmu datang ke rumah mencariku..” jawab Leo.
“Ayah sedaChapter 84 Sebuah kisah
“Apa kamu bilang?” tanya Dinda. “Ini serius Bulan?”
“Iya..”
“Aku pikir aku melakukan segala usaha untuChapter 85 Balas dendam
“Laki laki yang dekat dengan Bulan? Kenapa kamu tanya soal itu?” tanya Rudy.
“Aku ingin menyingkap seChapter 86 Teguh
“Serius kamu mau resign?” tanya Irma. “Karena tak ingin bertemu Wisnu?”
“Tadinya karena tak ingin dipChapter 87 Keputusan Carissa
“Dinda?"
“Siapa itu?” tanya Dinda.
“Bukan urusanmu untuk tahu siapa temanku,” jawab Carissa.
“Aku pikirChapter 88 Aku tak mampu melindungimu
“Jangan belanja banyak-banyak, key.. Nanti uang tante gak cukup,” kata Viola.
“Gak banyak kok..” kataChapter 89 Fighting
“Alangkah bodohnya kamu..” kata Dinda.
“Apa maksudmu?” tanya Wisnu.
“Mestinya jika kamu mencintai diaChapter 90 Mama Tania
“Akhirnya punya waktu juga kita jalan bertiga.. Sudah lama nggak ya?” kata Radit. “Kangen juga mengaChapter 91 Sebuah perjanjian
“Kak..” panggil Viola.
“Ada apa?” tanya Carissa.
“Kakak kenapa gak cerita kalau mama bang Wisnu marahChapter 92 Siapa Sandy
“Bisakah kamu mengatakan pada ayahku.. Kalau kamu memang ayah kandung dari Galang?” tanya Bulan.
“ApaChapter 93 Pencarian di mulai
“Ada apa? Kelihatannya seperti sedang ada masalah?” tanya Carissa.
“Tidak apa-apa.. “ jawab Leo.
“AkuChapter 94 Menghilang
“Kemarin Wira.. Sekarang Doni.. Ada apa Leo?” tanya Carissa. “Apa sebenarnya yang sedang kamu cari pChapter 95 Andai bisa memilih
“Jadi bagaimana?” tanya Rudy.
“Aku tidak tahu..” kata Leo. “Aku sudah bertemu dengan Doni, orang yangChapter 96 Selamat jalan pak suwandi
Wisnu menatap wajah Carissa.
“Jika.. Apa yang kudengar hari itu membuatmu tak ingin meneruskan hidupChapter 97 Titik terang
Carissa memandang Galang yang tertidur dalam gendongan Leo.
“Aku minta maaf tak menjawab telpon kamu.Chapter 98 Keyla dan Galang
“Sudah satu minggu Galang di rumah ini..” kata Leo. “Anak itu sangat hebat. Dia seperti menyadari kaChapter 99 Mengungkap Rahasia
Mobil itu berhenti di pekarangan Panti Asuhan Hikmah...
“Ini panti asuhan milik temanku. Dulu ayahnyaChapter 100 Takdir cinta
“Apa maksud kamu Leo?” tanya Carissa.
“Sebelum meninggal.. Bulan sempat mengancam akan membuktikan ucChapter 101 Cinta yang tak pernah padam
“Mama mana Vi?” tanya Carissa.
“Di kamarnya..” jawab Viola. “ Kok udah pulang? Bang Leo mana? Gak masChapter 102 Leave it
“Jadi Galang sekarang tinggal denganmu?” tanya Dinda.
Hari itu Dinda tak sengaja bertemu di sebuah suChapter 103 Dont let me by the last
“Aku sedang menjalani apa yang saat itu kamu sarankan..” kata Wisnu.
“Saran yang mana?” tanya Dinda.
“Chapter 104 Well, this is love
“Aku pikir kamu tidak akan mau aku ajak keluar malam ini..” kata Irma.
“Sudah lama sekali kita tidakChapter 105 Perempuan pejuang cinta
“Kebetulan aku sedang berada disini. Ada urusan pekerjaan.. Karena itu mengajakmu dan Irma bertemu mChapter 106 Genderang perang
“Ada apa memanggilku?” tanya Rudy. “Apa kalian tidak ingat kalau saat ini Nadira sangat sensitiv? DiChapter 107 First Day
“Pagi sayang..” sapa Carissa.
Leo membuka matanya dan tersenyum.
“Rasanya seperti mimpi saat bangun daChapter 108 Paranoid
“Ada apa?” tanya Leo.
“Kenapa? Apa tidak boleh bertemu lagi? Bukannya kamu bilang kita berteman?” tanChapter 109 Bianca
“Ada apa?” Leo memandang Carissa.
“Tidak apa-apa,” jawab Carissa.
“Masih memikirkan kenapa Bianca meneChapter 110 Rencana baru
“Ada apa?” tanya Mama. “Wajah kamu terlihat tidak begitu baik..”
“Pasti bertengkar ma..” ejek Viola.
“Chapter 111 Jangan buat aku jadi jahat
“Ide yang bagus juga..” kata Rudy setuju.
“Aku mungkin tak bisa..” tolak Leo.
“Kenapa?” Dinda terlihatChapter 112 Tak bisa berhenti
Carissa terbangun dari tidurnya. Tidak menemukan Leo disampingnya membuat Carissa memandang ke arahChapter 113 Terulang lagi
“Bang Wisnu mengundang kita makan sore ini sepulang kantor..” kata Alya. “Apa kak Rissa sudah tahu?”Chapter 114 Perjanjian
“Kamu kenapa?” tanya Irma saat melihat Dinda tersenyum sendiri.
“Aku sedang bahagia,” jawab Dinda.
“KeChapter 115 Sebuah Izin
“Vi.. Aku titip anak-anak ya. Aku mau belanja sebentar..” ucap Carissa.
“Ya Kak..” jawab Viola.
CarssChapter 116 Percaya diri
“Apa? Alya tidak disini lagi?” tanya Carissa.
“Ya..Kemarin aku kan sedikit terlambat pulang kantor. BChapter 117 A secret
“Aku tadinya bermaksud makan siang bersama Leo dan Adnan.. Tapi kamu mengirimkan WA untuk bertemu akChapter 118 Carissa dan Galang
“Mama tidak tahu kalau Galang mengajak Keyla bermain keluar.. Mama pikir mereka bermain di teras depChapter 119 Pertengkaran
“Aku tidak peduli. Kamu harus ingatkan Galang untuk menjaga sikap. Jangan selalu membuat masalah!” tChapter 120 Pesan Ayah
“Mama juga tidak mengerti kenapa Rissa menjadi seperti ini.. Mama sudah sering mengingatkan dia agarChapter 121 Sebuah keyakinan
“Maksud kamu?” tanya Rudy. “Ayahnya Dinda tahu kalau Dinda mencintaimu atau dia mengira kalian punyaChapter 122 The best mom
“Badan Galang panas sekali.. Sepertinya dia demam,” ujar bu Indri guru Galang.
“Terimakasih sudah menChapter 123 Surat wasiat
Leo masih menatap photo Carissa dan Galang yang dikirimkan mama sambil tersenyum.
“Aku tahu hatimu saChapter 124 Sebuah siasat
“Maaf aku datang terlambat..” kata Carissa. “Mengantar Leo ke Bandara lebih dulu baru masuk ke kantoChapter 125 waLove you Beib
“Apa yang barusan kamu share di grup WA?” tanya Rudy.
“Aku kan tadi bilang, bantu share ya.. tapi kamChapter 126 Rencana Pernikahan
“Kak..” panggil Viola mengetuk pintu.
Carissa yang baru saja menutup telponnya dengan Leo menoleh.
“AdChapter 127 Sisters are connected
“Ada apa?” tanya Wisnu. “Malam-malam begini mengajak bertemu”.
“Aku bingung..” jawab Dinda.
“Kenapa?”
“Chapter 128 Leo dan Bianca
“Aku melihat kamu seperti sedang banyak masalah..” kata Bianca.
Leo meneguk kopi di hadapannya.
“Aku pChapter 129 Cinta Buta
“Tumben mencariku? Biasanya selalu mencari Rudy..” ejek Adnan.
“Kalian ini.. “ gerutu Dinda. “Rudy enChapter 130 I am jealous (Again)
“Akhirnya kembali kesini lagi..” ucap Leo.
“Sepertinya sudah tak bisa menahan Rindu meski hanya meninChapter 131 feeling mama
“Maaf mengajakmu keluar sudah semalam ini..” kata Leo.
“Tidak apa-apa..” kata Bianca. “Tadi aku pamitChapter 132 Sebuah pengakuan
Bianca terbangun dari tidurnya. Meraih arlojinya untuk melihat jam. Sudah pukul 4 dini hari. BiancaChapter 133 Nasehat mama
Viola membuka pintu rumahnya.
“Kak Ica.. Sendirian?” tanya Viola.
“Mama mana?” tanya Carissa sambil meChapter 134 Carissa dan Bianca
"Baru sampai kemarin sore.. Lalu ingat janji untuk makan siang bersama kalian. Karena itu aku sempatChapter 135 Aksi Nekat Dinda
“Kamu ada di rumah?” tanya Dinda.
“Ada.. Kenapa?” tanya Leo.
“Aku dan tante Rita ingin bertemu denganmChapter 136 Tuntaskan semua
“Ma..” panggil Viola.
“Ada apa?” tanya Mama.
“Ada kak Dinda di depan,” jawab Viola.
“Dinda?”
“Ya.. KatanChapter 137 Impian Leo
Di sebuah cafe, tampak Bianca duduk sambil menghisap rokoknya. Saar ia melihat Leo masuk.
“Leo..” BiaChapter 138 Insiden Carissa
“Aku pikir kamu sudah lupa pulang kesini..” Rudy tertawa.
“Jangan mengejekku!” tukas Dinda.
“Tiba-tibaChapter 139 Jangan meninggalkannya
“Apa yang kamu lakukan, Dinda?” tanya Adnan.
“Tidak tahu.. Aku melakukannya begitu saja. Dalam fikiraChapter 140 Dinda Dalam Masalah
“Apa yang kamu lakukan, Dinda?” tanya Rita.
“Menurut tante?” tanya Dinda.
“Ini perbuatan kriminal, DinChapter 141 End of Dinda
Pagi itu di Bandara...
“Menghilangkan jejak seperti ini sebenarnya tidak aku sukai..” kata Dinda.
“LalChapter 142 Namaku Revi Andita
3 bulan berlalu...
“Besok Adnan akan melangsungkan acara pertunangan..” kata Rudy.
“O iya.. Kamu jam bChapter 143 Viola Benar
Carissa duduk merenung di sofa. Ingatannya kembali pada percakapannya dengan Adnan tadi sore.
“Aku bChapter 144 Amanda
Leo berjalan menuju sebuah coffee shop. Hari ini dia punya janji untuk bertemu salah seorang teman yChapter 145 Kebenaran terungkap
“Jadi Rissa sudah mengatakan pada Leo?” tanya Adnan.
“YA.. Dan setelah aku pikir-pikir bersama Leo, mChapter 146 Identitas baru
“Kamu serius Rud?” tanya Carissa.
“YA.. Aku dan Adnan sudah bertemu om Bayu. Jadi cerita saham yang dChapter 147 Dimana Bianca
Dinda berjalan menyusuri trotoar bersama Amanda.
“Mau kemana?” tanya Dinda.
“Kita wisata kuliner hariChapter 148 Rahasia Dinda terbongkar
"Sudah lama tidak bertemu..” kata Wisnu. “Tadi lewat di depan rumah mama kamu, ingin mampir menyapaChapter 149 Bimbang
"Aku pikir kamu menjemput ponselmu tadi..” kata David. “Amanda dan Revi disini. Cukup lama Amanda meChapter 150 Sandi kembali
"Kak..” panggil Viola.
“Ada apa?” tanya Carissa.
“Mau ngobrol..” jawab Viola.
“Sudah malam.. apa gak biChapter 151 Galang tersayang
"Aku pikir kamu tidak mau bicara denganku..” kata Leo.
“Aku harus bicara apa lagi? Marah juga percumaChapter 152 Keresahan Carissa
“Bianca tidak mengambil study di Norwegia?” tanya Teguh.
“Ya.. Leo beberapa kali mencari tahu kenapaChapter 153 Anak adalah anugrah
“Bagaimana bisa seperti ini. Mi?” tanya Teguh. “Minggu lalu Papi menelpon kalau sudah mulai membaikChapter 154 Perpisahan dengan Galang
“Galang...” panggil Carissa.
“Ya ma..”
“Sini Nak..”
Galang segera menghampiri Carissa.
“Ada apa, Ma?” taChapter 155 Adikku tercinta
“Sandi sudah aku pertemukan dengan Galang.. Sepertinya Galang juga cepat sekali dekat dengannya.. MuChapter 156 Rencana licik
“Pak.. Ada yang mencari bapak..”
“Siapa” tanya Wisnu.
“Bu Revi..”
“Revi?”
“Katanya sudah janji dengan baChapter 157 Kesalahan yang harus dipahami
Leo baru saja sampai di apartemennya ketika telpon berdering dari sebuah nomor yang tak ia kenal.
“SiChapter 158 Fighting!
“Leo memintaku menghubungimu.. Tapi aku pikir lebih baik aku bertemu langsung denganmu..” ucap BiancChapter 159 Like mother like daughter
Aku sudah bertemu Bianca..” ujar Carissa.
“Oya?”
“Leo.. Dia memang tak menginginkan anak itu..” kata CChapter 160 Inikah Cinta
“Kamu yakin tidak akan menyesali keputusanmu, Bian?” tanya Teguh.
Bianca menggeleng.
“Bianca.. Coba kaChapter 161 Keluarga Mafia
“Aku tak bisa berhenti memikirkan kata-katamu hari itu..” ucap Bianca.
“Kata-kata yang mana?” tanya LChapter 162 Leo dan Amanda
“Aku menjaga Amanda? Maksudmu?” tanya Leo.
“Tolong bantu kami menyembunyikan Amanda..” jawab David.
“MChapter 163 Leo dan Amanda 2
“Amanda sudah tertidur..” kata David.
“David.. Aku tidak bisa melakukan apa yang kamu minta..” kata LChapter 164 Permintaan Bianca
“Leo sudah bicara denganmu?” tanya Bianca.
“Soal apa?” tanya Carissa.
“Aku membatalkan niatku untuk meChapter 165 Berhentilah jadi orang baik
“Kamu sudah merencanakan semua ini kan?” tanya Teguh.
Bianca tertawa.
“Lucu sekali.. Kecurigaanmu tidaChapter 166 Pulanglah
Leo memandang fotonya bersama Carissa. Foto itu mereka buat di sebuah foto studio seminggu sebelum pChapter 167 Menjauh dari masa lalu
“Sudah lama kita tidak bertemu.. Sejak kamu resign dari kantor, kamu mulai jarang menghubungiku apalChapter 168 Amanda
“Pulang?” tanya David.
“Ya..”
“Kenapa? Bukannya kamu belum menyelesaikan study kamu?”
“Aku ingin berkumChapter 169 Karena kamu yang membuatku tersenyum
“Semalam Leo menghubungi mama.. Katanya dia ingin pulang.. Kamu sudah tahu?” tanya Mama.
Carissa mengChapter 170 Pertemuan Leo dan Alya
“Irma..” panggil Carissa.
“Kamu..” Irma melanjutkan pekerjaannya.
“Sibuk?”
“Sedikit..”
“Boleh aku menungChapter 171 Wira dan Alya
“Carissa..”
Sebuah panggilan membuat Carissa menoleh. Tampak Wira berdiri hanya berjarak beberapa metChapter 172 Aku mencintai dia
Pagi itu terlihat Bianca dan Teguh sedang menikmati sarapan pagi di sebuah kedai kopi.
“Kenapa memaksChapter 173 Cinta Segi Empat
“Syukurlah.. Jika kamu akhirnya bisa bertemu wanita lain..”
“Selama ini rasa bersalahku pada Rissa meChapter 174 Masih cerita Alya
“Aku juga ingin berhenti dari kantor..” kata Irma.
“Kenapa?” tanya Rudy.
“Sudah ingin pensiun saja.. IChapter 175 Aku sedang mendekatimu
“Jadi sudah benar-benar mantap untuk melanjutkan kuliah disini?” tanya Leo.
“Ya.. Sebenarnya bukan inChapter 176 Kegalauan Wira
“Aku pernah memperkosa Rissa..” ungkap Wira.
“Apa?” Alya terkejut.
“Aku sangat mencintainya tapi aku tChapter 177 Mencintai selamanya
“Aku sudah memasukkan surat resign ku pada pak Rizal..” cerita Irma.
“Lalu kamu akan bekerja dimana?”Chapter 178 Sahabat terbaik
“Kak..” panggil Viola.
“Ada apa?”
“Ada pak Wira di depan..”
“Wira?”
“Katanya mau ketemu kakak.. Kalau kaChapter 179 Ke pintu Surga denganmu
“Jam berapa kamu menjemput Leo, Ca?” tanya Mama.
“Sebentar lagi, Ma..” jawab Carissa. “Mama bisa bantChapter 180 Tersesat
“Welcome home, Leo..” sapa Dinda.
Leo menoleh.
“Aku mendengar kabarmu kalau kamu sudah pulang dan sekaChapter 181 Masalah selalu ada
“Aku belum selesai Rissa.. Aku akan kembali suatu hari nanti dan mendapatkan apa yang aku inginkan.Chapter 182 Dosen Tampan
"Selamat Siang, Pak Leo.. “ sapa Dinda.
Leo yang sedang bicara dengan mahasiswanya yang menemuinya meChapter 183 Cinta Carissa dan Leo
“Ada apa tante tiba-tiba mencari saya?” tanya Carissa.
“Aku ingin bicara soal Dinda..” jawab Rita.
“SaChapter 184 Namaku Tika
“Selamat siang pak Leo..” sapa Tika.
Leo menoleh.
“Nama saya Tika..”
“Ada di kelas saya?”
Tika menggelenChapter 185 Masa lalu Leo
“Tika..” panggil seorang laki-laki.
Tika yang sedang berbincang dengan Leo dan Carissa menoleh.
“Papa.Chapter 186 Maafkan Ayah
“Dosen kamu tinggal dimana, Tika?” tanya Pak Adrian.
“Wah.. Lupa nanya, Pa..” jawab Tika. “Kenapa?”
“TChapter 187 Leo kecewa
Carissa sedang menonton televisi ketika Leo pulang.
“Baru pulang? Dari tadi aku telpon handphone kamuChapter 188 Selamat Jalan...
Di rumah sakit..
“Mereka bilang Tika banyak kehilangan darah..” kata pak Adrian. “Butuh transfusi darChapter 189 New life
“Ini istriku..” kata Leo.
Carissa memandang Lyla dan Widya yang berdiri bersama Leo.
“Mereka ini adik-Chapter 190 Pernyataan cinta Dinda
3 bulan berlalu..
“Kamu harus bicara dengan Lyla.. Dia gak bisa dong begitu..” kata Carissa.
“Kenapa tChapter 191 Pertemuan
“Bang..” panggil Lyla.
“Hm..” jawab Leo tanpa menoleh, sibuk di depan laptopnya.
“Abang..” panggil LylChapter 192 cinta baru Wira
Jadi kamu sudah menetap disini lagi?” tanya Leo.
“Ya..” jawab Wira. “Ibuku sudah semakin tua.. Kak MaChapter 193 Rahasia terpendam
“Apa lagi yang mau dibeli kak?” tanya Lyla.
“sepertinya sudah semua..” kata Carissa. “Beli donat duluChapter 194 Hidup tanpamu
“Bang.. “ panggil Lyla.
“Ada apa?” tanya Leo.
“Boleh bicara?”
“Soal apa? Masalah resign lagi?” tanya LeChapter 195 Cinta Gila
“Terlihat dari ketidak inginan kamu meninggalkan aku meski aku sudah mengganti semua identitasku. TaChapter 196 Dinda dan obsesi
“Mama sudah lelah, Dinda..” ucap Rita sambil sesekali terbatuk.
Sudah hampir 2 minggu Rita dirawat diChapter 197 Kita sudah terlalu tua
“Ada apa?” tanya Irma. “Sudah lama tak mencariku kenapa tiba-tiba datang?”
“Tidak bolehkah aku menyapChapter 198 Keraguan Carissa
“Aku sebenarnya malas untuk bertemu denganmu, tapi kamu memaksaku..” kata Carissa.
“Ayolah.. Jangan sChapter 199 Revi bukan Dinda
“Revi..” panggil Leo.
Dinda menoleh.
“Ah, Pak Leo..” sapa Dinda. “Apa kabar?”
“Aku ingin bicara?”
“SekarChapter 200 Sebuah Ancaman
“Aku pikir kalian tidak akan datang..” kata Dinda.
“Apapun yang terjadi pada kita semua.. Yang meningChapter 201 Cariss dan Alya
“Sudah seminggu ini rasanya tidak enak sekali..” kata Carissa.
“Coba bawa ke dokter, Kak..” saran LylChapter 202 Apa salahku?
Dinda mengetuk pintu.
“Masuk..” kata Leo.
Dinda membuka pintu ruangan itu.
“Kamu..” kata Leo.
Dinda melaChapter 203 Guardian Angel
“Tika cerita padaku. Katanya mulai semester depan kamu tidak akan mengajar di kampus lagi..” kata CaChapter 204 Takdirku
Dinda melangkah masuk ke sebuah ruangan perawatan. Winda terlihat terbaring disana.
“Winda..” sapa DiChapter 205 Takkan berhenti
“Maaf ngerepotin kak Rissa..” kata Winda.
“Tidak apa-apa.. Kamu kan adiknya Leo, Masa aku tidak mau mChapter 206 Rindu
“Tidak bisakah kamu menikahi Dinda atau Revi?” tanya Rudy.
“Apa?” tanya Leo.
“Aku pikir dia mungkin meChapter 207 Sebuah kesalahan
“Irma.. Kamu dimana?” tanya Dinda.
“”Kenapa mbak Revi?” tanya Irma.
“Revi? Apa-apaan kamu?’ tanya DindChapter 208 Aku mungkin akan melupakanmu
“Tadi ada wanita bernama Revi mencari di depan..” kata Nadira.
“Revi?”
“Ya.. Begitu dia menyebut namanChapter 209 Aku mungkin akan melupakanmu 2
“Mungkin aku suatu saat akan lupa pada Leo meski tanpa kalian minta..” ucap Dinda.
“Oya?”
“Tidak pernaChapter 210 Sahabat sanggup menjadi musuhmu
“Rissa ada?” tanya Dinda.
“Sedang menjemput anak-anak ke rumah ibunya.. Ada yang bisa dibantu kak?” tChapter 211 Hanya Kita
“Bisakah aku berharap ingatanmu terhenti di masa ketika kita tidak punya permusuhan apapun?” tanya CChapter 212 Aku... Dinda
“Aku Dinda! Bukan Revi..”
“Dinda?” Widya mengernyitkan dahinya. “Bukannya nama kakak selama ini Revi?Chapter 213 Aku akan meninggalkanmu
“Sampai aku mendapatkan Leo, meskipun hanya beberapa hari. Setelah itu jikapun Tuhan memanggilku akuChapter 214 Kehilanganmu
Dinda menunggu di tepi jembatan. Wajahnya langsung tersenyum cerah melihat mobil milik Leo berhentiChapter 215 Antara Kita
“Rissa tidak ada kesini..” kata Mama.
“Nomor handphone Rissa tidak bisa dihubungi, Ma..” ujar Leo.
“ApChapter 216 Best Sisters
“Yang aku tidak bisa paham hingga hari ini adalah.. Jika kamu benar-benar mencintai Rissa kenapa selChapter 217 Jangan Pergi
“Tante..” Keyla memeluk Lyla.
“Keyla.. Galang..” sapa Lyla sambil masuk diikuti Widya dan Tika.
“PapaChapter 218 Janji Wira
Ponsel Leo berdering.
“Pasti Dinda..” ejek Carissa.
Leo tak menawab.
“Angkat saja... Nanti dia panik laChapter 219 Dua hati
“Aku menelpon kamu sejak subuh tadi tapi kamu tidak mengangkatnya..” kata Dinda.
“Kamu selalu membuatChapter 220 Permintaan Rissa
“Kamu menempatkan Rissa dan Dinda pada dua sisi hatimu..” ucap Rudy.
“Apa?”
“Kamu mungkin tidak menyadChapter 221 Tak akan berpisah
“Apa kabar? Sudah lama kamu tidak mencariku..” kata Wisnu.
“Aku takut mengganggu waktumu..” ujar DindChapter 222 Tidak menyesal
“Rissa belum mau pulang?” tanya Mama.
Leo menggeleng.
“Leo tahu kenapa dia sangat tak menyukai Dinda dChapter 223 Jenuh
“Kamu bilang apa. Wisnu?” tanya Tania.
“Jika Rissa berpisah dengan suaminya, Wisnu ingin menjadikan RChapter 224 Alasanku tersenyum adalah.. kamu
“Benarkah kamu sudah jenuh denganku?” tanya Carissa.
“Aku tidak pernah bilang begitu,” jawab Leo.
“MunChapter 225 Kemunculan Nadya
“Ada apa lagi mencariku? Tidak lelahkah kamu selalu membuat masalah denganku?” tanya Carissa.
“Kamu sChapter 226 Teman yang dirindukan
“Selamat sore..” sapa Nadya.
“Nadya?”
“Aku begitu penasaran siapa kamu, akhirnya aku mencari tahu siapChapter 227 Sebuah Nasehat
“Maaf aku harus mengajakmu bertemu malam ini..” kata Nadya.
“Tidak apa-apa..”
“Aku tidak akan menyitaChapter 228 Carissa sang Penghancur
“Drama apalagi yang sedang kamu mainkan, Dinda?” tanya Bayu.
“Maksud om apa sih?” tanya Dinda.
Bayu teChapter 229 Ungkapan hati Carissa
Dinda tertawa.
“Kenapa tertawa”.
“Semua sama saja.. Menuding aku jahat,” ucap Dinda.
“Sampai kapan kamuChapter 230 Mama terbaik
“Hidup ini kalau tidak ada masalah akan terasa biasa saja..” ucap Mama.
Carissa memandang Mama. HariChapter 231 Rencana Wira
Carissa baru saja masuk ke cafe Rainbow, ketika seorang lelaki melambaikan tangan padanya. Carissa tChapter 232 Penyesalan
“kekerasan dalam rumah tangga?” Wira terlihat berpikir.
“Ada apa? Dari tadi aku perhatikan kamu melamChapter 233 Cinta terakhir
“Jadi kamu menyesal sudah kembali dalam hidupku?” tanya Carissa mengulangi pertanyaannya.
Rasanya tidChapter 234 Suara hati Keyla
“Kamu sudah pikirkan dengan baik Rissa?” tanya Mama.
“Ya, Ma..” jawab Carissa.
“Yakinkah kamu dengan kChapter 235 Lembaran Baru
“Bagaimana? Sudah sampai disana?” tanya Leo.
“Ya, aku baru saja mendarat 15 menit yang lalu da kamu sChapter 236 Rencana Nadya
“Ada apa?” tanya Wisnu.
“Aku heran denganmu, apa saja kerjamu?” tanya Dinda.
“maksudmu?”
“Kamu bilang iChapter 237 Antara Dinda dan Nadya
“Leo ada?” tanya Dinda.
“Ibu kenapa malam malam ke rumah laki laki yang sudah beristri saat istrinyaChapter 238 Tekat Wisnu
“Maaf sudah mengusik waktu kamu,” kata Tania.
“Tidak apa-apa tante..” jawab Dinda.
“Tante merasa sangaChapter 239 Perang di mulai
“Bu Carissa.. ada tamu untuk ibu..”
“Siapa?” tanya Carissa.
“Pak Wisnu, begitu dia menyebut namanya”.
“Chapter 240 Tidak akan mengalah
“TAnte sudah kewalahan menghadapi Winda..” tangis tante Lusy. “Semalam dia mencoba bunuh diri, dan sChapter 241 Winda
“Kak.. “ sapa Winda.
Dinda yang sedang melamun menoleh kaget.
“Ada apa?”
“Kak Revi memikirkan apa?”
DindChapter 242 Biarkan ia jatuh
“Apa? Serius kak?” tanya Widya.
“Tolong kamu sampaikan pada bang leo ya? Kak Rissa males ribut makanyChapter 243 Rahasia mulai terungkap
“Harusnya aku ikut waktu kamu dan bang Leo ke rumah bu Revi..” kata Tika. “Pasti lebih seru”.
“Seru?”Chapter 244 Cerita bohong
Nadya melangkah masuk.
“Dinda atau yang sekarang mempublikasi dirinya dengan nama Revi, adalah salahChapter 245 3 Wanita
“Sudah malam.. Tante sebaiknya kembali ke rumah Revi ataupun Dinda. Ntahlah siapapun namanya..” kataChapter 246 Jangan menyalahkanku
“Rissa.. ada musuh yang sangat berbahaya yang siap menghancurkanmu.. Waspadalah, karena bukan aku orChapter 247 Kepanikan Dinda
“Aku pikir kamu sudah menetap di Surabaya..” ejek Dinda.
“Carissa menolakku..” ucap Wisnu.
Dinda terseChapter 248 Pulanglah
“Baru pulang kak?” tanya Widya.
“Iya.. menemani tamu dari singapore,” jawab Carissa. “Anak-anak sudahChapter 249 Ini tulisanku
“Pulanglah dan pertahankan dia untuk selamanya. Jangan menjauh seperti ini..” kata kata Widya terusChapter 250 Kehadiran Andrea
“Sudah kamu baca surat penawaran yang aku ajukan?” tanya Nadya.
“Sudah..”
“Jadi bagaimana?” Tanya NadyChapter 251 Carissa Galau
Carissa baru saja duduk di sofa ketika sebuah pesan whatsapp masuk. Carissa melihat nama Dinda.
“MauChapter 252 Bisakah aku percaya?
Carissa masih memandangi photo yang dikirimkan oleh Dinda. Teringat kembali semua yang dikatakan Din
Bagus mantpa
2d
0cerita nya menarik
5d
0good storyline
11d
0mantap
20/06
0Bai skali
19/06
0sangat bagus ceritanya
19/06
0wahh Inda sekali nofel nya
08/06
0baik apk nya buat top up fre fire nya
07/06
0seru
03/06
0greget ama carissa
31/05
0