logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Part 7 : Bangkit

"OMG RAYNA." Teriak Sinta lalu berlari memeluk Rayna
Rayna kaget karna baru saja ia masuk ke kamarnya, tiba - tiba pintu terbuka dan terdengar teriakan memanggilnya, saat ia menoleh kebelakang tubuhnya sudah diterjang seseorang yang ternyata sahabatnya, untung saja, Rayna kuat menahan terjangan Sinta jadi mereka tidak terjatuh.
"Ray, lo?." Tanya Sinta sedikit ragu.
"Kenapa?. Tanya balik Rayna
"Gue tau koo ray lo lagi gabaik - baik aja, tenang ya lo masih punya gue, lo bisa cerita semua ke gue."
Rayna hanya membalasnya dengan senyuman lalu menghela nafas panjang.
"Aku juga belum yakin ini beneran atau cuman mimpi sin,a a a ku." Suara Rayna bergetar dan mulai menangis.
Sinta yang melihat itu kembali memeluk Rayna dan menenangkannya
"Its oke ray, bukan salah lo kok. Lo yang sabar ya yang kuat, gue bakal temenin lo terus." Ucap Sinta sambil mengelus punggung sahabat nya itu.
Setelah Rayna tenang, ia mengajak sinta duduk di tepi ranjang dan mulai bercerita.
"Kalo lo belum siap gapapa gausah cerita sekarang ray, yang penting lo tenangin diri lo dulu. oke?." Ucap Sinta
"Its oke, i'm fine."
"Kemarin waktu aku pulang, dari depan rumah udah ada beberapa warga dan mobil polisi." Rayna berhenti sejenak untuk menaham tangisannya, sementara sinta menggenggam pergelangan tangan sahabatnya agar lebih tenang.
"Pas aku masuk Bi Inah udah nangis, dan aku tanya ada apa tapi Bi Inah ga jawab, akhirnya aku tanya ke salah satu polisi itu katanya papa kena kasus penyalahgunaan narkoba." Suara bergetar kembali, namun ia menahan tangisnya.
"Polisi lain yang geledah rumah bawa alat aku gatau namanya dimasukin ke plastik gitu, mungkin itu barang bukti."
"Jujur aku ga nyangka sin, aku cuman punya papa di hidup aku, tapi sekarang apa? dia bahkan ninggalin aku." Suara Rayna bergetar hebat.
"Hey, siapa bilang om bima ninggalin lo, ini cuman sementara ray sementara bukan selamanya. Gue yakin Tuhan, memilih lo karna Tuhan yakin pasti lo bisa ngelewatin ini." Ujar sinta
"Tapi faktanya aku ga sekuat itu sin."
"Gini deh, hidup ga mungkin sedih terus, ga mungkin juga bahagia terus. Nah, sekarang lo lagi bersedih. Pasti suatu saat lo akan bahagia Ray, lo cuman harus sabar tunggu waktunya. Gue yakin gaakan lama kok, lo hanya harus buktiin ke orang - orang kalau lo itu kuat jangan lemah oke?." Ucap sinta
"Lagipula sejujurnya, gw ga 100% yakin ini salah om bima, bisa aja dia dijebak. Lo tau kan kalau dunia bisnis itu kejam." Lanjutnya lagi.
"Tapi kalo dijebak, kenapa papa diem aja sin? kenapa ga berontak?." Tanya Rayna
"Ray ini bukan hanya masalah dijebak / nggak, juga bukan hanya masalah berontak / nurut. Hukum ga se bercanda itu ray, sekarang barang bukti ditemui di barang om bima. That's why om bima jadi tersangka, tapi pasti kasusnya akan diselidiki lebih lanjut lo tenang aja ya." Jelas Sinta.
"Sekarang yang harus lo lakuin adalah, tenangin diri lo, bersiin lagi pikiran lo, jangan stress. Gw cuman bisa bilang makasi udah bertahan sampe sini dan karna perjalanan lo udah cukup jauh, jadi gw berharap lo mau terusin sampe garis finis nanti." lanjutnya
"Makasi ya sin." Ujar Rayna lalu memeluk sahabat sedari kecilnya itu.
Setelah cukup lama memeluk sinta, rayna melonggarkan pelukannya karna ia takut sinta bisa kehabisan nafas karenanya.
"Mm btw, gw tadi udah bawa beberapa baju sih. Sapa tau lo mau gue temenin malem ini, ya kayak di novel - novel yang gue baca gt deh." Ungkap sinta sambil memamerkan giginya.
"Ih apaan sih, lebay. Besok kan sekolah ntar kesiangan lagi?." Jawab Rayna, karna saat sinta menginap atau sebaliknya mereka akan begadang hingga tengah malam, padahal ketika sendiri mereka bisa saja tidur di bawah jam 10.
"Lah, pasti ga baca grup kelas ya
lo. Besok tuh libur karna guru - guru ada rapat gt sih kalo gasalah."
"Owalah, ya emang ga buka hp sih hehe." Jawab rayna tersenyum
"Yaudah, habis ini sholat maghrib trus makan malem ya, aku mau mandi dulu bentar." Lanjut Rayna
"Ewhh ternyata lo belom mandi, ihh mana udah peluk - peluk." Ucap sinta bercanda.
"Dih, gausah sok jadi si paling bersih dan wangi deh, orang aku juga ga bau." Balas Rayna, diikuti gelak tawa mereka berdua.
Setelah itu Rayna beranjak ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.
.....
Setelah Rayna menyelesaikan mandinya mereka melaksanakan sholat maghrib berjamaah.Lalu lanjut dengan binchiel ( bincang - bincang kechiel ) Untuk menunggu waktu makan malam.
"Cantik, Sinta ayok makan dulu udah bibi siapin nih." Panggil bi inah dari balik pintu kamar Rayna.
"Eh iya bi." Jawab Rayna
"Yaudah, bibi tunggu dibawah ya."
"Ayok, ray cacing perut gue berontak banget nih." Ungkap Sinta.
"Ewhh jijik cacingan." Canda Rayna lalu berlari meninggalkan Sinta.
"Dih orang bercanda, awas lo ya." Balas Sinta mengejar Rayna.
....
"Aduh jangan lari - larian cantik nanti jatuh lo." Ingat Bi Inah.
"Hahaha, iya iya Bi. Sinta nih bi hahah." Jawab Rayna masih sambil tertawa.
"Lah kok jadi gue dah orang lu yang cari gara - gara. Maaf ya bi dia emang anaknya manipulatif banget." Balas Sinta.
"Apaan dah, kayak tau aja arti manipulatif." Ejek Rayna
"Tau ya ray, gini gini otak gue masih bisa berfungsi meskipun ga penuh hahahah." Ucap Sinta membalas ejekan Rayna dengan candaan juga.
"Udah - udah ayok makan dulu nanti keburu dingin ini makannya." Peringat Bi Inah.
"Iya bi." Jawab Rayna dan Sinta kompak
......
"Gimana Sinta, masakan bibi enakan?." Tanya Bi Inah pada Sinta setelah mereka semua menyelesaikan makannya.
"Dari dulu sampe sekarang ga pernah berubah selalu top markotop deh Bi Inah mah." Jawab Sinta sambil mengacungkan jempolnya.
"Ahh jangan berlebihan gitu, bibi jadi malu sendiri." Ucap Bi Inah tersipu.
"Lah gimana si, bibi tadi minta pendapat sekarang di puji kok malah salting gitu ih." Timpal Rayna
"Ya gitu deh cantik hehe, tapi salting tuh apa ya. Bibi gatau soalnya." Jawab Bi Inah
"Astaga bibi gatau? salting tuh singkatan dari salang tingkah bi kayak bibi tadi pas di puji malu - malu kayak kucing mau kawin." Jawab Sinta seraya tertawa.
"Ihh mana ada kucing kawin malu - malu yang ada mah garong atuh hahah." Jawab Bi Inah lalu tertawa diikuti Ray dan Sinta.
"Udah udah bibi sampe sakit perut ketawa terus sama kalian, bibi mau cuci piring aja deh kalo gitu." Pamit Bi Inah sambil membereskan piring bekas makanan.
"Kita bantuin ya bi." Tawar Rayna
"Ehh, gauss..." Belum usai Bi Inah menjawab Sinta sudah memotongnya.
"Ssstt udah nggak ada penolakan pokoknya, lagian tadi bibi udah masak jadi sekarang kita bantuin cuci piringnya. Simbiosis mutualisme." Potong Sinta
"Iya tuh bibi tau nggak simbiosis mutualisme?." Tanya Rayna
"Tau dong klo itu, apa itu namanya hubungan yang saling menguntungkan ya?." Jawab Bi Inah aga ragu
"Emangnya keluarga einstein,semua penghuninya kapasitas otaknya besar ." Sinis Sinta sambil membawa piring kotor ke wastafel.
"Bibi tau juga karena kadang nemenin cantik belajar jadi bibi ketularan deh pinter nya, iya kan cantik?." Ujar Bi Inah sambil melirik rayna.
"Iya dong, bibi aja suka belajar ga kayak?." Sengaja Rayna menggantung perkataan untuk menyindir Sinta
"Daripada nyindir - nyindir gue mending bantuin nuangin sabun deh ah biar cepet kelar." Merasa dirinya tersindir segara ia mengalihkan topik pembicaraan agar tidak semakin tertindas oleh sahabatnya itu.
"Hahahah." Tawa Rayna dan Bi Inah lalu beralih membantu sinta mencuci piring.
........................
Cahaya itu akan selalu ada kalau kita berani menatapnya, dan sekarang itulah yang kulakukan - Rayna
........................
TBC

Bình Luận Sách (35)

  • avatar
    suesuzaini

    ok best

    20/08/2022

      0
  • avatar
    IrfaniHakim

    mau uang dana

    16/08/2022

      0
  • avatar
    AsninaNas

    best reading

    24/07/2022

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất