logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Menginap Di Rumah Casi

"Maksud Paman acara apa ya?"
"Tentu saja acara pertunangan kalian."
"Tidak." Lagi-lagi Alex dan Casi menjawab bersamaan.
"Sudah-sudah, jangan menggoda mereka lagi, lihat lah wajah Casi, sudah seperti kepiting rebus, entah menahan amarah atau menahan malu, eh…." ucap Arman, ayah Casi.
"Ayaah…." Casi memanggil nama ayahnya dengan manja.
Lusi tersenyum melihat tingkah anaknya.
"Halo Nak, siapa namamu? aku Andi, Paman Casi. Dan itu Anita, istriku," ucap Andi sambil berjalan mendekati Alex dan menjabat tangannya.
"Saya Alex, Paman," jawab Alex.
"Wah, kamu dengar itu Casi? Alex juga sudah memanggilku dengan sebutan Paman, jadi…."
"Pamaan…." Casi mengerucutkan bibirnya sambil menghentak-hentakkan kaki, persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Sontak semua orang yang ada di sana tertawa melihat tingkah Casi yang seperti anak kecil itu. Alex juga tersenyum melihat sisi lain Casi. Dari awal bertemu dia sangat galak tapi ternyata dia punya sisi yang imut juga.
"Ayo kita masuk, di luar sangat dingin," ajak Lusi.
Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu. Perapian sudah dinyalakan agar menambah hangat ruangan.
"Jadi, apa yang terjadi denganmu tadi, Casi?" tanya Arman.
"Aku hampir di tabrak orang itu, Ayah. Untung tidak sampai terjadi tabrakan karena kami sama-sama menghindar," jawab Casi.
"Apakah kamu terluka, Casi?" tanya Andi.
"Tidak Paman, aku baik-baik saja, tapi orang itu yang terluka. Sepeda motornya juga rusak. Tadi aku sudah menyuruh Mang Ujang untuk membawanya kemari, apakah dia sudah sampai di sini?"
"Oh, jadi motor sport yang di halaman samping itu milikmu?"
"Mungkin iya, Paman."
"Sebaiknya kamu mandi dan berganti pakaian, Alex," usul Arman.
"Iya Om, tapi saya tidak membawa baju ganti."
"Kamu bisa memakai bajuku."
"Tapi…."
"Tenang saja, aku tidak mempunyai penyakit kulit yang menular kok."
"Eh, baiklah Om," jawab Alex sungkan.
"Mari, saya tunjukkan di mana kamar mandinya," ajak Lusi.
Alex bergegas mengikuti Lusi dari belakang. 
"Ini kamar mandinya, saya ambilkan baju ganti dan handuk dulu."
"Iya tante," jawab Alex.
Saat menunggu Lusi, Casi datang dari arah lantai dua.
"Casi," panggil Alex.
"Hmm," jawab Casi sambil berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman.
"Casi," panggil Alex lagi.
"Hmmm," jawab Casi sambil terus mencari minuman.
"Hey, Nona bawel, bisakah kau menjawab panggilan? Ham hem ham hem terus…."
"Apaan sih?" jawab Casi sewot.
"Ish, jangan marah napa?"
"Habisnya, kamu ini jadi cowok kok cerewet banget, ada apa sih?"
"Nanti aku tidur di mana?"
"Di kandang sapi."
"Ih, jijik, mending aku tidur di kamarmu saja," jawab Alex.
"Kalau kamu tidur di kamarku, terus aku tidur di mana?"
"Tentu saja di kamarmu juga, kita tidur bareng…."
Byuuurr….
Casi yang sedang minum kaget mendengar perkataan Alex dan menyemburkan air ke muka Alex.
"Buset deh, itu mulut habis makan apaan sih, bau banget," ucap Alex sambil mengusap wajahnya.
"Woy, cowok mesum, masih mending aku mau menampung kamu di sini, jangan ngelunjak ya," ucap Casi marah.
"Ish, gitu aja marah. Bilang aja sebenarnya kamu juga seneng kalau aku temenin bobok…."
Casi yang merasa geram berjalan kearah Alex dan berniat memukulnya. Tetapi ternyata kakinya terpeleset air yang dia semburkan tadi. Hampir saja dia terjatuh jika saja tidak ditangkap oleh Alex. Selama beberapa saat mereka ada dalam posisi itu, mata mereka saling berpandangan.
"Alex, ini handuknya." Terdengar suara Lusi yang berjalan ke arah dapur. Reflek Alex melepaskan Casi.
Gubrak….
Casi terjatuh dan badannya membentur lantai dengan cukup keras.
"Wuaduuuhhh, sakit…." Casi mengerang kesakitan.
"Kamu kenapa tiduran di lantai, Nak?" tanya Lusi keheranan melihat tingkah Casi.
"Tadi ada kecoak, Bun. Mau aku pukul pakai tangan," jawab Casi berbohong.
"Heh, jangan jorok dong. Ini handuk dan baju gantinya, Alex. Lekaslah mandi."
"Iya, terimakasih tante," jawab Alex sambil berjalan ke arah kamar mandi. Sebelum masuk dia sempat melihat ke arah Casi. Casi meletakkan jari di leher sambil menggerakkannya dari kiri ke kanan. 'maaf' kata Alex sambil tersenyum melihat tingkah Casi.
Alex sudah selesai mandi, dia menuju ke ruang tamu.
"Wah, ternyata pakaianku kekecilan ya jika kamu yang pakai. Badanmu sangat tinggi Alex," ucap Arman mengomentari pakaian Alex.
"Iya om, saya juga sering kesulitan menemukan ukuran yang sesuai dengan badan saya."
"Tapi tetep keren kok meski kamu pakai baju kekecilan," ucap Ani menimpali.
"Halah, kamu ini Mah, bilang saja senang lihat brondong," Protes Andi.
"Wajar dong Pah, sepet lihat Papa terus. Sudah gendut, hitam lagi," jawab Ani.
Ucapan Ani disambut gelak tawa seisi ruangan.
"Tapi Mama tetap cinta mati kok sama Papa," ucap Ani sambil bergelanyut manja di lengan Andi.
"Cie … cie … paman dan bibi ini meskipun sering berantem tapi tetap mesra ya." Casi menimpali.
"Tentu saja, dalam suatu hubungan memang selalu ada konflik yang datang, tergantung bagaimana cara kita menghadapinya. Makanya, kamu segeralah menikah Casi, agar tahu bagaimana rasanya hidup berumah tangga," jawab Andi.
"Alex apakah kamu sudah punya pendamping hidup?" tanya Ani.
"Saya…."
"Belum Bik, dia baru saja ditinggal nikah sama pacarnya, makanya tadi dia kebut-kebutan sampai, eh…."
"Wah, kamu kok sudah tahu sejauh ini mengenai status Alex sih Casi? Kalian memang…."
"Bibik, tadi tuh si cerewet ini yang curhat sama aku kok."
"Wah, kamu ini Alex, baru juga ketemu sudah curhat masalah pribadi. Tanda…."
"Sudah, diminum dulu coklatnya, biar badan lebih hangat." Lusi datang membawa beberapa gelas coklat panas.
"Terimakasih Tante," ucap Alex sambil menerima segelas coklat hangat yang disodorkan Lusi. Lusi hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Casi, bolehkan aku pinjam charger HP mu?"
"Tidak punya…."
"Casi, kenapa kamu bersikap seperti itu? Cepat ambilkan charger." Lusi terlihat tidak suka dengan sikap Casi.
Dengan wajah ditekuk, Casi bergegas naik ke lantai dua untuk mengambil charger.
"Ini," ucap Casi sambil menyerahkan chargernya.
"Terimakasih."
"Kak, jadi malam ini Alex tidur di mana? bukankah sudah tidak ada kamar kosong?" tanya Ani.
"Di kandang sapi…."
"Casi," Lusi melotot ke arah anaknya.
"Maaf Bunda," jawab Casi sambil mengerucutkan bibirnya. Alex tersenyum geli melihat tingkah Casi.
"Alex, nanti kamu tidur di ruang tamu saja ya. Maaf, kami tidak punya kamar tidur yang kosong lagi."
"Iya tante, tidak masalah."
Lusi bergegas masuk ke kamar, mengambil bantal dan selimut untuk Alex.
"Ini, pakailah," ucap Lusi.
"Terimakasih tante."
"Kalau begitu, kita semua juga harus tidur, sudah larut malam dan mulai dingin," ajak Arman.
"Iya, baiklah," jawab Andi.
"Selamat tidur ganteng, semoga mimpi indah," ucap Ani.
"Mama!" Andi melolot Pura-pura marah.
Casi dan Alex tersenyum melihat tingkah pasangan tersebut.
"Casi." 
"Apa?" jawab Casi malas.
"Selamat malam, mimpikan aku dalam tidurmu ya," ucap Alex menggoda Casi.
"Wuek…." Casi pura-pura muntah dan berlalu meninggalkan Alex.
Alex berusaha memejamkan mata dan tersenyum mengingat semua kejadian yang baru saja dialaminya. 'Ternyata selalu ada hikmah di balik kesusahanku' batin Alex.
Pagi tiba, semua orang sudah terbangun dan menikmati matahari terbit yang muncul di antara kebun teh. Tetapi masih ada satu orang yang hanyut dalam buaian mimpi, Alex. Dia masih tertidur pulas di ruang tamu.
"Casi, bangunkan Alex," ucap Lusi dari arah dapur.
"Iya Bun."
Casi bergegas ke ruang tamu dan mendapati Alex masih tertidur nyenyak. Casi semakin mendekat, menunduk ke kursi tempat Alex tidur dan mengamati dengan seksama wajah Alex. 'Ternyata dia ganteng juga kalau lagi tidur gini' gumam Casi.
"Aku memang tampan, jangan memandangiku seperti itu, nanti kamu bisa jatuh cinta kepadaku."
Casi yang kaget berniat segera berdiri, tetapi dia kalah cepat, tangan Alex sudah menariknya dan dia terjatuh di atas tubuh Alex. Mereka saling berpandangan untuk beberapa saat.
"Casi, apakah Alex sudah bangun?" Lagi-lagi Lusi mengganggu moment indah mereka.
Alex kaget mendengar suara Lusi dan langsung mendorong tubuh Casi. Seketika itu juga tubuh Casi terjatuh ke lantai.
"Aduh…."

Bình Luận Sách (422)

  • avatar
    PopiriaRebeca

    Cerita nya sangat menarik. Dari awal membaca saya sama sekali tidak merasa bosan dengan alurnya. Semangat terus menulis cerita ini, saya sangat menyukai cara penulisan anda🥰🥰

    08/08/2022

      2
  • avatar
    saputraIndri

    alur ceritanya bagus, tapi ada perbicangan yang absurd jadii gak jelas gto.. semangat terus Thor menulisnya🤗🤗

    19/04/2022

      0
  • avatar
    balqisSuria

    good.

    23h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất