logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 6 - Pesan Dari Sarah

"Kenapa Mas? Kamu mau marah iya?" bentak Nirmala
Kali ini Nirmala tak bisa bersikap manis dan menganggap semua baik-baik saja, Nirmala tak ingin terlihat lemah di hadapan Heru yang telah menyakitinya, menyakiti hati ibu dan bapaknya terlebih menyakiti hati anaknya, Kania.
"Kalau aku marah terus kamu mau apa? Hah,"
"Aku mau kita cerai," ucap Nirmala mantap
"Hahaha... Kamu pikir aku akan menceraikan kamu begitu saja, tidak Nirmala aku ini mencintaimu sungguh sangat mencintaimu. Aku.."
"Hentikan semua kata cinta itu Mas, aku jijik mendengarnya. Apa Mas pikir aku masih percaya dengan rayuan itu. Shitt... Itu nggak sama sekali."
Nirmala meninggalkan Heru sendiri, ia masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, ia tutup seluruh tubuhnya dengan selimut untuk menutupi tangisannya yang pecah.
Bayangan Nirmala bermain pada masa-masa yang telah ia lewati bersama Heru tak pernah sedikit pun Heru menyakitinya, ia diperlakukan bak putri raja, limpahan perhatian dan kasih sayang dari Heru membuat Nirmala menutup mata dari apapun.
Heru menghampiri Nirmala dan berbaring di belakangnya, emosinya sudah mereda. Menyadari kehadiran Heru di dekatnya, Nirmala segera membuka selimut yang menutupi wajahnya, dia bangkit dari tidurnya dan berlalu dari hadapan Heru.
Heru meluapkan emosinya, ia memukulkan tangannya sekuat mungkin pada ranjang yang ia duduki, mengusap wajahnya kasar. Ia memandang Nirmala hingga hilang dari balik pintu.
Nirmala masuk ke dalam kamar Kania, di sana batinnya semakin terluka, bayangan Kania yang selalu bahagia dekat dengan Heru membuat Nirmala semakin sakit. Bagaimana jika ia berceria dengan Heru apa yang akan Kania rasakan? Tangisnya kembali pecah bahkan meraung-raung hingga membuat Heru berlari menghampiri Nirmala dan memeluknya.
Dalam pelukan Heru Nirmala meluapkan segala emosi yang ia rasakan, tersadar Heru memeluknya Nirmala mencoba melepaskan pelukan Heru namun tangan Heru terlalu kuat untuk dilepaskan.
Nirmala memukul-mukul dada Heru, dia terus memukulnya. Heru hanya diam menerima perlakuan Nirmala. Ia merasa pantas mendapat perlakuan itu.
"Kamu jahat Mas, kamu jahat, jahat."
Nirmala terus meraung, berteriak mengucapkan kalimat itu sambil memukul dada Heru. Dadanya sesak, nangis sesegukan, air matanya terus membanjiri pipinya, hingga ia merasa badannya lemas dan lunglai pukulan pada Heru pun mulai melemah, tangisnya mulai tak terdengar yang ada hanya nafas yang tersenggal-senggal.
Heru melepaskan pelukannya, lalu beranjak pergi dari hadapan Nirmala dan kembali dengan segelas air putih. Nirmala enggan menerima air itu, kenapa Heru masih saja memperlakukannya sebaik itu.
"Minumlah," ucap Heru
Nirmala bergeming, ia masih mematung. Heru mencoba mendekatkan gelas itu pada bibir Nirmala. Nirmala membuka mulutnya sedikit dan meminum air itu, Heru nampak senang namun tiba-tiba wajahnya memerah mendapati Nirmala menyemburkan air yang telah di minumnya ke wajahnya.
"Aku nggak sudah minum dari tangan lelaki bermuka dua," geram Nirmala
Tangan kekar itu nyaris melayangkan tamparan di wajah Nirmala, beruntung Nirmala dengan segera menundukan kepalanya.
"Kenapa hah? Kenapa harus marah mendengar kata-kata itu. Kamu memang bermuka dua, sok penyayang sok perhatian tapi ternyata kamu juga pengkhianat," teriak Nirmala
Heru bergeming, ia tak melakukan apapun pundaknya naik turun, emosinya terkumpul pada dadanya yang kembang kempis.
"Kamu, bukan hanya telah menyakiti aku tapi juga menyakiti hati orang tuaku bahkan orang tuamu sendiri. Heh, aku ingin segera tahu bagaimana reaksi mereka mendengar anaknya berselingkuh," Nirmala menyunggingkan bibirnya.
"Awas saja kalau kamu coba-coba berani mengadu pada Mama dan papa," ancam Heru.
Nirmala mendelik sinis dan menyunggingkan kembali bibirnya, Heru merasa Nirmala akan takut dengan ancamannya ternyata ia salah Nirmala sama sekali tak pernah takut akan hal itu.
"Oh, semakin diancam kayak gitu aku semakin tertantang. Jangan kamu pikir aku bisa lemah begitu saja memaafkanmu dan melupakan segalanya. Tidak semudah itu, Heru Sudibyo lelaki pengkhianat."
Nirmala membisikan kalimat itu kemudian berlalu dari hadapannya, meninggalkan Heru di kamar Kania seorang diri.
Nirmala memutuskan untuk mengguyur tubuhnya, kepalanya terasa berat usai menangis tadi. Air yang membasahi tubuhnya memberikan kesegaran dan dapat membuat Nirmala sedikit membaik, kini Nirmala sudah mulai dapat mengatur emosinya.
***
Nirmala dan Heru sudah duduk di meja makan, Nirmala tetap membuat makanan untuknya makan dan mengajak Heru ikut makan bersamanya, saat ini Nirmala sudah mmbaik kondisinya, emosinya sudah mereda. Ia menyimpan sejenak emosinya, melipatnya dan bersikap biasa.
Heru masih bergeming, ia tak berbicara apapun bahkan makanan di hadapannya pun belum ia sentuh.
"Sejak kapan itu terjadi?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut Nirmala membuat Heru terkejut dan memandang wajah Nirmala yang tertunduk.
"Tiga tahun yang lalu, tepat saat kamu dinyatakan positif hamil."
Nirmala mengusap wajahnya, ia menarik nafasnya yang terasa berat, ia mencoba menahan segala emosi yang bersarang. Andai memiliki penyakit jantung mungkin Nirmala sudah terkapar mendengar kata-kata Heru.
"Tiga tahun, selama itu aku jadi wanita bodoh," ucap Nirmala.
"Nirmala," lirih Heru.
"Aku bodoh, aku begitu percaya dengan semua sikap manismu Mas. Dimana kamu bertemu dengannya?" tanya Nirmala kembali.
"Namanya Sarah, dia mantan istriku. Aku menikahinya tanpa restu Mama, entah kenapa ibu tak menyukainya. Sarah tak tahan dengan sikap ibu yang selalu menganggapnya tak ada, hingga meminta bercerai. Lima bulan usai bercerai aku dan dia menjalin hubungan lagi tanpa sepengetahuan siapa pun ya tentunya Mama. Aku dijodohkan sama kamu, aku.."
"Kenapa kamu nggak menolaknya?" sela Nirmala
"Nirmala, kamu bagai malaikat bagi Mama dan Papa. Karena kamu Papa bisa selamat dari maut yang tengah mengintainya, Mama dan Papa merasa berhutang padamu, aku tak bisa menolak itu karena aku merasakan ketulusan kamu menolong Papa. Aku menerima perjodohan itu, tapi aku pun tak bisa meninggalkan Sarah. Aku mencintainya Nirmala, saat itu aku tak punya pilihan. Aku..."
"Ceraikan aku Mas," sela Nirmala
"Nirmala dengarkan aku, aku juga mencintai kamu. Terlebih saat kamu melahirkan Kania, hal yang tak bisa Sarah berikan padaku karena ternyata dia mandul. Aku menikahi saat kamu dinyatakan positif dan kamu tahu Nirmala dia sangat bahagia saat itu, dia seakan memiliki anak meski bukam dari rahimnya. Dia merasa senang dengan kabar kehamilanmu, dia..."
"Sebegitu bahagianya kamu Mas bercerita tentang kebahagiannya, kamu pikir aku bahagia Mas? Kamu pikir aku akan iba, iya?"
Nirmala tersulut emosi, suaranya memekik ketika melihat Heru bercerita tentang kebahagian Sarah saat mendengar Nirmala hamil dan akan dinikahi oleh Heru.
"Kalau kamu pikir aku bisa menerima dengan tangan terbuka perempuan itu hanya karena dia mandul, kamu salah besar." tegas Nirmala
Nirmala bangkit dari kursi makannya dan berlalu dari hadapan Heru, meski Heru terus memanggil namanya namun Nirmala terus berjalan meninggalkannya.
Duduk di ujung ranjang, menikmati suara-suara menyakitkan yang terlintas dalam ingatannya, suara Heru yang merdu namun terasa sangat menyakitkan, bagaimana bisa dia bercerita tentang itu semua tanpa beban di hadapan Nirmala, bukan merasa iba tentu saja yang Nirmala rasakan melainkan kebencian dan amarahnya semakin menjadi.
Ponsel Nirmala berdering, membuyarkan lamunannya. Nirmala mengusap wajahnya, menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. Nirmala meraih ponselnya, ia membuka pesan yang diterimanya di aplikasi hijau miliknya. Pesan dari nomor yang ia beri nama "Pelakor", jantung Nirmala mendadak berdekup kencang, ia menahan nafas kala akan membukanya.
[Temui aku di taman kota, besok jam 10 pagi. Kita harus bicara. Sarah]
Nafas yang sejak tadi ia tahan, ia hembuskan perlahan. Benaknya diliputi tanya, untuk apa perempuan itu mengajaknya bertemu?

Bình Luận Sách (32)

  • avatar
    RismanDede

    bgs

    19/06/2023

      0
  • avatar
    Dewi27Anggita

    bgus ceritanya

    05/04/2023

      0
  • avatar
    WardanaWisnu

    sangat menarik

    10/02/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất