logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

0.4

Andika menghabiskan malamnya dengan secangkir white coffee sambil membaca buku. Sekedar menyicil belajar untuk bekal ulangan Biologi, meski masih dua hari lagi. Karena Andika tidak mau menerapkan 'sks' bisa disebut sistem kebut semalam.
Itu tidak efektif.
Lembar demi lembar, Andika masih fokus menyerap ilmu dalam buku yang ketebalannya lima senti itu. Sambil menyandarkan punggung di sandaran kursi, wajah Andika yang bersih terlihat lebih cool dan tampan ketika sedang serius seperti itu.
Tapi, bayangan Kanaya yang datang secara tiba-tiba membuat konsentrasi pikirannya terganggu. Beberapa kali Andika menggelang sambil memejam untuk mengusir bayang-bayang itu dari kepala. Tapi rasanya susah.
Wajah mengisyaratkan patah hati Kanaya ketika di pesta ulang tahun Irsyad waktu itu, ketika Kanaya datang ke kelasnya dengan gugup, dan ketika Kanaya terbangun setelah ketiduran di perpus siang tadi, semua melintas dalam benak Andika.
"Arghh! Gue kenapa si!"
Heran dengan dirinya sendiri, mau tak mau buku biologi itu buru-buru ditutup oleh Andika dan dijatuhkan pada meja belajar. Sejenak terdiam dengan helaan napas pelan, hingga pandangannya tertuju pada ponsel lima inchi di dekat kotak pensil itu.
Ka..na..ya.. pus..pa..ra..ni..
Sedetik kemudian jemari Andika sudah menari-nari di atas layar. Mengetikkan sederet nama itu pada kolom pencarian di Instagram. Hingga muncul beberapa akun. Langsung, Andika melihat foto Kanaya berada di akun teratas.
Untung tidak diprivat, Andika bisa melihat foto-fotonya. Dan, foto yang terupdate adalah yang paling menyita perhatiannya Andika. Foto tetesan air mata di pipi. Kebetulan, setelah diklik ternyata Kanaya baru saja memposting sepuluh menit lalu.

❤ 1,736 likes
kanaya.puspa sorry, if my feel is wrong. i will pray for god to delete this from my heart, soon, and forever💔 @irsyadboy_
Lihat semua 2,149 komentar
elsha_brlntr nayaaaaaa 😭
emiliavn227 so deep 😫 nyambung lg dong kalian golden couple @kanaya.puspa luv luv @irsyadboy_
haykalxyz ini bocah atu napa lg elaah 🐒 kayanya butuh siraman rohani lu, nay. sini sini gua peluk
haykalxyz 😁😁😁😁✌✌
kareninaff anggep aja atas gue iklan obat panu, gausa dimasukin ati nay, tp ke usus aja. usus besar klo perlu. kasi vegeta biar cepet kebuangnya.
farhanlaw29 eta terangkanlaahh🎤🎼
vitaanggraini buseet dah lu coeg a en je a ye be a te @kareninaff
jimmymarchell sayang air matamu nayyy! hayolohhhhh anak orang tuh tanggung jawab lo @irsyadboy_
haykalxyz klo suka bilang aja nyet @kareninaff mumpung gua masi freeeeeee, asli dah, taken yok
irsyadboy_ bau njir h-nya banyak bet lu cacing @jimmymarchell
Sampai di situ, Andika mengerjap membacanya. Bahkan Irsyad sama sekali tidak memperdulikan Kanaya, Kanaya sendiri enggan membalas komentar teman-temannya. Tapi mungkin dia sedang membacanya.
Setelah mikir-mikir sebentar, Andika lalu memberanikan diri untuk DM.
nay
Singkat dan padat. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Andika langsung meletakkan ponselnya jauh-jauh. Detik demi detik, diliriknya pesan itu berkali-kali. Kanaya belum juga membalas.
"Ah, siap-siap dikacangin deh!"
Karena Kanaya sedang galau, besar kemungkinan kalau dia pasti mager meladeni. Namun tebakan Andika salah, persis ketika ingin mematikan sambungan data, ponsel itu bergetar.
iya kak
Andika buru-buru membalas.
belum tidur?
Dari sekian banyak DM yang masuk, Kanaya hanya tergugah niatnya untuk membalas pesan dari Andika. Entah, dia sendiri juga kurang begitu paham. Mungkin, karena terkagum dengan sikap Andika tadi siang.
belom kak
Ya, seadanya, sekenanya. Seperti pertanyaan Andika yang pendek. Tapi sekarang Andika bingung. Ingin meminta kontak Kanaya, tapi kurang percaya diri. Ingin mengajak ngobrol lebih lanjut, takut Kanaya risih.
Hingga dua menit berlalu, lama menunggu Andika membuat Kanaya memutuskan mengirim pesan lagi.
kak, apa semua cowok di dunia ini sama kaya kak icad ya?
Kalimat itu mengundang kerutan di dahi Andika.
maksudnya gimana say?
Di seberang, Kanaya terbelalak, hingga spontan bangun dari sofa yang sedari tadi dia duduki, di luar balkon kamarnya. "Hah? Kok.. Say?"
"Astaga!"
Di waktu yang bersamaan, Andika menabok mukanya sendiri lalu mengetuk-ketuk kepala. Ogeb, tolol, goblog, dan sejenisnya. Ia merutuki dirinya dalam hati. Padahal huruf N dan S berjarak jauh. Dengan keringat dingin di pelipis Andika tergesa-gesa meralat kesalahannya barusan.
sori sori sori typo, maksud gue.. nay. naya
Dan, mendadak saja signal hilang. Menjadikan Andika seperti orang sakau. Menggeram kesal sambil menjambak rambut kuat-kuat, panik, dag-dig-dug. Takut saja jika Kanaya berasumsi yang bukan-bukan.
ohh kirain apaan 😁
Cukup lega, Andika tepar di tempat tidurnya dengan tangan terlentang. Mulutnya sampai menganga lebar untuk mencari asupan oksigen. Entah setan mana yang sudah membelokkan jarinya, dari nay menjadi say. Sangat memalukan.
Bangun lagi, Andika mendengus. Sesaat dia tersenyum kecil melihat emoticon ketawa dari Kanaya. "Apa gue bikin dia terhibur ya? Syukur deh kalo emang bener kaya gitu,"
Andika membalas lagi.
maklum ya, nay, manusia biasa, banyak salah2nya
Menerima pesan itu, Kanaya lalu menggeleng pelan dengan cengiran kecil. Merasa geli dengan kakak kelasnya itu. Dan, air mata yang tadi membasahi pipi kini sudah kering. Kanaya menyender pada pagar balkon sambil senyum-senyum.
kya jdul lagu kak, manusia biasa 😁
Seratus persen Andika percaya diri, Kanaya sudah tidak galau lagi.
nontonin ftv mulu si lo 😁
Kanaya berdecak pelan.
back to the topic ya 😁 maksud gue td, kak icad, hobinya nyiksa batin orang. dia udah mutusin gue, tp masi mau deketin, dan sebagai kaka-ade. ya gue ga ngerti aja kak maunya dia tuh kaya gimana.
Andika tidak menyangka, Kanaya bisa curhat padanya seperti itu. Untuk pertama kali, Andika seneng jadi tempat curhat. Beda jauh jika teman-teman cowoknya yang curhat di sekolah, yang ada Andika males.
kali aja maksud irsyad emg baik, nay. dia masi pen kenal elo. dan dia cuma gamau, gara2 kalian udah putus, lo jadi ngebenci dia. ambil sisi baiknya aja, irsyad gak mungkin punya niat buat nyakitin lo, apalagi mainin perasaan lo. kalo lo emg kesiksa di deket dia, dg status mantan.. berarti ya ini saatnya lo harus move on.
Panjang, dan mungkin Kanaya tidak menyadari jika ada sedikit harapan terselubung. Selama dia mencerna kata demi kata, Karima--atau biasa dipanggil Rima alias mama Kanaya, sudah muncul dari balik pintu kamar minimalis bernuansa cokelat navy itu. Kemudian berjalan masuk.
"Cie! Icad bilang apa sih kok sampe segitu serius dan fokus banget baca chatnya? Sampe gak kedip loh,"
Datang-datang sudah digodain, Kanaya langsung mengangkat kepala dan menatap wanita itu dengan muka memerah padam. Tapi, sedetik setelah dia connected dengan nama cowok yang tadi disebut Rima membuat wajah Kanaya berubah murung.
"Naya udah putus sama kak Icad ma,"
Tertunduk, Kanaya hanya mengusap-usap layar ponselnya dan menggigit bibir. Untuk kesekian kali, hatinya kelabu. Dan ini cukup mengagetkan Rima, hingga dia mendekati Kanaya lagi lalu mendaratkan tepukan di sebelah pundak anak gadisnya itu.
"Putus? Kapan? Kok bisa?"
"Malem minggu kemaren, ma, pas ultahnya dia. Katanya.. Naya terlalu childish. Makanya kak Icad bosen."
Bibir pinknya sedikit bergetar saat berucap, mengingat jelas bagaimana tutur kata Irsyad paling menyakitkan malam minggu kematin. Dan Kanaya memang hanyalah gadis cengeng, sekarang saja matanya banjir lagi.
"Kak Icad udah gak sayang sama Naya, ma, dia udah punya cewek lain. Padahal Naya pikir, kita bisa lama bareng-barengnya, ternyata engga. Mimpi Naya ketinggian hiks.."
Merasa iba, tak ayal Rima berhambur memeluk Kanaya dan mengusap-usap punggungnya berniat menenangkan.
"Yaudah, Nay, mungkin kalian gak jodoh. Kamu yang sabar ya, mama yakin kamu bisa nemuin lelaki yang lebih-lebih segalanya dari Icad."
Kanaya mengangguk pelan dalam pelukan beliau, yang kemudian merenggang. Kanaya menyeka basah di pipinya dengan sekali usapan. "Tapi Naya masih sayang sama kak Icad ma, dia cinta pertama Naya."
Seakan mengerti perasaan Kanaya, Rima mangusap penuh kasih sayang puncak kepalanya. "Tapi dia udah matahin hati kamu, Nay, kamu coba lupain dia ya? Apalagi, Icad udah ada pacar baru kan? Lagian mama yakin kok, perasaan kamu ke dia masih cinta monyet. Dunia gak selebar daun kelor, Naya, cari cowok lain. Jangan ngestuck. Lupain Icad, buat kebaikan kamu. Masa-masa belia kaya kamu gini pasti masih berubah-ubah hatinya. Kamu inget kan, Tuhan itu Yang Maha Membolak-balikkan hati? Jadi.. yaudah, dibawa santai aja lah.. pokonya, prinsip dari mama.. patah hati cari gantinya lagi. Sampe kamu nemuin yang bener-bener terbaik."
Sepersekian detik, Kanaya menatap dalam mamanya yang tersenyum sambil mengangkat kepalan tangan semangat. Seakan-akan jiwa muda masih melekat di dalam tubuh Rima yang sudah kepala empat itu.
Cukup dibuat terperangah saat menyimak penuturan beliau, kini sejenak Kanaya terkekeh geli.
Sampai akhirnya..
"Ngomong tuh emang enak ya ma? Ngelakuinnya susah." Mendengus, Kanaya menyisir rambutnya ke belakang lalu menarik napas. "..tapi, apa yang dibilang mama itu semua ada benernya kok. Naya gak boleh sedih berlarut-larut mikirin kak Icad. Kak Icad bisa pindah ke lain hati, berarti Naya juga harus bisa."
"Nah! Gitu dong! Itu baru Naya anak mama!"
"Tapi tetap aja move on dari kak Icad tuh susah ma,"
"Susah kamu bilang?" terkejut, Rima menaikkan alis tinggi-tinggi.
Kanaya lalu berjalan ke sisi lain balkon itu, dan menumpu kedua tangannya pada pagar balkon, masih memegang ponsel. Pandangannya menatap ke bawah, halaman rumah yang gelap. Wajah Kanaya ditekuk.
"Kak Icad itu limited edition. Gak cuma ganteng, nyenengin, tapi juga deketan sama dia tuh nyamaaan banget. Dia selalu jagain Naya kaya dia jagain nyawanya sendiri. Jadi ya susah move on dari dia."
Rima tertawa mendengar ocehan itu. "Alahh! Bokis kamu, Nay! Dari tadi aja kamu asik chattingan. Sama siapa hayoo.. pasti cowok kan?"
"Apaan si ma! Ini bukan siap--"
Persis. Saat itu juga, ponsel Kanaya menyala, muncul DM dari Andika. Rima yang sudah kepo buru-buru mendekatinya dan ikut melihat ada apa di layar benda canggih itu.
kalo lo mau, gue bisa aja si bantuin lo muvon
Tak lama setelah itu..
abaikan klo gasuka, sori, bukan maksud ada apa2 ✌✌ ✌
Jika Kanaya dan Rima mendelik, cengo, kali ini Andika benar-benar langsung mematikan sambungan datanya. Menyadari jika tawaran itu sudah terlalu lancang. Entah tadi Andika mendapat keberanian dari mana. Yang pasti kini dia sudah panik dan menenggelamkan kepalanya di bawah bantal.
Suara jangkrik terdengar keras. Baik di tempat Andika ataupun Kanaya.
"Ohh... jadi gebetan kamu namanya Andika!" Rima bisa menyimpulkan sendiri setelah merampas ponsel Kanaya dan melihat sekilas chatting antara dua anak remaja itu.
"Waaahh.. kalo ini mah lebih ganteng dari Icad, Nay!" wanita itu memekik. Ketika beliau iseng membuka profil Instagram akun @_dikacangin itu.
".. mama berasa liat aktor Thailand, deh, Nay! Yang sering kamu tontonin itu! Sipit-sipit gimana gitu. Ganteng!"
"Mah! Itu kakak kelas Naya! Bukan artis! Mama ih!"
Belum selesai stalking, Kanaya sudah berhasil mengambil alih ponsel itu. Namun Rima terus menggodanya dengan senyum-senyum mengejek. Sampai Kanaya tersipu, sekaligus bingung mau membalas DM itu.
"Ciee! Mau dibantuin move on! Udah.. iya-in aja, Nay! Siapa tau cocok!"
Tak mengindahkan, Kanaya asik gigit jari saat beberapa kali mengetik tapi dihapus lagi. Anehnya, di dalam tubuhnya ikut berdegup kencang. Pun telapak tangan yang rasanya dingin, padahal sedari tadi angin malam di balkon sudah dingin.
"Naya! Ngapain mikir-mikir lagi! Niat baik gak boleh ditolak loh! Buruan bales! Keburu orangnya tidur!" dan, Rima heboh mengompor-ngompori.
"Ihh.. mama apaan si! Udah ah Naya mo tidur! Ngantuk!"
Kesal, Kanaya menghentakkan kaki sembari berjalan masuk ke kamarnya. Tidak memperdulikan mamanya yang segera menyusul masuk dan terus saja mendesak supaya menerima tawaran bagus dari Andika tadi.
Kanaya menghempaskan badan ke tempat tidur, dan menutup kepala mendengar ocehan Rima. Sampai capek sendiri, dan beliau memilih untuk keluar dari kamarnya.
"Pokonya mama udah klop sama Andika! Gak mau yang laen! Kamu harus move on sama Andika! Titik!"
Sebuah ultimatum, persis sebelum pintu ditutup. Dan Kanaya spontan menyembulkan kepala, mengerjap. Spechless. Lalu melihat ponselnya lagi. Chat terakhir dari Andika, membuat darahnya mendesir hebat.
"Sumpah becanda lo gak lucu kak Dika,"

Bình Luận Sách (66)

  • avatar

    ceritanya bagus kak !!! di tingkatkan lagi kak 💪🏻💪🏻 semangat buat ceritanya kak 😉😉

    26/01/2022

      3
  • avatar
    HasyimMUHAMAD

    sangat baik untuk dibaca

    29d

      0
  • avatar
    AhmadNayip

    bagus

    13/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất