logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Perubahan perilaku Tama pada keluarganya, Tama sering kali pergi meninggalkan keluarganya demi perempuan lain secara diam-diam.

Saat Tama menjadi pegawai honorer, seringkali Eva menggunakan seluruh gajinya untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya, karena Eva tahu gaji Tama hanya cukup untuk membeli bensin untuk pulang -pergi ke sekolah.
Eva bahkan merelakan tabungannya untuk modal awal Tama membeli 1 mobil bekas. Kini setelah Tama sukses dalam usahanya, ujian rumah tangganya mulai sering menghampiri.
Tama yang tak pernah  memenuhi kebutuhan keluarganya, semakin bebas berbelanja tanpa pernah memikirkan nasib keluarganya.
Bila semula, semua baju Tama, Eva yang membelikan dan menyiapkan.
Kini Tama memperkaya koleksi bajunya dengan merk-merk terkenal dan semakin modis.
Tama tak pernah pusing dengan biaya SPP ketiga anaknya, karena kebutuhan harian keluarganya masih dipenuhi oleh istrinya.
Semua penghasilannya, digunakan untuk dirinya sendiri, bahkan Eva tak tahu, jika penghasilan Tama naik berlipat.
Penampilan Tama kian berubah, wajah imut ditambah dengan penampilan yang trendi dan parfum yang semerbak semakin menambah pesona Tama.
Orang tak mengira jika seorang Mahesa Aditama, telah memiliki 3 putra dan berusia menjelang 40 tahun, bentuk tubuhnya yang kurus tanpa perut buncit, membuatnya terlihat seperti pemuda berusia 25 tahun.
Lapangan  Kalisari menjadi saksi bisu,  perkenalan Tama dengan para SPG (Sales Promotion Girl) produk rokok dan mobil, yang seringkali berpakaian rok mini dan seksi.
Tama menjadi semakin betah menunggu pembeli saat ada event musik atau pameran, karena dipastikan akan banyak SPG yang menawarkan produk sponsor.
Diawali dengan perkenalan basa basi dengan para SPG, setelah berkenalan, Tama gencar pendekatan.
Ia seolah lupa, telah memiliki keluarga.
Seringkali Tama beralasan menawarkan mobil, ternyata ia janjian kencan dengan salah satu SPG yang diincarnya.
Saat Eva meminta antar jemput bekerja, seringkali Tama beralasan keluar kota, untuk survey mobil. 
Eva meminta Tama menjemputnya dari rumah sakit, karena kebetulan motornya rusak.
"Pa, nanti malam jemput Mama ya Pa," pinta Eva.
"Papa nggak bisa janji Ma."
"Kenapa Pa?"
"Papa mesti survey nanti, kayaknya belum pulang jam segitu."
"Apa!" pekik Eva
"Belum pulang?"
Eva seolah kaget, meski hal itu telah biasa terjadi.
Ia ingin menguji kepedulian Tama, masihkah Tama peduli dengannya atau justru memilih peduli pada yang lain.
Tama telah terlanjur janji makan malam bersama Cherry, gadis SPG incarannya malam ini.
Eva mulai curiga dengan perubahan penampilan dan sikap Tama. Penampilan yang rapi, tak lupa memakai parfum serta semakin tak peduli pada keluarga, membuat Eva bertanya- bertanya.
Ingin sekali Eva membuntuti kemana perginya Tama, namun kesibukan mengurus keluarga dan pekerjaannya membuatnya tak ada waktu untuk melakukan hal itu.
Sebelum sukses, Tama adalah bapak dan suami yang peduli keluarga.
Seringkali ia membawa anak- anaknya jalan- jalan wisata kuliner, berolahraga di stadion serta memancing.
Namun kini, semuanya berubah. Merasa memiliki banyak uang dan ada kesempatan, Tama mulai berulah.
Ia membiarkan istrinya kerepotan mengurus keluarga dan ia lebih memilih asyik kencan dengan para SPG.
Menurutnya dengan para gadis- gadis SPG itu, ia merasa disayang dan dihargai, hingga tak ada lagi rasa minder saat bersama.
Awalnya Tama mencoba berkenalan dengan 1 orang gadis yang diincarnya, berlanjut dengan bertukar nomor telepon dan dilanjutkan dengan kencan.
Setelah mengenal 1 orang, Tama merasa tertantang, hingga akhirnya ia memiliki banyak kenalan gadis-gadis SPG dan mencoba menjalin hubungan spesial dengan mereka.
Setelah lelah kencan, ia pulang ke rumah sore atau malam hari, lantas tidur.
Tak ada sapaan, pelukan dan ciuman untuk anaknya, bahkan masakan Eva pun tak pernah lagi disentuhnya.
Tama seakan lupa bahwa ia telah berkeluarga, keluar masuk rumah tanpa peduli kondisi  anak dan istrinya, seolah ia hidup sendiri dan menjadikan Eva layaknya asisten rumah tangga yang siap selalu mengurus rumah dan anak-anaknya.
Tama  tengah berbahagia karena gadis-gadis SPG itu tak tahu statusnya, mereka hanya tahu, Tama seorang lajang.
Bila tak ada even konser musik atau pameran, maka Tama akan mendekati Wati, adiknya yang masih duduk di bangku SMU, agar dikenalkan dengan teman-temannya.
Tama bahkan rela setiap hari mengantar jemput Wati sekolah agar bisa bertemu dan berkenalan dengan teman- teman Wati.
Wati bersedia membantu Tama, karena Wati benci dengan Eva, yang notabene adalah kakak iparnya.
Eva dimata Wati adalah sosok yang pelit, tiap kali Wati meminta transferan uang saku bulanan, Eva tak pernah langsung memberi, Eva justru memintanya untuk mempromosikan barang dagangannya, keuntungan dari penjualan barang itu akan diberikan Eva sebagai uang saku.
Eva hanya memberinya uang saat lebaran, itupun menurut Wati nominalnya kecil hanya Rp.200.000 tak sebanding dengan penghasilan Eva yang besar tiap bulannya.
Wati tak pernah tahu maksud dan tujuan Eva untuk memintanya mempromosikan barang dagangannya, karena yang Wati tahu, tugas anak sekolah hanya belajar bukan bekerja.
Eva beralasan mengajarkan Wati untuk berwirausaha, hingga Wati dapat memiliki penghasilan sendiri meski tengah bersekolah,  berdagang secara online dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.
Sesungguhnya Eva ingin mengajarkan Wati untuk menghargai uang, bukan hanya mudah meminta tapi tak tahu cara mendapatkannya.
Pengaruh pergaulan dari teman- teman Wati, membuat Wati ingin bergaya sosialita layaknya teman-temannya.
Untuk mewujudkan keinginannya itu, Wati meminta Tama untuk memenuhinya. Bila Tama menginginkan untuk dapat berkenalan dan pendekatan dengan teman- teman Wati, maka Wati pun juga ingin Tama membelikan barang incarannya.
Simbiosis mutualisme diantara keduanya ini sama-sama saling menguntungkan.
Namun mereka tak sadar ada hati yang tengah tersakiti dengan sikap keduanya ini.
Setelah mendapatkan barang incarannya, baik berupa tas, skincare, atau baju, maka Wati akan memposting barang itu ke sosial medianya. Tak lupa pula ia menandai Tama.
Hal ini sengaja ia lakukan, agar Eva tahu, bahwa Tama adalah kakak yang baik hati bagi Wati, tidak pelit seperti Wati.
Saat melihat sosial media Wati, Eva hanya membaca, enggan menanggapi postingan tersebut, karena Eva tahu, Wati tengah menyindirnya.
Eva hanya dapat bertanya-tanya dalam hati, uang dari mana Wati dapat membeli barang-barang tersebut.
Karena yang Eva tahu, Wati belum berpenghasilan, Wati juga gengsi jika diminta berdagang, orang tua Tama, tak bisa memenuhi kebutuhan tersebut, karena Ibu Tama hanya mengandalkan uang pensiun almarhum Ayah Tama yang meninggal saat Tama berusia 7 tahun.
Bagi Eva, membeli barang bermerk baginya cukup hanya saat butuh, bukan saat ingin. Karena baginya kebutuhan dan keinginan itu berbeda.
Ia lebih memilih menabung untuk biaya kebutuhan pendidikan anaknya dibanding membeli baju dan tas mahal.
Eva lebih memilih mencukupi kebutuhan keluarganya dibanding menyenangkan dirinya. Ia rela tak membeli tas dan sepatu bermerk, demi membiayai anak- anaknya sekolah.
Lingkungan rumah sakit tempatnya bekerja, seringkali mengadakan family gathering, disitulah kadang Eva merasa minder, karena penampilannya kalah cetar dibanding teman- temannya yang lain.
Berbeda dengan Wati yang seringkali merengek minta pada Ibunya dan Tama untuk membelikan kebutuhan skin care, baju dan sepatu agar menunjang penampilannya.
Eva hanya bisa mengelus dada, melihat tingkah Wati, tak segan Wati mengiriminya pesan gambar barang incarannya dan meminta Eva membelikan barang tersebut.
Wati berharap Eva membelikannya, karena gaji Tama tak cukup untuk membeli barang tersebut.
******
Eva masih bersabar menghadapi Tama, demi kedamaian keluarga dan keutuhan keluarganya. Eva mencoba kuat bertahan menghadapi ujian kali ini.
Ia terus berharap dan berdoa semoga suatu saat nanti Tama kembali seperti semula dan makin peduli pada keluarga.
*******

Bình Luận Sách (122)

  • avatar
    IrafRafaini

    Bagus ceritanya kak. Terasa sangat dekat degan kehidupan. Best👍

    16/05/2022

      0
  • avatar
    WidiyastutiReniasih

    Semangat lanjut, Thor! Cerita yang keren! 😍😍🔥🔥

    07/04/2022

      0
  • avatar
    RachmawatiLeny

    bagus banget ceritanya..sekilas hampir mirip sm crt rmh tanggaku...di tunggu lanjutan ceritanya ka

    30/01/2022

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất