logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 5 Kelanjutannya

- Kilas balik-
Menyibukkan diri dengan kegiatan ekstra sekolah merupakan hal yang tak mungkin karena yang Rainna alami disekolah tidak semulus dan selancar seperti Ravi kakaknya. Selama ini ia hanya bisa memilih diam dan tidak menceritakan apa pun yang terjadi dengan dirinya kepada Ravi.
Berbeda dengan Rainna, Ravi begitu banyak mengikuti kegiatan ekstra sekolah untuk menyibukkan dirinya, ia lebih sedikit percaya diri dibandingkan dengan adiknya. Rainna lebih menjadi anak yang menutup diri dan memilih lebih baik menghindar, karena sikap teman-temannya yang kurang menerima keberadaan Rainna.
Mereka suka membuat celoteh untuk mengolok-olok Rainna serta memandangnya dengan tatapan sinis yang menyebalkan. Memiliki banyak teman dan akrab pada mereka adalah salah satu hal yang diinginkan oleh Rainna akan tetapi mereka lebih banyak menghindarinya tanpa alasan yang jelas.
Terkadang ada beberapa anak yang mengajaknya kekantin bersama, bahkan belajar bersama, akan tetapi semua itu hanyalah topeng mereka untuk tidak terlihat mengerikan dihadapan Rainna. Mereka sering berbicara hal yang memperlihatkan pandangan sebelah mata mereka terhadapnya, terkadang Rainna diam-diam dengan tak sengaja mendengar mereka mencemoohnya dari belakangnya. Sehingga Rainna lebih nyaman dengan dia yang sendirian.
Saat SMA penampilan tidak terlalu ia pedulikan, karena Rainna berpikir saat itu ia sedang menempuh pendidikan disekolah yang artinya sedang belajar serta harus memberikan yang terbaik untuk masa depannya. Maka ia tidak memperdulikan penampilan, ia pun lebih nyaman berpenampilan lugu dan cupu.
Pada akhirnya semasa SMA Rainna menjadi kurang pergaulan dan mereka sering mengolok-olokku karena penampilanku yang seperti itu sehingga ia sering menjadi bahan bully teman-teman sekelasnya. padahal dikelas tidak hanya ia saja yang memiliki kulit gelap, tidak cantik bahkan ada juga yang berpenampilan sama sepertinya, namun tetaplah Rainna yang menjadi bahan cemoohan mereka.
Rainna sangat ingat betul celotehan mereka!. "Rainna, tuh dicariin Ali, hahaha" kata mereka yang meledek sambil pergi begitu saja. Ali adalah anak kelas sebelah yang memiliki tubuh gendut dan hitam kulitnya. Anak itu dijadikan bahan bercandaan untuk mengolok-oloknya.
Terkadang juga! Mereka membuat guyonan, yang menurut mereka lucu, tapi sebenarnya menyakitkan untuknya.
" Eh, matikan lampunya, wah gelap, pasti Rainna menghilang, lalu giginya doang yang kelihatan, hahaha!"
Setiap hal yang Rainna lakukan, juga menjadi bahan tertawaan mereka. Sambil tersenyum sinis mereka berkata " Tidak ada reporter item!." Karena pada saat itu ada lomba jurnalis di sekolah Rainna, ia terpilih menjadi kategori untuk mewakilkan kelasnya, karena celotehan mereka yang jahat itu, akhirnya Rainna tidak terpilih menjadi reporter.
Mereka protes pada guru yang memilih Rainna, pada akhirnya salah satu temannya yang cantik yang mewakili kelasnya. Hingga akhirnya fikiran itu muncul dalam benak Rainna, ia pun menyalahkan mereka karena bullyan mereka ia tidak terpilih dan skill yang ia miliki pun terhambat.
" Entah kenapa? Apa orang jelek sepertiku tidak boleh mengekspresikan diri? Bahkan menerima dukungan?" Batin Rainna dalam hatinya saat ia hanya bisa menatap punggung-punggung mereka yang mengejeknya, "aku hanya bisa berkata pada diriku sendiri, teteplah kuat!" Sambungnya berkata pada dirinya sendiri. " Mau sampai kapan aku hanya diam jika mereka terus mengolokku? aku hanya perlu membuat diriku baik-baik sajakan!" Batinnya menguatkan dirinya sendiri lagi.
Hingga akhirnya Rainna juga merasa kesal jika mereka terus meledeknya, terkadang ia pun juga protes pada mereka! Bahwa ia tidak suka dengan guyonan penghinaan mereka, tetapi respon mereka tetap sama, selalu tertawa menghina.
Rainna terkadang menangis sendirian di toilet sekolah, terkadang ia benar-benar merasa tidak bisa memikul semuanya. Dengan sedih ia mengingat ucapan Ravi, ia pun sekali lagi menyemangati dirinya sendiri lagi " Cukup, hanya perlu menambahkan rasa cuek untuk aku bertahan menuju suatu hal yang namanya baik-baik saja! Aku terus berusaha belajar dengan rajin agar mendapatkan nilai yang baik."
" Aku ingat perkataan kakak padaku waktu itu, bahwa aku harus bersabar sedikit lagi dan tetap kuat! Yah aku pasti bisa jangan menangis Rainna" Ucapnya sembari mengelap air matanya yang membasahi pipi.
Meskipun mereka tiada bosannya berceloteh mengolok, dan juga keadaan rumah tetap sedingin es, Rainna tetap berusaha menguatkan dirinya " Yah, hanya perlu berdiam diri sedikit lagi dan menebalkan telingaku saja!" Terkadang ia pun lebih memilih untuk pergi ke rumah Tantenya yaitu adik perempuan pak Surya yang berada di kota M, untuk merefresh diri sementara.
Hingga pengumuman kelulusan Rainna pun tiba, mereka yang tidak menyukai Rainna tetap tidak melihatnya. Sedangkan mereka yang sedikit menyukai Rainna telah memberikannya selamat dan turut tersenyum untuknya.
Setelah itu ia pun memutuskan untuk tinggal dikosan karena jarak tempat kuliahnya yang jauh dari rumah orang tuanya, tak hanya itu Rainna terus berusaha merawat dirinya, mencintai dirinya sendiri agar setiap orang yang melihat tidak mentertawakannya lagi.
-Esok hari-
"Trriiinngg... Trriiinnggg"
Nada alarm berbunyi menunjukkan pukul 05.30 pagi, ternyata lamunan yang semalam membuat Rainna tertidur hingga pagi. Ia pun bangun dan bergegas serta beranjak ke kamar mandi untuk bersiap melakukan lari pagi berkeliling dilingkungan sekitar kosan.
Satu jam pun berlalu, sesampainya di kosan Rainna langsung menarik handuk dan segera mandi, ia bersiap untuk kuliah pagi hari ini.
"Krriiiing... Krriiiing... Krriiiing"
Ponsel Rainna pun berdering, ternyata Lily menelepon, dan bergegas mengangkatnya " Hallo"
" Hai Rainna, kamu sudah siap? Aku akan menjemputmu sepuluh menit lagi." Ucap Lily bersemangat.
Rainna pun terheran dengan perkataan Lily temannya itu "Hei ini masih jam berapa! Ini masih pagi kelas belum dibuka, masih jam 6.10 Ly!" Ucapnya.
Sambil tersenyum bahagia ia berkata dengan santainya kepada Rainna "Sudahlah tidak apa-apa!"
Rainna menggelengkan kepala lalu tersenyum dan berkata, " kelas juga masih tutup nona!
" Temani aku makan pecel yang didepan kampus dong! Mangkanya aku mau jemput kamu sekarang," jelas Lily.
Rainna pun tertegun menahan senyumnya " Heemmm baiklah, kamu memang kebiasaan mengganggu saat santaiku!" Jawab Rainna sembari meledek Lily.
" Hahaha..." Lily pun tertawa mendengar apa yang dikatakan Rainna, ia pun membalas candaan itu "Tidak apa-apa dong, biar jadi setiap hari."
Rainna tersenyum seraya berkata " Memang lucu kamu ya."
"Iyaa dong! Bye bye," tutup Lily bersemangat untuk bergegas menjemput temannya itu.
Rainna pun terkejut karena teleponnya langsung dimatikan oleh Lily, ia menggelengkan kepala dan berkata " Luar biasa," lalu menaruh ponsel miliknya ke dalam tas.
-Sepuluh menit kemudian-
"Tin.. tin.. tin.. tin.."
Suara klakson Lily yang begitu berisik yang menandakan kalau dia sudah tiba.
"Ayo cepat naik, aku sudah lapar!" Kata Lily. Dan Rainna pun langsung menaiki motor Lily.
Sesampainya di tukang nasi pecel, Lily memarkir motornya, lalu memesan dua porsi nasi pecel untuk Rainna dan dia.
Setelah Nasi pecel diberikan ia tak menunggu waktu lama dan langsung menyantapnya " Nasi pecel ini memang engga ada obatnya," seru Lily yang bahagia karena perutnya dimanjakan dengan setiap suapan pecel depan kampus.
Rainna tersenyum melihat Lily dan membalas perkataannya tadi dan ikut berseru," memang terbaik pecel ini.

Bình Luận Sách (13)

  • avatar
    RdpSukamto

    bagus banget

    23/06

      0
  • avatar
    DiantoYaasss

    bagus

    08/04/2023

      0
  • avatar
    Afifah Abdullah

    ok faham

    31/03/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất