logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 2 Putus

Lagi-lagi Rainna hanya mengucapkan kata-kata maaf kepada pacarnya, sembari menunggu Eden tenang dan selesai berbicara ia akan melepaskan semua derita yang ia tahan dan rasakan selama ini. "Aku harus menahannya sedikit lagi" katanya dalam hati.
"Ah, sial," sahut Eden lagi sambil meminum milk shake miliknya. "Iya sudahlah anggap semuanya tidak terjadi, maaf dek," katanya yang sedikit acuh kepada Rainna, kata-kata itu jugalah yang biasanya menyudahi pertengkaran mereka biasanya, maaf yang sekedarnya untuk alasan mereka berbaikan kembalii.
Rainna melihat Eden yang sudah mulai sedikit santai, ia akhirnya mengambil kesempatan untuk memulai meluapkan semuanya, ia meminum milkshake miliknya terlebih dahulu, Rainna kemudian membuka pembicaraan "Apa aku sudah boleh berbicara sekarang? Untuk menjelaskannya!"
Eden hanya menatap Rainna dengan dingin kemudian berkata "Terserahlah!" Belum sempat berbicara untuk mengawalinya, namun air mata Rainna tak dapat lagi terbendung untuk keluar.
Air matanya mengalir deras karena ia sudah tak dapat lagi menahannya, tangisan itu mewakili dirinya yang sangat tersakiti dengan sikap dan kata-kata Eden selama ini. Yang membuat Rainna seolah-olah menjadi boneka manekin untuk wadah pelampiasan kemarahannya.
"Kenapa dengan diriku? Apakah aku semenjijikan itu? Apa aku memang tidak pantas untuk manja? Apa aku juga tidak pantas untuk disayangi bahkan dicintai olehmu?, orang tuaku, bahkan teman ataupun orang lain,” ucap Rainna sambil menangis.
Eden pun dibuat bingung olehnya, dengan ia tiba-tiba menangis seperti itu "Heh, kenapa kamu?" Ia bertanya dengan sedikit kaget karena Rainna menangis seperti itu.
Meskipun ia sudah melihat Rainna berderai air mata seperti itu, dengan rasa yang ia anggap dirinya tetap benar, ia tak henti untuk memaki dan semakin memojokkan Rainna.
"Kamu itu yang salah! Kenapa jadi ngawur begitu ngomongnya? Masih bisa ya kamu bertanya seperti itu? Kamu engga punya cermin, bahkan teman dan orang lain katamu! Sadar diri dong, kamu lihat diri kamu sekarang seperti apa?"
Eden pun menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan ucapan Rainna seperti itu, ia pun melanjutkan perkataannya kembali "Hei! Kamu minta orang-orang melihat kamu dengan dua mata indah gitu, jangan mimpi! Keluarga kamu saja bermasalah, apalagi kamu! Heh, pengen banget ya dilihat!" Ucapnya, kali ini ia berbicara dengan nada yang sedikit meninggi dengan kata-kata yang terus menyerang bahkan menghina Rainna.
Rainna menatapnya marah, Eden menyerangnya kembali seolah-olah semua perkataannya itu pantas untuknya, dan tidak pantas untuk Eden, ia juga menandai Rainna dengan jelas bahwa ia yang salah dan Eden benar.
Ia menegakkan kepalanya melihat Eden lalu berkata dengan tegasnya "Apa? Kamu masih bisa bilang seperti itu ke aku! Kemana hati nuranimu? Sadar engga sih kamu Mas, dengan ucapanmu tadi, disetiap kamu marah kamu selalu sekasar itu berbicara denganku, aku ini bukan wadah pelampiasanmu, bukan manekin untukmu!"
" Seharusnya jika memang kamu tidak suka denganku sedari awal, kenapa kita berkenalan waktu itu?! Dan kamu terus dekat denganku, meskipun kamu tahu aku berlatar belakang yang memiliki banyak masalah," kata Rainna sesenggukan.
Eden melotot dan tersenyum meremehkan setelah mendengar ucapan Rainna "Wah-wah gak tau diri ini perempuan emang ya, hebat! Aku itu kasihan sama kamu yang polos dan gak pernah pacaran itu, aku juga engga enak dengan temanku karena kamu teman pacarnya, makanya aku mau, ngaca dong jangan sok!" celetuknya sadis.
Rainna tertegun melotot, ia bagaikan disambar petir dengan ucapan Eden, hatinya semakin sakit dan semakin muak mendengar ucapannya yang semakin tidak jelas seperti itu padanya. "aku harus segera mengakhirinya sekarang juga, jika terus berdiam mungkin aku bisa pingsan disini karenanya" batin Rainna dalam hati.
Rainna menarik nafas dalam, dengan lembut ia berkata "Baik, terimakasih atas semuanya, atas kebaikan kamu selama ini, akan tetapi sebenarnya tidak, aku kembali ke kampus Mas," ucap Rainna dan langsung pergi berlari untuk kembali ke kampus.
Eden tertegun dengan ucapan lembut Rainna, yang berbicara pelan dengannya lalu kemudian mencampakkannya. Tak mau kalah ia pun bergegas berdiri menyusul Rainna "Hei, Rainna... Rainna..." Sembari mengejarnya dan meraih tangan Rainna.
Rainna pun terhenti karena tertangkap, ia merasa malu karena keadaannya yang tertangkap Eden dan sedang menangis seperti itu. Untungnya kedai roti bakar ini sedang sepi pengunjung.
Eden menariknya kembali ke tempat duduk yang mereka pesan tadi, lalu mendorong Rainna, dengan kesal mengusap rambutnya sembari mengumpat pada Rainna "Ah … sumpah, bikin malu kamu yah, berasa main sinetron kamu hah!, ah sial!" “Okey sekarang begini...." Tak sampai melanjutkan perkataannya pada Rainna.
Rainna langsung memotong pembicaraannya lalu berkata "PUTUS." Mata Eden membelalak kaget padanya, semakin marah dibuatnya ia pun berteriak didepan muka Rainna "Apa?" tanyanya yang marah pada Rainna.
Sejenak ia hanya menatap dengan wajah merah penuh amarah serta melotot teramat kesal pada Rainna kemudian ia tersenyum sinis remeh dengan jijik padanya.
"Lucu sekali, Rainna... Rainna... pantes engga sih kamu bilang putus ke aku hah! Harusnya aku yang bilang putus, aku yang dirugikan disini."
Ia tertawa semakin meremehkan "haha … lucu, bener-bener engga punya kaca nih cewek." Kata Eden yang terus saja memaki dengan menghinanya.
Rainna pun berdiri menegakkan kepalanya dan menatapnya "Kalau merasa dirugikan harusnya dari awal minta putusnya!"
" Asal kamu juga tau mas, aku selama ini diam, selama hampir setahun ini aku menelan semua kata-kata keji dari mulut kotormu itu." Ucap Rainna dengan mata merah kesal sembari menangis pada Eden.
Eden kaget dengan apa yang diucapkan Rainna padanya, ia pun dibuat heran dengan perempuan didepannya ini, ternyata ia bisa dengan berani menantangnya dengan terang-terangan seperti ini.
Eden melotot kepadanya seraya berkata "Eh ku gampar mulut kamu ya lama-lama! Sok banget! Sudah berulang kali aku bilang sama kamu, aku ini kasihan sama kamu... Kasihan! Dengar engga … kasihan!" Sambil menunjuk-nunjuk muka Rainna.
" Okey, kalau kasihan denganku biarkan aku pergi, cukup sampai disini!" Ucap Rainna berteriak kepada Eden.
"Dasar gila nggak ada terimakasihnya! Oke kita putus sekarang! Kita akhiri semuanya, masih bagus aku gandeng tangan kamu, aku temani hingga sekarang, ternyata seperti ini ya balasannya! Dasar cewek sialan!"
Rainna langsung menyambung ucapan Eden dengan kesalnya " Okey terimakasih dengan ucapan sampahmu itu! Aku memang cewek sialan tapi kamu lebih bajingan!"
Eden semakin terkejut dibuatnya " Hah.. Waahh... Benar-benar musibah aku bersamamu! Dasar jalang!" Lanjut cemoohnya pada Rainna lalu pergi meninggalkannya.
Setelah Eden pergi meninggalkannya sendiri di kedai itu, ia hanya bisa terus terdiam dan menangis sejadi-jadinya, karyawan kafe hanya melihat dan menatapnya yang sedang menangis. Setelah puas menangis Rainna pun berdiri dan bangkit dari tempat duduknya ia pun pergi meninggalkan kafe.
-----

Bình Luận Sách (13)

  • avatar
    RdpSukamto

    bagus banget

    23/06

      0
  • avatar
    DiantoYaasss

    bagus

    08/04/2023

      0
  • avatar
    Afifah Abdullah

    ok faham

    31/03/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất