logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

EPISODE 22

Dua orang masuk diam-diam ke ruang penyimpanan logistik Haritex, perusahaan distributor buah-buahan. Waktu menunjukkan pukul 00.40. Satu orang membuka sebuah kotak hitam berisi puluhan botol cairan virus. Kedua pria itu mengeluarkan alat suntik dan mulai menyuntikan cairan virus tersebut ke buah mangga yang berada di kotak-kotak penyimpanan. Mereka bergerak cepat. Dalam waktu singkat, puluhan botol virus telah bercampur dengan daging buah mangga.
Pagi harinya, Jeki menelepon Jack, mengabarkan bahwa operasinya sudah berjalan lancar. Jack yang tengah bersantai di
pinggir kolam renang tampak semringah mendengar informasi itu.
Puluhan kontainer bergerak mendistribusikan ribuaan mangga ke supermarket dan minimarket seluruh Indonesia. Mangga-mangga pembawa virus itu kini telah bertengger di etalase- etalase toko. Dalam sekejap, mangga berisi virus itu banyak yang telah sampai ke tangan konsumen.
Rumah Jack
Seseorang terlihat sekarat di kursi. Tubuhnya terikat tali.
“Berapa lama sampai ia meninggal?” Jack bertanya pada Robert sembari melihat pria yang sekarat itu.
“Tak lebih dari lima menit,” jawab Robert.
Tak sampai lima menit, pria dalam kursi itu sudah menjemput ajalnya. Jack mendekatinya untuk memastikan pria itu sudah tak bernapas. Saat disentuh memang sudah tak ada tanda-tanda kehidupan. Virus tersebut bereaksi dengan sangat cepat.
“Tuan, lebih baik mayatnya segera dibakar, karena virusnya masih dapat menular,” kata Robert.
“Kau benar.”
Jack memanggil dua ajudannya untuk menyingkirkan mayat itu.
“Tolong bakar mayat itu di belakang
rumah. Kubur abunya!” perintah Jack pada kedua ajudannya.

“Baik, Pak.”

Korban mulai berjatuhan. Berita televisi nasional mulai mengabarkan bahwa ada beberapa warga yang meninggal secara mendadak. Pemerintah belum mengetahui pasti soal penyebab kematian misterius itu. Situasi semakin mengkhawatirkan ketika ratusan orang meninggal dengan gejala yang sama. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan. Otoritas pemerintah di setiap daerah mulai bergerak menerjunkan puluhan ambulans dan tenaga medis.
Isak tangis ramai saling bersahutan. Ini adalah mimpi buruk bagi warga Indonesia. Hari yang sebelumnya baik-baik saja, mendadak menjadi kelam. Situasi kacau tak terkendali.
“Halo, Pak, beberapa perawat ada yang meninggal.” Sembari menangis, salah seorang perawat mengabarkan melalui telepon pada atasannya.
Pemerintah menetapkan siaga satu, keadaan darurat. Para perawat diminta memakai pelindung diri. Tim medis telah menetapkan sementara bahwa penyebab kematian tak wajar itu disebabkan oleh sebuah virus menular yang belum teridentifikasi. Dengan hati-hati para petugas medis mencoba menolong masyarakat yang terpapar virus. Dalam situasi itu petugas kerap sekali dihadapkan pada pilihan sulit, yaitu memprioritaskan mereka yang memiliki presentase hidup lebih tinggi.
Dalam siaran langsung, Presiden Raes meminta masyarakat untuk berdiam diri sementara di rumah masing-masing. Satuan tugas pun telah diperintahkan untuk menyelidiki kejadian luar biasa ini. Pemerintah telah bekerja sama dengan laboratorium Luis Farma Medica untuk meneliti virus tersebut.
“Virus. Mustahil jika ini tidak disengaja,” gumam Badra sembari menyaksikan breaking news.
“Badra! Badra!” Jeki berlari terengah-engah ke ruangan Badra. “Negara dalam situasi darurat!” ucapnya panik.
Badra tak merespons, sikapnya dingin. Kepercayaannya terhadap Jeki sudah mulai luntur. Meskipun begitu ia tetap berusaha bersikap wajar. Dalam batinnya, Badra mulai merasa muak mendengar bualan Jeki. Meski begitu, di hati kecil Badra, ia tak ingin berselisih. Jeki adalah satu-satunya sahabat yang Badra miliki.
“Bersiaplah. Kita akan mengalami krisis,” ucap Badra menanggapi.
“Ini benar-benar mengkhawatirkan.” Jeki berlagak panik.
Badra yang duduk membelakanginya tersenyum sinis.
Dua hari kemudian, menteri kesehatan merilis sebuah nama untuk virus itu. Di depan media, Marwan yang menjabat sebagai menteri kesehatan menjabarkan beberapa hal berkaitan dengan hasil temuan.
“Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) telah menetapkan virus yang sekarang sedang melanda dengan nama‘Emfilus’. Kata tersebut diambil dari kata ‘emfisema’ dan ‘alveolus’ yang berarti sebuah gangguan pernapasan pada alveolus, yakni kerusakan kantong udara kecil pada paru-paru,” ujar menteri kesehatan.
“Setelah dilakukan penelitian, ditemukan fakta bahwa virus Emfilus ini tergolong ke dalam virus berbahaya yang menyerang sistem pernapasan. Masyarakat diharapkan tetap tenang, hindari kontak fisik dengan orang lain untuk sementara waktu,” ungkap Marwan.
Setelah nama resmi dirilis, pemerintah masih harus berpacu dengan waktu untuk menemukan obat dan vaksin. Pihak yang digandeng dalam penanganan virus Emfilus ini adalah Luis Farma. Sementara itu, Jack sudah jauh-jauh hari menyiapkan vaksin untuk virus ini, tinggal menunggu waktu yang tepat. Sekarang ia masih menikmati situasi yang tengah terjadi sembari tersenyum di balik layar.
Markas Ghost Shadow, Ruangan Dazo
“Bagaimana situasinya?” Dazo bertanya pada Badra.
“Sangat buruk,” jawab Badra singkat.
“Apa maksudnya sangat buruk?”
“Beberapa sektor usaha kita sudah terkena imbasnya. Semua kegiatan ekspor dihentikan sementara. Semua negara memblokir akses masuk dari Indonesia.”

“Sial!” umpat Dazo.
“Bagaimana dengan pesanan narkoba kita?.”
“Sementara masih tertahan di pulau kosong. Mereka tidak bisa masuk. Polisi menjaga ketat akses keluar masuk jalur laut dan udara.”
“Bedebah!” Dazo menggebrak meja. “Virus macam apa ini? Menyusahkan sekali.”
Badra tak menyarankan apa pun, hanya berdiri diam. Tak lama kemudian Jeki masuk ke ruangan. Wajahnya terlihat tidak baik.
“Tuan, banyak karyawan kita yang terpapar virus. Beberapa di antaranya meninggal,” kata Jeki memberikan informasi.
“Apa?!” Dazo murka.
“Berapa yang meninggal?.”
“Dua ratus empat puluh tujuh orang, dari beberapa perusahan,” jawab Jeki.
Dazo menjatuhkan badannya ke kursi.
“Dasar virus terkutuk!” gerutu Dazo penuh kemarahan.
Melihat situasi yang semakin mengkhawatirkan, Badra meminta manajer dari beberapa perusahan untuk menghentikan
sementara operasinya. Penghentian sementara ini akan berimbas kerugian yang sangat besar. Tak ada cara lain.

Polisi berpatroli di jalanan kota yang sudah mulai lengang. Jakarta yang biasanya padat tiba-tiba berubah menjadi kota mati. Bangunan-bangunan tinggi mendadak kosong. Kios-kios dibiarkan begitu saja. Beberapa hewan justru terlihat berpesta di tengah kota. Burung-burung terbang rendah di antara gedung. Angsa berjalan beriringan menyusuri jalanan kota.
“Halo, Kak Badra. Kak Rahma dibawa oleh ambulans. Katanya terkena virus.” Alice menelepon sembari menangis.
“Ke rumah sakit mana?” Badra panik.
“Rumah Sakit Ari Lesmana,” jawab Alice.
Badra menutup teleponnya dan bergegas pergi menuju rumah sakit.
“Kau mau ke mana, Badra?” tanya Jeki.
Badra berhenti sejenak, menatap Jeki dalam. Ingatannya mendadak membayangkan perjalanannya bersama Jeki. Badra menatapnya penuh hangat.
“Tolong jaga, Dazo.”
Jaki tertegun. Ia mengangguk pelan.
Tak lama kemudian, Badra telah sampai di Rumah Sakit Ari Lesmana. Ia langsung bertanya pada bagian informasi. Sesuai keterangan, Rahma berada di ruang isolasi. Tak ada satu orangpun yang diperbolehkan menjenguknya, hanya petugas medis yang diperkenankan masuk.
Di dalam ruang isolasi terdapat beberapa pasien yang masing-masing dibatasi oleh kaca. Badra hanya bisa melihatnya dari luar ruangan melalui tembok kaca. Sesekali Rahma terlihat mengalami kesulitan bernapas hingga petugas harus membantunya dengan peralatan medis. Tak ada yang bisa Badra lakukan selain memastikan Rahma masih bisa bernapas.
Beberapa petugas medis terlihat sibuk memindahkan satu tubuh yang sudah tak bernyawa ke dalam sebuah kantong. Pemandangan itu jelas membuat Rahma semakin tertekan.
“Bertahanlah,” gumam Badra.
Sepanjang hari Badra hanya berdiri di depan ruang isolasi. Rahma hanya bisa tersenyum dari dalam ruangan melihat Badra menemaninya walau harus dibatasi oleh dinding kaca.
“Adakan rapat dengan Luis Farma Medica.” Badra menelepon Jeki.
“Aku akan sampai setengah jam lagi” lanjut Badra.

Bình Luận Sách (171)

  • avatar
    SUPRIADICEPI

    Cerita yang banyak sekali dinamika yang terjadi dan ada inspirasi yang bisa kita ambil, Terimakasih kepada penulis sudah memberikan cerita yang kaya akan alur

    03/04/2022

      0
  • avatar
    francescaFioren

    ceritanya sangat menarik, ceritanya mudah di pahami, banyak pesan moral, wajar ratingnya tinggi, cerita alurnya sangat menarik, sangat bagus cerita nya, saya akan memberi tau temen saya untuk ikut melihat cerita/novel ini

    02/03/2022

      8
  • avatar

    Novel yang menceritakan kisah yang sangat menarik. Alur ceritanya sangat mudah dipahami. Bahasa yang digunakanpun mudah dicerna dan dimengerti. Bravo buat sang penulis.

    28/02/2022

      4
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất