logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

DUDA TAMPAN PEMILIK HATI

DUDA TAMPAN PEMILIK HATI

Rara Qumaira


PERJODOHAN

BAB 1
PERJODOHAN
“Zha, Bibi tidak mau tahu. Kamu harus mau menikah dengan anak Bu Danita,” ujar Linda, Bibi Zhafira dengan tegas.
“A—apa? Menikah? Paman, apa maksudnya ini?” tanya Zhafira dengan mimik wajah penuh kebingungan.
“Begini, Zha. Beberapa hari yang lalu, Bu Danita dating kemari dan menagih hutang. Karena kami tidak mampu melunasi, beliau meminta untuk menikahkan putri kami dengan putranya!” sahut Hendra, paman Zhafira.
“Itu kan artinya Jessica yang harus menikah, bukan aku,” sahut Zhafira.
“Benar dan kamu harus menggantikan posisinya,” ujar Linda.
“Ta—tapi kenapa harus aku?” 
“Tidak ada penolakan. Anggap saja ini sebagai balas budi karena kami sudah merawat kamu sejak kecil,” ujar Linda dengan tegas.
“Gak bisa begitu, Bi! Aku sudah punya kekasih! Dia berjanji akan segera melamar aku!” sahut Zha.
“Maksud kamu Mas Abimanyu? Apa kamu yakin keluarganya yang kaya itu mau menerima kamu?” sahut Jessica sinis.
“Jessica, jaga ucapan kamu!” bentak ayahnya. 
“Zha, Berani kamu menolak permintaan kami?” bentak bibinya.
“Bu, aku kan sudah bilang, jangan paksa Zha! Kalau dia tidak mau, ya sudah! Kita yang punya hutang, bukan dia!” sahut Hendra.
“Gak bisa dong, Yah! Aku juga gak mau menikah dengan pria itu!” sahut Jessica.
“Jessica!” bentak sang ayah lagi. Jessica terdiam sambil mengerucutkan bibirnya. Matanya melirik tajam ke arah Zha.
“Zha, kamu tidak boleh menolak! Anggap saja, ini balas budi atas jasa kami yang sudah merawat kamu sejak kecil!” ujar Bibinya lagi.
“Apa tidak ada cara lain untuk membalas budi, Bi?” tanya Zha lirih.
“Gak ada, kamu harus menikah dengan pria itu. Kalau tidak, mereka akan menuntut paman kamu dan paman kamu bisa dipenjara!” ujar Linda. Zha terkesiap seketika. Dia menatap sang paman dengan tatapan tak percaya.  
“Apa setelah ini, Bibi tidak akan menuntut balas budi lagi?” tanya Zha lirih.
“Tidak, setelah kamu menerima perjodohan ini dan menikah dengan pria itu, aku anggap hutang budi kamu lunas,” sahut sang Bibi.
Zhafira menghela napas panjang beberapa kali. Dia tidak menyangka akan dihadapkan dengan permasalahan seperti ini.
‘Menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal, apa aku mampu menjalaninya? Lalu, bagaimana dengan Mas Abimanyu? Dia juga sudah berjanji akan melamar setelah wisuda nanti,’ tanya Almira dalam hati. 
“Besok mereka akan datang melamar. Jadi, Bibi harap kamu tidak membuat masalah. Awas kalau sampai kabur,” sentak Linda. Zhafira menatap pamannya dengan tatapan sendu seolah meminta bantuan. Sayangnya, sang paman tidak bisa berbuat banyak. Beliau hanya bisa menundukkan wajahnya karena merasa bersalah kepada keponakannya tersebut.
***
Zha menangis tergugu di kamarnya. Pernikahan impiannya bersama sang kekasih hati, kini harus berakhir. Dia harus menerima perjodohan itu. Apa yang harus aku katakan sama Mas Abimanyu? Ujar Zha dalam hati. Apa aku harus membatalkan keputusanku? Tapi, bagaimana dengan Paman? Aku tidak mau beliau dipenjara. Zha terus bermonolog dalam hatinya. 
Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB dini hari. Namun, mata Zha belum mau terpejam. Zha memaksakan diri untuk tidur. Baru saja tertidur sejenak, samar-samar Zha mendengar suara mengaji dari masjid. Zha melirik jam di atas mejanya. Pukul 03.30 WIB. Masih ada waktu untuk salat tahajut, batinnya.
Zha segera bangkit dan melaksanakan ritualnya. Tak diperdulikannya rasa kantuk yang masih mendera. Zha menyiram seluruh tubuhnya agar teras segar. Usai membersihkan badan dan melaksanakan ritualnya, Zha segera ke belakang melakukan kewajiban rutinnya yaitu membersihkan rumah dan memasak untuk sarapan, juga beberapa menu tambahan untuk menjamu tamu mereka nanti. Usai mempersiapkan segala sesuatunya, Zhafira segera dirias. Dia ingin keponakan suaminya tersebut terlihat cantik sehingga keluarga Danita tidak akan meminta putrinya lagi.
Sementara itu, di lain tempat, hari ini Abimanyu berencana datang ke rumah Zha. Dia ingin melamar Zha kepada pamannya. Setelah mendapat restu, dia akan segera membawa orang tuanya untuk melamar Zha secara resmi. Setelah selesai bersiap, dia segera melajukan kendaraannya ke rumah Zha.
Sesampainya disana, dia sangat terkejut. Tampak ada keramaian di depan. Sepertinya sedang ada acara. Lebih baik aku pulang lagi saja, aku akan kesini lagi lain kali, ujar Abimanyu dalam hati. 
“Maaf, Pak, kalau boleh tahu, ada acara apa ya di rumah Pak Hendra?” tanya Abimanyu kepada ketua RT setempat yang kebetulan sedang lewat hendak masuk ke dalam rumah Pak Hendra.
“Mau ada acara lamaran putrinya, Mas!” sahut Ketua RT tersebut.
“Ow, Jessica mau lamaran!” ujar Abimanyu sambil manggut-manggut.
“Bukan Nak Jessica, tapi Nak Zha!” 
“Apa!” ujar Abimanyu terkejut.
“Kenapa? Mas Abimanyu kok kelihatannya kaget sekali?”
“Ini beneran Zha yang lamaran, Pak?” tanya Abimanyu tak percaya.
“Iya, Mas!”
“Calon suaminya orang mana kalau boleh tahu?” tanya Abimanyu penasaran.
“Saya kurang tahu sih, tapi, katanya dia itu seorang pengusaha. Walaupun duda, tapi mereka orang kaya. Sudah ya, Mas, saya masuk dulu! Acaranya sebentar lagi mau dimulai!” sahut ketua RT tersebut, lalu meninggalkan Abimanyu seorang diri.
Abimanyu terhenyak. Dia tidak percaya Zha bisa menghianati cinta mereka. Dia sudah menerima lamarannya waktu itu, tapi kenapa tiba-tiba dia bertunangan dengan pria lain? Kalau memang Zha sudah tidak mencintainya lagi, harusnya dia bicara, tidak meninggalkannya seperti ini. Abimanyu mengacak rambutnya frustasi.
“Mas Abimanyu!” panggil seorang gadis mengejutkannya.
"Jessica!" sahut Abimanyu. Dia segera melangkah mendekati Jessica.
"Jes, apa benar Zha mau tunangan?" tanya Abimanyu.
"Iya, Mas. Memangnya Mas Abimanyu belum dikasih tahu?" tanya Jessica balik. Abimanyu menggelengkan kepalanya.
"Dia gak bilang apa-apa, bahkan …," ujar Abimanyu menggantung.
"Bahkan apa, Mas?"
"Dia sudah menerima lamaranku beberapa waktu yang lalu,"sahut Abimanyu.
"Aku ikut prihatin ya, Mas!" ujar Jessica simpati.
"Kalau boleh tahu, memangnya siapa calon suami Zha?" tanya Abimanyu penasaran.
"Dia itu anak teman ayah. Tadinya, aku yang mau dijodohin, tapi aku gak mau soalnya aku belum mau menikah. Lagian, pria itu duda beranak satu," ujar Jessica memberi penjelasan.
"Trus, kok malah Zha yang bertunangan?" tanya Abimanyu penasaran.
"Dia yang mau sendiri. Katanya,meskipun duda, pria itu kaya raya," sahut Jessica.
"Masak Zha seperti itu?" tanya Abimanyu tak percaya.
"Terserah sih, kalau Mas Abimanyu gak percaya. Yang jelas, memang kenyataannya seperti itu,"sahut Jessica sambil mengedikkan bahu. 
"Aku harus bicara sama dia!" ujar Abimanyu, lalu segera melangkah ke dalam rumah.

Bình Luận Sách (80)

  • avatar
    MardianaDina

    cerita nya bagus saya suka baca nya

    29/07

      0
  • avatar
    kayukuiki

    aku mau diamond gratis soal nya diamond ku jadi nol karena diambil orang yang tidak dikenal karena dia mempu nyai diamond dia jadi sultan

    29/07

      0
  • avatar
    Alfaijin Ramadhan

    100

    28/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất