logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Episode 2

Fardhan duduk melamun di kamarnya, sudah seminggu sang ayah pergi, namun duka masih menggelayutinya. Walaupun tak ada air mata yang jatuh lagi tapi rasa sakit kehilangan sang ayah masih begitu terasa di relung hatinya.
“Dhan, Om Gunawan sudah tenang sekarang, kalau kau masih berlarut-larut dalam kesedihan seperti ini, bisa-bisa kau malah sakit." Bara menepuk pundak Fardhan.
Bara adalah sahabat Fardhan dari kecil, mereka tinggal bersebelahan.
Dari kecil mereka selalu berdua, dan kehadiran Bara seolah menjadi penguat untuk Fardhan saat ini, walaupun sejujurnya dia sangat mengharapkan sang kekasih ada disisinya.
“Aku hanya enggak habis pikir saja, kenapa Ayah melakukan semua ini? Apa begitu terpukulnya dia karena harus kehilangan hartanya? Tapi kan dia masih punya aku dan Ibu, apa harta lebih berharga dari kami?” Fardhan berbicara dengan raut yang penuh kesedihan.
“Jangan berpikiran seperti itu. Om Gunawan sangat menyayangi kalian, dia hanya enggak sanggup menerima kenyataan saja. Sekarang yang terpenting kau harus bangkit, jangan biarkan kesedihan membuatmu jadi lemah.” Bara mencoba menenangkan Fardhan.
“Aku enggak tahu harus melakukan apa? Semua sudah sangat berbeda tanpa Ayah. Kasihan Ibu, dia pasti sangat terpukul.”
“ Maka dari itu, Dhan. Kau enggak boleh seperti ini. Kau harus kuat agar bisa menguatkan Ibumu. Dan kau harus tahu, aku siap membantumu kapan pun kau butuh aku.” Ujar Bara tulus.
“Terima kasih ya, Bar.”
Bara mengangguk sembari tersenyum.
“Oh iya, kau enggak ke rumah Keyla.” Cecar Bara yang tiba-tiba teringat tentang pacar sahabatnya itu.
“Keyla?” Fardhan mengernyit heran.
“Iya. Memangnya kau enggak tahu kalau hari ini Keyla pulang?”
Fardhan menggeleng. “Enggak, dia enggak mengatakan apa pun. Seminggu yang lalu dia menelepon hanya mengucapkan belasungkawa, enggak ada bilang kalau mau pulang.”
“Wah, aneh sekali? Padahal tadi malam dia mengirim pesan kepadaku dan bilang kalau hari ini akan pulang, aku pikir dia juga mengatakannya kepadamu.”
“Mungkin dia ingin membuat kejutan.”
“Kalau dia ingin membuat kejutan, dia enggak mungkin bilang ke aku. Dia kan tahu, aku enggak bisa jaga rahasia.”
“Atau bisa saja dia lupa.” Imbuh Fardhan, dia berusaha berpikiran positif meski hatinya merasa gundah dan bertanya-tanya.
“Masa sih dengan pacar sendiri lupa? Kecuali memang kau sengaja dilupakan.” Cibir Bara.
Fardhan tak menjawab, dia masih berusaha menenangkan diri meskipun apa yang dikatakan Bara berhasil menusuk hatinya.
Dia sadar kalau hubungannya tidak sebaik saat masa sekolah, sejak Keyla memutuskan melanjutkan pendidikan di luar negeri, hubungan mereka mulai berjarak. Komunikasi di antara mereka hanya terjadi tiga hari sekali dan bahkan setahun belakangan hanya seminggu sekali karena alasan kesibukan masing-masing.
Tapi rasa cinta Fardhan tak berkurang sedikit pun, dia tetap mencintai wanita yang sudah menjadi kekasihnya sejak dari SMA itu, karena Keyla cinta pertamanya. Bahkan dia berniat untuk menikahi Keyla jika wanita itu kembali.
Fardhan beranjak dan langsung pergi tanpa bicara sepatah kata pun. Bara menghela napas panjang melihat sahabatnya itu.
“Memang cuma Keyla yang bisa merubah sikapnya.” Ucap Bara. Dia tahu ke mana sahabatnya itu akan pergi.
***
Setelah mengetahui bahwa Keyla kembali, Fardhan memutuskan untuk segera ke rumah kekasihnya itu, tentu saja alasannya karena rindu dan ingin bertemu, walau sesungguhnya di dalam hati dia ingin bertanya kenapa sang kekasih tidak memberikan kabar kepulangannya?
Fardhan memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga Pramuja, di samping mobilnya berderet dua mobil mewah yang salah satunya milik ayah Keyla, tapi yang satunya lagi tak tahu milik siapa. Sepertinya di dalam sedang ada tamu.
“Mas Fardhan.” Sapa seorang satpam yang terkejut saat melihat Fardhan turun dari mobilnya.
“Mang Asep, Keyla sudah sampai?” Tanya Fardhan.
“Sudah, tadi pagi, Mas. Tapi ....”
“Saya masuk dulu ya.” Fardhan melangkah menuju rumah mewah di hadapannya tanpa menggubris satpam itu, tapi Mang Asep berusaha mencegahnya.
“Hmmm, anu, Mas. Jangan masuk!”
Fardhan mengerutkan keningnya dan memandang Mang Asep dengan tatapan bingung. “Loh, kenapa saya enggak boleh masuk?
Tentu larangan Mang Asep membuat Fardhan bingung, dia sudah biasa keluar masuk rumah ini sejak dari SMA dulu, bahkan keluarga Keyla sudah sangat dekat dengannya. Lalu apa yang salah kali ini?
“Di dalam ... anu ... di dalam ada ....” Mang Asep tertunduk tak berani melanjutkan ucapannya sebab merasa tak enak.
“Di dalam ada apa, Mang?” Desak Fardhan.
“Itu anu ... di dalam ada tamu.”
“Oh, ya sudah kalau begitu saya tunggu di teras saja.” Fardhan melanjutkan langkahnya menuju teras rumah mewah itu, tapi lagi-lagi Mang Asep berusaha mencegahnya.
“Tapi, Mas ....”
Tepat di saat itu seorang lelaki muda keluar dari rumah bersama Keyla dan kedua orang tuanya, mereka tampak tertawa-tawa senang tapi begitu melihat kehadiran Fardhan, tawa Keyla dan kedua orang tuanya sontak memudar.
“Fardhan ....” Gumam Keyla pelan.
“Key ... kamu pulang kok enggak bilang-bilang sih?” Tanya Fardhan sembari melangkah mendekati mereka.
“Mau apa kau kesini, haa ...?” Sergah seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayah Keyla yaitu Setyo Pramuja. Langkah Fardhan terhenti seketika.
“Saya ingin bertemu dengan Keyla, Om.” Jawab Fardhan yang bingung melihat perubahan sikap Setyo, bukankah biasanya lelaki itu sangat ramah terhadapnya, mengapa sekarang jadi ketus begini?
“Saya peringatkan, jangan mengganggu Keyla lagi! Sebentar lagi dia akan menikah dengan Danar.” Tutur Setyo penuh penekanan sambil melirik ke arah lelaki muda yang berdiri di samping Keyla.
Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan, sementara Keyla hanya memandangnya dengan tatapan sedih.
Bagai dihantam batu besar, hati Fardhan mendadak terluka. Sakit setengah mati, sampai dia tak sanggup menutupinya.
“Key, kenapa seperti ini? Apa salahku?” Fardhan menatap Keyla dan menuntut jawaban. Tapi wanita itu segera menunduk saat netra mereka saling bertemu.
“Sebaiknya kau pergi dari sini!” Usir Setyo angkuh.
“Om, tapi saya mencintai Keyla.” Fardhan beralih memandang Setyo dengan mata yang memerah.
“Cinta saja enggak cukup membuat anakku bahagia. Kau mau menghidupi anakku pakai apa? Uang recehmu itu?” Ucap Setyo penuh penghinaan. Dan detik itu juga Fardhan tahu alasan dari semua ini, kebangkrutan sang ayah menjadi dalang utamanya.
Tanpa permisi Fardhan bergegas pergi meninggalkan kediaman keluarga Pramuja dengan rahang yang mengeras, membawa luka dan sakit hati karena penghinaan dan pengkhianatan. Begitu pentingkah harta dan kekayaan bagi semua orang? Hingga mereka rela menukar cinta dan kesetiaan dengan semua itu. Miris sekali!
Keyla hanya memandangi kepergian Fardhan dengan wajah yang sedih dan mata yang berkaca-kaca, sesungguhnya dia masih mencintai lelaki itu tapi dia wanita realistis yang berpikir logis, hidup itu kepastian baginya, masa depannya ada pada keputusannya hari ini, yaitu menerima Danar Reksa yang merupakan pewaris tunggal kerajaan bisnis properti terbesar di tanah air.
“Maafkan aku, Dhan.” Batin Keyla.
***

Bình Luận Sách (376)

  • avatar
    Xellyn

    baguss bgt

    8h

      0
  • avatar
    jibanridwan

    ceritanya bagus tapi ceritanya tidak tuntas

    31/07

      0
  • avatar
    MartaKristina

    bikin penasaran

    27/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất