logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

BAB 4 : Pernikahan

Keesokan harinya.
Saat ini Dean baru saja bangun dan langsung ke kamar mandi. Saat sedang mandi, ia teringat kalau ternyata hari ini adalah hari pertemuannya dengan Laura dan pihak keluarganya.
Dean menghela nafas panjang pasrah sambil memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya di bawah shower yang kini membasahi rambutnya.
Setelah selesai mandi, Dean pun keluar dan langsung memakai pakaian yang akan ia gunakan saat bertemu dengan Laura. Setelah di rasa siap, ia pun kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju meja makan.
Tapi.
Saat Dean hendak keluar kamar, Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya lantaran handphonenya berdering. Ia lihat layar handphonenya dan sempat terdiam karena Sarah meneleponnya dengan video call. Tanpa pikir panjang ia pun menutup pintu kamarnya dari dalam dan mengangkat telepon video dari Sarah.
Dean tertegun saat melihat Sarah memakai pakaian seksinya dan itu berhasil membuat gairah Dean naik.
"Wah Dean, Kau terlihat tampan. Kau mau kemana? Oh, Jangan bilang kau mau melamar ku hari ini?" Ucap Sarah dengan bahagia.
"Tidak Sarah, maafkan aku, Aku memang mau melamar seseorang tapi itu bukan kamu."
"Kenapa ... Kenapa bukan aku? Bukankah kemarin kamu sendiri yang mengajakku untuk menikah?"
"Memang, tapi, sebenarnya aku sudah di jodohkan oleh ayah dan ibuku dan aku harus menerima itu, maafkan aku Sarah. Ah ... kenapa kau berpakaian seperti itu? Kau ... Membuatku ... Ah Sarah, maafkan aku," Ucap lelaki berbadan kekar itu sambil menahan nafsunya pada Sarah.
"It's oke honey, aku harap kau bahagia dengannya. Jangan lupa kirim undangan pernikahan kalian padaku ya, aku tunggu."
Tiba-tiba
"Dean!! cepatlah kita bisa terlambat!" teriak ibu Dean.
"Ya bu! Maaf Sarah, aku harus pergi." Kata Dean kemudian langsung mematikan teleponnya.
***
Sementara itu Laura.
Saat ini gadis tinggi berwajah bulat itu sudah berdandan dan memakai pakaian blush putih pendek dengan rambut yang terurai panjang, ia saat ini duduk di depan meja rias meratapi nasibnya.
Tiba-tiba.
Cklek.
Pintu terbuka, ayah dan ibu Laura pun masuk, mereka terpukau dan tersenyum melihat kecantikan anak semata wayangnya ini. Laura pun membalas senyuman palsu ke orang tuanya sambil menundukkan kepala.
"Anakku terlihat sangat cantik, Benarkan suamiku?" tanya Lenny dengan senyuman lembutnya.
"Tentu saja istriku," Jawab Leon kemudian melangkahkan kakinya menghampiri sang anak.
"Ayo, kita keluar, mereka sebentar lagi akan tiba," Ajak sang ayah sambil menggandeng anaknya.
Laura pun kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.
Sesampainya di ruang tamu, tiba-tiba.
Ting ... tong ....
Bell rumah Laura berbunyi menandakan Dean dan semua keluarganya telah tiba di rumah Laura. Gadis polos dan penurut itu pun kemudian melangkahkan kakinya ke arah dapur bersama dengan ibunya, Lenny.
Cklek.
Pintu utama rumah Laura terbuka. Terlihatlah James dan seluruh keluarganya sudah berada di depan rumah.
"James, akhirnya..., masuklah kawan." Ajak Leon sambil merangkul James untuk masuk ke dalam rumahnya diikuti keluarganya yang lain.
James dan seluruh keluarganya pun masuk sambil saling menyapa. Setelah itu Leon pun mempersilahkan duduk di kursi sofa di rumahnya. James dan seluruh keluarganya pun duduk.
"Tunggu sebentar." kata Leon kemudian menuju ke arah dapur.
***
Sementara itu Laura.
Laura tampak gugup sama sekali, dia menggenggam erat tangannya. Lenny pun menyadari hal itu..
"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja." kata Lenny sambil memegang tangan Laura dan sebuah senyuman lembut seorang ibu terpancar dari wajah Lenny. Gadis cantik berkepala bulat itu pun menatap ibu nya kemudian mengangguk.
Tidak lama kemudian.
Sang ayah muncul dari pintu dapur kemudian menganggukkan kepalanya menandakan saatnya Laura keluar untuk bertemu dengan sang calon suami.
Dengan di temani sang ibu, Laura melangkahkan kakinya sambil membawa nampan yang berisi 4 cangkir minuman teh hangat menuju ke arah ruang tamu.
***
Sementara itu Dean.
Dia tampak tidak perduli sama sekali, entah kenapa dia sangat tidak menyukai pernikahannya dengan cara yang seperti ini.
Tapi kemudian.
Dean melihat ke arah pintu dapur dan langsung melihat Laura yang sedang berjalan membawa sebuah nampan berisi empat gelas, memakai gaun blush putih pendek yang terlihat anggun.
Dean sedikit terpana melihat gadis yang cukup tinggi, sedikit berisi dan memiliki wajah bulat nan imut saat itu, tapi rasa tidak sukanya masih lebih besar di banding dengan rasa suka dia ke Laura.
Sesampainya di sofa.
Laura pun di sambut oleh ibu Dean, yang bernama Jasmine.
"Apa ini yang namanya Laura?" tanya Jasmine, istri James.
"Ya benar, ini Laura anak kami." jawab Lenny sambil tersenyum, kemudian menyuruh putrinya meletakkan nampan itu di atas meja dan membagikan tiap orang satu cangkir pada keluarga James.
"Cantiknya...." Ungkap Jasmine sambil memegang kedua lengan Laura kemudian menatap ke arah Dean sambil tersenyum merekah.
Laura hanya menunduk, di wajahnya tidak ada senyuman sama sekali. Sementara Dean menghela nafas panjang dan memalingkan wajahnya dari Laura.
"Mari silahkan duduk." pinta Leon.
Semua orang pun duduk dan mulai mengobrol satu sama lain.
Dean sesekali ikut menjawab pertanyaan ayah Laura dengan nada malas dan pasrah, Sementara Laura hanya diam menunduk sesekali melirik Dean.
Entah kenapa di hati Laura berdebar saat melihat ke arah lelaki berbadan kekar, memakai baju kemeja berwarna biru tua yang membentuk tubuhnya.
Wajahnya yang oval, matanya yang mempesona, dan memiliki Sedikit kumis dan janggut di wajahnya menambah kesan ketampanannya pada diri Laura. Tetapi berbeda dengan Dean, dia justru menatap gadis cantik dan imut ini dingin.
***
1 bulan pun berlalu.
Akhirnya dengan singkat pernikahan Dean dengan Laura pun di laksanakan. Banyak sekali tamu undangan yang hadir di sana untuk memberikan doa restu.
Termasuk si Sarah juga hadir di sana. Sedari tadi Dean memperhatikan Sarah dari atas panggung pelaminan. Entah kenapa Dean masih belum bisa melupakan perasaannya untuk Sarah, gadis berambut blonde bergelombang dengan memakai gaun pink kalem menambah kesan kecantikannya bagi Dean.
Sarah melihat Dean dan Laura dari balik kaca gedung pernikahan. setelah itu dia pun menunduk dan pergi meninggalkan tempat pernikahan.
Acara pernikahan pun selesai.
Semua tamu undangan pun berpamitan setelah mengucapkan selamat pada Dean dan Laura.
Setelah itu mereka pun langsung pulang ke rumah Dean.
***
Sesampainya di rumah keluarga Dean.
"Kalian istirahatlah, pasti lelah." Ucap Jasmine kepada anak dan menantunya ini.
Dean dan Laura pun mengangguk menanggapi omongan ibunya, kemudian berjalan melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mereka.
"Selamat bermalam pertama Dean." Goda Edward yang di tanggapi tawa ringan oleh semua orang di sana.
Dean hanya melirik diam kakak ketiganya, Edward. setelah itu ia kembali berjalan menuju ke kamarnya bersama dengan Laura.
Sesampainya mereka di kamar.
Saat ini Laura sedang duduk di atas kasur menunggu sang suami keluar dari kamar mandi. Ia pun sempat menangis dalam diam, ada rasa takut tersendiri. Ini kali pertama gadis polos itu masuk di keluarga orang lain.
Entah kenapa pernikahan ini menyakiti hatinya. Tapi setengah hati Laura mulai menyukai Dean dan bahkan bisa di bilang cinta.
Tidak lama kemudian.
Cklek.
Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Dean dari kamar mandi dan hanya memakai handuk saja. Pemandangan itu membuat Laura terpukau karena Dean sama sekali tidak memakai sehelai kain pun.
Dean yang menyadari hal itu langsung menatap ke arah gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Tidurlah! Ini sudah malam."
Laura pun mengangguk menanggapi perkataan suaminya kemudian dia merebahkan dirinya secara perlahan di atas kasur. Tidak lama kemudian, Dean pun juga ikut berbaring  tepat di samping kiri Laura. Tetapi lelaki tampan itu sama sekali tidak menyentuh bahkan memeluk Laura.
Gadis cantik itu penasaran dengan apa yang di lakukan suaminya itu. Dia pun menoleh ke samping dan melihat punggung sang suami yang hanya menggunakan kaos polos sedang tertidur.
Laura pun kembali menghadap ke arah semula dengan perasaan campur aduk. Ia pun kemudian memejamkan matanya dan tidur sambil menekan dadanya yang terasa sakit akibat ia tidak mendapatkan apa yang diharapkan.
Sementara Dean, dia masih membuka matanya. Pikirannya pun campur aduk. Ia tahu tanggung jawab sebagai seorang suami harus seperti apa pada istrinya. Tapi, tak ia lakukan lantaran ia memang tidak menyetujui perjodohan ini. Hingga pada akhirnya ia pun memejamkan matanya dan mulai tertidur.
***
Keesokan harinya.
Setelah selesai sarapan, Dean pun berangkat ke kantor. Saat itu Laura lah yang mempersiapkan semuanya.
Sesampainya di kantor.
Dean pun langsung membanting dirinya duduk di kursi sambil memijat kepalanya yang terasa pusing. Diraihnya handphone yang berada di dalam sakunya. Ia pun membuka handphonenya dan terlihat beberapa pesan juga telepon dari Sarah.
Tiba-tiba.
Cklek.
Pintu terbuka dan muncullah seorang gadis cantik seksi dengan rambutnya yang hitam bergelombang menggunakan pakaian sedikit minim. Benar, siapa lagi kalau bukan, Sarah.
"Selamat pagi, Tuan Delano. Kenapa kau membuatku kecewa dalam sekejap. Baru kemarin kau mengajakku menikah. Sekarang kamu malah melamar dan bahkan sudah menikah dengan orang itu, Siapa sih dia?"
Dean pun menceritakan siapa Laura dan bagaimana ia bisa menikah dengannya kepada Sarah.
"Benarkah? Lalu bagaimana denganku? Kau bilang aku cinta pertamamu bukan? Itu sebabnya kau mengajakku menikah? Tapi bagaimana bisa kau berakhir menikah dengan gadis lain?" Ucap gadis berambut blonde ini sambil melingkarkan tangannya di bahu Dean.
"Tentu saja kau adalah cinta pertamaku, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menolak keinginan ayah. Maafkan aku Sarah, Aku tidak bisa menikahi mu " kata Dean dengan raut sedihnya.
Sarah menatap wajah Dean sambil memegang pipi lelaki berwajah oval itu dan tersenyum, kemudian ia pun berkata "it's oke Dean," Sarah pun langsung mencium dalam bibir Dean tanpa ada rasa bersalah.
Dean yang merasakan itu tampak terkejut  dan karena memang sejatinya dia masih menyukai Sarah ia pun langsung membalas ciuman Sarah dengan agresif  sejenak ia melupakan seorang gadis yang tinggal di rumahnya dan bergelar sebagai istrinya.
Bibir mereka bertaut satu dengan lainnya. Hingga, di saat bibir mereka tak dapat terpisahkan mendadak handphone Dean berdering lantaran Laura meneleponnya karena ingin memberitahu mengenai sebuah berkas kantornya yang tertinggal.
Dean pun melihat hapenya menyala dan tertulis nama sang istri, Laura sambil masih mencium bibir Sarah. Niat Dean ingin mematikan telepon itu, namun bukannya tertekan tombol merah, tombol hijau-lah yang ia tekan. Hingga sebuah suara aneh terdengar dari telinga Laura.
Sebuah suara yang aneh dari wanita asing itu berhasil membuat Laura terkejut bukan main bahkan wanita itu sempat menyebut nama Dean dengan nada lirih.

Bình Luận Sách (114)

  • avatar
    Glaisa Mina

    I can't relate I'm depression then I'm so insecure my face

    20/01

      0
  • avatar
    Nur Amira

    amazing novel i have ever seen ! good job and continue doing the good works!

    02/12

      0
  • avatar
    jhajha

    Super ganda nakakalungkot naispin pero kaya moyan

    01/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất