logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Depression

Depression

InnArmy


BAB 1: Rumah sakit

Depresi..
adalah sebuah penyakit yang susah di hilangkan. hal ini terjadi akibat tekanan dari orang di sekitar baik orang lain maupun keluarga sendiri.
Rasa sakit, rasa gelisah dan frustasi sudah sering Laura alami sejak kecil. Ayah Laura, dia selalu menekan diri nya tanpa ayah Laura sendiri sadari.
Tapi....
Hal yang tak terduga terjadi.
Saat ini Laura sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil memeluk kedua kakinya. Dia menahan rasa takut dan sakit yang luar biasa di hatinya.
Laura merasa sudah tidak ada yang perduli dan sayang lagi padanya bahkan kedua orang tuanya sendiri. Dia hanya bisa menangis dalam diam, hal itu terjadi akibat banyak sekali orang-orang di luar sana mengincar Laura. dalam artian, nyawa Laura sedang dalam bahaya jika ia keluar rumah.
"Kenapa ... Kenapa ..., mau sampai kapan seperti ini?" kata Laura sambil memegang dadanya yg tertekan.
Laura memeluk dirinya erat hingga tubuhnya bergetar. hal itu terjadi karena dulu ayah Laura pernah hampir mempertaruhkan harga diri Laura dalam bisnisnya dan ibu Laura yang bernama Lenny selalu mendukung keputusan suaminya itu.
Bahkan Laura sering mendapat cacian atau makian dari beberapa temannya yang sudah ia anggap baik yang secara tidak langsung juga menyakiti hati Laura melalui media sosial..
hingga tiba-tiba.
"Aahhh!!" Laura berteriak sangat kencang.
Ayah dan ibu Laura sontak terkejut, mereka langsung berlari ke kamar Laura dan masuk ke dalam kamarnya. namun sayang, Laura telah mengunci ruangan kaca di sekitar tempat tidurnya. Ayah Laura pun langsung mencari sesuatu agar bisa membuka pintu kaca dan dia menemukan sebuah peniti.
Hingga pada akhirnya ayah Laura pun berhasil membuka pintu itu. Tanpa basa-basi mereka langsung masuk dan menuju ke Laura, Lenny sang ibu, langsung memeluk erat sang anak.
"Laura, anak ibu, kamu kenapa sayang?" Tanya Lenny sambil berusaha memeluk dengan tangisan yang tertahan.
"Suamiku. apa yang harus kita lakukan? Lakukan sesuatu!!" Teriak Lenny panik.
Sang ayah pun langsung membopong Laura yang masih dalam kondisi menangis tertekan.
Gadis yang berparas cantik, memiliki wajah bulat bermata lentik ini sering sekali keluar masuk rumah sakit karena rasa stresnya yang luar biasa. hingga Dokter pun menyatakan bahwa Laura terkena penyakit depresi.
***
Sesampainya Laura di rumah sakit.
Kini, gadis yang tergolong cantik itu sudah berada di rumah sakit dan sudah di infus sekaligus di oksigen. orang tua Laura duduk di samping sang anak sambil menggenggam tangan Laura.
"Laura, anak ibu, kenapa kamu seperti ini lagi sayang...." kata Lenny sambil menangis membelai kepala Laura kemudian mencium keningnya.
Sang ayah tampak menunduk menahan tangis melihat kondisi putri semata wayangnya itu.
"Maaf, maafkan ayah anakku. Ini semua salah ayah, ayah berjanji padamu, ayah akan memperbaiki semuanya. apapun ... apapun yang kamu minta. ayah akan berikan anakku. asalkan kamu sembuh dan bisa bahagia." Tangis ayah Laura menyesal sambil menahan tangis dan membelai kepala putri semata wayangnya itu kemudian mencium kening anaknya yang tertidur akibat terkena infus dan oksigen di wajahnya.
***
Sementara itu di sisi lain.
Ada 4 lelaki bersama ayah dan ibu mereka sedang sarapan bersama. semua orang tampak diam sambil menikmati makanan di piring mereka.
"Ayah bangga sama kalian semua. berkat usaha kalian semua perusahaan kita menjadi maju pesat." semua orang tersenyum lembut ke arah ayah mereka.
"sekarang, ayah harap, salah satu dari kalian ada yang menikah. ayah dan ibu mu ini ingin segera menggendong cucu." lanjut ayah keempat lelaki itu.
"Kalau begitu biar kak Austin duluan saja yang menikah ayah" jawab Dean sedikit menggoda.
"Kenapa harus aku duluan yang menikah?" Tanya Austin sambil tertawa canggung.
"Karena kakak adalah yang tertua dari kita. ingat, umur kakak, 'kan sudah hampir 30 tahun." kata Dean yang berhasil membuat semua orang tertawa.
"Siapapun jodohnya yang datang duluan, dialah yang akan menikah terlebih dahulu." kata ibu mereka.
"Bagaimana kalau nanti justru Dean adik terkecil kita yang menikah terlebih dahulu?" goda Harold sambil memijit kencang pundak Dean.
"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi. Jangan terlalu berharap." jawab Dean dengan muka manyunnya.
Semua orang pun tertawa termasuk ayah dan ibu mereka. Sementara Harold mengacak-ngacak rambut Dean. setelah itu mereka pun melanjutkan sarapan.
***
Suatu pagi.
Saat ini ayah Laura yang bernama Leon Asher sedang berada di kantornya. di hadapannya sudah ada 2 orang yang sedang berdiri sambil menunduk. mereka adalah sekretaris Leon yang bernama Siska dan manager Leon yang bernama Gerald.
Saat ini Leon sedang membaca sebuah berkas perusahaannya.
Tiba-tiba.
Brak!!
"Bagaimana ini bisa terjadi!! bukankah kemarin semuanya baik-baik saja? ada yang bisa jelaskan??" Bentak Leon sambil menatap mereka tajam.
"Maaf pak, kami sungguh minta maaf. kami sedang mengurusnya pak sekarang dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi." Jelas Siska terbata-bata mencoba menjelaskan.
Leon benar-benar merasa frustasi karena perusahaannya yang tiba-tiba menurun, dia memegang kepala dengan kedua tangannya.
"Kalian..., keluarlah...." Pinta Leon dengan nada pelan.
Leon benar-benar tidak bisa berpikir lagi, dia tidak tahu harus berbuat apa. di saat kondisi Laura sedang kritis dan butuh biaya, perusahaan Leon tiba-tiba saja menurun.
Hingga, tiba-tiba.
Leon berdiri dan langsung mengambil jaket dan tasnya kemudian keluar dari ruangan untuk pergi ke suatu tempat.
***
Sementara itu Laura.
Saat ini gadis cantik berwajah bulat itu masih berbaring lemah di atas tempat tidurnya. Lenny, sang ibu sedari tadi menatap anak semata wayangnya ini dengan linangan air mata.
Hingga, tubuh wanita paruh baya itu berdiri dengan tatapan terkejut lantaran sang putri mulai membuka matanya.
"Kau sudah bangun nak?"
Laura hanya mengangguk dalam diam. Di belainya kepala putrinya itu dengan lembut, kemudian berkata, "ya sudah, kau makan ya! Sedari tadi kamu belum makan nak."
Laura berusaha untuk duduk dan di bantu oleh ibunya. Ia pun kemudian disuapi makanan oleh ibunya karena tangan Laura yang sedang di perban dan memakai infus.
"Laura anakku, lain kali jangan seperti ini ya. Ibu sama ayah benar-benar khawatir sayang." kata Lenny.
"Maafkan aku ibu," jawab gadis cantik berwajah bulat itu dengan rambut terurai ke depan kemudian menunduk sedih.
"Tidak apa-apa sekarang yang terpenting kamu sembuh dulu," kata Lenny sang ibu, kemudian membelai kepala dan pipi Laura yang tampak tembam itu.
"Kamu juga harus janji satu hal pada ibu, jangan pernah sakiti dirimu sendiri anakku. Ibu dan ayah tidak mau terjadi sesuatu padamu, kau adalah satu-satunya anak kami," kata Lenny sambil membelai pipi Laura kembali dan berlinang air mata.
Tiba-tiba.
Brak!!
"well hello, lihat siapa yang sedang berada di sini??"
Laura dan Lenny pun sangat terkejut melihat seorang lelaki dan anak buahnya muncul begitu saja di ruangan Laura di rawat.
"A--apa yang kau inginkan??" Kata ibu Laura, Lenny sambil meletakkan tangan kirinya di hadapan putrinya.
Sementara Laura ia membelalakkan kedua matanya lantaran terkejut campur takut menjadi satu.
"Ayolah, anakmu sedang sakit bukan? aku hanya ingin menjenguknya, apakah salah?" Tanya lelaki itu sambil melangkahkan kakinya.
Lelaki itu mengedipkan matanya ke arah Laura, sementara gadis imut nan manis itu langsung memeluk lengan ibunya dan bersembunyi di belakang punggung sang ibu dengan tubuh yang bergetar.
"Apa lagi yang kau inginkan dari kami?! Pergi!! pergi dari sini sebelum aku panggilkan satpam rumah sakit!!" Ucap Lenny membentak sambil berlinang air mata karena ketakutan.
Lelaki itu pun tersenyum menggoda kemudian tetap melangkahkan kakinya mendekati Lenny dan Laura secara perlahan-lahan dengan tatapan penuh arti.
***
Sementara itu Leon.
Saat ini ia sedang berada di sebuah cafe untuk bertemu dengan seseorang. tidak lama kemudian muncullah seorang lelaki yang seumuran dengan dirinya. Leon langsung melambaikan tangannya pada lelaki itu.
"Hai Leon, bagaimana kabarmu?" Tanya lelaki itu sambil mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan.
"Hai James, kabarku baik. Kau sendiri bagaimana kabarmu?"
"Baik juga, sekarang katakan padaku, kenapa kau memanggilku kemari?" tanya James sambil duduk di kursi tepat di samping Leon.
"A--aku butuh bantuan mu James. perusahaan ku hancur sedang menurun dan aku kehilangan hampir seluruh dana yang aku punya." jelas Leon
"Kenapa? apa yang sedang terjadi??" tanya James terkejut.
"Aku tidak tahu, ini sangat mendadak. anakku masuk rumah sakit dan uang yang aku punya tidak begitu cukup untuk membiayai rumah sakit anakku James. aku ... aku ... aku bingung...." Jelas Leon sambil menahan tangis karena ia tidak tahan menahan rasa sedih di hatinya.
"Baiklah, tenanglah kawan, kamu bisa bekerja sama dengan semua anak-anakku," kata James.
"Semua anak? maksudnya?" tanya Leon penasaran.
"Aku mempunyai 4 orang anak lelaki dan mereka memiliki masing-masing satu perusahaan. kamu bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan milik anakku itu. sekarang, ikutlah dengan ku, aku akan membantumu." ajak James.
Leon pun langsung berdiri dan mengikuti langkah James menuju ke perusahaan anak-anaknya..
***
Sementara itu Laura dan Lenny.
Lelaki itu terus berjalan mendekati Laura dan ibu nya sambil tersenyum menggoda penuh arti. saat lelaki itu hendak sampai tepat di dekat hadapan ibu Laura.
Tiba-tiba.
"AAAAHHHHH" Laura berteriak kencang sambil menendang-nendang kakinya di bawah selimut.
sang ibu yang melihat dan mendengar itu tampak panik, sedangkan lelaki itu sontak menghentikan langkahnya dengan tatapan terkejut.
"Laura, kau kenapa nak, kau kenapa? Tenang sayang, ada ibu di sini, tenang anakku."
Laura tetap saja berteriak sambil menendang-nendang kakinya di bawah selimut.
"Lihat apa yang sudah kau lakukan?! Aku bilang pergilah dari sini!!" Bentak sang ibu dengan derai air mata.
Lelaki itu tidak berkutik, ia tidak sedikit pun beranjak dari ruangan Laura. Hingga, tidak lama kemudian seorang dokter muncul bersama dengan beberapa suster.
"Ada apa ini, apa yang terjadi? siapa kalian?" Tanya Dokter itu terkejut.
"Dok ... Dokter, tolong suruh mereka pergi dari sini!! me--mereka berniat ingin menyakiti anak saya, DOKTER..., TOLOONGG...." Pinta Lenny sambil memeluk tubuh sang anak dengan air mata yang mengalir deras.
"Kalian, panggilkan satpam! Sekarang!!" Suruh sang Dokter kepada beberapa suster yang berada di sana.
Laura semakin berteriak tidak karuan, Dokter yang melihat itu langsung menangani gadis yang sedang kambuh sakitnya itu. Tidak lama kemudian satpam pun tiba. Namun sayang, Saat satpam tiba di ruangan Laura, lelaki itu dan anak buahnya sudah pergi.
Setelah di berikan suntikan di bagian infus tangan Laura, akhirnya gadis berwajah bulat dan tembam itu pun sudah mulai tenang secara perlahan ia memejamkan matanya akibat suntikan penenang yang di berikan Dokter barusan.
Ibu Laura, Lenny yang melihat itu langsung menangis sambil menyandarkan kepalanya di kepala putri semata wayangnya itu. sedangkan dokter menghembuskan nafasnya lega.
"Bu, mohon maaf. Tapi, ada yang ingin saya sampaikan, mengenai anak ibu ini."
Lenny pun mengangkat kepalanya kemudian mengangguk menanggapi perkataan sang Dokter. Setelah itu ia pun langsung mengikuti langkah kaki sang Dokter ke arah pintu masuk ruangan Laura.
"A--ada apa dokter??" tanya ibu Laura.

Bình Luận Sách (114)

  • avatar
    Glaisa Mina

    I can't relate I'm depression then I'm so insecure my face

    20/01

      0
  • avatar
    Nur Amira

    amazing novel i have ever seen ! good job and continue doing the good works!

    02/12

      0
  • avatar
    jhajha

    Super ganda nakakalungkot naispin pero kaya moyan

    01/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất