logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 6

“Starla,”panggil Dila.
“Iya,”sahut Starla.
“Sayang, cepat keluar dari kamar, ada hal penting yang ingin kami sampaikan dengan kamu,” suruh Dila.
“Hal penting apa sih, Bu?”tanya Starla penasaran.
“Kamu kalau pengen tahu, buruan keluar dong,”timpal Dila yang ingin anaknya segera keluar dari kamar.
“Cepat, Star,”titah Dila yang tak sabaran.
“Iya, tunggu sebentar,”sahut Starla kemudian turun dari ranjang, kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju pintu kamar, tangannya membuka pintu lalu keluar kamar.
Dila kini sudah tak lagi di depan pintu kamar Starla, Dila sudah berjalan lima langkah. “Ibu, hal penting apa sih?”tanya Starla penasaran sambil berjalan mendekati ibunya.
“Nanti diberitahu nya di ruang tengah,”jawab Dila sambil melangkahkan kakinya menuju ruang tengah.
“Ah ibu, bilangin saja sekarang,”kesal Starla sambil mengerucutkan bibirnya yang membuatnya semakin imut. “Ayolah, Bu. Jangan tunda-tunda kaya gitu,”lanjut Starla tak setuju jika ibunya menyuruh menunggu hal yang ingin ia ketahui.
“Beritahu aku sekarang juga,”paksa Starla pada ibunya agar memberitahunya.
“Sabar sebentar dong, Starla Sayang,”timpal Dila lembut. “Sebentar lagi juga sampai ke ruang tengah nya,”imbuh Dila.
“Ih Ibu... Apa susahnya sih, memberitahu nya sekarang, bikin aku penasaran banget,”timpal Starla kemudian berdecak sebal.
Dengan memasang wajah yang cemberut. Starla pun berjalan dibelakang Dila menuju ke ruang tengah, kini Starla dan Dila sudah sampai di ruang tengah.
“Siapa dia?”Starla hatinya bertanya-tanya siapa wanita paruh baya yang bertamu ke rumahnya.
“Ini Starla yah,”ucap Ajeng pangling sama Starla yang kini beranjak dewasa, semakin bertambah cantik saja.
“Siapa lagi kalau bukan Starla,”jawab Dila.
“Makin cantik banget,”puji Ajeng.
“Yaiyalah, anak gue cantik, orang emaknya juga cantik,”timpal Dila. “Iya, kan Pak Suami?”Dila pun meminta pendapat suaminya.
“Kalian berdua memang cantik cantik, dia mah kalah cantiknya sama kalian,”timpal Handoko disertai senyuman, tentu saja hal itu hanya candaan belaka.
“Makasih, Tante. Tante juga cantik,”jawab Starla disertai senyuman manisnya.
“Ini siapa, Bu?”tanya Starla berbisik. “Ini Tante Ajeng, Salim ke Tante Ajeng,”bisik Dila menyuruh Starla Salim.
“Oke,”sahut Starla pelan.
Sedangkan Dila sendiri kini berjalan menuju tempat duduk suaminya, setelah sampai didekat suaminya, dia pun duduk disamping suaminya. Sementara Starla salim kepada Ajeng, kemudian duduk disofa di sebelah Ajeng. “Mana anak kamu?”tanya Handoko.
“Anak laki mana ada diam di rumah,”timpal Ajeng. “Anak ku kalau dirumah tuh kalau tidur dikamar sama kalau merasa lapar langsung pulang ke rumah,”imbuh Ajeng yang bilang kalau anaknya itu sering banget menghabiskan waktu diluar dibandingkan didalam rumah.
“Itu juga setelah makan langsung main lagi, pulang-pulang jam 01.00 dini hari,”tambah Ajeng.
Sudah bisa ditebak, kalau anaknya Ajeng ini bukan anak rumahan, dia seorang anak yang gaul dan memiliki banyak teman.
“Doko, kalau sekarang sih sudah pasti, anakku sedang main sama komunitas nya,”ucap Ajeng.
“Pulangnya tuh paling awal kalau main malam tuh, sekitar jam 00.00 malaman, berharap sih nanti kalau sudah nikah nggak suka main tapi fokus kerja nyari uang buat istrinya,”ucap Ajeng.
“Nggak papalah, Jeng. Anakmu main sama teman-temannya dan pulang nya malam. Karena hal itu tidak bisa dilakukannya setelah menikah, meskipun ingin tetap main saat malam hari, si istri pasti marah karena ditinggal terus sama suami,”timpal Handoko.
“Mumpung dia masih muda dan belum nikah, dia harus menikmati masa muda nya dengan teman-temannya. Seorang lelaki kan kumpul sama teman ketika masih perjaka, jika sudah menikah fokusnya sama keluarga masing-masing. Meskipun mau kumpul sama teman juga nggak bisa kaya dulu lagi,”lanjut Handoko.
“Ayah dan Tante Ajeng terus membahas anak Tante Ajeng,”ucap Starla mulai menaruh curiga. “Jangan-jangan anaknya itu dijodohin sama aku lagi, kalau dengarin tentang anaknya kaya badboy deh bukan good boys,”ucap Starla didalam hati.
“Kamu benar, Doko. Tapi ada takutnya sih, kalau anakku sampai terjerumus dengan pergaulan yang tidak baik, berharap sih teman temannya membawa anakku ke hal-hal positif,”harap Ajeng.
“Iya, semoga saja,”timpal Handoko.
“Ayah.. Ibu... Aku dipanggil kesini untuk apa sih?”tanya Starla yang sejak tadi hanya mendengarkan percakapan Tante Ajeng dan ayahnya.
“Katanya aku akan diberitahu hal penting sama kalian berdua, hal penting apa yah?”tanya Starla.
“Gini Sayang, Tante Ajeng ini adalah sahabat ayah dan ibu kamu semasa bangku SMA. Kami tuh kemana-mana selalu bertiga,”ucap Handoko sedangkan Dila dan Ajeng tersenyum.
“Nggak salah lagi nih, ini pasti akan dijodohkan, ini sudah tahun 2023 masih musim gituh perjodohan,”ucap Starla dalam hatinya.
“Aku memang masih jomblo, tapi lelaki yang ingin kunikahi yah pilihanku,”ucap Starla dalam hatinya.
“Starla, dulu kami berjanji,”ucap Handoko sengaja menggantungkan ucapannya.
“Fix, aku dijodohin,”tukas Starla dalam hatinya.
“Awas saja kalau nggak ganteng,”ucap Starla.
“Akan menjodohkan anak kita, agar kita yang tadinya sahabatan jadi keluarga,”sambung Handoko. “Berhubung anak Ajeng lelaki, sedangkan kamu perempuan, kami pun sudah sepakat untuk menikahkan kalian berdua setelah lulus SMA,”lanjut Handoko.
“Tuh kan… Bener dugaan aku, pasti dijodohkan,”ucap Starla dalam hatinya. “Setelah lulus sekolah malah dinikahkan lagi sama orang yang nggak dikenal,”ucap Starla dalam hatinya.
“Starla, kok kamu diam saja sih?”tanya Dila.
“Kamu mau nggak nerima perjodohan ini?”tanya Dila.
“Seharusnya sih mau, agar kita jadi besanan, Bestie,”nimbrung Ajeng.
“Pengennya sih gitu, Bestie,”timpal Dila.
“Mau kan, Sayang?”tanya Handoko.
“Nggak mau,”jawab Starla dalam hatinya.
“Aku belum bisa memutuskan untuk menerima atau nggaknya, aku pengen lihat foto anak Tante,”ucap Starla pada Ajeng.
Sedangkan Ajeng dan Dila saling melempar tatapan. “Saya ingin tahu calon suami, Starla,”ucap Starla. “Mana?”tanya Starla.
“Enak saja, main jodohkan saja. Tapi aku nggak tahu wajahnya sama sekali,”ucap Starla dalam hatinya.
“Gimana kalau anaknya Tante Ajeng gendut, pipinya cabi dan perutnya buncit lagi, badannya pendek, sedangkan wajah nya penuh jerawatan batu,”ucap Starla dalam hatinya.
“Enakan dia lah, kalau dia jelek memiliki wanita secantik aku,”ucap Starla dalam hatinya.
“Sudahlah, kamu kasih lihat anak kamu,”suruh Dila.
“Baiklah, jika kamu ingin lihat anak tante, akan Tante lihatin fotonya,”ucap Ajeng kemudian mengambil ponselnya ditasnya, lalu membuka layar kunci kemudian membuka album foto, lalu mengklik foto foto anaknya.
“Ini foto anak, Tante,”ucap Ajeng sambil menunjuk sebuah foto yang diambil dengan jarak jauh.
“Nggak terlalu terlihat wajahnya, tapi dilihat dari boddynya sih bagus nih cowok,”ucap Starla dalam hatinya, ia agak tertarik untuk dijodohkan sama anak sahabat orangtuanya.
“Gimana, kamu mau menerima perjodohan ini?”tanya Ajeng, Handoko dan Dila serempak.
“Nanti ketemuan dulu , terus pdktan dulu, pacaran dulu, kalau kita nggak mempunyai kecocokan dan sering berantem mulu, ya nggak usah jadi nikah,”ucap Starla enteng.

Bình Luận Sách (210)

  • avatar
    AlyaNur

    wow cerita ini sangat² bagus~

    16/06

      0
  • avatar
    NurulSitti

    sangat " best

    17/11

      0
  • avatar
    awoloavv

    seruuuu

    28/10

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất