logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 6 Salon Bu Anna

"Hallo!"
[ Ya, ada apa Cha?]
"Nan, nanti sore bisa gak kamu kesini ...."
[ Nanti sore?? memangnya ada apa Cha?]
"Pokoknya nanti sore kamu kesini ajalah .... nanti aku kasih tahu di rumah ...."
[ Ya, baiklah, nanti saya ke rumah ....]
Icha merasa tenang. Nani sudah di hubungi. Sore nanti Icha akan ajak Nani menemannya pergi ke tempat tuan Lee.
Jelang sore. Nani sudah tampak di teras rumahnya. Wajahnya terlihat berseri seperti biasanya, Icha langsung menemui Nani dengan tergesa-gesa tak sabar menceritakan tentang undangan tuan Lee.
"Apa?"
"Ssttt .... jangan keras-keras ngomongnya, nanti ibuku tahu."
"Nggak ah! Aku gak mau Cha."
"Tolong Nan, saya pengen kenal lebih dekat sama tuan Lee."
"Tapi kan, Tuan Lee hanya mengundang orang tuamu saja, ngapain kita datang kesana?"
"Tenang aja Nan, Tuan Lee itu kan orangnya baik, lagian dia kan akan jadi warga sini, apa salahnya kita ikut memeriahkan acara Tuan Lee."
"Memangnya ada acara apa? Paling acara perkenalan biasa saja, ogah, ah, saya gak mau sial lagi kaya kejadian tadi siang."
"Bentar aja Nan .... pleasee ...."
"Kamu itu Cha, kirain ada apa, kamu nyuruh saya datang kesini, ehhh .... ternyata kamu gak kapok, ya? Ketiban sial lagi kaya tadi siang."
"Iya gak, masa sial melulu!"
"Jangan mimpi jadi pacar Tuan Lee, jangan banyak berhayal Cha, nanti kamu susah sendiri, kita kan, gak tahu, kalau Tuan Lee masih sendiri."
"Saya hanya ingin kenal lebih dekat lagi Nan, memangnya apa yang salah denganku? usaha boleh, kan?"
"Baiklah, tapi awas kalau kamu bikin malu lagi."
Sungguh Nani memang sahabatnya yang paling baik, sedikit rayuan. Nani akan selalu menuruti semua permintaannya, walaupun Icha kadang kasian sih, sama Nani. Secara tidak langsung sahabatnya itu selalu terlibat dengan ulahnya
Sambil menunggu acara Tuan Lee yang akan berlangsung nanti malam, Icha meminta Nani untuk mengantarnya membeli hiasan rambut yang akan dipakainya nanti malam.
Melewati rumah Tuan Lee. Nani dan Icha berjalan tergesa-gesa.Terlihat kesibukkan di rumah Tuan Lee. Para pelayan tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara nanti malam
Hanya satu yang kurang. Tuan Lee tidak terlihat di depan rumahnya, mungkin Tuan Lee berada di dalam mempersiapkan sesuatu.
"Cha, kayanya acara nanti malam meriah juga nih, lihat itu, begitu banyak hiasan bunga di halamannya."
"Benar Nan, pasti banyak makanan enak nanti."
"Iya Cha, saya jadi gak sabar nih! kalau dengar makanan enak hehehe ...."
"Tuh kan, kalau soal makanan gratis, kamu jagonya Nan, hahaha .... udah ah, ayo kita cari dulu barang yang akan ku beli, keburu malam nih."
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju. Salon Bu Anna, selain buka Salon Bu Anna selalu menyediakan beraneka ragam hiasan rambut yang lucu-lucu dan menarik.
Setibanya di Salon Bu Anna. Icha langsung berburu pada etalase tempat jepit rambut.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat atasan warna pink yang bercorak bunga.
"Nan, lihat baju itu? Sejak kapan Bu Anna jualan baju juga, ya," sahut Icha seraya memegang baju yang membuatnya terkagum dan menyukainya.
Dirabanya baju yang membuatnya tertarik. Dari kainnya sih, baju itu terlihat mahal. Sedangkan uangnya hanya cukup untuk membeli jepit rambut saja.
Tapi Icha terlanjur menyukai gaun itu.
"Nan, kamu bawa uang lebih, gak?"
"Mmmm .... pasti kamu mau minjem duit ya?"
"Coba lihat Nan, baju ini, bagus sekali, kayanya kalau nanti malam baju ini kupakai, pasti Tuan Lee akan tertarik melihatku."
"Cha, kamu ini, sebenarnya mau beli jepit atau baju, sih!"
"Beli jepit nan, tapi baju ini, saya suka Nan, coba kita tanyain berapa harganya Nan."
Dengan wajah ketus, Nani mencoba meraba bandrol harga yang biasa berada di belakang Krah baju. Rp 55.000.
"Cha, harganya murah, apa gak salah, baju sebagus ini dihargai segini," ucap Nani. Tak percaya dengan harga baju yang memang murah sih menurutku.
"Iya benar Nan, murah banget, aku beli ah, kebetulan aku bawa uang pas, cuma kurang 5000. Aku pinjam uang kamu, ya?"
"Baiklah Cha, gak masalah, ayo kita beli baju ini, keburu dibeli orang."
Icha dan Nani langsung bergegas menghampiri Bu Anna yang tengah memotong rambut pelanggannya. Tanpa basa- basi, Icha langsung membayarnya.
"Terima kasih Neng Icha, tapi Neng baju ini ...."
Belum selesai kalimat yang diucapkan Anna. Icha dan Nani langsung berlari karena kegirangan mendapati baju murah dan bagus. Tentu saja Bu Anna tampak benggong melihat tingkah mereka berdua. Peduli amat dengan sikap Bu Anna. Yang penting Icha berhasil membeli bajunya. Sudah terbayang baju ini akan terlihat menarik jika ia memakainya nanti malam. Pasti Tuan Lee akan terpesona melihatnya
"Cha! Tadi Bu Anna, seperti mau mengatakan sesuatu."
"Udah biarin aja, paling dia kecewa bajunya di hargai murah hehehe.
"Kamu yakin Cha? baju ini, gak salah harga?"
"Gak lah, kalau memang salah harga, mungkin Bu Anna sudah mengejar kita tadi."
"Ya, mudah-mudahan saja, kita gak sial lagi Cha, kok perasaanku gak enak, ya?"
Seperti biasa Nani selalu saja membuatku khawatir. Tapi aku berharap malam ini. Tak ada lagi kejadian yang akan membuatku malu.
Malam yang dinanti pun tiba, Ayah dan ibuku sudah siap untuk pergi ke tempat undangan Tuan Lee. Aku dan Nani pun sudah siap. Tentu saja baju yang tadi kubeli. Kupakai dan ku serasi kan dengan rok warna putih yang memang pantas di padukan dengan atasan warna pink.
Nani tersenyum manis melihat dandanan ku malam itu.
"Wah, Cha! Kamu memang benar, baju ini begitu pas di pakai sama kamu, sekarang kamu terlihat cantik Cha."
"Ah yang benar, Nan! Apa aku cocok pakai baju ini?"
"Sangat cocok!"
Pujian Nani. Membuatku percaya diri. Aku melenggang di depan cermin. Sedikit polesan bedak dan lipstik akan menambah wajahku tambah mempesona.
"Cha, kamu jadi ikut, kan? Ayo cepat, nanti acara keburu mulai, Ibu sama Ayah duluan ya."
"Iya, Bu! Duluan aja, nanti Icha sama Nani menyusul, ya ...."
Sementara aku dan Nani akan menyusul, aku hanya ingin melihat dulu dari jauh. Bagaimana situasi di rumah tuan Lee.
Ternyata rumah Tuan Lee dihias begitu indah. Ada beberapa pelayan yang hilir mudik menyiapkan makanan beraneka rasa di sana.
Sebagian warga malah banyak yang membawa anak gadis mereka. Berharap Tuah Lee mau memperistri mereka. Begitu juga denganku. Mudah-mudahan di acara Tuan Lee. Aku bisa kenal lebih jauh dengan Pria Korea itu.
Tapi lain halnya dengan Nani. Matanya selalu tertuju pada meja yang penuh dengan hidangan yang menggugah selera.
"Cha, ayo. Saya sudah lapar nin," keluh Nani sambil mengusap perutnya.
"Bentar ah, kamu ini kalau lihat makanan, gak bisa nahan banget, sih!" ketusku kesal.
Wajah Nani tampak cemberut setelah aku menegurnya. Sebenarnya aku sengaja datang telat di acara Tuan Lee. Melihat banyak saingan disana. Nyaliku langsung ciut tak percaya diri.
Mereka bahkan berpenampilan lebih cantik dariku. Aku hanya mengenakan baju murah yang tadi di beli dari Bu Anna.

Bình Luận Sách (105)

  • avatar
    Shusan Cino

    ceritanya sangat menarik, dan buat saya jadi penasaran deng kelajutannya

    24/01/2022

      0
  • avatar
    PutriNita

    awalnya saya mencoba membacanya dgn rasa ingin tau..lebih dalam...ternyata asyik dn seru juga...

    11/01/2022

      0
  • avatar
    AlfarisiSubhan

    cerita yang sangat seru,😯 dan asik

    1d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất