logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

DELIA WISNU

DELIA WISNU

Putrisiam


Part 1

Delia membuka ponsel nya saat notif khusus berdering di ponsel nya. Jika bukan wa dari Wisnu ya pasti dari Rara.
Dan benar itu wa dari Rara.
💌 Rara sayang
"Mbak,mas wisnu mbk."
Tanpa babibu lagi tangan mungil Delia mengetuk laman panggilan via WhatsApp.
"Assalamualaikum Ra. Wisnu kenapa? Dimana?" runtun Delia panik.
"Mbak, Mas wisnu tadi berantem lagi sama Ayah. Terus pergi dari rumah, udah dari tadi jam 2 dan sekarang belum pulang. Hiks Rara takut Mas Wisnu kenapa-kenapa Mbak. Dari tadi udah Rara wa, udah Rara telfon tapi gak di angkat."
Pikiran Delia semakin kalut. Memgapa wisnu tak bilang dengannya?
"Ayah masih di rumah dek?" tanya Delia sembari memakai sendal, dan mengambil tas kecilnya.
"Enggak! Ayah udah pergi abis tadi mas Wisnu pergi. Rara takut mbak," rancau Rara kembali
"Mbak otw kerumahmu. Kita cari kakakmu bareng-bareng, mbak mantiin dulu telfonnya Wassalamualaikum."
Dengan buru buru, Delia berlari ke arah garasi rumahnya, dan menghidup kan mobil milik ayahnya. Jika sudah berurusan dengan Wisnu, apapun akan gadis itu lakukan.
Di jalan tak henti-henti nya Delia melafalkan doa supaya tidak terjadi apa apa dengan lelaki itu. Wisnu sudah menjadi semangat Delia, Wisnu seperti senja bagi Delia dan Delia lah bumi nya Jika wisnu kenapa-kenapa maka petang sudah dunia Delia.
Sembari mengotak atik ponsel nya, Delia mencoba menghubungi beberapa kontak teman teman wisnu yang ia kenal.
Mulai dari Daren, Rio, Satria, hingga Iqbal semua sudah Delia telfon. Tapi jawaban mereka tetap sama "Gak tau."
Allahuakbar wisnu kamu kemana sih???
Tangan Delia ikut dingin, meski bukan pertama kali nya lelaki itu bertingkah seperti ini. Tetap saja, rasa panik itu tak dapat hilang begitu saja.
Hingga mobil hitam itu berhenti di pekarangan rumah bercat putih mewah. Di depan pagar sudah ada Rara yang berdiri lemas.
Matanya sembab, mungkin gadis itu benar benar cemas. Jika Rara saja secemas itu, apalagi Delia?
"Masuk dek! Kita cari kakakmu," titah Delia cepat.
Di dalam mobil Rara masih sesenggukan,
"Kita mau cari dimana mbak? Rara gak tau mas Wisnu pergi kemana."
Baru saja ingin berkata Ponsel hitam Delia berbunyi.
📲Erlang is calling.....
"Assalamualaikum Lang, ada apa?"
"......"
"Beneran?" Tanya Delia panik, Rara mendengarnya langsung ikut panik, tangisnya makin kencang.
"Jangan panik dulu Ra," Delia mencoba menenangkan Rara yang mulai kalut.
"Oke aku otw kesana, kamu jangan kemana-mana dulu!"
"Ada apa Mbak? Mas Wisnu gak kenapa napa kan Mbak?" tanya Rara sembari berurai air mata.
"Mbak tau dimana kakakmu."
Mobil hitam Delia melaju kecepatan tinggi, seolah membelah ramainya ibu kota. Hingga berhenti tepat di depan sebuah bar mini.
Di ujung pintu, ada lelaki berjaket hitam yang sedang menopang tubuh lelaki di samping nya. Delia hafal pemilik jaket itu.
"Erlang!" teriak Delia tergopoh-gopoh.
Rara ikut panik melihat kondisi kakaknya yang sudah seperti itu. Darah dimana mana.
"Mas wisnu," panggil Rara yang masih berurai air mata.
"Tenang Dek! Kita bawa kakakmu. Lo bawa mobil kan Del?"
"Iya, Kita bawa ke rumah aku aja, biar aku rawat Wisnu dulu," putus Delia final sebelum Erlang membawa Wisnu ke mobil Delia.
"Biar gue yang nyetir." dan Delia hanya mengangguk lantas duduk di belakang bersama Wisnu wisnu. Sedangkan Rara di kursi depan sebelah Erlang.
***
Erlang sudah izin pulang 10 menit yang lalu. Rara juga sedang menganti baju di kamar mandi. Kini tugas Delia untuk merawat Wisnu. Memar dimana-mana, darah kering membekas sekujur tubuh lelaki itu, Delia kembali menyeka air matanya. Di ambilnya kompres dan mulai membersihkan luka di wajah Wisnu.
"Kamu ngapain kok bisa gini sih? Kamu gak perlu gini Nu, Ada aku. Aku bisa dengerin kapanpun kamu butuh aku," lirih Delia mulai terisak.
Mata itu masih tertutup, mungkin pengaruh alkohol. Kata Erlang wisnu tadi minum cukup banyak, bahkan bisa sampai mati jika Erlang tidak di sana.
Perlahan, Delia melepas jaket kulit milik Wisnu dan hanya tersisa kaos hitam. Di tatapnya rahang tegas itu.
"Have a nice dream," ucap Delia sebelum keluar dari kamar nya.
Kebetulan sekali. Baru saja Delia turun dari tangga, Rara sudah keluar dari kamar mandi.
"Dek, mbak mau ngomong sebentar!"
Dan rara hanya mengangguk, Sembari ikut berjalan di belakang Delia.
"Wisnu kenapa bisa sampai kabur dari rumah?" tanya Delia saat keduanya sudah duduk di sofa ruang tamu.
Mata Rara kembali berkaca kaca. Delia sebenarnya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Dia sudah bertahun tahun mengenal Wisnundan keluarganya
"Gak apa apa, cerita aja, biar kamu nya lega Dek," ungkap Delia pelan.
"Tadi ayah pulang mbak. Tapi bawa perempuan lagi, beda sama yang kemarin. Ayah ngajak cewek itu ke kamar lagi, Rara udah tau, tapi rara diem aja. Karna Rara takut mbak, Rara kira mas Wisnu gak ada di rumah, tapi ternyata ada. Dan pas Mas Wisnu tau perempuan itu mau di bawa ke kamar, Mas Wisnu langsung marah besar sama ayah. Bahkan Mas wisnu sempat menampar perempuan itu, akhirnya ayah hiksss ikut marah. Mereka berantem hebat mbak. Rara sampe teriak, tapi percuma. Tetangga gak akan ada yang denger. Sampai ayah bilang kalau mas Wisnu anak haram. Disitu mas Wisnu langsung nendang kaca ruang dapur lalu pergi dari rumah mbak. Rara takut mbak, Rara heran kenapa ayah sama mas Wisnu gak pernah akur. Hikss hikss"
Detik itu Delia langsung membawa Rara ke pelukan nya, "Kamu sama kakak mu nginep disini dulu ya. Nanti mbak suruh orang buat ambil barang-barang sekolah kamu. Yasudah kamu tidur di kamar tamu gak apa-apa kan?"
Rara mengangguk, lantas teringat sesuatu.
"Mas Wisnu tidur di kamarnya Mbak Lia?" Delia menjawab dengan angguk-an.
"Mbak tidur dimana?"
"Emmm-mbak tidur di ruangan samping kamar mbak. Takutnya kakak mu bangun trus kabur lagi," jelas Delia.
Hingga malam mulai menyelimuti langit gelap. Lintang lintang yang beterbangan indah. Lampu lampu yang mulai padam, disusul gemerlap bintang di langit.
Pukul 01:13 dini hari, Delia terbangun saat mendengar teriakan seseorang. Dan Delia sangat yakin siapa yang sedang berteriak.
"Astagfirullah wisnuu!"
Dengan cekatan Delia menyobek baju di samping kasurnya, lantas menutupkan di atas lengan kekar milik Wisnu.
"Gue capek Del, gue capek, " rancau Wisnu putus asa.
Dada Delia seakan ikut sesak. Ia tak tega melihat Wisnunya seperti ini.
"Istighfar Nu, kamu jangan gini, please aku mohon," ucap Delia sembari memeluk lelaki itu erat. Menyalurkan semua semangat nya mencoba menguatkan bahwa semua akan baik baik saja.
Bersambung.....

Bình Luận Sách (143)

  • avatar
    Mads Kiks

    good

    21/06

      0
  • avatar
    PerezKim Jhan

    Laocoon Wood* 71

    25/04

      0
  • avatar
    ParamitaAdelia

    ☺️☺️

    18/04

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất