logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Gadis Penyuka Hujan

Gadis Penyuka Hujan

Bang Rey


Part 1

Ini adalah aku, remaja yang duduk di bangku sekolah SMA. Terlahir dari keluarga sederhana, tidak kaya namun juga tidak miskin. Aku tergolong siswa berprestasi dan penerima beasiswa di sekolah. Orang-orang memanggilku, Adina.
Hidupku semula baik-baik saja, namun semenjak kejadian malam itu. Suasana malam di bawah rintihan hujan yang turun. Semuanya menjadi berubah. Aku hamil sebelum menikah dan parahnya lagi aku masih berstatus sebagai pelajar.
Hujan turun membawa air dari langit. Tidak bagiku, hujan juga membawa kenangan. Sebongkah kenangan yang entah mengapa seketika membuat dadaku menjadi sesak. Sekarang, hatiku tak lagi memiliki ruang untuk mencintai hujan seperti dulu.
***
Rumah
05.55
Ini adalah kisahku, namaku Adina Candra Elsa. Orang-orang lebih sering memanggilku, Adina. Aku adalah anak yang lahir dari orang tua sederhana. Ibuku hanyalah karyawan biasa di salah satu perusahaan kecil di kotaku. Ayahku entahlah, sejak kecil aku telah ditinggalkan olehnya. Tepatnya saat usiaku menginjak 5 tahun.
"Adina, cuci piringnya sebelum berangkat." Omelan Yani Bundaku, yang setiap harinya nyaris mengomel tanpa pernah libur. Persis setelah selesai sarapan aku disuruhnya membersihkan piring.
"Iya Bunda, udah aku berisihin tuh. Noh liat sendiri." Puas rasanya aku membalas omelannya itu.
"Iya-iya, makasih yaa cantik," Kata Bunda yang saat itu berada di dalam kamarnya.
"Ayo berangkat Bunda..."
Ajakanku itu membuatnya sedikit terburu-buru. Setiap harinya memang kita berangkat berdua, dengan roda dua bermesin negeri sakura keluaran tahun 2015. Tidak terlalu tua untuk motor matic yang memang sengaja Bunda beli saat aku merayakan ulang tahun. Untukku, katanya.
"Sana buruan masuk, nanti keburu telat loh." Wanita cantik separuh baya dengan ekspresi manyun itu selalu aku lihat saat bunda sedikit kesal. Ini karena tadi aku mengajaknya terburu-buru.
"Iya Bunda, aku masuk kelas dulu."
"Iya Sayang, jaga diri ya di sekolah. Hati-hati." Bunda menasehatiku untuk menjaga diri.
Aku mencium tangan bundaku, setiap kali aku mau pergi. Aku mencintainya seperti aku mencintai diriku sendiri. Bagiku dialah penawar di saat semua masalah tiba-tiba memelukku secara kasar. Rasanya aku tak akan bisa hidup tanpanya.
***
Sekolah
09.00
"Aku bakal lebih giat belajar, seperti tahun lalu. Beasiswa berprestasi bakal aku dapetin lagi. Ini semua buat Bunda" gumamku.
Tiba-tiba cowok tampan dan badboy itu mengagetkanku dari belakang kursi, tepat di belakang bangku yang aku duduki.
"Eh, ngapain belajar terus? Dah pinter masih belajar terus?" ucapnya dengan nada mengejek.
Namanya Devano Samuel Escapra, anak 11 IPA 1 (kelas 2 SMA). Teman sekelasku, cowok tampan, badboy, anggota geng motor, dan anak tunggal pemilik perusahaan Emas, Escapra Gold Company Ltd. Sayangnya, dia adalah siswa terajin yang selalu hadir di ruang BK. Bukan karena prestasi, tapi karena masalah yang sering dibuatnya.
"Iish,..apaan? Biarin kek. Suka-suka akulah." Aku dengan nada sedikit membentaknya.
"Ihh..cupu kamu." Dia tak henti-hentinya mengangguku.
"Biarin..." jawabku ketus.
Aku pergi meninggalkannya sendiri di kelas, dengan wajah kesal menuju ruangan outdor dengan banyak pepohonan dan bunga di sekelilingnya. Lima warung modern dan beberapa meja dan kursi yang terbuat dari kayu jati yang di atasnya tidak memiliki payung. Estetik dan romantis menurutku. Aku bisa melihat awan di sini, tanpa pembatas.
Anak-anak dari sini selalu meramaikan tempat terhits di sekolah. Waktu itu masih jam istirahat. Siswa SMA Zidduya kebanyakan memilih untuk menikmati beberapa menu spesial di kantin ini. Salah satunya aku, nasi goreng bebek Mbak Lastri.
"Biasa ya Mbak," ucapku pada mbak Lastri.
"Nasi goreng bebek sama es jeruk ya Din?" Mbak Lastri menyahut dengan bertanya.
"Iya Mbak. Dicepetin ya Mbak?" pintaku kepadanya karena perutku sudah lapar.
"Oke Adina." Mbak Lastri menjawab dengan senyum.
***
Sekolah
12.30
SMA Zidduya adalah sekolah menengah atas dengan segudang fasilitas kelas mewah yang ada di kotaku, Malang. Salah satu fasilitas yang aku sukai dan sering aku datangi adalah Balairoom Teater.
Ruang jumbo berukuran dua kali seluas lapangan basket, dengan dinding bercorak cokelat muda dan beberapa ornamen lampu klasik. Di dalamnya terdapat kursi besi cantik yang dapat diduduki lebih dari 1500 orang. Tidak tepat jika disebut ruangan, namun begitulah namanya. Balairoom Teater yang memiliki panggung utama yang cukup luas.
Aku menyukainya, seni teater dan ruangan ini. Apalagi di bawah hujan yang turun, aku paling menyukainya. Suasana kali ini sangat membuatku terdiam, hening dan menenangkan.
Hujan adalah canduku. Bagiku dialah penenang di saat aku terdesak. Saat dunia seperti tidak lagi bersamaku untuk mengajaku berbahagia. Aku mencintai hujan, seperti mencintai diriku sendiri. Terimakasih Tuhan, Sang Pemilik Hujan. Aku mencintai salah satu milik-Mu yang bernama hujan.
"Ngapain lama-lama di sini?" Cowok tampan dengan rambut pendek, kulit putih, tinggi dan populer di sekolah, Devano berbicara kepadaku.
"Terserah gua, mau ngapain!" Nadaku kesal karena sering diganggu sama dia.
Entahlah, untuk apa dia begitu suka menggangguku. Apa mungkin ini sudah menjadi hobinya.
"Kamu suka sama pentas drama?." Tanyanya dengan wajah penasaran.
"Iya suka, kenapa?" Aku balik bertanya.
"Gak papa, nanya doang," ucap Devano.
"Kenapa basah-basah gitu?" Aku yang kali ini bertanya padanya.
"Tadi kehujanan dikit." Sembari tanganya menyentuh baju seragam yang dia kenakan.
"Dikit tapi basahnya banyak banget gitu?" Aku bertanya lagi kepadanya.
"Enggak apa-apa kok," ucap Devano.
"Ayo ikut." Ajaknya yang terburu-buru.
"Kemana?" Aku berantanya kepadanya.
"Udah ikut aja." Devano.

Bình Luận Sách (405)

  • avatar
    NuriElmi

    gadis penyuka hujan emang novel roman terbaik menurutku, dari penyajian kata dan alurnya emang gak bikin bingung dan konfliknya gak itu2 aja. aku suka sekali sama cerita ini, karya terbaik roman terbaik dari bang rey ini. semoga terus dilanjutin secepatnya bang, aku penggemarmu dari sejak Abang dari aplikasi sebelah. download novelah gara2 bang rey ini, hehe

    30/01/2022

      12
  • avatar
    FitriyaniYunita

    ceritanya itu bikin kita penasaran, apalagi karakter devano si cowok badboy, tampam dan kaya itu ngegemesin banget kalo jadi adina. pengen tahu, nggak sabar banget sama kelanjutan ceritanya. semoga bang rey secepatnya bikin cerita ini tamat. aku suka banget bang, ini karyamu yang terbaik

    29/01/2022

      23
  • avatar
    AmixImix

    gadis penyuka hujan, sama2 penyuka hujan. hujan itu hening dan saat kita hening, hal sulit pun jadi terasa gampang

    27/01/2022

      17
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất