logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

BAB 5

         Suara petir yang menggelegar, air hujan yang membasahi seluruh jalan dan tanaman-tanaman, angin-angin yang meliukkan pepohonan dan bunga bunga, suhu ruangan yang mulai dingin akibat hujan. 2 laki laki dan seorang gadis yang tengah asik belajar dan bercanda.
         Seorang gadis yang memeluk dirinya sendiri, menandakan bahwa ia sedang kedinginan, ya itu adalah aleena bersama dengan kedua kakaknya.  Arion melihat aleena seperti kedinginan lalu ia pergi ke kamar untuk mengambil selimut tebal untuk aleena.
“pakailah ini” Arion menyelimuti selimut tersebut ke tubuh aleena. Aleena lalu tersenyum lebar melihat kepekaan kakaknya.
“Terima kasih kak” Arion mengangguki aleena sebagai jawabannya.
“Kak aksa mau kemana?” tanya aleena heran saat melihat kakaknya tiba-tiba berdiri
“sebentar” aleena mengernyitkan dahinya, bingung dengan jawaban kakaknya dan mencoba menunggu aksa yang pergi.
        Beberapa saat kemudian aksa kembali dengan membawa 3 teh panas untuk menghangatkan tubuh.
“ambilah” ucap aksa dengan memberikan teh ke aleena
“jadi kakak pergi ke dapur?dan kakak sedang membuat teh untuk kami?” tanya aleena
“iya” jawabnya datar
“aku kesel deh sama kak aksa, masa aku tanya jawabannya simple dan datar gitu sih” tanpa sadar aleena meminum teh yang masih panas
“ahhh... Panas” ucap aleena dengan meletakkan gelas yang berisi teh ke meja, aksa dan Arion yang melihat hal tersebut dan mencoba menenangkan aleena
“hati hati makanya, itu kan masih panas” ucap aksa dengan ketus
“lo itu gimana sih, orang aleena kan nggak sengaja meminum teh panas tadi, nggak perhatian banget!” ucap Arion kesal
“siapa yang nggak perhatian?hah?”
“ya lo lah, terus siapa lagi!”
“eh, lo mau kemana? lari dari kenyataan ya?” lanjut Arion
        Aleena yang masih merasa lidahnya terbakar hanya menonton mereka yang tengah bertengkar tentang hal kecil dan dia hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah mereka, ya mereka memang selalu seperti itu jika tentang aleena.
“apa masih sakit?” tanya Arion
“ya” Jawab aleena dengan wajah melas
“pookie, minum ini” ucap aksa tiba-tiba sudah berada di samping aleena
“Terima kasih kak aksa”
“sekarang lo tahu kan, siapa yang peduli.”
“hmmm” jawab arion
         
                           __________
“tidurlah, ini sudah malam” ucap aksa dengan menyelimutkan selimut ke tubuh aleena
“iya kak” jawabnya
“selamat malam” aksa mencium kening aleena
“selamat malam” jawab aleena
         Hujan sudah reda, membuat keadaan malam ini sangat sunyi dan sepi, suhu yang dingin masih terasa, namun tidak mengganggu tidur mereka. Karena mereka menggunakan selimut yang sangat tebal dan berada di kasur yang empuk dan hangat.
        Saat semua orang tengah tertidur tiba-tiba saja seperti ada beberapa orang yang mencoba masuk di rumah tersebut secara diam-diam. Mereka berhasil masuk menggunakan alat alat perkakas yang dapat membuka jendela di rumah ini. Mereka mencoba mencari sesuatu yang bisa menghasilkan uang, mereka ialah kawanan perampok.
“pelan-pelan, bagaimana jika ada yang bangun.” bisik salah satu kawanan perampok
“lihat! Aku menemukan sebuah patung yang sangat mahal” sahut yang lain
“masukkan ke dalam karung ini, kita bisa mengambil barang barang mewah di sini sebanyak-banyaknya!” ucap yang lain
          Ada empat perampok disini dan mereka mulai membagi tempat untuk mencari sesuatu yang lebih berharga.
“kalian berdua pergilah ke atas! Di Sana pasti ada banyak barang berharga!” ucap pemimpin perampok tersebut
“baik” jawab mereka pelan
       Mereka berjalan dengan pelan-pelan menuju kamar aleena, kamar aleena adalah kamar paling dekat dengan tangga dan disamping kamar aleena adalah kamar aksa dan arion.
“lihat! Bagaimana jika kita masuk ke kamar ini, sepertinya kamar ini memiliki barang-barang mewah.” ucap perampok itu kepada temannya dengan lirih
“kau masuk ke kamar ini! Aku akan masuk ke kamar lain” jawabnya dengan lirih
“baik”
       Salah satu perampok itu masuk ke kamar aleena yang tidak terkunci, aleena sengaja tidak mengunci pintu kamarnya agar memudahkan kedua kakaknya masuk ke kamar untuk membangunkannya.
“ternyata pemilik kamar ini cewek. Cantik juga ni cewek,” batin perampok itu
“lumayan, selain gue dapat duit gue juga dapat gadis cantik” lanjutnya
       Perampok itu mulai mendekati aleena yang masih tidur pulas, perampok itu juga mulai meraba wajah lembut aleena, aleena yang tidak menyadari hal itu dengan dirinya yang masih mengantuk mencoba bergumam.
“kak, ini masih malam. Aleena masih mengantuk” gumamnya pelan
“aduh gawat... Bagaimana jika dia bangun.” perampok itu menundukkan kepalanya ke samping ranjang aleena, karena ia takut jika aleena akan bangun dan berteriak.
“dia sudah tertidur lagi, ah ini kesempatan. Kapan lagi ada kesempatan emas” gumam perampok itu
       Perampok itu membuka selimut aleena, terlihat jelas kaki aleena yang putih dan mulus. Membuat nafsu perampok itu menggebu, tubuh aleena mulai terasa kedinginan saat merasa bahwa selimut yang ia pakai tidak menyelimutinya. Ia sedikit takut, Dan ia mulai menyadarkan dirinya tetapi dengan mata yang pura pura tertutup.
        siapa sebenarnya dia? Kak aksa dan kak arion tidak pernah masuk ke kamarku semalam ini dan membuka selimutku. batin aleena
       Aleena lalu memberanikan diri untuk membuka matanya, saat ia membuka matanya ia membelalakkan matanya karena yang ada didepannya bukanlah kakaknya melainkan seorang pria seumuran dengan kakaknya yang tidak ia kenal.
“si.. siapa kamu?” tanya aleena terkejut dan mulai memundurkan tubuhnya hingga ke headboard kasur  dengan rasa ketakutan.
        Dengan sigap perampok itu menghampiri aleena dan menutup mulutnya menggunakan tangannya, lalu mengeluarkan sebuah pisau dan menempelkan pada leher aleena.
“diam! Atau kamu akan mati” ucap perampok itu
         Aleena berusaha memberontak supaya bisa keluar dari genggaman perampok itu. Aleena lalu memukul selangkangan perampok itu, dan perampok itu kesakitan.
“aaa....” teriakan perampok itu, kamar aleena kedap suara hingga teriakan siapapun di kamar aleena tidak akan terdengar dari luar.
       Aleena berhasil turun dari ranjang dan berusaha keluar dari kamarnya, saat aleena hampir membuka pintu kamarnya, aleena terhenti karena perampok itu tiba-tiba berada di belakangnya, lalu mengunci kamar aleena dan membuang kunci tersebut. memeluk aleena dari belakang hingga aleena terkejut.
“lepas... ” lagi lagi aleena memberontak hingga ia melihat ada tombol merah, tombol itu adalah tombol untuk keadaan darurat dan tersambung ke semua ruangan.
        Aleena melangkahkan dirinya hingga ke tombol tersebut, dan perampok itu mengekspresikan penuh tanda tanya dengan apa yang di lakukan oleh aleena.
        Aleena berhasil menekan tombol tersebut hingga menyebabkan semua orang termasuk para perampok di rumah ini terkejut dan bangun.
“apa yang terjadi?” batin aksa, lalu ia membuka pintunya. Para perampok yang masih mencari barang-barang gelagapan setelah mendengar suara tersebut, satu perampok yang berada di lantai 2 berusaha turun dari tangga namun, sudah di hentikan oleh para penjaga yang berada di lantai satu.
         Aksa dan arion mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan saat mereka ingin melangkahkan kaki mereka ke sekitar, 2 penjaga yang lain mengatakan bahwa ada 2 perampok. Aksa dan arion terkejut dengan apa yang sudah dikatakan oleh 2 penjaganya.
“kalian urus perampok itu” ucap aksa lalu diangguki oleh 2 penjaga tersebut dan meninggalkan mereka.
      Aksa dan arion khawatir jika perampok itu masuk ke dalam kamar aleena, setelah mereka sampai di depan pintu kamar aleena, mereka memanggil nama aleena. Aleena yang mendengar suara kakaknya berusaha menghampiri pintu tersebut, namun terhalang oleh perampok itu dengan pisau yang telah di bawanya. Ia berusaha tenang dan mencari cara lain, namun sebelum aleena mencari cara perampok itu mendorong aleena hingga jatuh mengenai ujung meja hingga terluka dan pingsan, perampok itu berusaha keluar dengan melewati jendela tertutup yang berada di kamar aleena.
      Disisi lain aksa dan arion terus memanggil aleena, lalu mereka mendobrak pintu tersebut. Perampok itu belum sempat untuk keluar dari kamar aleena, tiba-tiba aksa dan arion sudah masuk ke kamar aleena dan menangkap perampok tersebut. Aksa menyuruh arion untuk membawa perampok itu ke lantai satu dan menyerahkan para perampok ke pihak yang berwajib. Aksa sangat khawatir saat melihat aleena terluka dan pingsan.
Beberapa menit kemudian....
      
“apakah aleena baik-baik saja, dok?” tanya Aksa khawatir
“ia baik-baik saja, ia hanya terluka kecil saja.” ucap dokter tersebut, kemudian dokter tersebut meninggalkan kediaman elbaz
      Aksa dan arion menemani aleena di sofa kamar aleena, hingga suara adzan subuh terdengar.
“arion, Bangun!” ucap Aksa membangunkan arion dengan menepuk-nepuk pipi arion.
“astaga, apa lo nggak bisa bangunin gue dengan pelan. Hah?” ucap arion sambil menguap
“udah subuh, lo nggak sholat?”
“shalatlah, gue kan islam”
“ya udah, lo pergi dulu. Gue mau bangunin aleena” arion lalu meninggalkan Aksa dan menuju musholla pribadi
“aleena....” ucap Aksa pelan dengan membelai rambut aleena
“aleena, sudah subuh. Kamu sholat tidak?” lanjut Aksa
      Aleena mulai sedikit sadar, ia berteriak saat bangun, ia masih ketakutan dan mengira bahwa Aksa adalah perampok yang berusaha melecehkannya.
“Tolong!” teriak aleena dengan memeluk dirinya sendiri dalam duduknya
      Aksa lalu menyalakan lampunya
“aleena, ini aku aksa. Jangan takut” setelah lampu menyala aleena lalu memeluk kakaknya dengan rasa ketakutan
“aku disini, jangan khawatir, kamu akan baik-baik saja”
“kita sholat subuh yuk” ajak Aksa dan di angguki oleh aleena
      
                          __________
“apa untuk sementara kita tidak sekolah, karena aleena masih trauma. Sejak selesai sholat subuh aleena hanya termenung di kamarnya dan tidak mau keluar kamar.” ucap arion
“aleena tidak akan suka jika kita tidak masuk sekolah, dia pasti akan sedih. Tapi gue juga khawatir dengan keadaannya sekarang.” jawab Aksa
“tidak masalah jika aleena tidak suka, lagi pula aleena tidak akan sembuh jika kita tidak berbuat sesuatu”
“baiklah, kali ini gue setuju. Apa lo udah ngehubungi papa dan mama?”
“sudah, tapi mereka bilang mereka belum bisa pulang karena ada masalah yang belum terselesaikan di pabrik” jawab arion
“mereka keterlaluan. Seharusnya mereka bisa memperhatikan keadaan aleena, baru beberapa hari yang lalu mereka pulang dari luar negeri sekarang mereka sudah pergi lagi ke luar kota” ucap aksa
“mereka hanya mementingkan pekerjaan saja” ucap arion
“sudahlah, yang penting sekarang aleena memiliki kita dan kita yang harus merubah aleena kita. Gue udah ngehubungi psikiater, beberapa menit lagi ia akan datang” lanjut arion
“lo, tunggu psikiater itu datang. Gue mau ke kamar aleena”
      Aksa menghampiri aleena dan ia melihat bahwa aleena belum memakan sarapan yang ia bawa tadi. Aksa lalu menghampiri aleena yang hanya duduk termenung di dekat jendela yang masih tertutup.
“aleena, apa kamu masih memikirkan tentang semalam?” tanya Aksa dengan lembut
    
     Aleena tidak menjawab pertanyaan aksa, ia hanya termenung dan pandangannya sangat kosong. Aksa yang melihat hal itu sangat sedih, karena trauma aleena dapat menyebabkan aleena semakin sulit untuk berinteraksi dengan orang-orang.
“apakah ini pookie ku?” tanya Aksa dengan meraih punggung tangan aleena
“lihat aku pookie”
“Tidak! Tidak!” teriak aleena yang masih mengingat kejadian malam itu
“hei... Aleena kemarilah” ucap Aksa dengan memeluk erat aleena, lagi lagi aleena hanya bisa tenang dengan pelukan kakaknya
“psikiater akan datang, kamu jangan khawatir ya, kamu akan segera sembuh” ucap Aksa pelan dengan mencium kening aleena
Beberapa menit kemudian....
“aleena mengalami trauma yang berat, setelah saya memeriksa aleena. Rasa ketakutan dan trauma yang ada dalam diri aleena sangat berat. hal ini sangat buruk untuk kondisinya” ucap psikiater
“kondisi aleena yang belum sembuh dari phobia nya akan semakin sulit jika kita tidak mengatasinya dengan segera, dengan trauma yang ia alami ini, malah akan menyebabkan aleena semakin sulit untuk bertemu dengan orang-orang” lanjut psikiater
“lalu apa yang harus kami lakukan untuk bisa menyembuhkan aleena?” tanya Aksa
“aku akan datang ke sini seminggu dua kali untuk memeriksa aleena. dan di bantu dengan kalian yang memberikan aleena perhatian, dan saya sarankan kalian untuk memberitahu tuan dan nyonya elbaz, supaya aleena semakin mudah untuk sembuh dari traumanya” ucap psikiater
“baiklah. Saya pamit dulu” lanjut psikiater
“Terima kasih karena dokter telah menyempatkan untuk datang” ucap Aksa dan di angguki oleh psikiater
“mari saya antar” ucap arion
                         __________
“kenapa hari ini arion nggak berangkat ya?” tanya perempuan itu pada temannya
“mungkin dia sakit” jawabnya
“nggak mungkin! Kemarin dia baik-baik saja”
“ah aku tahu, jangan jangan kemarin arkan melabrak arion karena menggagalkan pertengkaran dengan El”
“bisa jadi sih, tapi tadi gue lihat kan arkan nggak berekspresi apa-apa waktu nama arion di sebut”
“iya juga sih”
“aduh pusing gue, mikirin arion”
“ya nggak usah dipikirin kalo pusing”
“ngeselin lo ya”
“hehehe. Maaf”
      Mereka adalah clarinta dan kiara, ya clarinta yaitu perempuan yang menyukai arion.
“ikut gue!” ucap clarinta
“kemana?” jawab kiara
“udah ikut aja, gue kan udah bilang ikut aja” ucap kesal clarinta
      Kiara mengikuti clarinta, entah ke mana clarinta akan membawanya dan itu membuat dirinya bingung batin kiara
“ehemm“ dehaman clarinta membuat arkan dan teman temannya terkejut
“eh clarinta, ada apa ini tumben banget lo ke sini”
“gue nggak mau basa basi ya jadi, lo apain arion sampai dia nggak masuk”
“lah, gue mana tau alasan dia nggak masuk. Kan gue bukan saudaranya”
“bohong kan lo”
“siapa juga yang bohong, kalau nggak percaya tanya aja sama mereka bertiga” clarinta mencoba melihat mata arkan dan arkan ternyata tidak berbohong
“oke. gue percaya, tapi kalau sampai gue tahu lo dan temen temen lo itu yang jadi alasan arion nggak masuk. Gue bakal kasih tahu bokap lo” alasan kenapa clarinta berani memberi tahu orang tua arkan karena papanya  clarinta dan papanya arkan adalah rekan kerja sekaligus sahabat SMA.
“ya jangan dong, nggak kasihan apa sama gue” ucap arkan dengan menggoda
“lagian kenapa sih lo suka banget sama arion, gantengan juga gue” ucapan arkan membuat clarinta muak dan ingin muntah, ya arkan cowok playboy dan tidak sedikit para siswi di sekolah itu yang mengidolakannya.
“bukan urusan lo. Yuk ki kita pergi” ucap clarinta dengan mengajak kiara pergi
“udah gitu doang, gue kira apaan. Bikin gue jantungan aja, waktu lo ngajak gue pergi” ucap kiara
“lebay lo” jawab clarinta dengan sinis
“ya sorry. gue punya ide, gimana kalau kita datang ke rumah arion”
“ide bagus, ya udah nanti setelah pulang sekolah kita datang ke rumah arion, sekalian ketemu camer, hahaha. Eh tapi kita beli buah atau kue dulu supaya keliatan perhatian”
“ok”
                          __________
             
        Clarinta dan kiara sudah berada di depan pagar hitam milik keluarga elbaz. clarinta yang mengemudikan mobilnya menekan klakson dan suara itu mengundang penjaga rumah untuk keluar dari pagar, penjaga tersebut lalu menghampiri clarinta.
“maaf, anda siapa?” tanya penjaga tersebut
“aku clarinta, teman sekolah arion afriza elbaz. Aku ingin bertemu dengan arion” ucap clarinta
“baik. Saya akan menanyakan kepada tuan arion”
“mengapa kamu bertanya? Bukankah aku sudah bilang, jika aku adalah teman arion” bentak clarinta
“maaf nona, tapi tuan Aksa dan tuan arion tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk tanpa seizin mereka” ucap penjaga tersebut dengan menundukkan tubuhnya
       Penjaga itu lalu mengambil ponselnya dan menekan nama arion untuk di hubungi.
PIP!
“.....”
“maaf tuan. Di sini ada perempuan yang bernama clarinta dan ingin bertemu dengan anda”
“.....”
“baik tuan”
PIP!
“silakan nona, kalian bisa masuk. Maaf sudah membuat kalian menunggu” ucap penjaga dengan membukakan pagar rumah yang berwarna hitam itu
      Saat clarinta dan kiara ingin masuk ke rumah keluarga elbaz mereka sudah di izinkan untuk masuk oleh para penjaga.
“luar biasa cla, kita udah di sambut aja sama para penjaga” clarinta tidak peduli dengan ucapan kiara, clarinta hanya ingin bertemu dengan arion
“nona, silakan duduk! Ingin minum apa nona?” tanya pembantu yang bernama lusi
“aku ingin minum juice alpukat” ucap kiara, bagi kiara hal ini adalah luar biasa karena ia tidak pernah di perlakuan seperti putri raja
“apaan sih lo. Nggak usah mbak” clarinta memarahi kiara
“baik kalau tidak ada, saya permisi dulu” ucap lusi
“kok lo ngelarang gue sih, kan gue haus” ucap kiara kesal
“diam” jawab clarinta
       Saat mereka berdua tengah berdebat, mereka tidak sadar bahwa arion sudah berada di belakang mereka.
“untuk apa kalian datang kemari?” tanya arion dengan suara dingin dan mulai mendudukkan dirinya pada kursi yang besar itu
“eh arion. Emmm aku khawatir karena kamu tidak masuk sekolah jadi, aku dan kiara datang kemari” ucap clarinta
“kenapa?” tanya arion lagi
“arion, aku sangat mencintaimu jadi, aku benar-benar khawatir. Kemarin kamu memisahkan El dan arkan, aku takut jika arkan melabrak mu dan menyakitimu”
“pergilah”
“hah? Mengapa kamu mengusir ku?”
“aku tidak menyukaimu”
“mengapa? Bukankah aku sudah berjuang untuk mendapatkan cintamu itu?” arion hanya memutar bola matanya malas
“dengar! Semua usaha mu tidak akan pernah mengubah pikiran ku sampai kapanpun.”
“kamu benar-benar jahat arion!” ada kekecewaan dalam ucapan clarinta
“ternyata kau baru menyadarinya” ucap arion dingin dengan memberikan senyum sinis nya
“lebih baik pergilah dan jangan ganggu aku” lanjut arion
“aku tidak mau pergi”
“baiklah! Penjaga!” arion lalu  memanggil penjaga untuk membawa clarinta dan kiara pergi keluar
      dua penjaga sudah berada di hadapan arion.
“bawa mereka keluar!” ucap arion dingin. Mereka lalu melaksanakan tugas mereka.
“lepaskan! Arion aku tidak mau pergi” berontak clarinta dan tidak di hiraukan oleh arion, arion lalu pergi meninggalkan mereka.
      Arion sekarang berada di taman belakang yang luas dengan tanaman-tanaman yang hijau, ia tengah membaca buku paket yang tebal ditemani dengan segelas coklat panas, hal itu adalah kebiasaan rutinnya setiap sore, Tiba-tiba ada suara Aksa.
“kenapa lo ngusir cewek lo?” Aksa mendudukkan dirinya pada kursi besi berwarna putih
“dia bukan cewek gue”
“tapi gue denger semuanya, gue pikir dia bener-bener ngejar lo”
“cuma cewek murahan” Aksa tahu bahwa arion dan dirinya tidak menyukai perempuan yang ganjen dan caper.
“besok bokap sama nyokap pulang”
“tahu dari mana lo?” tanya arion tanpa melihat wajah Aksa
“dari bibi atun”
“aleena sudah tidur?” tanya arion
“sudah”
                           __________
      Di sebuah kamar yang luas berwarna hitam dan putih yang berisikan sebuah piano hitam dan gitar hitam, seorang laki-laki tengah memainkan sebuah gitar dan menyanyikan sebuah lagu, ia adalah Elfarehza.
Tok! Tok! Tok!
 
      El berhenti memainkan gitar karena mendengar ketukan pintu.
“masuk” suara dingin el yang menyeramkan
“maaf tuan, tuan Damar memanggil anda” El memutar bola mata malas
“di mana dia?”
“sekarang beliau berada di ruang kerjanya”
“pergilah” ucap El dengan wajah datarnya
“baik tuan” pembantu tersebut lalu menundukkan tubuhnya dan pergi, tidak lupa juga pintu kamar El di tutup.
      El lalu keluar dari kamarnya dan menuju ruang kerja Damar. Damar nugroho adalah papa El, Sekarang El berada di depan ruang kerja papanya yang tidak jauh dari kamarnya.
Tok! Tok! Tok!
“masuk!” ucap Damar dan saat El masuk El menutup pintunya kembali.
“ada apa papa memanggilku?” tanya El kepada damar dengan kata yang jelas seperti tidak bicara dengan papanya.
“duduklah!” El lalu menurut
“bisakah kamu melakukan perbuatan yang tidak membuat aku malu?” tanya damar
“aku tidak mengerti” jawab El
“sampai kapan kamu akan seperti ini El?”   
“entahlah. Mungkin selamanya” jawab El tanpa rasa takut
“kamu sudah keterlaluan El”
“lalu, papa sendiri bagaimana?”
“apa maksudmu?”
“papa pasti bersenang-senang kan dengan perempuan murahan itu?” ucapan El membuat damar marah dan ingin menamparnya, tapi damar tahu jika ia melakukan kekerasan seperti itu malah tidak akan mengubah sikap dingin El kepadanya.
 “kenapa kamu selalu menyudutkan papa? apa yang kurang dari ku, aku selalu memberikan apa keinginanmu”
“lebih baik papa tanyakan ke diri papa sendiri” El malas berdebat dengan papanya dan memilih pergi meninggalkan papanya yang masih kesal dan marah.
“El, mau kemana?” bentak Damar
“keluar” jawab El tidak sopan
       El pergi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa berpikir bahwa dengan ulahnya ini dapat membuat dirinya atau orang lain celaka.
       El berada di sebuah makam yang sangat lama dan di penuhi dengan rumput-rumput yang lebar, makam tersebut adalah makam ibunya. Ia lalu membersihkan makam tersebut.
“maafkan El ma, El sudah membuat mama sedih. El akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan keadilan untuk mama” ucap El
        El lalu meninggalkan makam dan pergi entah tujuannya ingin kemana, karena ia hanya ingin meluapkan kemarahannya. Sekarang ia mempunyai tujuan yang sebenarnya.
        El menuju ke sebuah rumah mewah, ia membunyikan klakson mobilnya dengan sangat keras tanpa berpikir apakah itu sopan atau tidak. Para penjaga yang mendengar hal itu lalu keluar karena penasaran siapa yang sedang membunyikan klakson sekeras itu tanpa henti.
        Satu penjaga lalu membukakan pagar berwarna hitam, tanpa pikir panjang El menerobos masuk menggunakan mobilnya, padahal para penjaga ingin menanyakan siapa dia dan kenapa dia melakukan itu. Para penjaga lalu berlarian mengejar El, El yang mengetahui hal itu tidak peduli.
        El turun dari mobilnya ia melihat jelas bahwa para penjaga terengah-engah karena perbuatannya, ia lalu menuju sebuah pintu yang besar berwarna putih. Ia mendobrak pintu itu tidak peduli dengan kerusakan pada pintunya.
“ternyata itu kamu.” ucap seorang wanita yang sedang duduk dengan tenang di sebuah sofa besar berwarna putih
“pergilah kalian semua” ucap wanita itu pada para penjaga dan mereka menundukkan dirinya
“duduklah! Kita bicara dengan santai di sini” ucap wanita itu dengan wajah tenang dan senyum mengejeknya. Wanita itu menyilang kan kedua kakinya. Wanita itu bernama Emilia Robert, usianya sekitar 25 tahun
“aku tidak perlu basa basi dengan mu” ucap El dengan wajah datar
“katakan” wanita itu tidak takut sama sekali dengan El, ia seolah tahu tujuan El datang kemari. Oleh karena itu ia bersikap tenang.
“jauhi papaku mulai sekarang!” ucapan El yang tenang namun penuh penekan dalam setiap kata.
“kenapa?” jawab wanita itu mengejek. wanita ini adalah Emilia Robert asisten pribadi papanya, mereka telah menjalin hubungan, Usia Emilia 26 tahun.
“kau sudah tahu alasan nya” El memandang Emilia dengan tatapan benci dan muak
“jika begitu, bagaimana jika kamu memberikan aku sebuah jaminan?”
“apa maksudmu?” tanya balik El
“kamu tidak menyukai diriku sebagai calon mama mu, jadi bagaimana jika aku menjadi calon istri kamu?” El memutar bola matanya malas. Ingin sekali El membunuh Emilia tapi karena ada alasan lain, membuatnya mengurungkan niatnya.
“dasar murahan” jawab El pedas
“tidak apa, jika kamu menyebutku murahan. Toh yang aku pilih hanya kamu atau papa kamu.”
“cih.” El malas memandang wajah Emilia
“aku hanya mengingatkanmu untuk berhati-hati dengan ku. Aku tidak akan membiarkanmu untuk menikah dengan papa ku” tegas El dan meninggalkan emilia
      
    
    

Bình Luận Sách (308)

  • avatar
    Hafizul amriBisma

    bagus cerita nya, andai di dunia nyata beneran ada spt ini. pasti aku bahagia

    3d

      0
  • avatar
    Nazmi Fatimah

    bgus

    25d

      0
  • avatar
    Fahlan

    baiklah

    18/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất