logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

SCENARIO

SCENARIO

Relove Beeloved


1. Berawal dari sini

"Arunika! Kau benar-benar akan tinggal dengan kakakmu?"
Keputusan Runi untuk tinggal di rumah kakaknya sudah bulat, selain karena kakaknya yang kini sudah memiliki tempat tinggal sendiri dan pekerjaan tetap, alasan Runi pindah lainnya adalah karena Ia tidak bisa terus-terusan tinggal dengan Tante Mia yang bahkan tak ada hubungan darah dengannya. Hanya karena dulu dia adalah sahabat karib Ibu Runi, Tante Mia mau saja merawat Runi dan Alva, dua bersaudara itu.
Bukan karena tidak suka atau enggan, Runi merasa harus pindah karena harusnya Tante Mia sudah punya keluarga sendiri sekarang. Karena terlalu sibuk mengurus Runi sejak kecil, sampai-sampai Tante Mia lupa dengan usianya yang semakin bertambah dan harus segera menikah.
"Aku sangat yakin tante, masih ada Axellsen disini yang akan menemanimu! Dahhh!!" Dari dalam mobil yang mulai melaju, Runi melambaikan tangannya, lambaian tangan itu juga berlaku bagi Axellsen yang sedari tadi hanya berdiri saja tanpa mengatakan apapun, malah menatap tak peduli pada Runi, sama seperti biasanya. Dengan menaiki mobil yang baru saja dibeli kakaknya itu -walaupun nyicil- Arunika menuju tempat barunya.
Berat rasanya bagi Tante Mia untuk melepaskan Arunika, sama seperti saat dia melepaskan Alva yang memilih tinggal di asrama beberapa tahun lalu untuk menempuh pendidikan kepolisian. Terlebih mereka berdua sudah dianggapnya sebagai anak sendiri, walaupun keduanya sama-sama tak mau memanggilnya 'bu'. Tapi ya sudahlah, Setidaknya dia masih bisa berkunjung karena tempat yang akan ditinggali Arunika dan Alva tak terlalu jauh dari rumahnya.
Setelah setengah jam perjalanan mereka sampai, memang tidak jauh. Tapi tinggal di rumah sendiri akan lebih menyenangkan dibanding menumpang gratis di rumah orang lain.
Sementara Alva sibuk menurunkan barang-barang dari mobil, sang adik, Arunika malah sibuk menatap gedung apartement yang sangat tinggi, "Kau tidak tinggal di lantai sepuluh kan?" Yang Runi bayangkan adalah bagaimana jika Ia tinggal di lantai sepuluh? Dan bagaimana jika listrik tiba-tiba mati? Kakinya bisa patah jika harus berjalan melewati tangga.
"Tidak, aku tinggal di lantai lima belas." Alva mulai meledek adiknya, tapi Runi menganggap serius jawaban dari kakaknya itu dan mulai menghitung kira-kira dimana lantai lima belas itu berada, "Lantai lima belas itu terlalu tinggi,"
"Kan ada lift, bawa itu! Ayo naik!" Sambil menyeret satu koper dan menenteng satu tas besar, Alva berjalan masuk menuju lift. Diikuti Runi yang juga membawa tas berisi barang-barangnya, walaupun tak sebesar yang dibawa kakaknya. Lift berhenti di lantai tiga, Alva pun keluar. Saat itulah Runi baru sadar, Ia di bohongi kakaknya, "Kau bilang lantai lima belas!!" wajah kesal Runi mulai nampak.
"Aku pernah bilang padamu, jangan mudah tertipu omonganku. Haha!" Alva tertawa puas karena berhasil membohongi adiknya itu, Runi yang tak terima mulai mempercepat langkahnya, setidaknya dia harus mendaratkan satu pukulan sedang ke punggung kakaknya itu.
Menyadari sedang dalam bahaya, Alva dengan sigap memanjangkan langkahnya untuk kabur dari adiknya yang ganas itu, "Kak Alva, berhenti!!"
Alva berhenti tepat di depan pintu dengan bertuliskan nomor 302, Runi yang sedang berlari mengejarnya pun ikut berhenti, tapi gadis itu sudah lupa tujuan utamanya tadi, Ia fokus memperhatikan kakaknya yang sedang memasukan nomor sandi dengan hati-hati. Tak lama setelah itu pintu pun dapat dibuka dengan mudah.
"Wow, lumayan.Ternyata lebih luas dari dugaanku." Runi tampak puas dengan pilihan kakaknya itu. "Aku sengaja memilih yang luas, karena aku memang ingin mengajakmu tinggal denganku." Alva meletakkan barang-barang Runi di salah satu kamar, kamar itulah yang akan ditempati Runi "Kau tidur disini!". Runi mulai membongkar barang bawaannya dan menata sesuai seleranya. Sebagai kakak yang baik, Alva pun berniat membantu adiknya itu, kasihan adik kecilnya itu harus membereskan semuanya sendiri.
Alva membuka salah satu tas Runi yang ternyata berisi koleksi penggemar yang dikumpulakan Runi sejak bertahun-tahun, Ia pun mengambil salah satu barang secara acak. Satu stand figure sudah ada ditangannya, "Jadi ini biasmu?" Runi yang sebelumnya sibuk merapikan barang-barangnya pun lekas menoleh, setelah melihat apa yang sedang dipegang kakaknya itu Runi langsunng mendekat "Sebaiknya kau tidak memegang-ny-a"
Baru saja Runi berniat mengambil barang itu dari kakaknya, tapi stand figure biasnya itu sudah terbelah menjadi dua di tangan kakaknya yang ceroboh itu. "Kak Alva!!!" jelas saja Runi mengamuk, dia mengambil salah satu barang kesayangannya itu dari tangan Alva dan mencoba menyatukannya lagi, tapi jelas itu sia-sia.
"Maafkan aku!" Dengan penuh penyesalan, Alva meminta maaf pada adiknya. Ini bukan pertama kalinya kakak tercintanya itu merusak barang-barang miliknya. Tapi Runi masih bersabar sampai hari ini, apalagi sekarang Runi menumpang hidup pada kakaknya itu. "Tidak apa-apa, aku akan membelinya lagi."
"Apa ada yang bisa kubantu lagi?"
Runi langsung menggelengkan kepalanya saat tawaran bantuan dilontarkan Alva, "Tidak ada, sebaiknya sekarang kau lakukan kegiatan yang lain!" Alva menurut saja dengan adiknya, Ia langsung menuju ke kamar, dan kembali lagi dengan sebuah buku di tangannya. Lalu meposisikan dirinya senyaman mungkin di sofa dan memulai hobimya, yaitu membaca.
"Kau tidak bekerja? Aku kira menjadi seorang polisi akan sibuk." Walaupun sedang sibuk merapikan kamar, Runi masih sempat untuk mengobrol dengan kakaknya. Hal itu lama sekali tidak dilakukan karena Alva harus menjalani pendidikan kepolisian.
"Aku sedang belajar." Alva menjawab dengan mata yang masih fokus ke arah buku, Runi yang penasaranpun langsung mengintip dan melirik sampulnya, sebenarnya buku apa yang dibaca sang kakak. Buku dengan judul "Genius Detective" itu sanggup membuat Alva terpesona.
Runi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan membiarkan kakaknya terhanyut dalam rentetan huruf itu. Ia melanjutkan lagi urusannya yang belum selesai, yaitu menata kamarnya.
Ting!tong!
Mendengar bel berbunyi, Alva lekas membuka pintu. Dua paket ayam goreng datang, satu pedas dan satu original. Runi yang mencium aroma ayam goreng pun langsung bergegas menghampiri, ayam goreng adalah makanan yang tidak boleh dilewatkan. Chicken is the best!!
"Hmmm, enak sekali!!" Runi tak bisa untuk tidak memuji kelezatan ayam goreng pedas kesukaannya itu. Begitu juga Alva, Ia tampak sangat menikmati sampai-sampai tak bisa berkata apa-apa. Setelah menelan setidaknya tiga potong ayam goreng, Alva mulai berbicara.
"Apa kau benar-benar akan pindah sekolah?" Alva bertanya dengan serius, tapi Runi hanya mengangguk karena mulutnya masih penuh makanan.
"Sebenarnya kau tak perlu pindah, aku bisa mengantarmu setiap hari ke sekolah lama mu."
"Kau yakin? Mungkin kau belum terlalu sibuk karena baru saja mulai bekerja, tapi kau akan semakin sibuk nantinya."
"Tapi kau harus beradaptasi lagi, dan mendapat teman baru. Itu pasti sulit untukmu." Alva mulai mengkhawatirkan adiknya. Tapi nampaknya Runi tak merasa khawatir dengan dirinya sendiri, baginya semua sekolah sama saja. "Kenapa kau mengkhawatirkanku, aku bukan anak kecil lagi!"
"Kalau begitu istirahatlah, besok hari pertamamu di sekolah baru!" Setelah menyelesaikan makannya, Alva beranjak kemar melanjutkan lagi kegiatan membacanya. Runi juga sama, setelah merasa kenyang, Ia kembali merapikan kamarnya. Kamarnya harus segera rapi, agar dia bisa istirahat.
☆○☆○☆○☆
"Sekarang dimana uangnya?" Dengan marah-marah, bapak itu mengintrogasi pekerja paruh waktunya yang diduga mencuri uang.
"Aku tidak mencurinya, aku baru saja datang!" Gadis itu mencoba membela diri, tapi pemilik toko tak percaya padanya, "Jangan berbohong!! Mulai sekarang kau ku pecat." Pemilik toko menarik tangan gadis itu dan memaksanya pergi tanpa di beri upah sepeserpun.
"Setidaknya beri upahku!" Gadis itu mencoba membuka pintu toko, tapi rupanya sudah terkunci. Gadis itu hanya pasrah terduduk lemas di depan toko.
"Hana? Kau kenapa?" Seseorang menghampirinya, dia adalah Juna teman sekelasnya. Hana tak menjawab pertanyaannya, justru gadis itu terlihat menangis sambil menutup wajahnya.
Juna dengan cerdas mampu membaca situasi dengan cepat. Dia yakin temannya itu dipecat tanpa diberi upah, pasalnya ini bukan pertama kali dia melihat Hana seperti ini. Dengan wajah marah Juna menggedor pintu toko dan meminta untuk dibukakan. Sang pemilik toko pun keluar, "Kenapa? Kau pasti temannya kan? Katakan padanya jangan suka mencuri!!"
Juna tentu tak terima dengan perkataan bapak itu, "Kau lah yang mencuri, kau mangambil upahnya. Kau pikir aku tak tahu taktikmu!!" Dengan nada menggertak, Alva sanggup membuat pemilik toko itu ketakutan, dan tidak mampu berkata. Memang terdengar kurang sopan, tapi begitulah cara Juna menyelesaikan masalah.
"Berikan upah itu, atau aku akan panggil polisi" Juna mengeluarkan ponselnya dari saku, hal itu membuat pemilik toko semakin takut, tanpa pikir panjang bapak itu langsung mengambil uang dan memberikannya pada Juna, "Ambillah ini, sekarang pergi! Jangan membuat keributan di toko ku!!" Pintu langsung tertutup rapat setelah pemilik toko memberikan uang.
"Ini uangmu!" Juna memberikan uang itu pada Hana. Gadis itu sudah berhenti menangis, "Kenapa kau melakukan ini?"
Karena Hana tak kunjung menerima uang itu dan malah bertanya, Juna terpaksa meletakkan uang itu tangan Hana. "Karena ini adalah hakmu! Berdirilah! Biar kuantar pulang." Juna mengulurkan tangannya dan membantu Hana berdiri.
"Entah sudah keberapa kalinya kau menolongku, terimakasih." Hana merasa tak enak saat itu, disaat Hana kesulitan, disitulah ada Juna yang selalu membantunya.
"Entah sudah keberapa kalinya kau berterimakasih padaku." Juna membalasnya dengan santai, "Aku harus berterimakasih jika seseorang menolongku kan?" Hana melontarkan pertanyaan yang sebenarnya sudah pasti jawabannya.
"Kau benar. Ayo pulang!!" Juna mengiyakan saja pertanyaan Hana dan mengajaknya pulang.

Bình Luận Sách (86)

  • avatar
    MikaKyra

    alur ceritanya benar-benar bagus. Penulis nya hebat dapat membuat cerita seperti ini. Semangat untuk penulis nya

    02/01/2022

      0
  • avatar
    junelsyDelphi

    bgus

    04/04

      0
  • avatar
    Lamongan IndahPraditha

    🥳🥳🥳

    01/03/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất