logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 6 Telepon dari sahabat

Pernikahan adalah perjuangan.
Berhasil mempertahankan waktu demi waktu umur pernikahan merupakan sebuah karunia sekaligus prestasi bagi kedua mempelai.
♡ ♡ ♡
Beberapa hari ini suasana rumah tangga Firda sudah kembali tenang dan terlihat bahagia. Firda pun berusaha legowo memaafkan suaminya. Rayan pun demikian, berusaha mengambil hati Firda kembali. Setelah pulang kerja, mandi dan makan malam, Rayan tak pernah lagi keluyuran atau pun begadang dengan teman-temannya. Berusaha bangun pagi sendiri dan tidak terlambat lagi ke tempat kerja. Meskipun Firda masih belum mau disentuhnya, Rayan tak berani memaksa. Rayan sangat mengerti jika istrinya masih butuh waktu. Bagi Rayan, dimaafkan kesalahannya kali ini saja sudah sangat bahagia.
Firda pun merasa cukup senang karena Rayan kembali seperti dulu lagi, sebelum mengenal teman-temannya yang sekarang. Firda dan Rayan menempati rumah mereka di perumahan ini sudah hampir lima tahun. Dulu mereka menempati rumahnya saat perumahan masih baru saja selesai dibangun dan masih sepi. Tetangganya masih jarang sekali.
Sebelum mengenal banyak teman, Rayan hampir tak pernah keluar rumah. Pergi ke mana pun selalu mengajak istri dan anaknya. Namun, seiringnya waktu berjalan dan tetanggapun sudah banyak yang berdatangan, Rayan pun jadi sering begadang.
Hampir setiap hari ada saja alasan yang dibuat agar bisa keluar rumah. Firda tak pernah marah, hanya sering memperingatkan. Dan semakin lama Rayan tak lagi bisa dilarang. Firda tak berani lagi membantah dan hanya diam saja. Pikir Firda, biarlah karena suaminya hanya bermain di sekitar perumahan saja, tak pergi ke mana-mana.
Ternyata Firda salah, di saat bermain dengan teman-temannya itulah waktu yang dipergunakan oleh Rayan untuk bermesraan dengan para wanita kenalannya yang ada di dunia maya.
Yaa ... dunia maya benar-benar bahaya jika kita tidak bijaksana dan hati-hati jika berselancar di dalamnya. Ditambah lagi sekarang ponsel semakin canggih dan manusia pun semakin menggilainya.
Campur baur laki-laki dan perempuan dengan bebas bercerita dan bercanda di dalam dunia maya. Foto-foto mereka pun bertebaran di mana-mana dengan pose yang terkadang tak lagi menggunakan etika. Saling kagum dan saling suka akhirnya terjadi di antara mereka yang lupa dengan iman. Bahkan banyak di antara mereka yang sudah berkeluarga akhirnya saling mengumbar aib pasangan mereka masing-masing demi perhatian dari orang yang mereka suka. Curahan hati yang membuat simpati dan akhirnya berakhir dengan cinta yang haram, bahkan banyak yang berakhir dengan perceraian karena ketahuan melakukan hubungan terlarang.
Bersyukur sekarang ini Rayan mau berubah. Yaaa ... semoga saja ....
Karena Rayan tak memegang ponsel, Firda mengalah meminjamkan ponselnya untuk dipakai oleh Rayan. Firda berpikir Rayan pasti lebih membutuhkan untuk pekerjaan dari pada dirinya yang hanya di rumah saja. Apalagi selama ini Firda juga selalu mengalah tak pernah membeli pulsa untuk kuota. Firda memakai ponsel lamanya yang hanya bisa dipakai untuk menelepon dan kirim pesan saja.
Rayan pun sangat bersyukur dan menyadari kesabaran serta kebaikan istrinya. Namun, ego seringkali mengacaukan isi kepalanya. Setan pun sering sekali menggoda imannya. Rayan sangat mencintai Firda. Dan Rayan tak ingin Firda meninggalkan dirinya. Mungkin dia bisa gila, begitu yang ada dipikirannya.
♡ ♡ ♡
"Assalamu'alaikum Firda, bagaimana kabarmu? Kok kamu sekarang nggak pernah online. Kamu baik-baik saja kan?" sapa seseorang yang sangat dikenalnya melalui telepon jadulnya.
Rani, sahabatnya sewaktu bekerja. Mereka dulu tinggal di kamar kos yang sama. Pergi ke mana-mana selalu berdua. Dari pertama perkenalan mereka di tempat kerja, mereka sudah seperti saudara. Mencari kos berdua, makan berdua, berangkat dan pulang kerja pun selalu bersama. Bahkan setelah Firda memutuskan berhenti bekerja dan menikah, tak lama kemudian Rani pun memutuskan hal yang sama.
Namun, sekarang Rani ikut suaminya tinggal di kota sebelah. Karena kesibukannya mereka sudah lama sekali tak berjumpa. Hanya kirim kabar lewat telepon atau pesan saja.
"Alhamdulillah, baik, Ran. Bagaimana kabarmu, suami dan anak-anakmu, sehat semua? Usaha juga pasti tambah lancar, kan?" Firda menanyakan kembali kabar sahabatnya dengan gembira.
Firda sangat senang jika ada teman yang meneleponnya. Dirinya memang tak punya banyak teman, ditambah tak pernah pergi ke mana-mana, sangat bahagia jika ada yang meneleponnya apalagi jika ada yang bermain ke rumahnya.
"Alhamdulillah, sehat semua, lancar semua. Tapi jangan bahas aku dulu, Fir, aku telepon mau bahas soal kamu lhoo ... ehmm ... tapi kamu jangan tersinggung, yaa. Aku sebagai teman hanya mengingatkan saja, sebelum terlambat. Dengarkan aku dulu, jangan dipotong bicaraku. Coba kamu lihat FB suamimu itu, hati-hati, terutama dengan perempuan yang namanya May. Seperti orang pacaran saja mereka. Rasanya tak pantas meskipun kelihatannya bercanda. Tapi aku menilainya kok beda ... menurut aku nggak pantas saja. Aku tahu Fir, kamu nggak pernah suudzon sama suamimu. Tapi apa salahnya kalau waspada. Hanya berniat berjaga-jaga saja Fir, biar rumah tangga kita selamat dari gangguan orang ketiga. Aku juga lihat Mas Rayan penampilannya berbeda, sekarang gaul banget sepertinya. Nggak seperti dulu, sederhana, cuek sama penampilan. Lihat sekarang, penampilan dan gayanya kayak anak remaja. Sementara kamu, aku yakin pasti dari dulu sampai sekarang sama saja." Rani menjelaskan alasan dia menelepon Firda saat ini. Menggoda Firda dengan sedikit bercanda mengenai Rayan dan juga dirinya.
Tanpa Rani ketahui bahwa hal itu mengingatkan Firda pada masalah beberapa hari yang lalu, yang berusaha dirahasiakan dan dilupakannya.
Firda hanya diam mendengarkan suara Rani. Hatinya yang mulai tenang akhirnya sakit kembali. Tak terasa ada yang menetes dari matanya. Tanpa sadar Firda pun terisak dan menangis mendengar kata-kata sahabatnya.
Selama ini Firda mengalah untuk tidak berselancar di dunia maya. Firda mengalah karena baginya urusan suami di atas segalanya. Firda nelangsa. Karena kebaikannya disalah gunakan oleh suaminya. Dan Firda tak pernah mengetahui apa-apa karena dia tak pernah melihat status suaminya di dunia maya. Bahkan Firda tak pernah tahu juga Rayan berteman dengan siapa saja.
Rani menyadari diamnya Firda dengan suara isak tangis di dalamnya, dia tahu sahabatnya sedang tak baik-baik saja. Rani pun diam tak berani melanjutkan kata-katanya. Menunggu sahabatnya tenang dan menceritakan keadaan yang sesungguhnya adalah harapannya.
"Nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terlanjur. Aku sudah mengetahuinya. Beberapa hari yang lalu kami bertengkar, Ran. Aku sebenarnya ingin pergi saja, tapi Rayan mengancam mau bunuh diri. Seandainya pergi pun aku bingung mau ke mana, kamu tahu sendiri kalo aku tak punya rumah," jawab Firda yang lebih memilih berterus terang kepada sahabatnya.
"Yang sabar, ya, aku yakin kamu kuat. Aku tahu kamu bisa menjalani ini semua. Kamu kan sabar orangnya. Tetanggaku ada juga yang suaminya selingkuh, tapi ternyata mereka tetap utuh rumah tangganya sampai sekarang. Tak semua masalah rumah tangga harus diselesaikan dengan perpisahan. Ah, aku tahu aku hanya bisa bicara saja, mungkin jika aku menjalaninya belum tentu bisa, naudzubillahimindzalik ... jangan sampai, deh ... hehehehe ... maaf, ya, Fir," kata Rani canggung tanpa berniat menyinggung perasaan sahabatnya.
"Iya, Ran, santai saja lah, aku sudah bertekad untuk memaafkan dan melupakan kesalahan Rayan. Biarlah ini menjadi pelajaran agar aku juga bisa menjadi istri yang lebih baik lagi." Firda mencoba berbicara tenang dengan sahabatnya. Dia tak ingin terlihat menyedihkan. Setelah berbincang-bincang cukup lama, mereka pun mengakhiri obrolan mereka.
Tak berapa lama ada beberapa temannya yang juga teman suaminya menelepon dirinya. Mereka ternyata membicarakan hal yang sama. Ada yang menyarankan untuk berpisah saja jika Rayan memang terbukti macam-macam, ada yang menyarankan bersabar dan memaafkan kesalahan suaminya. Mereka pasti tidak ada yang tahu jika suaminya sudah berhubungan jauh dengan wanita itu. Kepada mereka Firda hanya mendengarkannya saja. Dia tak begitu menanggapi semuanya. Tak juga menceritakan hal yang sebenarnya. Firda hanya jujur kepada Rani saja.
Ah, ternyata betapa bodohnya dirinya. Firda merasa seperti istri yang tak memperhatikan suaminya. Firda merasa sebagai istri yang tak mau menjaga rumah tangganya. Padahal Firda hanya berniat memberikan sedikit kebebasan kepada Rayan.
Firda tahu seorang suami juga tak akan suka jika terlalu dikekang. Tanpa sadar Rayan membuka aibnya sendiri. Firda yang tak tahu apa-apa, akhirnya mengetahui semua dari teman-temannya. Walaupun sebelumnya Firda sudah mengetahui yang sebenarnya terjadi dan masalah pun sudah teratasi. Namun, saat ini Firda merasa sangat malu kepada teman-temannya. Dia merasa menjadi istri yang acuh pada suaminya. Padahal kenyataannya mereka tak tahu jika Firda hanya berniat berhemat dengan tidak membeli pulsa untuk kuota.
'Mungkin selama ini aku juga salah. Aku terlalu abai pada Rayan. Aku terlalu memberinya kebebasan. Mulai saat ini aku tak akan lagi diam. Aku harus waspada jika ingin rumah tanggaku baik-baik saja,' batin Firda dalam hati.
Firda tahu perjuangannya tak akan mudah. Namun, Firda menjalaninya dengan niat ibadah karena Allah Ta'ala. Firda sangat yakin, dia bisa.

Bình Luận Sách (87)

  • avatar
    LiyduLismawati

    ceritanya bagus.. ga nyangka firda sesabar dan seikhlas itu. lika liku rumah tangga betul betul berat

    15/08/2022

      0
  • avatar
    FaradilaMuliani

    terima kasi

    18d

      0
  • avatar
    DesvianaRodhiyah

    ceritanya sangat menarik

    21/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất