logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 4 Alasan Kamu Benci Aku Kenapa??

Bagian_4
-----------------
Pov Icha
[ Cha, maaf ya, Mba cancel saladnya rasanya tidak sesuai ekspetasi soalnya.] begitu pesan chat dari Mba Chacha yang bikin aku shock.
[ Memang salad Icha kenapa rasanya Mba? ] karena penasaran aku bertanya kepada dia.
[ Tadi pagi Winda anterin saladnya rasanya asem banget terus encer agak basi juga. Pokoknya nggak enak banget. Maaf ya Mba cancel saja orderannya. ] dari pesan terakhir Mba Chacha aku langsung ngeh kalau semua ini pasti ada campur tangan Winda.
"Salah aku kekamu apa sih Win? pertama kamu tiba-tiba cuma order fiktif ke aku, sekarang kamu fitnah jualan aku, jatuhkan aku." batinku sewot.
Yang buat aku marah sekarang aku sudah dijalan mau anterin pesanan buat Mba Chacha aku rela begadang demi pagi bisa dianterin tapi malah di-cancel.
"Terus kamu mau nuduh aku gitu, kalau kamu nggak percaya sama aku kenapa kemaren kamu titipin tester itu ke aku, kamu kasihin aja sendiri nungguin dia sampe pulang, segitu aku udah amanah udah aku kasihin ke Mba Chachanya."
Winda justru marah balik ke aku pas tadi aku telfon dia, tapi hati kecil aku yakin semua ini pasti ulah Winda. Dan aku tidak akan diam saja sebelum Winda menjahati aku tanpa sebab akan aku balas, tidak dengan cara yang sama tapi aku akan membalasnya dengan cara yang cantik.
Akhirnya aku bertekad untuk membalas kelakuan Winda ke aku, yang menurut ku ini sudah sangat keterlaluan.
"Icha, bukan sih? " tiba-tiba ada yang menyapa ku.
"Iya benar. " jawab ku singkat.
"Ya ampun, kamu masih ingat aku nggak, Wulan?! " ternyata yang tadi menyapa ku adalah Wulan teman satu kelas ku sewaktu SMA, teman Winda juga.
"Wulan? Ya ampun udah lama ya kita nggak ketemu." kita saling pelukan akrab.
"Oh ya, kok kamu ada didaerah sini, mau ada perlu? " tanyanya lagi.
Akhirnya aku ceritakan kenapa pagi ini aku ada disini, semuanya tanpa ditutupi, bahkan tanpa sengaja aku pun menceritakan soal Winda dan perasaan aku kalau kejadian Mba Chacha yang men-cancel salad ku pasti ulah Winda juga.
"Ya Allah!! Kok tega gitu sih Winda, udah sini saladnya semua aku beli ya, sebagian mau aku bagi-bagiin, sebagaian mau aku kasih kejutan buat Mba Chacha. Biar dia tau kalau dia itu aslinya dikerjain sama Winda." dan ternyata Wulan itu adalah adik ipar Mba Chacha dan dia ada disini karena mau menghadiri pesta ulang tahun ponakannya, Rafkha.
"Kamu serius, Lan? " tanyaku masih tidak percaya.
"Ya bener lah, aku yakin kok kalau kamu sedang di fitnah sama Winda, mungkin kamu nggak ngeh tapi aku udah pernah order salad kamu beberapa kali, saladnya enak kok. nggak seperti apa yang Mba Chacha bilang, apa lagi kamu bilang tadi kamu ngasih testernya kemaren siang tapi kenapa Mba Chacha bilangnya Winda baru kasih testernya tadi pagi. Pasti sebelum tester itu dikasih ke Mba Chacha, pasti Winda udah kasih apa-apa dulu yang buat salad kamu jadi nggak enak. " penjelasan Wulan membuat keyakinan aku makin bertambah kalau semua ini ulah Winda.
"Lan, aku ikut kamu kepesta ulang tahun anaknya Mba Chacha ya, kalau benar Winda tetangganya Mba Chacha pasti ada disana, aku ingin kasih kejutan." tiba-tiba saja aku punya Ide.
*****
Disini aku sekarang, didepan rumah Mba Chacha, dan aku lihat ada Winda dan juga Mba Dwi, yang minggu kemaren marah-marah kalau nyesel order salad ke aku karena rasanya tidak enak.
"Kayaknya Mba Dwi masih saudaranya Winda, mereka akrab banget." gumam batin ku.
"Cha, yuk masuk. " ajak Wulan membuyarkan lamunan aku.
Aku nurut, berjalan kebelakang Wulan, tanpa Winda sadari kalau aku juga ada disini sekarang, aku akan buktikan kalau salad buah buatan aku tidak seperti yang Mba Chacha dan Mba Dwi bilang.
"Loh, Icha?" terlihat jelas ada ketakutan dari sorot mata Winda ketika melihat aku.
"Mba Chacha, kenalin ini teman SMA aku Icha namanya, teman Winda juga kita dulu satu kelas, iyakan Win? " Wulan memperkenalkan aku didepan Mba Chacha, nampak jelas Mba Chacha terkejut.
"Oh iya Mba, ini aku mau ngasih ini buat cemilan yang hadir, tapi sebelum aku kasihin, silakan Mba Chacha cicipi dulu." lagi Wulan berbicara.
Sedikit deg-degan ketika Mba Chacha Dengan pelan membuka cup salad aku.
"Ini kamu beli salad buah dimana Wulan, enak banget seger rasanya pas semua." puji Mba Chacha setelah menghabiskan salad buah buatan aku.
"Aku tadi ketemu sama Icha didepan dia mau anterin pesanan salad yang tiba-tiba di Cancel karena katanya nggak enak, ya yang Mba makan ya salad yang aku beli di Icha." jelas Wulan.
"Hhahh.. " nampak Mba Chacha dan Mba Dwi terkejut tapi aku lihat Winda justru salah tingkah.
"Mbanya mau salad buah. Enak loh." Wulan memberi satu cup ke Mba Dwi.
"Oh iya, Win. Ini salad pesanan kamu kemaren kan pas aku bilang mau bikinin pesanan buat Mba Chacha kamu sekalian order buat kamu aku bikinin yang spesial dijamin nggak encer, nggak enek dan nggak Asem." aku menyerahkan pesanan Winda dengan nada sedikit ditekankan ketika mengatakan tidak asam.
"E-em ta-tapi aku ng-nggak bawa dompet." kilahnya dengan gugup.
"Buat kamu aku gratisin kok, itung-itung tanda terima kasih karena kemaren kamu sudah mau bantuin kasihin testernya Mba Chacha, kamu kan anaknya Amanah banget." ucapku sambil menekan kata Amanah.
"Serius ini Mba bingung ya, ini beneran salad buah buatan kamu Cha? Kok rasanya beda dengan yang tadi pagi Winda kasih ya." Mba Chacha nampak kebingungan.
"Iya bener, waktu minggu kemaren aku order juga nggak enak asem, encer bikin eneg lagi, tapi kok ini enak ya." sahut Mba Dwi menimpali ucapan Mba Chacha.
"Ini salad aku asli, mungkin saja ketika Mba, Mba makan agak sedikit terkontaminasi jadi rasanya berubah." seloroh ku sambil melihat kearah Winda.
"Waktu itu memang orang pertama yang nyicipin salad kamu Winda sih, kebetulan Winda sepupu aku dia lagi nginap kerumah, pas aku mau makan Mamah aku panggil jadi aku kasihin ke Winda dulu, eh malah rasanya ya itu tadi nggak enak, makanya aku marah-marah. Maafin aku ya Icha." jelas Mba Dwi,
Dari penjelasan Mba Dwi semakin membuat aku yakin pasti apa yang terjadi kemereka ulah Winda semua, berdasarkan yang aku lihat keduanya orang yang dekat dengan Winda, satu sepupunya satu tetangga dekat.
Aku juga baru tahu kalau Winda tinggal disini. Pantas saja kemaren pas aku mau kasih tester buat Mba Chacha tiba-tiba ketemu Winda dijalan depan. Dan b*d*hnya aku nggak ngeh kenapa Winda bisa langsung tau kalau aku akan kasih tester ke Mba Chacha, kalau bukan karena dia sudah diberitahu, secara mereka tetangga dekat.
"Icha, maafin Mba ya, kalau tau rasanya seenak ini Mba nggak bakal Cancel, mungkin saja kemaren Winda nyimpennya yang salah jadi pas Mba cicipin udah nggak enak rasanya." permintaan maaf Mba Chacha menyadarkan aku dari lamunan.
"Aku juga minta maaf ya Cha, kalau kemaren sempat marah-marah, asli saladnya enak kok, nggak bikin eneg." lagi Mba Dwi menimpali.
"Iya Mba, nggak apa-apa kok, aku bisa malumi, sebab udah resiko orang jualan pasti ada yang suka ada yang berusaha menjatuhkan." sindirku kepada Winda.
Aku lihat Winda diam-diam mau pergi dari sini setelah mendengar sindiran dari aku. Dengan cepat aku menyusul Winda, dan mencekal lengan dia, aku hanya ingin tahu alasan dari semua yang dilakuka itu apa. Keapa segitu jahatnya ke aku.
"Mau kemana kamu? " hadangku sambil mencekal lengannya.
"Bukan urusan kamu, lepasin. " dia berusaha melepas cekalan aku tapi tidak berhasil.
"Maksud semua perbuatan kamu apa. Kenapa tega-teganya kamu fitnah aku, jatuhkan jualan aku." hardik ku sewot.
"Yang Fitnah siapa, jangan asal nuduh deh." dia masih berusaha melepaskan cekalannya dan aku semakin kuat mencekal lengan dia.
"Ini bukan nuduh, kamu dengar sendiri Kan penjelasan Mba Dwi dan Mba Chacha mereka orang terdekat kamu dan mereka tiba-tiba marah dan men-cancel Orderan aku, kalau bukan karena hasutan kamu terus siapa lagi." aku berusaha menahan emosi menghadapi Winda yang memasang tampang tidak bersalah.
"Memang kamu pantas mendapatkan semua itu." ucapanya tiba-tiba yang membuat aku terkejut.
"Maksud kamu apa? " aku bertanya penasaran.
"Aaarrhhhhggg lepasin nggak?" teriaknya.
"Nggak. Kamu punya dendam apa sih ke aku? " aku masih bertanya berusaha mendapatkan penjelasan dia.
"Yang jelas aku benci kekamu, aku ingin kamu hancur, sama seperti kamu buat aku hancur." aku lihat dari sorot Matanya ada kebencian yang begitu dalam kepada aku.
"Aku mau lihat kamu jatuh Icha" teriaknya tepat ditelinga aku, sontak hal itu membuat aku kaget dan melepas cekalan dilengannya.
"Maksud ucapan Winda apa ya, kenapa dia sebenci itu ke aku, ada dendam apa Winda ke aku? " batinku masih bingung dengan semua ucapan Winda.
🥑🥑🥑🥑

Bình Luận Sách (108)

  • avatar
    Ropi parohiBayu

    cerita nya baguss banget

    14/06/2022

      0
  • avatar
    Indra Gunawan

    kisah yang mengharu biru, dan bisa jadi pelajaran buat orang tua agar dalam didik anaknya jangan sampe memaksakan keinginan yang malah membuat anak tersebut menderita

    19/01/2022

      3
  • avatar
    FlowerStar

    Bagus,dari cerita ini bisa kita simpulkan bahwa bila kita mau serius ingin menjadi sukses,memang sering mengalami tantangan.Tapi..kita harus lewati tantangan itu dgn sabar dan terus berdoa. Dan ...niscaya pasti bisa melaluinya. Bahkan kita akan menjadi orang yg lbh sukses dan percaya diri .

    03/01/2022

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất