logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 3.2

Saat ini Senja sudah siap dengan dres berwarna hitam sepanjang lutut dengan tali spaghetti melingkari bahunya. Senja kelihatan cantik dengan gaun yang dia kenakan sekaligus riasan wajah maupun rambut yang ditata sedemikian rupa menambah kadar kecantikan senja yang biasanya hanya menggunakan celana jens.
"Papa Senja gak mau pakek sepatu ini." Senja membuang sepasang high heels yang sudah disiapkan sang ayah.
"Dipakai Senja biar penampilanmu tambah sempurna."  Pak Deni tetap kekeh memaksa Senja memakai high heels.
"Senja benar-benar tidak bisa ayah, nanti kalau Senja jatuh malah akan mempermalukan ayah." Senja mengutarakan keresahannya dari tadi untuk tidak memakai high heels itu, ya karena memang Senja tidak pernah memakai sepatu tersebut.
"Ok untuk malam ini kami ayah ijinkan memakai flat shoes. Tapi setelah ini belajarlah menggunakan high heels." Pak Deni memilihkan flat shoes dengan warna senada dengan sepatu high heels tadi. 
"Memangnya ada ap sih yah kok harus belajar pakek kayak gitu juga...?" Kemarin Senja disuruh untuk mempelajari kegitan ibu rumah tangga sekarang malah disuruh untuk belajar memakai high heels aneh-aneh saja ayahnya sekarang.
"Gak usah banyak tanya lakuin saja apa yang ayah perintahkan, ini juga demi kebaikanmu." Kebaikan apa jika akan menyiksa dia dikemudian hari.
Setelah Senja dan ayahnya siap, sopir yang diutus oleh ayah Senja untuk membawa mobilnya sekarang melaju dengan kecepatan sedang kearah restoran Avant. Mereka keluar dari mobil dengan Senja menggndeng lengan pak Deni. Jelas saja Senja melakukan itu karena dia tidak mau sang ayah berjalan terlalu cepat.
Sedangkan Damar yang melihat pak Deni dan calon istrinya memasuki restoran dia tertegun melihat Senja yang begitu menawan malam ini, tapi Damar harus menahan wajah sumringah itu agar tetap terlihat cool dan kejam secara bersamaan.
"Selamat malam tuan Damar, nyonya Viona dan tuan Subagio." Senja yang mendengar sapaan sang ayah kaget karena setau dia tuan Subagio merupakan atasan sang ayah.
"Silahkan duduk pak Deni." Jelas saja ayah Damar kaget saat tau didepannya ada pak Deni dan juga seorang wanita cantik. Dia sudah bisa menebak jika calon istri yang dibicarakan oleh Damar adalah anaknya pak Deni ini.
Pak Deni dan Senja duduk dengan tenang karena Senja pikir ini hanya makan malam bisa dan untuk menghormati atasannya sang ayah sampai rela memilihkan gaun.
"Silahkan kita makan terlebih dahulu, setelahnya baru membicarakan apa yang memang harus dibicarakan." Pak Subagio memerintahkan mereka semua makan terlebih dahulu karena dia sudah bisa menebak nantinya pembicaraan ini akan rumit.
Damar yang tepat ada didepan Senja tak henti-hentinya mencuri pandang untuk melihat wajah meneduhkan dihadapannya. Dia hanya gengsi untuk memuji ataupun menatap dengan dengan gamblang Senja. Sedangkan Senja sendiri tau jika lelaki didepannya ini sudah memperhatikan dirinya dari tadi. Meskipun Senja bukan pengoleksi lelaki tapi dia sangat tau jika lelaki didepannya bisa dibilang sempurna untuk dijadikan suami, tampan iya dengan rahang kokoh dan wajah dengan pahatan sempurna serta tubuh tegap dan gagah tercetak dibalik toksedo yang dia kenakan, tajir apa lagi itu sudah pasti bahkan sampai nanti sepuluh turunan tidak bekerja harta yang ditinggalkan masih utuh. 
Senja hanya bingung kenapa dia dari tadi selalu diperhatin oleh semua orang dimeja ini, apakah ada yang salah dengan dandanannya. Itu hanya Damar dan keluarga yang tau.
Senja memenghentikan pengamatannya terhadap Damar, bisa-bisa jika diteruskan dia akan malu sendiri. Senja hanya fokus pada steak yang ada didepannya, tidak mau lagi memandang Damar yang juga makan dengan hikmat.
Acara makan ini tak berlangsung lama karena setelah menyantap makanan dan cuci mulut, pak Subagio membawa kami semua keprivat room yang sudah dipersiapkan oleh kelurga beliau.
"Sini Senja duduk bareng Tante." Tiba-tiba saja Bu Viona menarik Senja untuk duduk disebelahnya.
Sedangkan Senja yang diperlukan seperti itu terenyuh, belum ada wanita dewasa yang memperlakukan dia seperti itu. Apa lagi sekarang malah Senja sedang dipeluk, Senja hanya merasakan nyaman dan terharu sekaligus, sudah lama dia gak merasakan hal ini lagi.
"Senja sudah kuliah semester berapa...?" Setelah acara pelukan yang singkat itu Bu Viona mendominasi pembicaraan dengan Senja sebagai objeknya.
"Belum kuliah Tante, masih kelas XI SMA." Senja menjawab pertanyaan Bu Viona sambil terkekeh masa dia yang masih unyu gini sudah dikira kuliah.
"Ehhh iya tah, tante kira kamu udah kuliah." Bu Viona tertawa lepas mendengar jawaban Senja, entah kenapa dia saat melihat Senja sudah terpesona banget seakan dia ingin jadi ibunya Senja saja dari pada Damar.
"Kapan-kapan kita keluar bareng ya sayang, beli baju, beli tas, shooping deh pokoknya, kalo kaya gini serasa punya anak cewek deh." Jiwa ibu-ibu yang sudah lama hilang muncul juga dalam diri Bu Viona saat melihat Senja jadi pengennya selalu didekat Senja saja. Sehingga Bu Viona menawarkan untuk shoping barengan pasti seru, shoping dengan anak cewek.
"Senja selalu sibuk Tante, gak bisa kalo pulang sekolah." Senja langsung menolak karena jelas saja dia lebih memilih untuk jalan dengan geng Pedro dari pada shooping gak jelas, apa lagi itu bukan dia banget.
"Senja sibuk belajar ya sekarang." Bu Viona jelas kecewa Senja menolak ajakannya, angan-angannya untuk merasakan punya anak cewek bubar begitu saja.
"Gak juga Tante, soalnya setiap sore Senja harus kumpul-kumpul gitu." Senja menutupi kalau dia akan pergi dengan geng Pedro, bisa berabe jika Bu Viona jadi ilfil dengan kelakuan dia.
"Yah gak bisa ya, kapan-kapan luangin waktu buat Tante ya, pokoknya harus Tante tunggu." Itu keputusan final dari Bu Viona dia hanya mau merasakan punya anak cewek meskipun sekali.

Bình Luận Sách (166)

  • avatar
    FahrezaMuhammad

    seru apk nya ya geus tinggal download apk nya boy

    5d

      0
  • avatar
    SandyVerry

    good

    30/07

      0
  • avatar
    yuuYuuu

    seru banget cok, athor lanjuntin thor

    15/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất