logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 3 Menahan Sakii

Tengah malam.
Vannie yang membuka matanya dan terdiam selama beberapa menit.
"Kenapa aku di sini lagi? apa yang terjadi? apakah aku pingsan lagi?" batin Vannie.
Vannie yang ingin bangkit ia melihat seorang pria yang tidak dia kenali sedang duduk sambil memejamkan matanya."
"Kenapa ada seorang pria di sini," batin Vannie.
"Seingatku, aku meninggalkan rumah Kenny dan berjalan menuju ke jalan besar. kemudian apa yang terjadi kenapa aku tidak ingat? atau aku pingsan dan ditemukan oleh pria ini," batin Vannie.
Vannie bangkit dan duduk bersandar menatapi nasibnya dengan mata berkaca-kaca.
"Aku hanya pekerja biasa yang digaji tidak seberapa, aku juga tidak bisa tinggal lama di sini. besok aku harus pergi. kalau tidak, uangku tidak akan cukup sampai akhir bulan," batin Vannie.
Sesaat kemudian Shane membuka matanya dan melihat gadis itu yang sedang mengeluarkan air matanya.pria itu hanya diam dan tidak ingin menganggu gadis itu.
"Apa yang terjadi pada gadis ini dan di mana keluarganya?" batin Shane.
"Sudah bangun? bagaimana, apakah masih terasa sakit atau...?" tanya Shane yang terhenti.
"Terima kasih karena telah menyelamatkan aku!" ucap Vannie.
"Masalah kecil saja, jangan sungkan! apakah kamu merasa tidak nyaman?"
"Aku baik-baik saja!"
"Di mana keluargamu? aku bisa membantumu menghubungi mereka," tanya Shane.
"Aku tidak memiliki keluarga," jawab Vannie.
"Teman? apakah kamu memiliki teman atau kekasih?" tanya Shane.
"Aku hanya sendirian," jawab Vannie dengan menunduk.
"Ternyata begitu! baiklah, apakah kamu ingin makan sesuatu?"
"Aku tidak lapar, Tuan, apakah aku bisa tahu siapa namamu?" tanya Vannie.
"Namaku adalah Shane Wang, dan siapa namamu?"
"Vannie Lee adalah namaku," jawabnya dengan senyum paksa.
"Senang berkenalan denganmu, aku berharap lain kali jangan pingsan lagi! ini sangat bahaya bagimu terutama hanya seorang diri," kata Shane.
"Setidaknya aku bertemu dengan orang baik," ucap Vannie dengan senyum.
"Saling tolong menolong adalah hal yang wajar, aku senang melakukannya," ujar Shane.
"Kata dokter kamu harus dirawat selama seminggu, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ucap Shane.
"Iya," jawab Vannie.
Setelah beberapa jam kemudian cuaca sudah terang dan matahari telah terbit. Vannie mengenakan pakaiannya karena berniat ingin segera meninggalkan rumah sakit.
Gadis itu berusaha berjalan dengan perlahan.
"Kalau aku tidak keluar sekarang, Shane pasti memaksaku tinggal lebih lama. aku tidak bisa bayar karena uang yang aku miliki sisa tidak seberapa," gumam Vannie.
Setelah Vannie membayar biaya pengobatannya, ia berniat ingin meninggalkan rumah sakit itu.
"Nona, kenapa begitu cepat ingin pulang? kondisi Anda masih lemah dan harus dipantau oleh dokter lagi, apa lagi Anda baru menjalani operasi sebelumnya. kalau dipaksakan berjalan takutnya bekas jahitan akan mengeluarkan darah," ujar suster itu.
"Aku tidak apa-apa, aku bisa pulang dan istirahat di rumah saja," jawab Vannie dengan alasan.
"Baiklah! kalau ada apa-apa dan butuh bantuan silakan hubungi nomor kami," kata suster itu.
"Terima kasih!" ucap Vannie yang kemudian melangkah pergi.
Vannie memaksakan diri berjalan menuju ke terminal bus.
Sementara Shane kembali ke rumah sakit sambil membawa makanan yang dia beli untuk Vannie. saat melangkah masuk ia tidak melihat gadis itu di sana lagi. hanya seorang suster yang merapikan ranjang dan mengemas meja.
"Suster, di mana pasiennya?" tanya Shane.
"Tuan, pasiennya sudah keluar," jawab Suster itu.
"Dia masih belum sembuh kenapa begitu cepat dia keluar," ucap Shane.
Di sisi lain Vannie yang telah kembali ke apartemennya, ia langsung berbaring di atas kasur. karena kondisi tubuhnya yang masih belum sembuh.
Nada dering panggilan masuk ke handphone milik Vannie.
"Hallo," sahut Vannie yang sedang berbaring.
"Vannie, apa kamu masih di rumah sakit? aku ingin menjengukmu?" tanya seorang wanita yang di seberang sana.
"Aku sudah pulang."
"Sudah pulang, kenapa cepat sekali? kamu kan masih belum sembuh?"
"Aku tidak apa-apa," jawab Vannie yang lesu.
"Aku ke rumahmu sekarang juga!" kata temannya itu yang kemudian memutuskan panggilannya.
Setelah satu jam kemudian.
"Kenapa kamu langsung pulang begitu saja? saat masuk rumah sakit kamu juga tidak memberitahu aku, dan apa sakitmu sebenarnya? kenapa wajahmu begitu pucat dan apakah si kepala batu itu tidak datang melihatmu?" tanya temannya yang panjang lebar.
"Yula, jangan cemas! aku hanya demam biasa saja," jawab Vannie.
"Demam biasa? apakah mungkin? kalau hanya demam kenapa dalam beberapa hari itu kamu mengalami sakit perut?"
"Karena salah makan," jawab Vannie dengan alasan.
"Vannie, lalu si kepala batu itu apakah sudah tahu?"
"Aku tidak memberitahunya, lagi pula hanya demam biasa untuk apa diperbesarkan," jawab Vannie.
"Walau hanya demam dia wajib tahu, karena kamu adalah kekasihnya, ada lagi ..kamu cuti saja beberapa hari jangan paksa kerja," ujar Yula.
Tidak bisa! masa cuti hanya diberi dua hari dalam sebulan. kalau aku melewatinya gajiku akan dipangkas," jawab Vannie.
"Kalau kamu masuk kerja dalam kondisi tidak sehat, kamu akan menderita. kamu juga tahu atasan kita yang gila uang. kita harus lembur setiap malam kalau tidak gaji kita akan dipangkas."
"Aku tidak apa-apa, nanti kalau aku istirahat lagi besok juga sudah sembuh. tidak masalah," kata Vannie yang menyantap makanan.
"Aku hanya merasa aneh denganmu," keluhan Yula.
"Kenapa?"
"Kamu butuh uang kenapa tidak memberitahu Kenny? dia sangat kaya tapi selama ini dia tidak pernah memberimu uang."
"Dia tidak wajib memberiku uang," jawab Vannie.
"Tapi, kamu adalah kekasihnya, sudah seharusnya dia membantumu walau tanpa kamu meminta. kamu lihatlah Nini...dia memiliki kekasih yang murah hati. selalu saja mengantar Nini pergi dan pulang kerja. sementara Kenny tidak pernah melakukan hal ini," kata Yula dengan nada kesal.
"Mungkin saja dia hanya mengutamakan bisnisnya, dia memang hanya berminat dengan bisnis yang dia jalankan. selama ini dia bekerja keras demi perusahaannya. saat orang tuanya meninggal dia berusaha membangkitkan perusahaannya itu. dan akhirnya dia berhasil. tentu saja saat ini dia tidak ingin bersikap lengah walau hanya sesaat. seumur hidupnya hanya demi perusahaan keluarganya," jelas Vannie.
"Kamu selalu saja membelanya, tapi dia sama sekali tidak perhatian padamu," kata Yula
"Sudah! jangan marah lagi! kami sudah bersama selama sepuluh tahun tidak mungkin aku tidak memahaminya!"
"Apakah dia akan menikahimu suatu saat nanti?"
"Dia...."
"Kamu berencana menunggu sampai kapan?" tanya Yula.
"Yula, mungkin adalah nasibku karena terlalu mencintainya, aku sendiri harus menjalaninya," jawab Vannie.
"Vannie, kalau dia adalah kekasihmu seharusnya dia memberimu pekerjaan, perusahaannya begitu besar tidak mungkin tidak ada lowongan untukmu. apakah dia tidak tahu berapa upahmu sebagai karyawan biasa?"
"Aku tidak pernah memberitahu dia, aku tidak ingin dia menganggapku bergantung padanya."
"Apakah dia tidak tahu, kalau kamu hampir kesulitan membayar sewa aparteman?"
"Aku tidak memberitahu dia," jawab Vannie.

Bình Luận Sách (182)

  • avatar
    Siti Ayuni

    sedih tpi best💜💜

    29d

      0
  • avatar
    Mila abdullah

    Ending yang sedih. Cerita nya menarik.

    02/08

      0
  • avatar
    Rohoss Ali Hassan

    Terima kasih kepada kamu yang sudah membuat aku menangis dari malam sampai pagi ini... 😭😭😭... Kesian.. Benci dengan lelaki tu.. Aaarrhhhhh 😭😭

    04/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất