logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 7 Bersama Kabar Buruk

[Putri ver]
"Lalu siapa yang harus disalahkan, kak, apa yang sebenarnya menimpa ibu" dari suara Dera aku merasa ia sangat sakit hati atas perbuatan orang itu.
Baiklah, aku harus megatakan ini walau pahit untuk didengar
"Kak Putri, umm kakak sebenarnya..." dering telepon genggamku menghentikan percakapan kami.
"Halo, jika datang kemari, bawa mereka juga, ada yang ingin aku pastikan" perintah Pak Krisna, atasan yang sangat kaku dalam tim ku.
"Baiklah, saya akan membawa mereka juga" aku melihat kasihan pada mereka, pasti sangat berat menerima kenyataan ini.
"Siap siap, kita akan pergi sekarang" aku pergi lebih dahulu, aku terlalu sakit hati saat melihat mata memelas mereka.
Bukankah dunia terlalu kejam pada mereka?
-----
Markas Polisi 113
"Putri cepat kemari!" Aku tidak menduga Pak Krisna menunggu kami di pintu depan markas, bukankah dia sangat kolot? Ia memanggilku begitu keras, hingga kami menjadi pusat perhatian disana
Ia sering kali memanggil bawahannya dengan berteriak, tak urus itu di dalam markas maupun di lapangan ia sangat mementingkan hierarki. Sebenarnya kami menjadikannya ketua tim karena dia yang paling tua dan dia masih punya hubungan keluarga dengan atasan kami.
Aku akui itu salah, seharusnya kepemimpinan tidak terlihat dari usia tubuh tapi dari usia mental. Lihat saja Pak Krisna, saat dijadikan ketua tim kerjanya hanya duduk makan di kantin hingga perutnya membesar seperti mengandung anak, apa dia tidak malu memakan gaji buta seperti itu?
"Lapor pak! Nama Putri Ratu dari tim investigasi 3, membawa Adera Adhitama dan Adelio Adhitama ke Markas 113 seperti perintah bapak!" Aku memasang sikap hormat dan berbicara formal penuh penekanan pada setiap kalimat layaknya polisi polisi di serial drama.
"Laporan saya terima, Putri kamu silahkan kebali menjalankan tugas, biarkan anak anak ini saya yang bawa" pak Krisna berusaha melepaskan tangan kedua bocah itu, yang sedari tadi mengenggam terusan baju dinasku.
Tapi tanganku refleks membuang tangan pak Krisna. Pak Krisna tidak hanya 'berusaha melepaskan tangan kedua bocah itu' tapi ia lebih tepatnya seperti ingin menjauhkanku dari mereka ini dibuktikan dengan adanya luka karena kuku pak Krisna yang terukir di tangan Adel, dan Dera terjatuh dengan keras mencium dinginnya lantai lobby.
Pak Krisna sangat tidak sopan bahkan pada anak kecil.
"HEI APA YANG ANDA LAKUKAN!" Aku memeluk Adel dan Dera, menenangkan mereka yang kesakitan karena ulah pak Krisna yang bejat itu.
"KENAPA KAMU BERTERIAK KEPADAKU! SAYA ATASANMU! JANGAN MEMBANTAH" Teriakan pak Krisna menggema di lobby itu menarik perhatian para pegawai dan teman teman polisi disana.
"DIA ANAK PSIKOPAT YANG MEMBUNUH YUNI! ISTRI SAYA! MEREKA JUGA HARUS DI INVESTIGASI LEBIH LANJUT! BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA! MEREKA JUGA HARUS MELEWATI TES KEBOHONGAN DAHULU BISA JADI SAAT ITU MEREKA MEMBANTU AYAHNYA UNTUK MEMBUNUH IBU MEREKA!" Teriakan yang keras itu membuat Adel dan Dera semakin terhanyut dalam tangis, disaat yang bersamaan mereka mengetahui Ayah mereka yang membunuh sang ibunda dan mereka pula dituduh membantu melakukan tindakan seperti hewan itu.
"Hentikan pak! Apa yang bisa dilakukan anak 10 tahun? Melihat darah saja mereka akan merasa mual, aku tau yang bapak rasakan, tapi tidak semua yang ada di pikiran bapak itu benar benar terjadi, apa bapak mempunyai bukti valid semua anak yang terlahi dari orang tua psikopat adalah psikopat juga? Bapak sudah sangat tidak sopan dan mencampur adukkan pekerjaan dan perasaan pribadi" aku berusa tenang dan menenangkan Adel dan Dera, anak anak imut ini membunuh orang? Siapa yang percaya lelucon aneh itu.
"Sudah Put biarkan saja dia melakukan apa yang dia mau, toh jika benar tidak terbukti dia juga yang malu" dari kerumunan itu terdengar suara sayu merayuku meng-iya-kan perintah pak Krisna, eung dia Ali, salah satu haters pak Krisna, awalnya kami satu tim tapi dia tidak suka dengan aturan pak Krisna yang terkesan kuno dan kolot akhirnya dia dipromosikan dan bergabung dengan tim investigasi 2, masuk akal dia sangat pintar membaca situasi juga merayu.
"Ini yang kamu mau? Baiklah ayo kita lakukan, sekarang kamu mempertaruhkan seluruh harga dirimu" aku berdiri tegap menghadapnya, anak anak bersembunyi di belakangku, mereka pasti sangat cemas.
----
Kamipun menunggu hasil yang keluar dari lie detector (alat pendeteksi kebohongan) dan yapp, mereka tidak terbukti berbohong atas apapun yang dituduhkan.
Alhasil pak Krisna menjadi tertawaan dan cacian seluruh polisi disana selama berhari hari.
"Kak Putri, aku mau bertemu ayah" Dera menarik narik bajuku mata memelasnya membuatku menggila.
"Mau ketemu ayah? Adel juga mau ketemu ayah?" Mereka mengangguk tanda iya
"Baik ayo kita ke ayah" aku rangkul belakang punggung mereka mengarahkan ke ruang tahanan 777 ruang isolasi Pak Adimas Adhitama, ayah mereka
Pak Adhimas baru saja ditahan, aku belum mengetahui ia akan ditahan/ mendapat hukuman mati, karena psikopat dengan jargon 'Nomor 1' ini telah melakukan 10x pembunuhan selama kurun waktu 1 tahun belum lagi pembunuhan yang tidak diketahui.
Kami harus melakukan penyidikan lebih lanjut.
-----
"Ayahhh...!" Seru mereka bersamaan saat melihat pak Adimas duduk membaca buku di ranjangnya

Bình Luận Sách (99)

  • avatar
    HaidarHaidar

    Ceritanya seru dan menarik ga bosen baca cerita nya the best lah yang paling penting adalah bagaimana memahami bahwa duit itu penting wkwkwk

    17/01/2022

      0
  • avatar
    Hazlindawati Usolludin

    cerita menarik ... sukar meneka siapa pembunuhnya ... teka teki hingga akhir ... teruskan usaha ... sentiasa akan menyokong setiap karya yg dihasilkan ... terbaik

    11/01/2022

      1
  • avatar
    LahFhatan

    game ini hebat menghasilkan uang

    21h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất