logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

19. MENJEMPUT GABY

Hampir dua minggu berlalu.
Gibran belum juga mendapati titik terang dalam penyelidikannya mengenai Mirella. Wanita itu terus saja berkelit dengan beribu alasan yang dimilikinya setiap kali Gibran mencoba untuk menemuinya.
Mirella tetap bersihkeras mengatakan bahwa dia tidak mengenal Gibran dan dia bukan Mimi.
Padahal, Gibran sudah berhasil mengumpulkan beberapa fakta akurat yang membuatnya semakin meyakini bahwa Mirella adalah Mimi.
Pertama, tanda luka bakar di sekitar tengkuk Mirella. Ke dua, ketika tanpa sengaja Mirella mengucapkan kata 'Ib' sewaktu memanggil namanya dan ke tiga, Gibran menemukan sebuah buket bunga tulip baru di makam sang Ibunda ketika kemarin Gibran berziarah ke sana bersama Gaby. Saat Gibran mengkonfirmasi hal itu pada keluarga besarnya di Bandung, tak ada yang tahu menahu tentang buket bunga tulip itu.
Merasa penasaran, keesokan harinya Gibran kembali ke makam untuk menanyakan pada orang sekitar makam, yakni para penggali kubur dan para pekerja makam, mengenai siapa orang yang telah menaruh buket bunga itu di makam Ibunya dan mereka bilang.
"Seinget saya sih yang dateng sehari sebelum kedatangan Mas ke makam Ibu Luwi itu kayaknya cewek, Mas. Cantik orangnya. Dia dateng di temenin sama dua orang lelaki kayak bodyguard gitu,"
Dari jawaban sang penjaga makam itulah akhirnya Gibran mengetahui bahwa Mirellalah yang telah mengunjungi makam ibunya dan menaruh bunga tulip kesukaan Ibunya itu di atas makam. Sebab, saat Gibran memperlihatkan foto Mirella pada Bapak tua itu, dia langsung mengiyakan bahwa perempuan di foto itulah yang datang lusa kemarin ke makam Luwi.
Dan itu artinya Mirella betulan Mimi.
Tidak salah lagi!
Hari ini, Gibran sudah mulai masuk kantor setelah masa cutinya selesai pasca bulan madunya yang gagal.
Laki-laki berpostur tubuh tinggi tegap itu terlihat mundar-mandir di sisi jendela kaca di dalam ruangannya di kantor Company Grup cabang Jakarta.
Dia masih terus berpikir dan terus mencari cara supaya bisa bercakap lebih intens dengan Mirella tanpa harus takut terganggu oleh ke dua cecunguk menyebalkan itu.
Dan satu-satunya cara yang belum dia coba untuk saat ini yaitu menerobos masuk ke dalam apartemen Mirella untuk mencari sesuatu yang bisa dia jadikan bukti demi memperkuat dugaannya bahwa wanita itu adalah Mimi.
Sayangnya, sampai detik ini, Gibran tak kunjung menemukan cara yang tepat.
Penjagaan di apartemen Mirella sangat ketat. Bahkan setelah hampir seharian kemarin Gibran menunggu waktu di saat para bodyguard itu lengah, tapi nyatanya mereka itu tak ada lengahnya. Bahkan mereka bergantian untuk berjaga jika salah satunya pergi.
"Bos, ini file rekapan dari bagian marketing, suruh lo tanda tangan katanya," ucap Edward yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Gibran tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Karena memang hanya Edward yang berani melakukan hal itu. Karyawan lain? Mana ada yang berani, yang ada bisa langsung di damprat habis sama Bos besar mereka yang paling tidak suka jika privasinya terganggu.
"Taruh aja di atas meja," ucap Gibran acuh. Dia terus berdiri menghadap jendela kaca di dalam ruangan itu dengan ke dua tangannya yang dia masukkan ke dalam saku celana. Membelakangi Edward.
"Lo udah dapet kabar terbaru apa tentang Mirella?" tanya Gibran tanpa bergeming sedikitpun dari posisinya.
"Belum, Bro! Susah! Nggak ada satu pun orang yang gue temuin yang kenal sama cewek itu dan tau masa lalu dia. Misterius banget tuh cewek. Lahir dari dalem batu kayaknya dia," celoteh Edward sambil terkekeh sendiri.
"Eh, btw, gue masih penasaran sama alesan lo nyelidikin Mirella tuh sebenernya apa sih? Emang apa yang buat lo yakin kalo Mirella itu adalah Mimi tetangga lo itu? Bukannya lo bilang sendiri, kalo Mimi itu diculik terus dibunuh? Tapi kenapa lo masih terus cari-cari dia?" tanya Edward lagi. Laki-laki itu duduk di atas kursi kebesaran Gibran sambil membuka laptop di meja. Tangannya sibuk menggerakan mouse ke sana kemari. Kebiasaan Edward kalau sedang santai di kantor, main game di laptop bosnya.
"Bukan urusan lo! Tugas lo itu cuma cari tau tentang seputar kehidupan masa kecilnya Mirella, itu aja," jawab Gibran dengan nada datar.
Edward hanya mengedikkan bahu, tanda bahwa dia tidak terlalu perduli.
Dering di ponsel Gibran terdengar. Lelaki itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana
Gaby Calling...
Gibran mengangkat panggilan itu.
"Hallo? Gibran? Lo dimana? Bisa jemput gue nggak? Gue kejebak hujan di puncak nih? Mobil gue mogok!" suara Gaby terdengar nyaring di seberang.
Saking kerasnya suara itu membuat telinga Gibran linu, hingga dia reflek menjauhkan ponsel di tangannya dari telinga.
Kemarin Gaby memang pergi ke Puncak untuk menghadiri acara ulang tahun teman satu firma hukumnya. Dan rencananya dia pulang hari ini.
"Yaudah, lo kan bisa nebeng sama Reno atau yang lain gitu?" balas Gibran merasa malas.
Masa iya dia harus menjemput Gaby ke puncak hari ini, bahkan di saat pikirannya bercabang memikirkan Mirella. Gibran tidak bisa. Alih-alih menyetir, yang ada dia justru celaka karena tidak fokus. Jarak Jakarta puncakkan lumayan jauh.
"Mereka udah pada pulang, gue udah setengah jalan. Tadi gue pulang bareng Eren tapi karena mobil gue tiba-tiba mogok, Eren akhirnya pulang naik Ojek Online," ucap Gaby menjelaskan.
"Ya udah lo pesen aja ojek online juga, masalah mobil lo nanti biar gue yang urus," kata Gibran.
"Di sini hujan, Gibran! Ponsel gue lowbet nih! Buruan jemput gue! Titik! Nggak pake lama! Gue share lock lokasi gue sekarang ke lo, oke!"
Klik!
Sambungan telepon itu di putus begitu saja oleh Gaby padahal Gibran baru hendak bicara.
"Edward, gue punya tugas buat lo," kata Gibran yang kini berjalan menghampiri Edward di meja kerjanya.
"Apa bos? Siap," sahut Edward.
"Jemput Gaby di puncak, alamatnya nanti gue kirim ke lo,"
Raut wajah Edward seketika pias.
Lelaki itu langsung pura-pura sakit perut.
"Aduh, kayaknya efek makan sambel kebanyakan nih tadi pagi. Sorry Bro, bukannya gue nggak mau, tapi gue beneran lagi mencret-mencret. Gue ke toilet dulu ya," Edward langsung kabur dari ruangan Gibran.
Tak punya pilihan lain, Gibran pun akhirnya pergi untuk menjemput Gaby ketika Edward angkat tangan.
Gaby memang menarik, secara Gaby itu sempurna sebagai seorang perempuan, tapi sikap Gaby yang kelewat galak dan judes membuat Edward kapok berurusan dengan perempuan itu. Makanya dia langsung menghindar tadi.
Bahkan Edward tak perduli dengan pelototan Gibran padanya. Toh itu bukan kewajibannya karena di luar tugas kantor?
Makanya Edward tidak takut.
*****
Perjalanan menuju puncak saat itu ramai lancar.
Tidak macet karena memang bukan hari libur.
Gibran hanya membutuhkan waktu satu setengah jam untuk sampai di sana lewat tol.
Setelah mendapatkan lokasi yang di kirim Gaby akhirnya Gibran menemukan SUV milik Gaby terparkir di lokasi yang cukup sepi.
Saat itu hari sudah sore dan menjadi gelap karena kabut tebal yang mengepung puncak setelah hujan deras seharian tadi.
Gibran melongok ke kaca mobil tapi tak menemukan keberadaan Gaby di dalam kendaraan itu. Bahkan saat Gibran mencoba untuk menghubungi Gaby, nomor ponsel Gaby tidak aktif.
Beberapa jam berlalu Gibran masih bertahan di sana untuk menunggu Gaby yang pada awalnya dia pikir sedang memanggil orang bengkel, sampai akhirnya dia mendapatkan telepon dari Mbok Sumi yang mengatakan bahwa Gaby sudah ada di rumah.
Dan tak lama setelah Mbok Sumi meneleponnya, orang dari jasa derek mobil datang untuk membawa kendaraan Gaby.
Setelah memastikan semua data-datanya sesuai, Gibran pun mengizinkan jasa derek mobil itu untuk membawa mobil Gaby pergi.
Sementara Gibran masih terdiam di dalam mobilnya untuk beberapa saat.
Dia marah.
Sangat marah.
Karena merasa sudah dipermainkan oleh Gaby.
Sial!

Bình Luận Sách (151)

  • avatar
    Nouna Noviie

    lanjutt dooongg...... jadi penasaran apa bayi yg akan d adopsi itu setelah dwasa nanati akan membalaskan dendam sang ibu kandung... apa bila mngetahuin cerita semasa hidup ibu y dan mengetahuin bahwa ayah angkat'y lah Gibran yg sudh membunuh ibu y...!!??? ini Novel baguss menurutku berhasil membawa pembaca masuk ke dalam suasana isi novel ini😍

    22/12/2021

      2
  • avatar
    Mela Agustina

    seruu bgt demi apapun😭🤍🤍

    21d

      0
  • avatar
    WaniSyaz

    Seru banget

    14/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất