logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chapter 6

Di tanah kerajaan Rhodes sebelum terbentuk, terlihat orang-orang berkumpul untuk berkemah dari beberapa penjuru negara. Mereka beristirahat di tanah itu.
Pemimpin pasukan dari masing-masing rombongan juga tengah mempersiapkan kebutuhan untuk menginap. Ada yang sudah menginap dan berkemah di sana, sebelum rombongan yang lain tiba.
Salah satunya adalah keluarga Onder de. Dia bersama keluarga dan saudara-saudaranya tengah melakukan persiapan untuk berburu.
“Selamat datang.” ucap seseorang berdiri di depan Onder de.
Onder de yang tengah mengikat tali sepatu melihat bayangan yang menghalanginya dari matahari dan melihat ke atas.
“Perkenalkan aku pemimpin pasukan keluarga serta pemimpin ksatria terkuat, namaku Adhelmar.” ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
Onder de menerima uluran tangan tersebut, dan ikut berdiri.
“Namaku Onder de.” jawab Onder de.
“Ini hadiah selamat datang dari kami.” sembari menyerahkan sebuah rusa yang baru saja didapatnya. Rusa itu terkena anak panah di sebelah paha dan terikat dengan kayu.
“Terima kasih banyak.” jawab Onder de dengan ramah.
“Ayo, aku akan membawamu kepada beberapa pemimpin rombongan di sini, sebelum kau pergi untuk berburu.” ajak Adhelmar.
“Baiklah.” ujar Onder de yang sedang menepuk-nepuk belakang pantatnya.
Mereka berdua berjalan menuju sekumpulan orang yang tengah berada di sana.
Ada yang menyiapkan pelana kuda, mengasah pisau dan juga berbicara satu sama lain.
Adhelmar yang tengah menuntun kuda dan mengikat kuda hitam miliknya mengantarkan Onder de kepada mereka.
“Halo, kita kedatangan pemimpin rombongan baru disini”. ucap Adhelmar.
Semua orang melihat ke arah mereka menyambutnya dengan hangat. Serta mempersilahkan mereka untuk ikut bergabung. Membicarakan banyak hal seperti mereka berasal dari mana, hendak menuju ke daerah mana, serta apa saja kebiasaan yang dilakukan.
Sampai di tengah sore beranjak matahari tenggelam mereka masih asyik berbicara. Namun, Onder de kembali ke rombongannya pergi untuk menemui istri yang tengah bersama putra yang baru saja lahir.
Onder de melihat istri yang menggendong anaknya tengah berdiri di depan tenda belum sampai menemui mereka terdengar suara teriakan dari arah belakang.
Semua orang berteriak dan berhamburan keluar untuk berlari menyelamatkan diri. Onder de sedang melihat situasi apa yang terjadi.
Onder de menemukan orang-orang yang berlari menjauhi tempat dimana dia berbicara dengan para pemimpin rombongan tadi dan di sana terlihat seekor naga besar raksasa berkepala 3.
Berwarna hitam legam, kepala di tengah memiliki tanduk, kepala sebelah kiri memiliki mata biru keputihan dan kepala lainnya dengan mata merah api mereka berdua tidak memiliki tanduk.
Kedua sayap terbentang di atas badannya. Naga mulai menyemburkan api yang membakar sekitar, kepala yang lain menyemburkan asap berwarna hijau tua pekat asap itu akan merubah didepan menjadi batu, lalu naga bermata merah mengeluarkan cairan seperti hujan yang mampu melelehkan sekitar.
Serangan naga berkepala 3 tersebut sangat luar biasa membuat semua orang yang berada di sana panik. Para pemimpin pasukan sibuk memberi komando untuk menyelamatkan para wanita dan anak-anak serta memerintahkan orang-orang yang bisa bertarung untuk ikut menyerang.
Mereka berlari berhamburan dan naga-naga tersebut menyemburkan apa-apa yang mereka miliki. Kibasan angin yang dihempaskan melalui sayapnya membuat beberapa pohon hutan tumbang dan patah dengan ukuran naga seperti gunung yang menjulang tinggi.
Para pemimpin pasukan terlihat mengecoh perhatian naga agar orang-orang bisa lari untuk menyelamatkan diri, menunggangi kuda-kuda mereka dengan membawa pedang serta busur dan ketapel batu yang dibawa salah satu rombongan.
Api mulai membakar sekitar lokasi hutan dan beberapa tanah juga mulai terlihat sudah ada yang meleleh akibat semburan air beracun yang dikeluarkan naga.
Para pejuang sudah mulai lelah, disusul rekan-rekan mereka juga sudah banyak yang mati. Entah karena diinjak oleh naga atau terkena semburan api dan terbakar habis tanpa sisa.
Bulan purnama sudah mulai terlihat sempurna namun, naga masih belum bisa dihentikan. Kulit sisik yang tebal seperti besi baja mustahil untuk ditembus dengan senjata. Orang-orang saling menatap seperti tidak ada harapan lagi untuk menyelamatkan diri sendiri.
Di tempat lain keluarga mereka melihat kepulan asap dari hutan yang terbakar dan sosok naga dengan ketiga kepala. Angin malam berhembus dengan suara anak-anak yang memanggil ayah mereka dan ingin pergi menemui namun, ditahan oleh orang-orang, suara isak tangis para wanita. Istri dan putra Onder de saling berpelukan.
Kesedihan mulai terdengar diantara orang-orang.
Orang-orang yang berada di pertempuran itu saling menatap dan serentak menyerang naga seperti menandakan itu adalah serangan terakhir yang mereka kerahkan.
Di pertarungan yang sangat sengit, naga bukanlah makhluk yang bisa dengan mudah dikalahkan oleh manusia apalagi tidak memiliki kekuatan dan hanya mengandalkan senjata-senjata yang mereka punya.
Disaat perkelahian terjadi, salah satu pemimpin pasukan, Bedros melihat dari kejauhan, di belakang naga ada seorang anak kecil membawa sesuatu yang sedang dipeluk.
Anak kecil dengan rambut putih dengan pakaian lusuh. Bedros berfikir bahwa anak tersebut adalah salah satu anggota rombongan yang tersesat sendirian untuk melarikan diri.
“Hey, alihkan naga ke arah lain disana ada seorang anak.” teriak Bedros sambil mengarahkan tangannya ke anak tersebut.
Beberapa melihat ke arah anak tersebut dan mulai mengalihkan pandangan naga yang sibuk bergeliat untuk menginjak orang-orang di bawahnya. Bedros lari sekuat tenaga karena jarak Bedros dengan anak itu cukup jauh.
Anak tersebut tepat di belakang punggung naga Bedros tidak langsung menerobos lurus ke arah sana dia mengelilingi masuk ke hutan agar naga tidak melihat dirinya.
“Apa yang kau lakukan disini? Semua orang berlari untuk menyelamatkan diri.” ucap Bedros yang langsung menggendong anak tersebut.
Tidak menunggu lama mereka memasuki hutan lagi. Bedros melihat anak yang digendongnya tidak terlihat sama sekali raut wajah ketakutan.
“Aku bisa membantu kalian jika kalian tidak ingin mati dan menyelamatkan orang-orang masih hidup” ucap anak tersebut.
Bedros mendengarkan hal konyol dari seorang anak kecil dan tidak menghiraukan ucapannya.
“Jadi turunkan aku!” perintah anak tersebut meyakinkan Bedros.
Bedros menurunkannya dan menatap kepada anak tersebut.
“Bawa mereka,”
“Berikan setiap dari mereka tuannya, untukmu gunakan batu keras ini” sembari memberikan 5 buah batu keras.
Batu-batu itu belum pernah di lihat Bedros selama hidupnya mengembara dan tidak juga ditemukan di pasar gelap.
Batu-batu bening namun, di dalam terdapat asap berwarna yang mengitari serta bergerak seakan hidup dengan warna hitam, biru, putih silver, jingga dan kuning emas.
Bedros masih tidak mempercayai apa yang baru dilihat dan didengar dari anak yang sekecil itu.
“Cepat berikan, buka segel di dalam dengan darah yang kalian miliki untuk membuat kontrak, sisanya biar dewa yang akan menuntun kalian. Aku akan menunggu di tempat yang aman.” tambahnya lagi.
Wajahnya terlihat jelas begitu sangat yakin menatap Bedros dengan mata berwarna darah sama persis dengan salah satu kepala naga disana.
Setelah membawanya pergi ke tempat aman. Bedros lari dengan sangat kencang, mengkhawatirkan orang-orang yang masih bertempur dengan naga yang tengah mengamuk.
Melihat rombongan tadi yang dia tinggalkan tersisa 4 orang dimana hanya pemimpin yang sudah terlihat sangat kelelahan, ada sebagian dari mereka terkena api naga dan terbakar.
Bedros memberikan satu per satu secara acak lalu...
“Korbankan darah kalian untuk membuat kontrak.” teriak Bedros sembari menggoreskan tangan kirinya dengan belati yang dia temukan di depan.
Setelah darah tersebut menetes deras keluar, Bedros menggenggam erat batu keras miliknya.
Tanpa berfikir panjang mereka mengikuti gerakan Bedros. Tiba-tiba sebuah cahaya keluar dari batu -batu mereka. Membuat rambut-rambut mereka terbang karena kekuatan yang muncul dari batu keras tersebut.
Keluar cahaya berwarna bercampuran dengan batu dan darah. Dari tubuh naga juga mengeluarkan warna yang sama dan terhisap masuk ke dalam batu-batu yang mereka pegang.
Teriakan naga terdengar menggema kesakitan besarnya kekuatan naga terserap di batu membuat beberapa pemimpin terhempas, ada yang menahannya dengan bersandar pada pohon karena seperti sebuah batu besar mendorong mereka dengan kuat.
Cahaya dari naga mulai menghilang dan yang terlihat hanya asap yang mengelilingi tubuhnya seperti habis terbakar.
“Bedros, buatkan kami batu keras sebanyak mungkin berikan kepada Catwijck untuk menciptakan senjata.” perintah Voor’t.
Tanpa menunggu lama Bedros meraih apa saja yang berada di depannya dan mengubah mereka menjadi batu keras yang sama persis dia dapatkan dari anak kecil tadi hanya saja tidak memiliki kekuatan di dalam batu-batu tersebut.
Catwijck mengambil batu keras yang dibuat oleh Bedros dengan membuat senjata-senjata kuat dan keras yang di selimuti oleh Mana. Catwijck yang sering berjualan senjata terbaik pun tidak pernah membuat senjata dari material batu keras dan menghasilkan senjata dengan kualitas terbaik.
Voor’t mengambil senjata yang Catwijck berikan kepadanya berupa panah dengan anak panah dengan Mana, Onder de menerima beberapa belatih rongga jari dan mengendalikannya dengan Mana sehingga bisa melayang di udara bergerak bebas.
“Berikan, aku dua senjata pedang juga dengan mata belatih yang berlawanan” pinta Adhelmar.
“Adhelmar serang bagian dadanya dan tusukkan mereka (pedang-pedang) tepat di jantung naga. Kami akan berusaha akan memperlambat pergerakannya.” ucap Voor’t ikut berlari mendekati naga.
Voor’t, Onder de dan Bedros berlari mendekati naga tersebut, sementara itu Catwijck masih menggabungkan beberapa batu keras untuk membuat pedang dengan dua mata pedang.

Bình Luận Sách (153)

  • avatar
    15Heranim

    Suka banget sama ceritanya. Bikin emosiku gak karuan..Semangat! Mari mampir juga ke ceritaku ^^

    17/01/2022

      4
  • avatar
    Ssraah

    saya sangat menyukai cerita ini, mempunyai jalan cerita yang menarik dan tata bahasa yang rapi dan mudah dimengerti.

    21/12/2021

      0
  • avatar
    Yesmi Anita

    lima ribu DM 5.000

    5d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất