logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 4 LUCUNYA HATIKU

Aruna di dalam kamar dengan tangis yang tak bisa ia pungkiri rasa sesak di dadanya mengingat semua itu. hatinya sudah hancur berkeping-keping.
“ ke-kenapa lo jahat hiks hiks lo lu-lupa sama janji lo “ ucap Aruna sesak.
Flassback
PLAKKKK
Arga menampar keras pipi Aruna sehingga membuat gadis itu memegangi pipinya yang terasa kebas. Air mata luruh tanpa di suruh itu menatap wajah Arga kecewa. Raga melihat kejadian itu dengan cepat berlari ke arah Aruna yang sudah menunduk menahan tangis.
“ ARGA!!”
“ apa-apaan si lo” protes Raga
“ APA?,,,, kenapa lo gak suka gw nampar dia,,,,,, DIA ITU CUMA JALANG MURAHAN BRENGSEK, YANG CUMA MAU DAPETIN KENIKMATAN!!” teriak Arga di depan wajah Raga.
“ Arga!!”
“cukup ga, aku gak pp kok” ucap Aruna menatap Raga dengan senyum manisnya.
“tap-
“ apa yang dia bilang bener kok, aku Cuma ja-jalang murahan hiks”
“ semoga kalian bahagia ya” ucap Aruna pergi meninggalkan jejak darah di setiap langkahnya.
Flassback off
Tok tok tok.....
Aruna masih terduduk di lantai dengan darah yang terus mengalir. Suara ketukan pintu yang tak membuatnya berdiri, ia mengabaikan suara Raga yang berteriak di luar sana.
“ mamah” Aruna memejamkan mata nya perlahan.
BRAKKKK
Raga menobrak pintu dan melihat Aruna yang sudah tak sadarkan diri. “ ARUNA”
Dengan cepat Raga membawa Aruna ke rumah sakit. Disana Raga benar benar bingung apa yang terjadi dengannya, dan mengapa semua ini terjadi.
.
.
.
Raga sedang menunggu dokter yang memeriksa tubuh Aruna, Raga bingung apa yang harus ia lakukan jika gadis yang ia cintai ini kenapa-napa. Dokter yang memeriksa Aruna keluar dan menghadap Raga yang masih setia menunggu gadisnya.
“ gimana keadaan Aruna?”
“tuan bisa ikut saya ke ruangan saya”
“ baik” Raga mengikuti langkah sang dokter menuju ruangannya itu. “ silahkan duduk tuan”
“ bagaimana keadaannya “
“ apa Aruna bertanding dengan pecahan kaca?”
“ tidak, tidak ada yang boleh menggunakan senjata yang tak di siapkan apa lagi ini kaca”
“ begini tuan, Aruna mengalami luka dalam pada kakinya dan luka itu adalah luka yang di sengaja di tambah lagi luka di telapak tangannya banyak pecahan kaca kecil di sana”
“ maksud mu apa, Aruna melakukan perkelahian di luar lapangan?”
“ bukan begitu tuan”
“ jadi apa maksud dari semua perkataan mu itu?”
“ Aruna, dia mengalami luka serius dan lukanya harus selalu di bersihkan dan jangan melepas perban ketika semua luka nya itu masih mengeluarkan darah”
“ saya mengerti, terima kasih saya akan menghampiri nya”
“ baik tuan”
Raga berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan lesu, dan saat ia masuk Aruna sedang melepas paksa selang infusnya
“ Ar, jangan di lepas, kamu masih harus di rawat di sini”
“ gue gak mau di rawat, 3 minggu lagi bakal ada final buat gue, dan gua harus menang.” Balas kasar Aruna yang masih mencoba melepaskan selang infus nya
“ tap-
“ biarin gua sendiri Ra” pinta Aruna dengan wajah yang lesu. Raga hanya mengiyakan permintaan gadis nya, dan membantu melepaskan selang infus yang menempel pada kulit Aruna
.......
Aruna sudah siap dengan pakaiannya dan juga gaya baru rambutnya itu, semua orang menatap Aruna heran. Mengapa gadis itu memotong rambut panjangnya menjadi rambut yang super pendek. Saat akan menyantap makan pagi nya Arga duduk di depan Aruna bersama Daisy.
Aruna acuh dengan kedatangan dua insan yang tak pernah lepas mungkin. “hai” tiba-tiba saja Daisy menyapa namun Aruna masih tetap dengan makanan yang di hadapannya itu. Karena jengah dengan sikap Aruna yang tak peduli kepada keduanya, Daisy berdiri. “ semua dengerin gue dulu, gue punya kabar baik buat kalian semua” ucapan Daisy yang membuat semua orang memperhatikannya termasuk juga Aruna.
“ 3 hari lagi gue sama Arga armaghan, akan melakukan sebuah upacara sakral yaitu gue bakal nikah sama Arga”
Deg
....
“selamat ya pak Arga sama Daisy”
“ ihhh kapan ya gue bisa kayak lo, pengennnn”
“ btw happy weeding ya “
Hari ini adalah hari bahagia untuk Daisy dan juga Arga. Mereka tampak tampan dan cantik disana dengan pakaian serasi yang cocok untuk tubuh ideal masing masing. Jika kalian tanya di mana Aruna, gadis itu kini sedang di ruang latihan ia meninju dan menendang samsak yang tergantung disana.
“ dia pencundang, dia brengsek, dia,,,,, bajingan” batin Aruna meluapkan semua yang ada di pikirannya.
“ mau sampe kapan kayak gitu,” ucap seseorang yang hampir tertendang dengan Aruna.
“ ngapain lo kesini” balas sinis Aruna
“ gimana keadaan lo, udah sembuh”
“ soal luka gw, biarin aja apa urusan sama lo ga” ya pria yang sedang berbicara dengan Aruna itu adalah Raga. Raga yang selalu ada di samping Aruna, meski gadis itu selalu menghindar dari dirinya.
“ ikut yuk” Raga menarik tangan Aruna lembut, membawa nya ke tempat di mana Arga dan Daisy duduk bersama di atas pelaminan. “ Raga ngapain si” tanya Aruna risih
“ udah yuk, kita kasih selamat buat mereka” balas Raga lembut. Aruna hanya menatap Raga penuh dengan pertanyaan.
“ bang, selamat ya “
Arga melihat Aruna yang terus saja mengalihkan pandanganya ke mana saja untuk menghindar kontak mata yang tak pernah ia inginkan.
“ hai” panggil Arga lembut. Membuat Aruna seketika menoleh dan membuat kontak mata di antara keduanya, “ apa kabar?” tanya Arga lembut di hiasi dengan senyum manis dari bibirnya.
“ Raga gue mau ke kamar, udah kan salamanya” ucap Aruna menghindari senyum yang ia sangat rindukan. Aruna pergi dari sana tanpa menyapa ataupun melihat ke arah keduanya
Perasaan Arga kembali hancur melihat gadis yang sangat ia cintai pergi tanpa melihat nya. Perasaan menyesal dan juga hancur menjadi satu di sana, Arga merasa bagus jika Aruna membenci nya dengan itu Aruna tak perlu menangis karena keputusan yang telah ia buat.
Final Aruna
Aruna sudah siap dengan senjatanya untuk bertarung dengan seorang wanita tinggi. Aruna merasa bahwa diri nya takkan pernah menang melawan dengan nya karena luka yang di tubuh nya masih mengeluarkan darah meski sudah 3 minggu masih tetap saja.
Arga melihat pertandingan itu dan ia harus bersiap dengan kepergian Aruna. “ kamu pasti bisa sayang” batin Arga meyakinkan Aruna.
Seorang wasit menengahi keduanya dan mempersiapkan pertikaian yang akan terjadi. “ kalian sudah siap” tanya wasit itu memastikan semua telah siap. Kedunya mengangguk paham, “ baik kita mulai bermain yang jujur dan bersih, tak ada yang menggunakan pecahan kaca atau pun botol.” Kedua mengangguk paham.
“ oke,,,,,1,,,,,2” wasit itu memundurkan langkah nya menjauh dari keduanya. “ 3” teriaknya membuat lawan Aruna berlari ke arahnya dengan cepat dan mengayunkan sebuah linggis ke arah wajah Aruna. Menyadari hal itu Aruna dengan cepat berpindah tempat dan membalas menyerang lawannya dengan sebuah pisau kecil yang berhasil mengenai tengkuk lawanya itu.
.
.
.
Aruna terjatuh karna tidak kuat menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya. Saat Aruna hampir tak sadarkan diri seseorang memanggil namanya itu bukan lah Arga maupun kembarannya itu Mishel.
“ Aruna, sayang bangun kamu harus selamat, mamah ingin kamu pergi dari sana dan meninggalkan tempat itu sayang, bangun “ Aruna sadarkan diri dan melompat kearah lawannya dengan besi lancip
“MATI LO BRENGSEK” teriak Aruna kepada lawan di depannya, namun
“ ARUNA, AWAS!!!”
.....
“ suster bisa ambilkan kantung darah lagi”
“ baik, dokter”
Aruna sekarat akibat tusukan yang ada di perutnya itu. “ ini dokter”
“ apa ada kabar dari keluarga korban?”
“ tidak ada dokter, setelah saya melihat foto yang ada di handphone nya”
“ dia keluarga dari korban bom nyasar”
Dokter itu sedikit tercengang, mendengar pernyataan dari suster yang berada di sampingnya membantu untuk menyelamatkan Aruna.
Nit....
Nittt.....
“ ambilkan alat kejut jantungnya cepat!!”
Aruna sudah tidak bisa untuk bertahan lebih lama lagi,
“ naikkan angkanya menjadi 200 CEPAT!!”
“baik”
Nit...
Nittt...
Detak jantung Aruna kembali normal. Dan operasi berjalan dengan lancar, dokter dan suster disana merasa lega akan keadaan Aruna yang terus ingin hidup. “ baik, terima kasih semua nya operasi kita berjalan lancar dan pasien akan selamat”
Dokter dan suster di sana sangat lah bahagia karna telah berhasil menyelamatkan nyawa Aruna mereka saling merasa lega dan mempersiap kan Aruna untuk pindah ke kamarnya.
.......
“ hai, bagaimana keadaan mu” tanya seorang dokter laki laki yang merawat Aruna hingga gadis itu sedikit lebih pulih. Aruna tersenyum dengan kedatangan Adit.
“ hai, aku udah merasa baikan kok” balas Aruna yang masih tersenyum ramah
“ Adit, kamu kan dari Indonesia,nih” Adit seorang dokter yang dikirim atas kerjanya yang cukup baik dan juga dengan wajah tampan yang sudah lengkap dengan prestasi nya dan juga dengan wajahnya.
“ iya, terus”
“ enak, gak sih tinggal di sana”
“ apa HAHAHAH” tawa Adit yang membuat Aruna makin penasaran dengan kondisi negri yang ingin ia datangi
“ kok ketawa sih” tanya Aruna kesal memajukan bibirnya
Adit menghentikan tawa nya dan menatap Aruna serius. “ kamu mau kesana” tanya Adit yang masih menatap wajah Aruna lekat
“ mau, tapi aku harus jemput mamah ku dulu” balas Aruna antusias dengan senyum lebar yang sudah ada di bibirnya. Adit seketika terdiam mendengar ucapan Aruna yang masih belum mengetahui keadaan dari ibunya itu.
“ kenapa diam” seketika Adit kaget dengan pertanyaan simpel dari bibir Aruna. Ia sangat ingin memberitahunya yang sebenarnya terjadi, namun ia tak ingin membuatnya sedih dalam masa pemulihannya.
“ eh e-enggak kok, oh iya aku lupa ada data yang harus di periksa” pamit Adit
“ tunggu dulu, kapan aku bisa ke Indonesia?” cegat Aruna cepat
“ setelah kamu pulih kita akan berangkat” balas Adit tersenyum, yang di balas dengan anggukan dan juga senyum manis Aruna.
.......
“ Adit, aku sudah pulih bisa kamu antarkan aku ke rumah bibi ku” pinta Aruna menatap Adit yang dari tadi sibuk mencari sesuatu.
“ Adit ihhh” kesal Aruna membuat Adit kini menatapnya dan menghampirinya lalu mencubit gemas pipi Aruna.
“ apa”
“ aku udah boleh pulangkan” tanya Aruna memastikan. Adit mengangguk sebagai jawaban dari perkataan Aruna barusan.
“ yuk ke mobil”
Aruna tersenyum dan berdiri mengikuti langkah Adit yang berjalan santai menatap ke depan. “ masuk Ar” pinta Adit agar Aruna memasuki mobil. Aruna memasuki mobil dan memasang sabuk pengaman
“ kita ke rumah bibi ku dulu ya” pinta Aruna masih dengan senyum manisnya yang tak sabar untuk bertemu ibunya. Adit menatap Aruna lekat dan mengelus rambut Aruna lembut.
.
.
.
Aruna sudah sampai di komplek perumahan bibinya, ia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan ibunya setelah 4 tahun lamanya. “ Adit ayo, nanti kamu aku kenalin ke mamah” ucap Aruna antusias, hati Adit hancur dengan melihat Aruna yang belum mengetahui yang terjadi.
Aruna berlari karna terlalu senang untuk bertemu dengan ibunya yang sangat ia rindukan. “Aruna TUNGGU!!” PANGGIL Adit memberhentikan langkah Aruna.
“ nih”Adit menyerahkan sebuah robekan koran. Aruna yang merasa kebingungan mengambil sobekan itu dan membacanya
BERITA HANGAT
Sebuah bom nyasar mengenai sebuah rumah, banyak korban jiwa yang di temukan di puing-puing bangunan, petugas kebakaran menemukan sebuah foto ibu dan juga putrinya yang sedang di pegang oleh sebuah tangan. Tragedi ini terjadi pada 31 Agustus 2020.
Aruna terduduk kebawah kakinya terasa sangat lemas air mata nya jatuh matanya memerah ia tak percaya dengan apa yang ia baca, apa kah mungkin itu adalah rumah bibinya Dasya, apakah Mishel masih di sana. Adit memeluk Aruna erat, sangat erat dan membiarkan Aruna menangis di dalam pelukannya itu.
“ na-nangis aja Na, keluarkan semua nya” ucap Adit menahan tangis
“ hiks hiks, A-adit semua ini Cuma bohongan kan” ucap Aruna di sela-sela tangisnya memastikan semua ini hanyalah berita palsu
“ se-semua ini nyata Aruna”
Deg

Bình Luận Sách (79)

  • avatar
    SirenSahril

    cerita cukup bagusssssssss

    4d

      0
  • avatar
    KhodirDedy abdul

    bguss mntap Applekasi nyq

    28d

      0
  • avatar
    CiciCici

    menarikk cuyy

    31/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất