logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 20

BRAKKK!
Suara dobrakan pintu kembali terdengar pagi ini. Muncul seorang gadis dengan senyum yang mengembang di paras cantiknya.
"Selamat pagi semua," sapa Ayana sembari melambaikan tangannya seperti Miss universe.
Seisi kelas menatap Ayana dengan heran. Mengingat sudah beberapa hari Ayana nampak tenang, tidak ada hal aneh yang ia lakukan.
"Selamat pagi Gaeun."
"Selamat pagi Azka."
"Selamat pagi Farah."
"Selamat pagi Arken."
"Selamat pagi Aldi.'
"Selamat pagi Argatha."
"Selamat pagi semuanya."
Ayana duduk di kursinya tanpa merasa berdosa sedikitpun, padahal saat ini seisi kelas sedang melihatnya dengan tajam.
"Itu Ayana kenapa jadi aneh lagi?" bisik Azka pada Gaeun.
"Ayana kambuh?"
Arken mencolek punggung Ayana. Membuat gadis itu memutar posisi duduknya menghadap ke belakang.
"Lo kenapa, Ay?" tanya Arken.
"Lagi senang."
"Kenapa? Lo senang kenapa?" tanya Farah penasaran.
Ayana melirik Argatha, pria itu nampak menatap Ayana dengan lekat.
"Lo senang kenapa Ay? Jangan bikin penasaran dong," Farah sangat ingin tau apa yang membuat temannya itu terlihat sangat senang.
"Karena Argatha bilangi I love you too ke Ayana," ucap Ayana polos.
"Emang iya, Ga?" tanya Aldi memastikan.
"Lo beneran bilang gitu ke Ayana?" tanya Farah.
Argatha menghela berat, lalu berjalan keluar kelas. Ia tidak ingin terlibat dalam situasi saat ini.
"Lo halu beneran, liat tuh Argatha aja masih cuek gitu," ucap Farah.
Ayana terdiam. Pandangannya nampak kosong saat melihat kepergian Argatha.
"Weh! Malah bengong!
"Udah lah Ay, jangan ngarepin Argatha lagi. Jangan jadi rumah buat orang yang nggak mau singgah," ucap Aldi.
Ayana berlari kecil mengikuti Argatha.
"Argatha," panggil Ayana.
Argatha menghentikan langkahnya, melihat Ayana dengan tatapan dingin.
"Argatha kenapa pergi? Kenapa Argatha nggak klarifikasi ke anak-anak? Argatha sebenarnya suka ngga sih sama Ayana?"
Argatha terdiam, namun tatapannya tidak beralih sedikitpun dari gadis itu.
"Kalau Argatha nggak suka sama Ayana, Argatha bilang. Jangan kasih harapan terus ke Ayana," desak Ayana.
"Argatha jangan diam aja!"
"JAWAB!"
Argatha mengepal tangannya kuat. Ia menarik napasnya panjang, berusaha untuk mengontrol emosinya.
"Gue nggak mau bahas ini sekarang," ucap Argatha dingin.
Ayana mendekatkan langkahnya, senyum di bibirnya sedikit memudar.
"Argatha tuh kayak langit, nggak bisa ditebak. Kadang cerah berpelangi, kadang kelabu bahkan menunjukkan petir."
Argatha mendesis pelan, kini emosinya sudah tidak bisa ia tahan lagi.
Argatha tersenyum sinis. "Lo bisa bersikap normal nggak sih?"
"Lo tuh kayak anak kecil? Lo sadar nggak apa yang lo lakuin di kelas tadi? Dari kemarin gue diam, tapi diam gue nggak buat lo mikir. Lama-lama kelakuan lo semakin nggak tau diri!" ucap Argatha enteng. Ia benar-benar meluapkan kemarahannya.
Ayana terdiam. Ia menatap Argatha tak percaya. Kemarin Argatha bersikap manis sekali padanya, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?
Ayana menahan air matanya yang ingin terjatuh saat ini. Untuk kesekian kalinya ucapan Argatha membuatnya sakit hati.
"Lo suka sama orang? Oke. Tapi, jangan paksa orang itu buat suka balik sama lo. Lo cantik, harusnya kelakuan lo nggak kayak gini!" ucap Argatha meluapkan emosi lagi.
Tanpa disadari, Arken sedari tadi berada tak jauh di belakang Ayana. Arken menatap Argatha dengan tatapan tajam. Dengan cepat Arken menarik tangan Ayana. "Lo nggak pantas diperlakukan kayak gini!"
Ayana sedikit terkejut dengan kedatangan Arken. "A..Ar..Ken," ucap Ayana dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lo berhak suka sama siapa aja, tapi nggak sama Argatha. Dia nggak pantas buat lo, lo pantas dapat yang lebih baik dari dia!" ucap Arken yang sudah tidak kuat melihat perlakuan Argatha.
Ayana menundukkan kepalanya. Ayana berusaha keras untuk menahan air matanya.
Argatha tersenyum sinis. "Pertanyaan gue cuma satu, lo merasa pantas buat Ayana?"
Arken mendekati Argatha dengan tatapan tajam yang tidak berubah sedikitpun. "Setidaknya gue akan berusaha untuk nggak bikin Ayana nangis, walaupun gue nggak pantas buat Ayana."
Kini, Argatha yang dibuat terbungkam dengan ucapan Arken.
"Lo nggak suka sama Ayana, silahkan. Tapi jangan pernah bikin dia nangis!"
Kamu dan hati sama seperti langit, susah dimengerti. Terkadang menghadirkan kehangatan, namun terkadang juga membuat badai. Tapi percayalah, langit tetap biru dan satu, sama sepertimu.

Bình Luận Sách (252)

  • avatar
    Cunda Damayanti

    keren bgt sumpa

    10d

      0
  • avatar
    EN CHo Ng

    hi thank u

    16d

      0
  • avatar
    NgegameAlfat

    ini saya yang mau bicara ya tolong cerita ini sangat menyentuh hati dan prasaan hampir sama seperti yang kisah ku

    22/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất